Anda di halaman 1dari 31

Pneumotoraks

Nina Marlina
SMF Paru RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Lampung
Pendahuluan
• Secara normal  tekanan dalam paru >
tekanan intrapleura
• Jika udara memasuki ruang pleura  tekanan
pada intrapleura > tekanan paru-paru 
menyebabkan paru kolap sebagian atau
seluruhnya
Pendahuluan
• Dalam keadaan normal  rongga pleura tidak terisi oleh
udara, supaya paru leluasa mengembang terhadap rongga
pleura.
• Udara masuk ke dalam rongga pleura melalui jalan yaitu:
– Udara dari luar dan terdapat penetrasi dinding dada.
– Pembentukan gas/udara oleh mikroorganisme
dalam dinding pleura pada penyakit empiema.
• Pneumotorak lebih sering terjadi pada penderita dewasa
yang berumur sekitar 40 tahun. Laki-laki lebih sering dari
pada wanita.
• Pneumotorak lebih sering dijumpai pada musim penyakit
batuk.
Tekanan rongga dada dalam keadaan
normal
• Tekanan intrapleura inspirasi sekitar, – 11 s/d – 12 cm H2O
• Tekanan intrapleura ekspirasi sekitar, –4 s/d – 9 cm H2O
• Tekanan intrabronkial inspirasi sekitar, -1,5 s/d – 7 cm H2O
• Tekanan intrabronkial ekspirasi sekitar, -1,5 s/d – 4 cm H2O
• Tekanan intrabrokial waktu bicara + 30 cm H2O
• Tekanan intrabronkial waktu batuk + 90 cm H2O

• Pada waktu inspirasi tekanan intrapleura lebih negatif daripada tekanan


intrabronkial, maka paru mengembang mengikuti gerakan dinding toraks
sehinga udara dari luar dengan tekanan permulaan nol, akan terisap
masuk melalui bronkus hingga mencapai alveol.

• Pada saat ekspirasi, dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan
intrapleura akan lebih tinggi daripada tekanan udara alveol ataupun di
bronkus, akibatnya udara akan ditekan keluar melalui bronkus
Definisi
• Pneumotoraks ialah rongga pleura yang berisi udara atau gas yang
menyebabkan sebagian atau seluruh paru menjadi kolap.
• Pneumotoraks dapat terjadi secara artificial (dengan operasi atau tanpa
operasi) atau timbul spontan.
• Pneumotoraks artifisial disebabkan tindakan tertentu atau memang
disengaja untuk tujuan tertentu, yaitu tindakan terapi dan diagnosis.
• Pneumotorak traumatik terjadi karena penetrasi, luka tajam pada dada,
dan karena tindakan operasi.1
• Pneumotoraks spontan terjadi tanpa adanya trauma.
• Pneumotoraks spontan dapat dibagi dalam:
– pneumotoraks spontan primer  etiologi tidak diketahui
sama sekali
– Pneumothorak spontan sekunder terdapat penyakit paru
atau penyakit dada sebagai faktor predisposisinya.
Klasifikasi
• Berdasarkan Penyebab terjadinya Pneumotoraks
artificial
traumatic
spontan
• Berdasarkan lokalisasi
Pneumotoraks parietalis
Pneumotoraks medialis
• Berdasarkan derajat kolaps
Pneumototaks totalis
Pneumotoraks parsialis
• Berdasarkan jenis fistel
pneumotoraks terbuka
pneumotoraks tertutup
pneumothorak ventil
Patofisiologi
• Alveoli disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah
robek apabila alveol tersebut melebar dan tekanan di dalam alveol
meningkat maka udara dengan mudah menuju ke jaringan
peribronkovaskular.
• Gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan
beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
• Udara yang terbebas dari alveol dapat mengoyak jaringan fibrotik
peribronkovaskular.
• Robekan pleura ke arah yang berlawanan dengan hilus akan menimbulkan
pneumotoraks sedangkan robekan yang mengarah ke hilus dapat
menimbulkan pneumomediastinum.
• Dari mediastinum udara mencari jalan menuju ke atas, ke jaringan ikat
yang longgar sehingga mudah ditembus oleh udara.
• Dari leher udara menyebar merata ke bawah kulit leher dan dada yang
akhirnya menimbulkan emfisema subkutis.
• Emfisema subkutis dapat meluas ke arah perut hingga mencapai skrotum.
Patofisiologi
• Tekanan intrabronkial akan meningkat apabila
ada tahanan pada saluran pernafasan dan akan
meningkat lebih besar lagi pada permulaan
batuk, bersin dan mengejan.
• Peningkatan tekanan intrabronkial akan mencapai
puncak sesaat sebelum batuk, bersin, mengejan,
pada keadaan ini, glotis tertutup.
• Apabila di bagian perifer bronki atau alveol ada
bagian yang lemah, maka kemungkinan terjadi
robekan bronki atau alveol akan sangat mudah.
Gejala klinis
• Pada pneumotoraks spontan, sebagai pencetus adalah batuk keras,
bersin, mengangkat barang-barang berat, kencing atau mengejan.
• Penderita mengeluh sesak nafas yang makin lama makin berat
setelah mengalami hal-hal tersebut diatas.Tetapi pada beberapa
kasus gejala –gejala masih gampang ditemukan pada aktifitas biasa
atau waktu istirahat.
• Keluhan utama pneumotoraks spontan adalah sesak nafas,
bernafas terasa berat, nyeri dada dan batuk.
• Sesak sering mendadak dan makin lama makin berat.
• Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan
terasa lebih nyeri pada gerakan pernafasan.
• Rasa sakit bisa menghebat atau menetap bila terjadi perlengketan
antara pleura viseralis dan pleura parietalis.
Gejala klinis
• Pasien dengan pneumotoraks spontan primer biasanya ditandai
dengan nyeri dada pleura ipsilateral dan variasi derajat dipsneu.
 Karena fungsi paru normal, dipsneu biasanya ringan sampai sedang,
bahkan pasien dengan pneumotoraks yang luas.
 Gejala biasanya hilang dalam 24 jam, bahkan jika pneumotorak
masih ada.
 Takikardi dan takipnea adalah gejala yang sangat sering ditemukan
• Pneumotoraks spontan sekunder bermanifestasi sebagai nyeri
dada.
• Bahkan pada kasus pneumotoraks yang sedikit, akut dipsneu
• Tanda-tanda lain dari kardiopulmonal dapat muncul seperti
hipoksemia akut (rata-rata PO2, 60 mmHg), hipotensi, sianosis,
nafas berat, status mental berubah dan hiperkapnia
Foto toraks

• Bagian pneumotoraks akan tampak hitam, rata (avaskular) dan


paru yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
• Kadang-kadang paru akan kolaps tidak membentuk garis, akan
tetapi berbentuk lobuler yang sesuai dengan lobus paru.
• Adakalanya rongga ini sangat sempit sehingga hampir tidak tampak
seperti massa yang berada di daerah hilus.
• Keadaan ini menunjukkan kolaps yang luas sekali.
• Besar kolaps paru tidak berkaitan dengan berat ringan sesak nafas
yang dikeluhkan.
• Perlu diamati ada tidaknya pendorongan Apabila ada
pendorongan jantung atau trakea ke arah paru yang sehat 
kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan
tekanan intrapleura yang tinggi.
Foto toraks
• Pada pneumotoraks perlu diperhatikan kemungkinan terjadi
keadaan ini:
– Pneumomediastinum, Terdapat ruang atau celah hitam
pada tepi jantung, mulai dari basis sampai ke apeks.
– Emfisema subkutan dapat diketahui bila ada rongga
hitam dibawah kulit.
– Bila ada cairan di rongga pleura, akan tampak
permukaan cairan sebagai garis datar di atas diafragma.

• Foto lateral dekubitus pada sisi yang sehat dapat membantu dalam
membedakan pneumotorakss dengan kista atau bulla. Pada
pneumotoraks udara bebas dalam rongga pleura lebih cenderung
berkumpul pada bagian atas sisi lateral.1
Diagnosis
• Tampak sesak ringan sampai berat tergantung kecepatan udara yang
masuk serta ada tidaknya klep.
• Penderita bernafas tersengal, pendek-pendek dengan mulut terbuka.
• Sesak nafas dengan atau tanpa sianosis
• Penderita tampak sakit mulai ringan sampai berat. Badan tampak lemah
dan dapat disertai syok.
• Bila pneumotoraks baru terjadi penderita berkeringat dingin.
• Pneumotoraks spontan primer didiagnosa dengan karakteristik serangan
akut nyeri dada dan dipsnea dan gambaran radiografi pneumotoraks.
• Radiografi dada menampilkan udara pleura dan 1 mm garis putih halus
yang menggambarkan pleura viseral berpindah dari dinding dada.
Walaupun tidak direkomendasikan, pada praktis rutin, radiografi dada
yang dibuat selama ekspirasi dapat membantu mendeteksi pneumotoraks
atipical.
Diagnosis
• Pneumotoraks spontan sekunder lebih sukar didiagnosa karena
gejala pernafasan kadang salah diartikan sebagai penyakit paru.
• Gambaran radiografi pasien dengan penyakit paru interstisial
biasanya tampak bersih dari tanda pneumotoraks karena lingkaran
udara dalam ruang pleura kontras dengan peningkatan densitas
pada penyakit paru.
• Pneumotoraks spontan sekunder dapat lebih sukar didiagnosa
dengan gambaran radiografi penyakit paru obstruksi kronik karena
densitas hiperlusen, paru empisematus seperti udara pleura.
• Lebih lagi, bullae subpleura yang besar menyerupai pneumotoraks
pada pasien ini  CT Scan dada dapat membantu membedakan
antara bullae yang besar dan pneumotoraks
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi :
dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit
pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannnya tertinggal
trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat.
• Palpasi
pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat.
Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit.
• Perkusi
suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar
batas jantung ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura tinggi
• Auskultasi
Pada bagian yang sakit, suara nafas melemah sampai menghilang
Suara nafas terdengar amforik bila ada fistel bronkopleura yang cukup besar pada
pneumotoraks terbuka.
Suara fokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negatif.
Pemeriksaan fisik
• ”Coin Test” ( bula atau pneumotoraks)
Pada auskultasi dada dengan menggunakan
ketokan dua uang logam yang satu ditempelkan
di dada dan yang lain diketokkan pada uang
logam yang pertama daat terdengar bunyi
metalik yang dapat didengar dengan telinga
yang ditempelkan di punggung.
Jika pneumotoraks tadi sebenarnya suatu bula,
maka suara metalik tidak akan terdengar.
Tatalaksana
• Pengamatan konservatif bila kolaps paru-paru 20% atau kurang.
Udara sedikit demi sedikit diabsorpsi melaului permukaan pleura
yang bertindak sebagai membran basah, yang memungkinkan difusi
oksigen dan karbondioksida.
• Tindakan Dekompresi
– Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara:
menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk ronga
pleura
 membuat hubungan dengan dunia luar melalui kontra ventil:
– Dapat memakai infus set
– Jarum abbocath 14
– Pipa water sealed drainage (WSD)
• Penghisapan terus-menerus (Continous suction)
• Pencabutan drain
Tatalaksana
• Tindakan bedah
Dicari lubang penyebab pneumotoraks dan dijahit
Dekortikasi
Reseksi
pleurodesis
• Pengobatan tambahan:
Bila terdapat proses lain di paru, pengobatan ditujukan terhadap
proses penyebabnya:
1. bronkitis kronis
2. tuberkulosis paru

• mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi


• Istirahat total
Komplikasi
• Tension pneumotoraks
• Pio-pneumotoraks
• Hidropneumotoraks/ hemo-pneumotoraks
• Pneumomediastinum dan emfisema subkutan
• Pneumotoraks simultan bilateral
• Pneumotoraks kronik
• Pneumotoraks ulangan

Anda mungkin juga menyukai