Anda di halaman 1dari 32

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANNGI
MUHAMMAD AL AMIN
DEFINISI
 Penyalahgunaan zat adalah masalah yang tersebar luas
tetapi seringkali tersembunyi pada populasi lansia.
Besarnya penyalahgunaan zat tidak diketahui karena
lansia biasanya menyangkal dan pemberi asuhan
seringkali gagal untuk mengenalinya. Meskipun
demikian, penyalhgunaan zat cenderung meningkat
seiring peningkatan jumlah lansia di Amerika Serikat
Lanjutan……………………………….
 Pada tahun 1979, penelitian yang dilakukan
pemerintah federal membuat batasan penyalahgunaan
obat sebagai “penggunaan setiap zat psikoaktif
nonterapeutik, termasuk alcohol, dengan cara apa pun
yang menibulkan efek merugikan pada beberapa
aspek kehidupan penggunanya. Pola pemakaian dapat
habitual atau kadang-kadang. Penggunanya mungkin
mendapat zat tersebut dari resep yang legal, teman,
preparat tanpa resep, atau koneksi illegal.”
Lanjutan………………………………
 Penggunasalahan obat, didefinisikan sebagai
“penggunaan obat yang tidak tepat untuk tujuan
terapeutik,” yang dapat mencakup pemberian resep
secara tidak tepat untuk diri sendiri, meminum obat
yang diresepkan untuk orang lain, atau gagal atau lupa
meminum obat berdasarkan instruksi dokter
(ketidakpatuhan).
Lanjutan……………………………….
 Insiden ketergantungan obat pada lansia tidak
terdokumentasi dengan baik seperti pada
penyalahgunaan alkohol. Akan tetapi, kita
mengetahui bahwa hanya sekitar 60% lansia yang
meminum obat-obatan yang diresepkan untuk mereka
secara benar dan sekitar 30% obat-obatan yang
mereka minum adalah preparat tanpa resep.
Lanjutan……………………………..
 Laporan mengatakan bahwa proporsi orang tua dalam
populasi meningkat cepat dan diproyeksikan akan
meningkat 50% antara 2001 dan 2031. Jumlah orang
tua dengan masalah penyalahgunaan zat ini juga
dilaporkan meningkat. Laporan tersebut
menunjukkan bahwa kedua alkohol dan obat terlarang
di antara sepuluh faktor risiko untuk dini atas masalah
kematian dan kesehatan, dan tingkat kematian yang
terkait dengan penggunaan narkoba dan alkohol yang
lebih tinggi dalam lebih tua daripada orang muda.
Lanjutan………………………………
 Dalam data tahun 2001-2006 tercatat jumlah kasus
narkoba meningkat dari 3.617 pada tahun 2001
menjadi 17.355 kasus pada tahun 2006, dengan
kenaikan rata-rata kasus sebesar 42,4% per tahun.
Dari kasus-kasus tersebut, tercatat bahwa jumlah
tersangka meningkat dari 4.924 orang pada tahun 2001
menjadi 31.635 orang pada tahun 2006 atau meningkat
rata-rata 49,5% per tahun
Lanjutan………………………………..
 Barang bukti narkoba yang disita dari tahun 2001-2006
terdiri dari ganja dan devrivatnya sebanyak 155,9 ton
dan 1.974.541 batang ganja, sedangkan jenis Narkotika
heroin sebanyak 102,4 kg, kokain sebanyak 69,4 kg dan
hashish sebanyak 13 kg. Jumlah psikotropika jenis ATS
yang terdiri dari ekstasi berjumlah 1.236.127 tablet,
shabu sebanyak 1.729,3 kg dan yang termasuk dalam
daftar G sebanyak 5.108.132 tablet.
Lanjutan……………………………..
 Sangat sedikit lansia yang dilaporkan menggunakan
zat-zat illegal (seperti ganja, heroin, kokain, atau
LSD). Hal ini mungkin karena lansia sudah “terlalu
tua” untuk memakai obat-obatan tersebut atau karena
pecandu cenderung meninggal sebelum mencapai
usia tua atau masalah tersebut mungkin jarang
dilaporkan dengan adekuat karena lansia
penyalahguna obat tidak menjalani pengobatan atau
lolos dari kontak dengan penegak hokum.
Lanjutan……………………………
 Penelitian menunjukkan bahwa lansia pria lebih
cenderung menyalahgunakan zat-zat psikoaktif
daripada wanita, kecuali obat-obatan psikotropik
seperti haloperidol
Lanjutan……………………………….
 Informasi yang berlebihan, pengobatan mandiri,
polifarmasi, dan kesalahan menafsirkan gejala adalah
beberapa fakor dari banya banyak factor yang
berperan pada penyalahgunaan atau penggunasalahan
obat di kalangan lansia.
Lanjutan……………………………..
 Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks
akibat interaksi antara faktor yang terkait dengan
individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat
(NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal
(single cause) dalam hal penyalahgunaan napza.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyalahgunaan NAPZA adalah sebagian berikut:

1. Faktor Individu
 Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau
terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik maupun
sosial yang pesat merupakan individu yang rentan
untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja
dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar
untuk menjadi penyalahguna NAPZA.
Lanjutan……………………………….
2. Faktor Lingkungan
 Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan
lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah,
teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan
yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja
menjadi penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah:
Lanjutan…………………………………
a. Lingkungan Keluarga
 Komunikasi orang tua-anak kurang baik
 Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
 Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
 Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
 Orang tua otoriter atau serba melarang
 Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
 Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
 Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
 Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak konsisten)
 Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
keluarga
 Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA.
Lanjutan……………………………….
b. Lingkungan Sekolah
 Sekolah yang kurang disiplin
 Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan
penjual NAPZA
 Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
 Adanya murid pengguna NAPZA
Lanjutan…………………………….
c. Lingkungan Teman Pergaulan
 Berteman dengan pengguna narkoba
 Tekanan atau ancaman teman kelompok atau
pengedar narkoba
Lanjutan……………………………….
d. Lingkungan masyarakat / sosial
 Lemahnya penegakan hukum
 Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang
mendukung
Lanjutan……………………………….
3. Faktor NAPZA
 a. Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan
harga terjangkau
 b. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok
yang menarik untuk dicoba
 c. Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan,
menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia /
fly / stone / high / teler dan lain-lain.
Lanjutan………………………….
 Faktor-faktor tersebut di atas memang tidak selalu
membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna
NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor di
atas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi
penyalahguna NAPZA. Penyalahguna NAPZA harus
dipelajari kasus demi kasus.
Lanjutan……………………………..
 Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman
sebaya/pergaulan tidak se lalu sama besar perannya
dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan
NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang
anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan
cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA.
Faktor-faktor resiko
penyalahgunaan obat pada lansia

 Lansia dapat menjadi bergantung pada obat-obatan


karena berbagai alas an. Perhatikan faktor-faktor
resiko di bawah ini ketika mengakaji pasien apakah
mengalami penyalahgunaan zat.
Faktor-faktor predisposisi
 • Riwayat keluarga (penyalahgunaan alcohol)
• Penyalahgunaan zat sebelumnya
• Pola konsumsi zat sebelumnya (tunggal atau dengan
yang lain)
• Sifat kepribadian (cemas, insomnia)
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pajanan
dan konsumsi zat

 • Jenis kelamin (pria: alcohol dan obat-obatan


terlarang; wanita: hipnotik-sedatif dan anxiolytic)
• Penyakit kronis dengan nyeri (analgesic opioid);
insomnia (obat-obatan hipnotik); cemas (anxiolytic)
• Pemberian obat-obatan yang berlebihan “jika
diperlukan” oleh pemberi asuhan, misalnya, obat tidur
atau nyeri (lansia di panti jompo)
• Stressor hidup, kehilangan, dan isolasi sosial (alcohol
digunakan untuk membuatnya mati rasa dan
mengatasi nyeri emosional)
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan
efek dan kemungkinan penyalahgunaan zat
 • Sensitivitas obat terkait usia (faktor farmakokinetik
dan farmakodinamik)
• Penyakit medis kronis
• Obat-obatan lain (interaksi obat-alkoho atau obat-
obat)
Penanggulangan Penyalahgunaan
Obat ( Narkotik )

 Metode penanggulangan yang paling mendasar dan


efektif adalah promotif dan preventif. Upaya yang
paling praktis dan nyata adalah represif. Upaya yang
manusiawi adalah kuratif dan rehabilitative. Ada 5
bentuk penanggulanggan masalah narkoba, yaitu
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan represif.
Lanjutan………………………………
1. Promotif
Disebut juga program preemtif atau program
pembinaan. Program ini ditujukan kepada masyarakat
yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum
mengenal narkoba. Prinsipnya adalah dengan
meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok
ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah
berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu
dengan memakai narkoba.
Lanjutan……………………………
2. Preventif
Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan
kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba
agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya. Bentuk kegiatan
preventif dapat berupa:
· kampanye anti penyalahgunaan narkoba,
· penyuluhan seluk beluk narkoba,
· pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
(peer group),
· upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan
distribusi narkoba di masyarakat
Lanjutan………………………………
3. Kuratif
Disebut juga program pengobatan. Program kuratif ditujukan kepada
pemakai narkoba. Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. Bentuk kegiatan adalah
pengobatan penderita atau pemakai, meliputi:
· Penghentian pemakaian narkoba
· Pengobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan
pemakaian narkoba (detoksifikasi)
· Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat narkoba
· Pengobatan terhadap penyakit lain yang masuk bersama narkoba
(penyakit yang tidak langsung disebabkan oleh narkoba), seperti
HIV/AIDS, hepatitis B/C, Sifilis,pneumonia, dll.
Lanjutan…………………………….
 Keberhasilan penghentian
penyalahgunaan narkoba tergantung pada:
· Jenis narkoba yang disalahgunakan
· Kurun waktu penyalahgunaan
· Besar dosis narkoba yang disalahgunakan
· Sikap atau kesadaran penderita
· keluarga penderita
· Hubungan penderita dengan sindikat pengedar
Lanjutan……………………………..
 4. Rehabilitatif
 Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa
dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba
yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya
agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit
ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakain narkoba.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai