Anda di halaman 1dari 7

Lokasi Masjid Bayan Beleq

Masjid Kuno Bayan Belek KLU NTB


Belek, Karang Bajo, Bayan, Kabupaten Lombok Utara
Nusa Tenggara Bar. 83354
Sejarah Masjid Bayan Beleq, Pulau Lombok

• Masjid Bayan Beleq diperkirakan dibangun pada abad ke 17 masehi.


Namun Pengulu Adat Bayan berkeyakinan bahwa Masjid Bayan Beleq
dibangun bersamaan dengan masuknya Islam ke pulau Lombok di Abad ke
sebelas atau sekitar tahun 1020 masehi.
• Walaupun nampak sederhana, Masjid Bayan Beleq merupakan masjid
pertama yang berdiri di Pulau Lombok dan kecamatan Bayan sendiri
memang terkenal sebagai salah satu pintu gerbang masuk nya ajaran
Islam ke Pulau Lombok. Masjid Bayan Beleq telah menjadi salah satu situs
bersejarah yang ada di Indonesia. Dikarenakan usianya yang lebih dari 300
tahun.
Arsitektur Masjid Bayan Beleq,
Lombok

• Bentuk bangunan Masjid Bayan Belek di pulau


Lombok ini serupa dengan bentuk bangunan
rumah rumah tradisional asli masyarakat Bayan.
Ukurannya relatif kecil sekitar 9 x 9 meter,
berdinding anyaman bambu, beralaskan tanah liat
yang dikeraskan dan dilapis dengan anyaman tikar
bambu. Atap tumpangnya dibuat dari bilah bilah
bambu. Pondasi masjid menggunakan batu kali
tanpa semen.
• Denah masjid berbentuk bujur sangkar, panjang sisinya 8,90 m. Di topang
4 Soko Guru (tiang utama) yang dibuat dari kayu nangka, berbentuk bulat
(silinder) dengan garis tengah 23 cm, tinggi 4,60 m. Keempat tiang
tersebut berasal dari empat desa (dusun) yaitu : Tiang sebelah Tenggara,
dari desa Sagang Sembilok. Tiang sebelah Timur laut, dari desa Tereng.
Tiang sebelah Barat laut, dari desa Senaru, Tiang sebelah Barat Daya, dari
desa Semokon.
• Menurut keterangan para Pemangku Adat, tiang utama ini
diperuntukkan bagi para Pemangku Masjid yaitu : Tiang sebelah
tenggara untuk Khatib. Tiang sebelah timur laut untuk Lebai.
Tiang sebelah barat laut untuk Mangku Bayan Timur. Dan tiang
sebelah barat daya untuk Penghulu.

Tiang keliling berjumlah 28 buah, termasuk dua buah tiang


Mihrab. Tinggi tiang keliling rata-rata 1,25 m, dan tiang Mihrab
80 cm. Tiang-tiang ini selain berfungsi sebagai penahan atap
pertama, juga berfungsi sebagai tempat menempelkan dinding
terbuat dari bambu yang dibelah dengan cara ditumbuk, disebut
“pagar rancak”. Khusus dinding bagian Mihrab terbuat dari 18
bilah papan kayu suren. Perbedaan bahan dinding ini bermakna
simbolis, bahwa tempat kedudukan “imam” (pemimpin) tidak
sama dengan “makmum” (pengikut atau rakyat). Perbedaan
tempat menunjukkan perbedaan kedudukannya.
• Atap berbentuk tumpang, terbuat dari bambu (disebut
“santek”). Pada bagian puncaknya terdapat hiasan
“mahkota”. Ukuran tinggi dinding bangunan yang hanya
125 cm, jauh dibawah ukuran tinggi rata-rata manusia
normal. Dengan demikian, setiap orang yang hendak
masuk ke dalam masjid tidak mungkin berjalan dengan
langkah tegap, tetap harus menunduk. Hal ini pun
mengandung makna penghormatan.

• Pada bagian “blandar” atas terdapat sebuah “jait” yaitu


tempat untuk manaruh hiasan-hiasan terbuat dari kayu
berbentuk ikan dan burung. Ikan ialah binatang air,
melambangkan dunia bawah maksudnya kehidupan
duniawi. Sedangkan burung sebagai binatang yang
terbang di udara, melambangkan dunia “atas”
maksudnya kehidupan di alam sesudah mati (akhirat).
Makna perlambang yang ada di balik itu ialah, manusia
hendaknya selalu menjaga keseimbangan antara tujuan
hidup di dunia akhirat.
Tradisi Tradisi di Masjid Bayan Beleq

Tradisi Renovasi dan Perbaikan Masjid Bayan Beleq

Bahan atap bangunan masjid diambil dari tempat khusus, di desa Senaru. Bila atapnya rusak atau hancur,
perbaikannya harus pada tahun Alip yang datangnya sewindu (8 tahun) sekali. Pembebanan biayanya secara
tardisional telah terbagi kepada masyarakat desa di sekitarnya yaitu : atap sebelah utara, desa Anyar. Atap sebelah
timur, desa Loloan. Atap sebelah selatan, desa Bayan. Atap sebelah barat, desa Sukasada. Pelaksanaan perbaikan
dilakukan secara gotong royong, dipimpin oleh para Pemangku Adatnya.

Tradisi Semetian di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Masjid Bayan Beleq kini tidak lagi digunakan oleh masyarakat


sekitar. Namun, masjid ini akan kembali ramai pada hari hari
besar Islam. Salah satunya saat perayaan Maulid Nabi
Muhammad. Masjid Bayan Beleq akan dipenuhi oleh
pengunjung. Para pengunjung ini diwajibkan untuk
mengikuti peraturan yang ada, semisal harus menggunakan
baju adat sasak seperti dodot, sapuk, dan lainnya.
Tradisi Idul Fitri

• Masyarakat muslim bayan tempat dimana masjid bayan beleq ini


berada memiliki tradisi sendiri dalam merayakan hari raya idul fitri.
Sholat idul fitri diselenggarakan di hari ketiga bukan di hari pertama
idul fitri, permulaan puasa ramadhan pun dimundurkan tiga hari
dibandingkan dengan kalender Islam.

Anda mungkin juga menyukai