Anda di halaman 1dari 18

ANDHIKA DIAZ MAULANA

04011381520109
ANALISIS MASALAH
• Apa makna klinis dari demam diawali dengan
menggigil, diikuti oleh demam tinggi dan
kemudian demam mereda setelah berkeringat
banyak?

• Apa makna klinis dari tidak terdapat batuk/pilek,


sesak, mencret dan nyeri saat berkemih?

• Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan


laboratorium?
Hipotesis : Dina, 10 tahun, mengalami
malaria tertiana et causa Plasmodium
vivax.

• Epidemiologi

• Faktor risiko

• Manifestasi klinis
Apa makna klinis dari demam diawali dengan menggigil, diikuti
oleh demam tinggi dan kemudian demam mereda setelah
berkeringat banyak?

Demam tinggi yang didahului oleh menggigil dan diikuti oleh


berkeringat banyak merupakan trias klasik malaria yang sekarang
sangat jarang digunakan. Biasanya trias ini terjadi selama 6-10 jam.
Tahapan dari trias malaria itu sendiri adalah:

• tahap dingin/cold stage (perasaan dingin, menggigil), berlangsung


selama kurang lebih 15-60 menit,
• tahap panas/hot stage (demam, sakit kepala, muntah, kejang pada
anak kecil), berlangsung selama kurang lebih 2-6 jam, dan
• tahap berkeringat/sweating stage (berkeringat, suhu tubuh kembali
normal, kelelahan), berlangsung selama kurang lebih 2-4 jam (CDC,
2015; Hoffman dan Crutcher, 1996).
Apa makna klinis dari tidak terdapat batuk/pilek, sesak, mencret
dan nyeri saat berkemih?

Tidak terdapat batuk atau pilek berarti tidak terdapat gangguan


pada sistem pernapasan. Bila ditemukan gangguan pernapasan,
maka dapat dikatakan Joan masuk ke dalam malaria berat. Tidak
adanya mencret dan nyeri berkemih bertanda bahwa
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?

HASIL NORMAL INTERPRETASI

Hb 8,8 gr/ dl 10-16 gr/dl Derajat Anemia:


Ringan sekali : Hb 10 gr/dl –
Batas normal
Ringan : Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dl
Sedang : Hb 6 gr/dl – 7,9 gr/dl
Berat : Hb < 6 gr/dl

Jadi, pada kasus termasuk anemia


sedang

Ht 27 vol% 33-38% Anemia

Gambaran darah tepi : Tanda klinis infeksi malaria


menunjukkan gambaran hemolitik
Epidemiologi
Infeksi malaria tersebar lebih dari 100 negara di Afrika, Asia, Amerika
(bagian selatan), dan daerah Oecania dan Kepulauan Caribia. Beberapa
daeraah yang bebas malaria adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa
(kecuali Rusia), Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea,
Brunei Darussalam, dan Eropa.

Malaria tersebar lebih dari 100 negara di benua Asia, Amerika Serikat,
Afrika, Oseania, dan Karibia. Di Indonesia tahun 2001 terdapat 1,5 juta
kasus malaria dengan 38.000 kematian seriap tahunnya. 35%
penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berpotensi tertular
malaria. Daerah endemis malaria di Indonesia adalah kawasan timur,
mulai dari Kalimantan, Irian Jaya, Lombok, sampai Nusa Tenggara
Timur. Infeksi terbanyak disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan
P. vivax.
Epidemiologi
Distribusi jenis-jenis plasmodium yang
menginfeksi pada tiap daerah endemis adalah
sebagai berikut.
– Afrika, Haiti, Papua Nugini  P. falciparum
– Amrika Latin  P. vivax
– Amerika Selatan, Asia Tenggara, Oceania, dan India  P.
falciparum dan P. vivax
– Afrika  P. ovale
– Serawak dan Kalimantan  P. knowlesi
Faktor Risiko
Perilaku
Perilaku yang dimaksud dapat mempengaruhi terjadinya penyakit malaria adalah
perilaku hidup seseorang dalam usaha melindungi dirinya dari gigitan nyamuk dan
menjaga kebersihan sanitasi lingkungan dimana ia tinggal sehingga tidak ada
kemungkinan vektor penyebab penyakit malaria untuk berkembang.

Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup.Cahaya matahari sangat penting
karena dapat mencegah nyamuk bersarangdidalam rumah.Oleh karena itu rumah
harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup seperti jendela dan ventilasi.Jendela
dan ventilasi mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk menjaga aliran udara di
dalam rumah agar tetap sehat, menjaga keseimbangan oksigen dan menjaga
kelembaban udara di dalan rumah.

Suhu udara
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa
inkubasi ekstrinsik.Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik dan
sebaliknya makin rendah suhu siklus ekstrinsik makin tinggi.
Faktor Risiko
Musim
Terdapat hubungan langsung antara musim dan perkembangan larva nyamuk anopheles
menjadi bentuk dewasa. Nyamuk anopheles akan lebih cepat berkembang pada musim
hujan apalagi pada hujan yang deras dengan jumlah hari hujan yang cukup lama sebab hal
itu akan mempengaruhi tempat nyamuk anopheles atau tempat perindukannya
berkembang.

Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat terbangnya
kedalam atau keluar rumah adalah salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak
antara manusia dengan nyamuk.

Saluran pembuangan air limbah


Saluran pembuagan air limbah juga dapat mempengaruhi terjadinya penyakit malaria,
apabila saluran air limbah tersebut tidak diperhatikan dengan baik keadaan sanitasinya
serta aliran limbahnya apakah tergenang atau tidak sebab nyamuk anopheles menyukai
tempat yang airnya statis atau mengalir sedikit. Air limbah yang tidak diolah dengan baik
akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup
diantaranya menjadi transmisi atau media berkembang biak nyamuk.
Faktor Risiko
Berpergian ke daerah dimana ada penyakit malaria malaria dan:
–Tidak minum obat untuk mencegah malaria sebelum, selama, dan setelah
perjalanan, atau tidak minum obat dengan benar.
–Berada di luar, terutama di daerah pedesaan, pada waktu senja dan fajar (malam
hari), yaitu waktu aktif dari nyamuk yang menularkan malaria.
–Tidak mengambil langkah pencegahan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Kebanyakan orang dewasa yang tinggal di daerah yang ada penyakit malaria, telah
mengembangkan kekebalan parsial terhadap penyakit ini karena pernah terinfeksi,
sehingga hampir tidak pernah berkembang menjadi penyakit parah. Namun anak-anak
yang tinggal di daerah ini dan wisatawan yang datang ke daerah ini berisiko terkena
malaria karena mereka belum mempunyai kekebalan terhadap malaria.

Wanita hamil lebih mungkin terkena malaria berat dibandingkan wanita yang tidak
hamil, karena sistem kekebalan tubuhnya ditekan selama kehamilan. Wanita hamil,
anak-anak, orang dewasa, dan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan lain,
lebih mungkin mengalami komplikasi serius ketika mereka terkena malaria.

Orang yang limpanya diangkat (splenektomi) dapat terkena malaria yang lebih parah.
Manifestasi Klinis
Menurut berat-ringannya gejala malaria dapat
dibagi menjadi 2 jenis:
• Malaria ringan
• Malaria berat
Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi)

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan


penderitanya cukup menyiksa (alias cukup berat). Gejala malaria yang utama
yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat bervariasi
tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit
berasal.

Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium


mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga
berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon),
pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau
toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada
daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala.
Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodic, anemia dan
splenomegali.

Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:


Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit
(terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae), beratnya infeksi
dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga
cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya
transfuse darah yang mengandung stadium aseksual).

Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa:
malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot,
anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di
punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P.
falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak jelas.
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara
berurutan yang disebut trias malaria, yaitu :

Stadium dingin (cold stage)


Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil
dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari
pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.

Stadium demam (hot stage)


Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit
kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat
haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu
tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.

Stadium berkeringat (sweating stage)


Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh
kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya
penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah
tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam, biasanya dialami
oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria, penderita yang
belum mempunyai kekebalan (immunitas) terhadap malaria atau penderita
yang baru pertama kali menderita malaria.

Di daerah endemik malaria dimana penderita telah mempunyai kekebalan


(imunitas) terhadap malaria, gejala klasik timbul tidak berurutan, bahkan
tidak selalu ada, dan seringkali bervariasi tergantung spesies parasit dan
imunitas penderita. Di daerah yang mempunyai tingkat penularan sangat
tinggi (hiperendemik) seringkali penderita tidak mengalami demam, tetapi
dapat muncul gejala lain, misalnya: diare dan pegal-pegal. Hal ini disebut
sebagai gejala malaria yang bersifat lokal spesifik.

Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami penderita malaria vivax,
sedangkan pada malaria falciparum, gejala menggigil dapat berlangsung berat
atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat periode tidak
demam yang berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum, 36 jam
pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae. Perbedaan
kurva suhu tubuh penderita malaria fasciparum, malaria vivax, dan malaria
malariae dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)

Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria melalui
pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki
satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:

• Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan kesadaran lebih
ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku
berubah) 4
• Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
• Kejang-kejang
• Panas sangat tinggi
• Mata atau tubuh kuning
• Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air
seni berkurang)
• Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
• Nafas cepat atau sesak nafas
• Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
• Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
• Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
• Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g%)

Penderita malaria berat harus segera dibawa/dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
penanganan semestinya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai