Anda di halaman 1dari 25

KELUARGA BINAAN

SKIZOFRENIA PARANOID

CLINTON FRANDA S.
ANGGI JUNITA ENDAMIA
STATUS PASIEN
• Nama : Nn.M
• Umur : 32 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Alamat : RT. 02 Olak Kemang
• Status Perkawinan : Belum Menikah
• Jumlah Saudara : 3 Orang
• Status Ekonomi Keluarga : Menengah ke bawah
Kondisi Rumah : Kondisi Lingkungan Keluarga
• rumah panggung yang terbuat • Pasien tidak begitu dekat
dari kayu dan beratap seng. dengan tetangga disekitar
• terdiri dari 1 ruang tamu ,1 rumahnya
ruang keluarga, 2 kamar tidur, • Pasien menghabiskan
1 buah dapur di bagian waktunya hanya di rumah,
belakang dan 2 buah kamar jarang bergaul dengan
mandi dengan toilet leher
tetangga dan lingkungan
angsa.
sekitar rumah
• terdapat 6 buah jendela yang
jarang dibuka saat siang hari
• Tidak tampak adanya kursi
• Barang-barang diletakkan
sedikit berantakan dan barang
barang ditaruh agak
sembarangan
Aspek Psikologis Keluarga : Riwayat Penyakit Dahulu/penyakit
keluarga :
• Pasien adalah anak yang
• Pasien belum pernah menderita
pendiam dan tertutup, jarang penyakit yang sama sebelumnya
berbicara dengan kedua
• Paman pasien juga terserang
orangtuanya penyakit yang sama
• Ibu pasien adalah orang yang • Riwayat alergi disangkal
baik,jika pasien sedang • Riwayat dipasung disangkal
mengamuk beliau
• Riwayat mengkonsumsi alkohol
menghindar dengan cara disangkal
keluar rumah sementara
• Riwayat menggunakan zat
• Hubungan pasien dengan psikotropika disangkal
kedua orangtuanya sejak • Riwayat bunuh diri disangkal
pasien kecil sudah tidak
• Riwayat mencelakai/melukai
begitu dekat orangclain disangkal
• Riwayat mengganggu lingkungan
sekitar disangkal
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• sejak  13 tahun yang lalu pasien sering melamun, tertawa dan
berbicara sendiri, sering memutar-mutarkan tangan sambil
melihatnya.
• Pasien tampak seperti orang yang gelisah dan menghindar jika
bertemu dengan orang lain tanpa sebab yang jelas.
• Pasien tampak senyum - senyum sendiri, mengamuk tanpa sebab
yang jelas, tidak mau bicara sama sekali
• pasien sering mendengar bisikan-bisikan tetapi jika ditanya pasien
tidak mau menjelaskannya.
• Pasien juga melihat makhluk hitam dan besar didepan rumahnya, ia
juga mengatakan kepada ibunya bahwa ada kakeknya di rumah tetapi
sebenarnya kakeknya sudah lama meninggal
• dahulunya merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas
swasta di Jambi  mengeluh bahwa ia tidak bisa mengikuti
perkuliahannya  meminta pindah ke universitas negeri di Jambi 
mengikuti ujian  tidak lulus ujian masuk

• Sejak saat itu pasien sering bangun jam 3-4 pagi untuk sholat subuh
dan mulai bertingkah aneh seperti membersihkan halaman rumah,
mengatur batu-batu didepan rumah, lalu pasien sering melamun dan
menghindar dari keramaian di rumahnya

• ±7 bulan sejak bertingkah aneh  dibawa ke ke beberapa orang


pintar  dibawa ke RSJ Provinsi Jambi  dirawat selama 6 bulan 
dijemput paksa oleh orangtua
• Selama dirumah pasien ada perbaikan, mulai tenang bisa
mengurus diri, mulai bisa diajak berkomunikasi  beberapa
minggu setelah itu pasien mulai melamun kembali bahkan
sempat mengamuk sampai mendorong ibunnya  dibawa lagi
ke RSJ. Pasien dirawat sampai pihak RSJ menghubungi
keluarga bahwa pasien sudah bisa dijemput

• Orangtua pasien rutin mengambil obat untuk pasien ke


Puskesmas Olak Kemang setiap 1 minggu sekali
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik • Kepala : DBN
• Kesadaran: Composmentis • THT : DBN
• Nadi : 86x per menit, • Leher : DBN
reguler, isi cukup
• Thorax : DBN
• Tekanan darah : 110/70
mmHg • Abdomen : DBN
• Suhu : 36,7 oC • Ekstremitas : DBN
• Respirasi : 20x/menit,
regule
PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
DIAGNOSA KERJA
• Aksis I : F23.0 Skizofrenia Paranoid
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Tidak ada diagnosis
• Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain
• Aksis V : GAF SCALE 40-31 = Beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi.
PREVENTIF
• Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat psikofarmaka secara
teratur, jangan sampai putus obat
• Mengedukasi orangtua pasien untuk mengawasi dan mengingatkan
pasien untuk minum obat dan memastikan bahwa obatnya benar –
benar diminum tidak dibuang
• Pasien sebaiknya mengisi waktunya dengan bekerja, jangan hanya
diam di rumah karena akan membuat pasien menjadi lebih tertutup
dan tidak belajar berinteraksi dengan lingkungan
• Orangtua pasien sebaiknya sering berinteraksi dengan pasien
sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan diri pasien
dan dapat mendekatkan pasien
PROMOTIF
• Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar keluarga
mengerti keadaan pasien dan keluarga sebaiknya memberikan dukungan
kepada pasien
• Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Poliklinik Jiwa dan
mengambil obat secara teratur ke Puskesmas
• Menganjurkan pasien untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang
bermanfaat
• Memberikan tanggung jawab ringan kepada pasien agar pasien memiliki
kesibukan, seperti pasien bertugas membersihkan rumah
• Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminumnya tidak
menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala yang
dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat menjalani kegiatan sehari –
hari seperti sebelumnya
• Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama, berkeluarga dan
sosial yang baik
KURATIF
• Medikamentosa
• Risperidon 2mg tab = 3 x 1 tablet p.c
• Chlorpromazin tab 100 mg = 3 x 1 tablet p.c
• Trihexyphenidyl 2 mg tab = 3 x 1 tablet p.c
• Clobazam tab 10 mg tab = 1x1 tablet noc
REHABILITASI
• Menjalankan pengobatan dengan teratur
• Mengkonsumsi obat secara teratur jangan sampai putus obat
HUBUNGAN DIAGNOSIS DENGAN KEADAAN
RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
Kondisi Rumah :
• rumah panggung yang terbuat dari kayu dan
beratap seng.
• terdiri dari 1 ruang tamu ,1 ruang keluarga, 2 kamar
tidur, 1 buah dapur di bagian belakang dan 2 buah
kamar mandi dengan toilet leher angsa.
TIDAK ADA
• terdapat 6 buah jendela yang jarang dibuka saat HUBUNGAN
siang hari
• Tidak tampak adanya kursi
• Barang-barang diletakkan sedikit berantakan dan
barang barang ditaruh agak sembarangan
HUBUNGAN DIAGNOSIS DENGAN KEADAAN
KELUARGA DAN HUBUNGAN KELUARGA
Pasien anak yang pendiam dan tidak terlalu bergaul, baik dengan keluarganya
maupun dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Pasien merupakan orang yang
tertutup, jarang berbicara dengan kedua orangtuanya. Pasien lebih banyak diam
sambil melamun dan. Ibu pasien adalah orang yang baik dan ramah tetapi
hubungan pasien dengan kedua orangtuanya tidak begitu dekat. Pasien memiliki
1 orang kakak perempuan dan 2 orang adek perempuan, menurut keterangan
dari kakaknya pasien juga tidak begitu dekat dengan mereka

TIDAK ADA
HUBUNGAN
HUBUNGAN DIAGNOSIS DENGAN PERILAKU KESEHATAN
DALAM KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKITAR

Stresor psikososial dan lingkungan sekitar adalah setiap keadaan


atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan
seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian
diri (adaptasi) untuk menanggulangi stressor (tekanan mental)
yang timbul, contohnya ketika pasien gagal masuk perguruan
yang diinginkannya tetapi ia gagal  ADA HUBUNGAN
ANALISIS KEMUNGKINAN BERBAGAI FAKTOR
RESIKO ATAU ETIOLOGI PENYAKIT PADA PASIEN INI
• Pasien pernah mengalami kegagalan yaitu ia tidak lulus ujian
masuk universitas
• ada keluarga pasien (paman, adik ibunya) mengalami penyakit
yang sama
• kepribadian yang pendiam dan tertutup dengan keluarga dan
lingkungan sekitar.
ANALISIS UNTUK MENGURANGI PAPARAN/MEMUTUSKAN
RANTAI PENULARAN DENGAN FAKTOR RESIKO ATAU
ETIOLOGI PADA PASIEN INI

• pasien sebaiknya mengisi waktunya dengan bekerja, jangan


hanya diam di rumah karena akan membuat pasien menjadi
lebih tertutup dan tidak belajar berinteraksi dengan lingkungan.
• Orangtua pasien sebaiknya lebih sering untuk berkomunikasi
dengan pasien sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan
kepercayaan diri pasien dan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien
bahwa ia sanggup menghadapi masa – masa sulit dan masalah
yang ada

Anda mungkin juga menyukai