Anda di halaman 1dari 28

Pemeriksaan Fisik

Dewi Sri Juliana


Kesadaran
Compos mentis  sadar sepenuhnya

Apatis  acuh tak acuh dengan keadaan sekitar

Letargi  lesu dan mengantuk

Somnolen  selalu mau tidur

Sopor  mirip koma dan dapat dibangunkan dengan


rangsang nyeri

Koma  tidak sadar, tidak dapat dirangsang


Glasgow Coma Scale
Membuka mata Respons motorik
Spontan 4 Menuruti perintah 6
Dengan bicara 3 Mengetahui lokasi nyeri 5
Dengan rangsangan nyeri 2 Reaksi menghindar 4
Tidak ada reaksi 1 Reaksi fleksi (dekortikasi) 3
Reaksi ekstensi (deserebrasi) 2
Respons verbal Tidak ada reaksi 1
Baik, tidak ada disorientasi 5
Kacau 4
Tidak tepat 3
Mengerang 2
Tidak ada jawaban 1
Tekanan Darah
Pasien dapat berbaring atau duduk dengan tenang.
Tidak ada pakaian yang melingkari lengan yang akan
diperiksa.
Tempatkan manset setinggi jantung, pada lengan atas 1,5
cm di atas fosa antekubiti.
Tentukan tekanan sistolik dengan palpasi. Pompa manset
sampai denyut nadi radialis menghilang lalu tambahkan 30
mmHg dari nilai yang didapat..
Tentukan sistolik dan diastolik.
Klasifikasi Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi
Tahap 1 140-159 90-99
Tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Nadi
Pemeriksaan nadi dilakukan dengan palpasi pada arteri radialis
kanan dan kiri di dekat pergelangan tangan. Dilakukan dengan 2
atau 3 jari.
Frekuensi
Takikardia (pulsus frequent)  nadi > 100 x/m
Bradikardia (pulsus rasus)  nadi < 60 x/m

Irama
Regular atau iregular

Pulsasi
Pulsus magnus  nadi dengan isi kecil
Pulsus parvus  nadi dengan isi besar
Pernapasan
Frekuensi
Normal 16-24 x/m
Bradipnea < 16 x/m
Takipnea > 24 x/m
Sifat
Torakal
Abdominal
Kombinasi
Irama
Cheyne stokes : pernafasan tidak teratur, periode apnea
diikuti takipnea & apnea kembali
Biot : tidak teratur
Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36-37OC.

Suhu oral rata-rata biasanya 37OC.

Suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral sekitar


0,4-0,5OC.

Suhu aksila lebih rendah dibandingkan dengan suhu


oral, sekitar 1OC.
Kepala
Ukuran kepala: normocephal, hidrosefalus,
mikrosefalus.

Rambut (kuantitas, distribusi, dan tekstur)


Mudah dicabut atau tidak
Kuantitas: tebal, tipis
Distribusi: merata, jarang
Tekstur: kasar, halus
Mata
Posisi dan kesejajaran mata: eksoftalmus, strabismus.

Alis mata: madarosis, dermatitis seboroik.

Konjungtiva: pucat, hiperemis.

Sklera: ikterus atau tidak.

Pupil: isokor, ukuran, reflex cahaya.


Telinga
Aurikula: deformitas, tanda radang, nyeri tekan.

Liang telinga: tanda-tanda peradangan.

Membran timpani: intak atau tidak.


Hidung
Hidung eksternal: tulang rusak karena lues (saddle
nose), kusta, atau lupus.

Septum: adakah terdapat deviasi septum.

Mukosa: tanda-tanda perdangan, keadaan konka,


laserasi, massa.
Mulut & Tenggorok
Bibir: pucat, sianosis, merah

Mukosa oral: stomatitis

Gigi: jumlah gigi, oklusi, karies

Lidah: ukuran lidah, berselaput, tremor, papil jelas.

Pallatum: palatoskisis

Tonsil: pembesaran, hiperemis, kripta, detritus.


Leher
Pemeriksaan KGB leher, jika ditemukan pembesaran 
ukuran, nyeri, konsistensi, mobile/terfiksir.
Kelenjar tiroid: ukuran, bentuk, konsistensi, bising
auskultasi.
Pemeriksaan JVP
Posisi tidur berbaring 30OC
Tentukan vena jugularis eksterna kanan
Vena ditekan 1 jari mula-mula di sebelah proksimal dekat
klavikula, lalu di sebelah distal dekat mandibula dengan jari
lain, kemudian tekanan oleh jari pertama dilepaskan.
Tingginya diukur dari titik acuan (bidang horizontak melalui
tempat sambungan iga ke-2 dengan sternum).
Paru
Inspeksi
Bentuk dada
Normal
Kifosis, skoliosis, pectus carinatum, pectus
excavatum, barrel shape

Frekuensi nafas (N: 14-20 kali/menit)


Jenis pernafasan (Torako – Abdominal)
Pola pernafasan :
Normal
Kusmaull
Biot
Cheyne Stokes, dll
Palpasi
Pemeriksaan ekspansi paru
Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus
Hasil :
Normal
Melemah
Mengeras
Perkusi
Hasil
Sonor  udara dalam paru cukup banyak
Redup  bagian yang padat lebih banyak daripada udara
(adanya infiltrat/konsolidasi akibat pneumonia, efusi pleura)
Pekak  jaringan yang tidak mengandung udara di
dalamnya (tumor paru, efusi pleura masif)
Hipersonor  udara di dalam paru lebih banyak (emfisema
paru, pneumotoraks)
Auskultasi
Suara napas normal:
Vesikular
Bronkovesikular
Bronkial
Trakeal
Amforik

Suara napas tambahan:


Ronki basah
Ronki kering, wheezing
Pleural friction rub
Jantung
Inspeksi  melihat pulsasi di area apeks, trikuspidal,
pulmonal, dan aorta.

Palpasi  meraba pulsasi


Perkusi

Untuk menetapkan batas-batas jantung


Batas kiri jantung
Batas kanan jantung
Batas Kiri Jantung
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.

Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke


redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri

Normal
Atas: SIC II kiri di linea parastrenalis kiri
(pinggang jantung)
Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis
kiri
Batas Kanan Jantung
Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.

Normal :
Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang
interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan
Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea
parasternalis kanan
Lokasi Auskultasi
Abdomen
Inspeksi  simetris atau tidak, bentuk, ukuran,
kondisi dinding perut, dan pergerakan dinding perut.

Auskultasi  pemeriksaan suara/bunyi usus

Perkusi
Penuh dengan udara (timpani)
Massa tumor (redup-pekak)

Palpasi  daerah nyeri tekan, pembesaran massa


tumor, apakah organ-organ membesar.
Ekstremitas
Perhatikan bentuk otot (eutrofi, hipertrofi,
hipotrofi/atrofi), menilai tonus otot, akral
hangat/dingin, menilai CRT.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai