OLEH :
1. DHEA FANNI IRTANIA. R P27824416052
2. HANUM D. P27824416056
3. NOVEREN YONA P27824416077
Pengertian
1.Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis 3.ovarium
b. Isthmus
c. Ampula
4.Intraligamenter
d. Infundibulum
5.Abdominal
e. Fimbrae
a. Primer
2.Uterus b. Sekunder
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum 6.Kombinasi kehamilan dalam
c. Kornu dan luar uterus
d. Tanduk rudimenter
Etiologi
Trijatmo Rachimhadhi menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan
dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:
1.Faktor mekanis
a. Salpingitis
b. Adhesi peritubal
c. Kelainan pertumbuhan tuba
d. Bekas operasi tuba
e. Tumor
f. Penggunaan IUD
2. Faktor Fungsional
a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri
yang abnormal
b. Refluks menstruasi
c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan
progesterone
4.Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya
Patofisiologi
Pada implantasi interkolumnar,
zigot menempel diantara dua
jonjot. Zigot yang telah bernidasi Selanjutnya, hasil konsepsi
kemudian tertutup oleh jaringan berkembang dan
endosalping yang disebut perkembangannya tersebut di
pseudokapsul. Villi korial pengaruhi oleh beberapa
menembus endosalping dan
faktor, yaitu tempat
mencapai lapisan miosalping
dengan merusak integritas implantasi, ketebalan tempat
pembuluh darah implantasi dan banyaknya
perdarahan akibat invasi
trofoblas.
Patofisiologi
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini.
Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. Operasi
operasi hanya untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari
beberapa minggu, dan jika memungkinkan akan dilakukan
operasi laparaskopi.
Operasi pada Kehamilan Ektopik
1.Laktasi
2.Status Imunodefisiensi
3.Alkoholisme
4.Penyakit ginjal dan hepar
5.Diskrasia daraH
6.Penyakit paru aktif
7.Ulkus peptikum
I. Pemeriksaan Penunjang
• Laparoskopi
Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan
bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai
keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan
ligamentum latum.
4. Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah kavum Douglas ada darah. Tekniknya :
a. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
b. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
c. Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam
servik ; dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
d. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan
dengan semprit 10 ml dilakukan penghisapan
e. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya
disemprotkan pada kain kasa dan perhatikan apakah darah yang
dikeluarkan merupakan :
1) memasang cairan infus ( Nacl 0,9, ringer laktat atau dekstrosa 5 % pada kedua sisi
dengan tetesan cepat (guyur) jika perlu lakukan tranfusi darah
3) Bila tekanan darah sistolik <90 mmHg, pasien dirujuk disertai petugas
4) Siapkan keluarga pasien yang dapat mendampingi dan menjadi calon donor darah,
pasien diminta puasa untuk mempersiapkan operasi.
b. Bila pasien tidak dalam keadaan syok
• Tidak merokok