Anda di halaman 1dari 37

MULTIDETECTOR CT OF BLUNT

ABDOMINAL TRAUMA
Karina almas fatin
Identitas jurnal
 Judul : Multidetector CT of Blunt Abdominal Trauma
 Penulis : Jorge A. Soto, MD dan Stephan W. Anderson, MD
 Tanggal terbit : 2012
 Dipublikasikan oleh : RSNA
PENDAHULUAN
 Trauma menjadi penyebab utama kematian di Amerika pada pria dan wanita dibawah umur
45 tahun dan menjadi urutan nomer 4 pada seluruh umur.
 Pada tahun 2007, lebih dari 180.000 orang meninggal karena trauma, dan trauma pada
abdomen berkontribusi besar pada kematian ini, dan trauma abdominal merupakan
penyumbang kematian terbesar .
 “Panscan” (computed tomographic [CT] examination of the head, neck, chest, abdomen, and
pelvis) menjadi element penting untuk evaluasi awal dan algoritma pengambilan keputusan
untuk pasien dengan hemodinamik yang stabil dan mengalami trauma abdomen.
Mechanisms of Injury and Pathophysiology of
Abdominal Injuries in Blunt Trauma
 Benturan yang besar akan melukai organ padat dan berongga di perut.
 Organ padat pada abdomen:
hati, pankreas, limpa, adrenal, dan ginjal.
 Organ berongga pada abdomen:
gaster, usus kecil, usus besar, rektum, kandung empedu, dan kandung kemih.
 Mekanisme dasar kerusakan pada organ perut :
 Deselerasi cepat : Gaya geser yang menciptakan gerakan struktur yang berdekatan dalam arah
yang berlawanan, menyebabkan perlukaan pada titik-titik fiksasi, seperti pedikel vaskular dan
perlekatan mesenterika.
 Kompresi eksternal ekstrem : Menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal yang tiba-tiba,
yang mungkin menyebabkan rupturnya organ berongga.
 Crushing injuries : Kekuatan besar menghancurkan isi perut antara dinding perut dan tulang
belakang.
Initial workup and evaluation
 Dalam kasus trauma multipel, penilaian utama pada cedera yang berpotensi mematikan
tetapi dapat ditangani dan memerlukan intervensi segera untuk mempertahankan sirkulasi
volume darah pada organ vital.
 Evaluasi kemudian harus fokus pada deteksi cepat dan pengobatan perdarahan katastropik.
Perdarahan intraabdominal yang berlanjut dengan status hemodinamik yang tidak stabil,
namun upaya resusitasi sudah dilakukan, merupakan indikasi untuk operasi emergensi.
Ct findings of abdominal trauma
Hemoperitoneum
 Cedera pada organ padat dan berongga biasanya berhubungan dengan hemoperitoneum.
Darah yang tidak bergumpal (atenuasi khas 30-45 HU) cenderung mengalir bebas antara
organ dan peritoneum yang berdekatan, mengikuti gravitasi, dan akhirnya dapat mengisi
rongga sepenuhnya.
 Darah yang terletak bersebelahan dengan sumber perdarahan biasanya sebagian
bergumpal dan cenderung lebih tinggi pada atenuasi (45–70 HU); Temuan ini disebut
sentinel clot sign (45). Tanda ini sangat membantu ketika perdarahan tidak mudah terlihat
atau adanya cedera pada beberapa organ, di mana satu atau beberapa organ bisa
menjadi sumbernya.
Sentinel clot sign
Sentinel Clot Sign
Free Peritoneal Fluid
 free fluid may be physiological in female patients
 usually maximal around ovulation
 inflammation in the abdomen
 haemorrhage in trauma
Splenic injuries
 Limpa adalah organ yang paling sering terluka dalam trauma tumpul.
 Sebelum dilakukan splenektomi (pembedahan, dengan reseksi subtotal) dilakukan
splenografi bila tersedia atau intervensi non-bedah, lalu diobservasi atau intervensi
endovascular, hal tersebut merupakan tujuan utama dalam perawatan trauma.
 Keputusan manajemen dalam kasus cedera limpa akut berdasarkan pada demografi
pasien (terutama usia), tanda-tanda dan gejala klinis yang sering bergantung pada
tingkat cedera limpa sebagaimana ditentukan berdasarkan hasil CT. Sistem skala
cedera limpa berbasis CT tradisional dikembangkan oleh Asosiasi Amerika untuk
Pembedahan Trauma (AAST) dan memperhitungkan ukuran dan lokasi laserasi limpa
dan hematoma
Sentinel clot sign
HEPATIC INJURIES
 Dalam mendiagnosis trauma hepar sama dengan mendiagnosis
trauma limpa, dengan skala trauma hepar AAST adalah umum
digunakan ketika menilai tingkat keparahan cedera hati akut (57,67).
Skala cedera hati didasarkan pada kemunculan, lokasi, dan ukuran
laserasi hati dan hematoma.
 Laserasi adalah pola cedera yang paling sering diidentifikasi dalam
trauma hati dan diidentifikasi sebagai daerah yang berbentuk linier,
sering dengan pola percabangan, relatif hypoattenuation.
Sentinel clot sign
 Temuan pencitraan tambahan yang berguna dalam keputusan manajemen klinis,
yaitu
 (a) cedera melibatkan pembuluh darah hepatik mayor, yang biasanya membutuhkan
pembedahan untuk mengendalikan perdarahan yang sedang berlangsung
 (B) kehadiran perdarahan aktif ke dalam rongga peritoneum, yang biasanya dapat
diobati dengan intervensi endovaskular
 (c) adanya hemoperitoneum besar
Bowel Injuries and Mesenteric
 Segmen yang paling sering terkena adalah jejunum proksimal (distal ligamen Treitz)
dan ileum distal (proksimal ke katup ileocecal)
 Tanda spesifik cedera usus yaitu adanya diskontinuitas pada dinding usus, tanda-
tanda pneumoperitoneum dan retroperitoneum
 Tanda spesifik cedera mesenterika yaitu hemotoma mesenterika, ekstravasasi kontras
dan darah ke peritoneal
Sentinel clot sign
Pancreatic Injuries

 Hal-hal yang biasa melukai pancreas adalah setir atau setang sepeda
 Pasien dengan cedera pankreas biasanya mengeluh nyeri perut epigastrik dan
muntah.
 Sensitivitas CT multidetektor untuk mendeteksi cedera pankreas telah dilaporkan
antara 70% dan 95%. Namun, pankreas yang terluka mungkin tampak normal pada
gambar CT, terutama pada 12 jam pertama setelah trauma cedera
 Tanda-tanda tidak langsung dari cedera pankreas yaitu
 Cairan dalam lemak peripancreatic

 Terpisahnya pankreas dari vena limpa

 Penebalan fasia ginjal anterior kiri

 Corpus dan leher pancreas adalah tempat cedera yang paling umum
Sentinel clot sign
Urinary Tract Injuries
 Mekanisme yang paling umum yang menyebabkan cedera pada
ginjal dan saluran kemih adalah kecelakaan bermotor
 Kehadiran hematuria (makroskopis atau mikroskopis) setelah trauma
abdomen adalah prediktor dari adanya cedera saluran kemih
 Sama dengan diagnosis hati dan limpa, sistem penilaian AAST
diterapkan untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan trauma ginjal
dan mempertimbangkan ukuran serta lokasi laserasi ginjal dan
hematoma.
Sentinel clot sign
Sentinel clot sign
 Rupture kandung kemih dapat bersifat intraperitoneal, ekstraperitoneal, atau gabungan
intra dan ekstraperitoneal.
 Dalam kasus cedera intrapertitoneal, bahan kontras mengalir di luar lumen kandung kemih
sehingga menggambarkan struktur peritoneum, seperti usus dan mesenterium. Pada ruptur
ekstraperitoneal, yang lebih umum (terhitung 80% -90% kasus), bahan kontras meluas ke
ruang perivesikal dan lokasi ekstraperitoneal yang lebih jauh, molar tooth sign
 Perbedaan antara ruptur intraperitoneal dan ekstraperitoneal ini penting dan memiliki
implikasi terapeutik langsung, karena ruptur intraperitoneal memerlukan perbaikan bedah
dan ruptur ekstraperitoneal biasanya dapat ditangani secara konservatif, tanpa
pembedahan
Molar tooth sign (ekstraperitoneal bladder rupture)
Adrenal Injuries
 Kelenjar adrenal terluka pada sekitar 2% pasien yang mengalami trauma abdomen tumpul
 Kekuatan yang besar diperlukan untuk melukai adrenal. Biasanya disertai dengan luka di
organ perut bagian atas lainnya, terutama hati.
 Hematoma adrenal unilateral biasanya menghilang secara spontan, tanpa gejala sisa.
Bilateral hemorrhage adakalanya bermanifestasi sebagai insufisiensi adrenal.
 Pada gambar CT, cedera adrenal biasanya bermanifestasi sebagai hematoma
hiperattenuating fokal atau pembesaran kelenjar dengan perdarahan yang tidak jelas yang
digambarkan membentang di luar kelenjar ke dalam lemak periadrenal atau
retroperitoneal.
Diaphragmatic Injuries
 Disebabkan oleh peningkatan tekanan intraabdominal secara tiba-tiba.
 Pencitraan ini meliputi visualisasi langsung dari diskontinuitas diafragmatik, herniasi viscera
perut ke dalam toraks, dan collar sign (penyempitan isi perut yang herniated melalui luka di
diafragma).
Sentinel clot sign
Sentinel clot sign
Collar sign
Major Vascular Injuries
 Cedera pada aorta dan pembuluh darah abdomen dan pelvis major,
antara lain (vena cava inferior, pembuluh ginjal, pembuluh mesenterika
superior, pembuluh darah lumbar, dan pembuluh iliaka)
 Kejadian ini jarang terjadi, namun sangat mematikan
 Diagnosis dari aortic transection pada gambar CT =
1. Hematoma yang besar atau ekstravasasi aktif dari darah yang
ditingkatkan kontrasnya
2. Cedera yang lebih halus, seperti pseudoaneurysms kecil,, atau bahkan
trombosis mungkin sangat sulit dideteksi
Sentinel clot sign
conclusion
 Multidetector CT memiliki kemampuan dan evaluasi optimal untuk
pasien polytrauma.
 Elemen teknik CT multidetektor yang saat ini, relevan untuk
mengevaluasi trauma tumpul perut dan menggambarkan tanda CT
yang paling penting dari trauma di berbagai organ.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai