Penyusun
Mardiati
Pembimbing
dr. Syahrun, Sp.P
Sampel=penderita baru TB
Paru yang terkonfirmasi BTA
(+) dan menjalani pengobatan
tahap intensif di Puskesmas
Kota Makassar, usia ≥ 18
tahun, tidak memiliki penyakit
penyerta, tidak memiliki
riwayat penyakit yang
sama dengan efek samping
OAT dan tidak hamil.
Jumlah sampel awal sebanyak 66 orang, namun
8 orang drop out dari penelitian hingga penelitian
berakhir dengan rincian 3 orang meninggal dan 5
orang tidak sanggup melanjutkan wawancara rutin
dan berhenti dari pengobatan disebabkan oleh efek
samping OAT yang terlalu berat.
Umur (tahun)
19-27 23 39,6
28-36 7 12,0
37-54 11 18,9
46-54 10 17,2
55-63 3 5,1
≥64 4 6,8
Berdasarkan data tabel 1 menunjukkan bahwa, persentase penderita tuberkulosis lebih banyak pada
kelompok umur 19-27 tahun (39,6%) dan terendah adalah kelompok umur 55-63 tahun (5,1%)
Berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 39 67,2
Perempuan 19 32,7
Proporsi penderita lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 67,2%
dibanding jenis kelamin perempuan sebesar 32,7%.
Berdasarkan pendidikan
n %
Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan,
persentase penderita lebih banyak
SD 20 34,4
pada tingkat Swasata (70,6%)
SMP 11 18,9 persentase terendah pada tingkat
SMA 23 39,6 pendidikan S1 dan S2 masing-masing
sebesar 1,7%.
DIPLOMA 2 3,4
S1 1 1,7
S2 1 1,7
Pekerjaan
PNS 2 3,4
Swasta 41 70,6
Mahaisiswa 5 8,6
IRT 10 17,2
Proporsi %
90
80
70
60
50
40 75.979.3 81 77.6
30 67.2
20 41.434.5 50
10 24.1 27.6 Series 1
6.9
0
Persentase penderita yang mengalami efek samping OAT lebih besar pada minggu pertama dan
kedua, masing-masing 96,6% dan 91,4%. Persentase penderita yang mengalami efek samping
OAT mengalami penurunan seiring dengan berjalannya waktu pengobatan.
Data menunjukkan bahwa hingga berakhirnya masa pengobatan tahap intensif, proporsi
penderita yang mengalami efek samping sebesar 67,2%.
120
100
80
60
Mengalami
40
tidak mengalami
20
0
I II II IV V VI VII VIII
Mengalami 97 91 86 74 74 81 76 67
tidak mengalami 3.4 8.6 14 24 26 19 24 33
Gambar 2 menunjukkan bahwa jenis efek samping OAT yang paling banyak
dialami oleh penderita TB selama pengobatan tahap intensif adalah nyeri sendi
(81%). Efek lain yang banyak dialami oleh penderita adalah mual (79,3%), gatal-
gatal (77,6%), kurang nafsu maka (75,9%), pusing (67,2%) dan kesemutan (50%).
Adapun efek yang paling rendah adalah gangguan pendegaran (6,9%).
Pembahasan
Rifampisin = Isoniazid =
Pirazinamid = nafsu makan gatal-gatal
nyeri sendi dan sakit perut dan
kesemutan
Streptomisin =
pusing dan
gangguan
keseimbangan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil monitoring penderita TB Paru di Kota
Makassar, disimpulkan bahwa proporsi penderita yang mengalami
efek samping OAT setiap minggunya lebih besar dibanding penderita
yang tidak mengalami efek samping OAT.