Anda di halaman 1dari 19

KONSEP TRAUMA TULANG BELAKANG

Definisi Trauma Tulang Belakang


Trauma pada tulang belakang (spinal cors injury)
merupakan cedera yang mengenai servikal,
vertebralis, dan lumbalis dari suatu trauma yang
mengenai tulang belakang (Mutttaqin, 2008).
ETIOLOGI TRAUMA TULANG BELAKANG

Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun


mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
 Fraktur akibat peristiwa trauma
 Fraktur akibat kelelahan atau tekanan
 Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
Sedangkan menurut Reeves (2011) fraktur vertebra, khususnya
vertebra servikalis dapat disebabkan oleh trauma hiperekstensi,
hiperfleksi,ekstensi rotasi, fleksi rotasi, atau kompresi servikalis.
 kecelakaan
 cidera olahraga
 osteoporosis
 malnutrisi
MANIFESTASI KLINIS TRAUMA
TULANG BELAKANG
Manifestasi klinis trauma tulang belakang secara umum :
 Edema/pembengkakan
 Nyeri: spasme otot akibat reflek involunter pada otot,
trauma langsung pada jaringan, peningkatan tekanan pada
saraf sensori, pergerakan pada daerah fraktur.
 Spasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan
fraktur
 Deformitas
 Echimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutan
 Kehilangan fungsi
 Crepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat
trauma terbuka
 Manifestasi klinis fraktur vertebra pada cervical
 C1-C3 : gangguan fungsi diafragma (untuk pernapasan)
 C4 : gangguan fungsi biceps dan lengan atas
 C5 : gangguan fungsi tangan dan pergelangan tangan
 C6 : gangguan fungsi tangan secara komplit
 C7 : gangguan fungsi jari serta otot trisep
 C8 : gangguan fungsi jari
 Manifestasi klinis fraktur vertebra pada toraka
 T1 : gangguang fungsi tangan
 T1-T8 : gangguan fungsi pengendalian otot abdominal,
gangguan stabilitas tubuh
 T9-T12 : kehilangan parsial fungsi otot abdominal dan batang
tubuh
 Manifestasi klinis fraktur vertebra pada lumbal, antara lain:
 L1 : Abdominalis
 L2 : Gangguan fungsi ejakulasi
 L3 : Quadriceps
 L4-L5 : Ganguan Hamstring dan knee, gangguan fleksi kaki dan lutut
 Manifestasi klinis fraktur vertebra pada sakral ,antara lain:
 S1 : Gangguan pengendalian tungkai
 S2-S4 : Penile Erection
 S2-S3 : Gangguan system saluran kemih dan anus
KLASIFIKASI TRAUMA TULANG
BELAKANG
Trauma tulang belakang dapat diklasifikasikan sesuai dengan level,beratnya
defisit neurologi, spinal cord syndrome, dan morfologi:
• Level neurologis adalah segmen paling kaudal dari medulla spinalis yang masih dapat
ditemukan keadaan sensoris dan motoris yang normal dikedua sisi tubuh.
• Beratnya Defisit Neurologis Trauma Tulang belakang dapat dikategorikan sebagai
paraplegia tidak komplit, paraplegia komplit, kuadriplegia tidak komplit, dan
kuadraplegia komplit.
• Spinal Cord Syndrome, . Pada Central cord syndrome yang khas adalah bahwa
kehilangan tenaga pada ekstremitas atas, lebih besar dibanding ekstremitas bawah,
dengan tambahan adanya kehilangan adanya sensasi yang bervariasi.
 Morfologi, cedera tulang belakang dapat dibagi atas fraktur, fraktur dislokasi,cedera
medulla spinalis tanpa abnormalitas radiografi (SCIWORA), atau cedera penetrans.
Cedera yang mengenai kolumna spinalis dalam urutan anatomis, dari cranial mengarah
keujung kaudal tulang belakang yaitu :Dislokasi atlanto – oksipital (atlanto-occipital
dislocation), Fraktur atlas (C-1), Rotary subluxation dari C-1, Fraktur aksis (C-2), Fraktur
odontoid, Fraktur dari elemen posterior dari C-2, Fraktur dislocation ( C-3 sampai C-7),
Fraktur vertebra torakalis ( T-1 sampai T-10), Fraktur daerah torakolumbal - fraktur
lumbal (T-11 sampai L-1),
Tingkat cedera didefinisikan oleh ASIA (American Spinal
Injury Association) menurut Penurunan Skala (dimodifikasi
dari klasifikasi Frankel), dengan menggunakan kategori
berikut :
A = Cedera Saraf Lengkap
 B = Cedera Saraf Tidak Lengkap
 C = Cedera Saraf Tidak Lengkap
 D = Cidera Saraf Tidak Lengkap
 E = Normal: Fungsi sensorik dan motorik normal
PATHWAY TRAUMA TULANG BELAKANG
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKTRAUMA
TULANG BELAKANG

 Pemeriksaan radiologi.
- Tomografi

- Mielografi

- Artrografi

- Computed Tomography

 Pemeriksaan laboratorium
- Kalsium serum dan fosfor serum

- Fosfatase alkali
- Enzim otot
 Pemeriksaan Lain – lain :
-Pemeriksaan kultur mikroorganisme dan tes
sensitivitas
-Biopsi tulang dan otot

-Elektromiografi

-Artroskopi

-Indium imaging

-MRI
PENATALAKSANAAN MEDIS TRAUMA TULANG
BELAKANG
Tindakan immobilisasi harus sudah dimulai dari tempat kejadian/kecelakaan
sampai ke unit gawat darurat. Yang pertama ialah immobilisasi dan stabilkan leher
dalam posisi normal; dengan menggunakan ’cervical collar’. Cegah agar leher
tidak terputar (rotation),Baringkan penderita dalam posisi terlentang (supine) pada
tempat/alas yang keras, Pasien diangkat/dibawa dengan cara ”4 men lift” atau
menggunakan ’Robinson’s orthopaedic stretcher’.
 Stabilisasi Medis

 Mempertahankan posisi normal vertebra ”Spinal Alignment”

 Dekompresi dan Stabilisasi Spinal

 Rehabilitasi
KOMPLIKASI TRAUMA TULANG BELAKANG

 Neurogenik shock
 Hipoksia
 Gangguan paru-paru
 Instabilitas paru-paru
 Orhostatic hipotensi
 Ileus paralitik
 Kontraktur
 Inkotinensia bleder
 Konstipasi
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
TTAUMA TULANG BELAKANG
 Pengkajian Trauma Tulang Belakang
- Primery Survey
a. Airway : Lakukan kontrol servikal untuk mengetahui
adanya desakan otot diafragma dan interkosta sehingga
mengganggu jalan nafas
b. Breathing : Control ventilasi
c. Circulation : Pantau Tekanan darah, Pantau adanya
Bradikardi atau poikilotermi
d. Disability : Kaji sebagian atau keseluruhan kemampuan
bergerak, kehilangan sensasi, dan kelemahan otot
Secondary Survey
a. Kaji riwayat trauma
b. Kaji tingkat kesadaran
c. Ukur tanda vital
d. Pemeriksaan fisik head to toe
DIAGNOSA KEPERAWATAN TRAUMA TULANG
BELAKANG
Menurut NANDA (2020) :
1. Ketidakefektifan Pola Nafas
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
3. Nyeri Akut
INTERVENSI KEPERAWATAN TRAUMA TULANG
BELAKANG
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TRAUMA
TULANG BELAKANG
Tindakan immobilisasi harus sudah dimulai dari tempat
kejadian/kecelakaan sampai ke unit gawat darurat.. Yang pertama
ialah immobilisasi dan stabilkan leher dalam posisi normal; dengan
menggunakan ’cervical collar’. Cegah agar leher tidak terputar
(rotation). Baringkan penderita dalam posisi terlentang (supine) pada
tempat/alas yang keras. Pasien diangkat/dibawa dengan cara ”4 men
lift” atau menggunakan ’Robinson’s orthopaedic stretcher’.
EVALUASI KEPERAWATAN TRAUMA TULANG
BELAKANG
Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil / perbuatan
dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang
tepat sejauh mana tujuan tercapai.

1. Evaluasi keperawatan : membandingkan efek / hasil suatu


tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan
yang sudah dibuat.
2. Tahap akhir dari proses keperawatan.
3. Menilai tujuan dalam rencana perawatan tercapai atau
tidak.
4. Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi askep.
5. Menentukan efektif / tidaknya tindakan keperawatan dan
perkembangan pasien terhadap masalah kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai