Anda di halaman 1dari 29

Racun masuk

Sirkulasi
dari tempat
sistemik/pembulu Seluruh tubuh Membran sel
paparan
h limfe

Sistem organ atau


jaringan tubuh

Absorpsi di saluran cerna,


paru, kulit
Anamnesis :
Tidak ada keterangan
Riwayat kebiasaan (-)
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : (-)
Kesadaran : (-)
TTV : (-)
Pemeriksaan fisik :
Mata : mata cekung, air mata (-)
Kepala : ubun ubun terasa cekung, rambut tidak mudah dicabut, rambut
hitam.
Mulut : mukosa kering, bibir kering.
Leher : tidak ada kelenjar getah bening ( Normal ), JVP : dalam batas
normal
Paru : dalam batas normal
Jantung : dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : ascites (-) distensi (-)
Auskultasi : Bising usus meningkat Meningkat 8 kali permenit.
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar teraba 1 cm dibawah arcus costae.
Perkusi : timpani. shifting dullness (-)
kulit : kembali sangat lambat kurang lebih 2 detik
Ekstremitas : akral dingin, tidak edema, CTR>2 detik
Anus : tidak ada massa
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan hasil Nilai rujukan keterangan
Hemoglobin 12,68g/dL 10-16 gr/dL Normal
Hematokrit 38% 33 -38% Normal
Lukosit 10.000 /mm3 9000 – Normal
12.000/mm3
Trombosit 335.000/mm3 [150.000-450.000 ] normal
/mm ³

MCV 69,1 fl 73 - 101 fl Rendah


MCH 23,3 pg 23 - 31 pg Normal
MCHC 33,7 % 26 - 34 % normal
Hitung jenis E/B/N/L/M E/B/N/L/M Eosinofil menurun,
Limposit menigkat,
0/0/47,4/48,6/3,9 1 – 4/o -1/50-70/20 – Neutrofil rendah
35/2 – 8
ELEKTROLIT DAN ANALISA FASES
Na 139 135-145 normal
mEq/L
K 2,5 mEq/L 3,6 – 5,8 rendah
mEq/L
Cl 105 mEq/L 98-110 mEq/L normal
Keracunan makanan

Anamnesis 1. Diare. Biasanya berlangsung beberapa hari.


2. Darah atau lendir pada tinja; menunjukkan invasi mukosa usus atau kolon.
3. Nyeri perut.
4. Nyeri kram otot perut; menunjukkan hilangnya elektrolit yang mendasari, seperti
pada kolera yang berat.
5. Kembung.
6. Nafsu makan menurun

Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
• Diare, dehidrasi, dengan tanda–tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut
kering
• Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah

Pemeriksaan 1. pemeriksaan mikroskopis dari feses Untuk telur cacing dan parasit.
Penunjang 2. Pewarnaan Gram, KOH dan metilen biru Loeffler untuk membantu membedakan
penyakit invasive dari penyakit non-invasif
Intoleransi makanan

Anamnesis • Tenggorokan terasa gatal


• Nyeri perut
• Perut kembung
• Diare
• Mual dan Muntah
• kram perut.

Pemeriksaan Fisik • nyeri tekan abdomen


• bising usus meningkat
• Terdapat tanda-tanda dehidrasi.

Pemeriksaan fungsi prankeas, asam empedu, toleransi laktosa dan xylose, absorbsi pankreas,
Penunjang absorbsi B12.
Disentri

Anamnesis 1. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut bawah,


2. Diare disertai demam
3. Tinja mengandung darah dan lendir,
4. Tenesmus,
5. Nafsu makan menurun

Pemeriksaan Fisik 1. Perut cekung


2. BAB seperti air dengan lendir dan darah,
3. muntah-muntah,
4. suhu badan subnormal
5. rasa haus,
6. kulit kering dan dingin,
7. turgor kulit berkurang
8. Muka menjadi berwarna kebiruan,
9. ekstremitas dingin

Pemeriksaan Pemeriksaan tinja, Pemeriksaan uji serologi,


Penunjang
World Health Organization atau WHO (2006),
mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk
menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan
minuman yang terkontaminasi, biasa disebut sebagai
keracunan makanan. Foodborne disease bersifat infeksi atau racun,
yang disebabkan oleh agen yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan yang dicerna (Andargie et al., 2008).

Perez dan Luke’s (2014) menyatakan keracunan makanan


adalah keracunan yang terjadi akibat menelan makanan atau
air yang mengandung bakteri, parasit, virus, jamur atau yang
telah terkontaminasi racun.
WHO (2011), menyatakan penyakit menular seperti: diare,
kolera, disentri, dan tifus merupakan permasalahan kesehatan
masyarakat yang bersumber pada makanan dan minuman. Pada
umumnya, sebagian besar penyakit dengan gejala gastrointestinal
seperti diare, sakit perut, mual, dan muntah-muntah disebabkan
adanya agen biologi, yaitu: bakteri, virus dan parasit (Hariyadi,
2008).
e. Patogenesis keracunan makanan
Tertelan makanan Toksin mengiritasi Absorbsi
beracun epitel mukosa usus menurun

Saraf sensoris
Cairan intra dan
ekstra sel menurun

Sinyal pleksus Mienterikus


Diare dan saraf parasimpatis
meningkat
Dehirasi

Perubahan osmolaritas
Hiperperistaltik
luminal saluran
pencernaan usus
f. Manifestasi klinis
KERACUNAN MAKANAN
Hasil Anamnesis Keluhan :
1. Diare akut. Pada keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 2 minggu.
2. Darah atau lendir pada tinja; menunjukkan invasi mukosa usus atau kolon.
3. Nyeri perut.
4. Nyeri kram otot perut; menunjukkan hilangnya elektrolit yang mendasari, seperti
pada kolera yang berat.
5. Kembung.
Faktor Risiko :
1. Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
2. Konsumsi daging /unggas yang kurang matang dapat dicurigai untuk Salmonella
spp, Campylobacter spp, toksin Shiga E coli, dan Clostridium perfringens.
3. Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk Norwalk-like virus,Vibrio spp,
atau hepatitis A.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
1. Diare, dehidrasi, dengan tanda–tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut
kering
2. Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah
Pemeriksaan 1. pemeriksaan mikroskopis dari feses Untuk telur cacing dan parasit.
Penunjang 2. Pewarnaan Gram, KOH dan metilen biru Loeffler untuk membantu membedakan
penyakit invasive dari penyakit non-invasif.
g. penatalaksanaan
 Beri Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (jika RL tidak tersedia)
100 ml/kgBB. Pemberian pertama diberika sebesar
30ml/kgBB selama 30 menit dan pemberian kedua sebesat
70ml/kgBB selama 2,5 jam.

1. Pemberian ke 1 Pemberian 1 : 380 ml


30x13x15 = = 195 tetes/menit
30

Catatan : 1 cc (ml) = 15
tetes makro
1 tetes makro = 4
tetes mikro
Pemberian total : 380+910 =
1.290 ml
Sediaan ringer laktat : 500 ml

Jadi dibutuhkan 3 infuse ringer


laktat
k.Prognosis
Pada umumnya, prognosis tidak mengancam jiwa, namun
fungsionam dan senasionamnya adalah dubia ad bonam karena
tergantung pada paparan terhadap makanan penyebab

Sumber
Syam, ari fachrial.2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III.
Edisi 4. Jakarta FK UI
6 . Mengapa pasien terasa sesak ?
Terdapat 2 mekanisme yang menyebabkan sesak pada seseorang
yang dehidrasi :
1. Paru dan saluran pernafasan yang berlendir terlalu kental
sehingga menyebabkan sumbatan sehingga oksigen sulit masuk.
2. Pengaktifkan histamin yang menyebabkan penyempitan saluran
nafas akibat otot saluran nafas berkontraksi sehingga
menyebabkan sesak.
7. Makanan apa saja yang menyebabkan diare !

1. Kopi
2. Makanan pedas
3. Makanan cepat saji
4. Gorengan

Anda mungkin juga menyukai