Anda di halaman 1dari 47

TRANSPORT DAN PENCAMPURAN

MAKANAN DALAM SALURAN


PENCERNAAN

dr. Niklah Zaidah


ORGAN SISTEM PENCERNAAN
Meliputi :
1. Mulut + Kelenjar Saliva
2. Pharynx
3. Esophagus
4. Lambung
5. Usus Halus (Duodenum,jejunum,ileum)
6. Colon – Sigmoid – Rectum – Anus
7. Pancreas (Fungsi Eksokrin)
8. Hepar
9. Kandung Empedu
Proses dalam Sistem pencernaan :
Makanan + air

sekresi Pencernaan

motilitas absorbsi V. porta

hepar

V.hepatika
Feses
V. Cava Inferior
SIFAT UMUM

Dinding Usus
Lapisan: dari luar ke dalam
1. Serosa
2. Otot longitudinal
3. Otot sirkuler
4. Sub mukosa
5. Mukosa
PENGONTROLAN SARAF
1. Sistem persarafan Enterik
a. Pleksus Myenterik Auerbach
Letak : ant lap.otot longitudinal - sirkuler
Sifat : motorik - mengontrol gerak usus

b. Pleksus submukus Meissner


Letak : di lapisan submukosa
Sifat : sensorik - mengontrol sekresi
2. Otonomik
a. Parasimpatik : N. Vagus
- meningkatkan gerak/sekresi usus
b. Simpatik :
- menurunkan gerak / sekresi usus
Refleks Gastrointestinal
1. Refleks myenterik : Pleksus Auerbach &
Meissner
2. Dari usus  prevertebral gl simpatik usus
• Refleks Gastrokolik
• Refleks Enterogastrik
• Refleks Kolonoileal
3. Dari usus  medulla spinalis /otak  usus
• Refleks defekasi
Refleks myenterik
Timbul : bila usus terisi makanan 
merangs Miesnerr / Auerbach
refleks gerak usus -
refleks sekresi usus
Refleks Gastrokolik

Signal dari Lambung


(mis. Lambung yg terisi makanan / irritasi )

menimbulkan refleks di kolon
(meningkatkan gerakan kolon: gerak mass)
Refleks Enterogastrik
Signal dari usus, mis:
- usus penuh / infeksi / irritasi
- mengandung banyak protein, lemak
- osmol, pH belum netral

menimbulkan refleks hambatan
pengosongan lambung
. Refleks Kolonoileal
- Signal dari kolon ( mis. Kolon yg penuh /
infeksi / irritasi)  menimbulkan refleks
hambatan pengosongan ileum
Refleks defekasi
Timbul bila: Rektum terisi feses
Hormon pencernaan
1. H.Gastrin - (sekresi lambung)
2. H. Kholesistokinin– (sekresi duodenum)
3. H. Sekretin – (sekresi duodenum)
Effek Gastrin
Disekresi bila lambung terisi makanan
1. Peningkatan gerak lambung
2. Pengosongan lambung
3. Gerak mass
4. Sekresi getah lambung
5. Sekresi getah pankreas
Hormon Kholesistokinin

di sekresi : bila duodenum isi lemak


~ effek :
- menghambat pengosongan lambung
- merangsang gerak usus
- merangs kontraksi kandung empedu
- merangs sekresi empedu
- merangs sekresi enzim pankreas
Hormon Sekretin

di sekresi : bila isi duodenum asam


~ effek :
- menghambat pengosongan lambung
- menghambat gerak usus
- merangs sekresi elektrolit pankreas
MULUT
Proses pencernaan secara :
- Mekanik : mastikasi
- Kimia : bantuan saliva (enzim
ptyalin)
Fungsi Mastikasi
1. Mencegah kerusakan mukosa
2. Mencerna cellulose
3. Memperluas permukaan makanan –
enzim bekerja lebih efektif
4. Merangsang sekresi saliva
5. Mencampur makanan – saliva
6. Mempengaruhi pertumbuhan jaringan
mulut
Proses mastikasi : proses reflek (strecth
reflex)
Fungsi Lidah
Mendorong makanan ke permukaan
kunyah
Mencampur makanan - saliva
Memilih makanan yang halus - ditelan
Membersihkan sisa makanan
Membantu proses bicara
Membantu proses menelan
Proses sekresi di mulut
Saliva
sekresi : 1,0 – 1,5 liter/hari
pH : 6-7,4 ( pH optimum enzim ptyalin)
Fase sekresi
- Fase sefalik
- Fase buccal
- Fase Gastrointestinal
Fungsi Saliva
Menetralkan keasaman makanan
Melarutkan makanan- merangs Taste Bud
Melembabkan mulut
Saliva mengandung :
- Mukus
- α amilase (ptyalin) : mencerna amilum
- Anti bakteri
- Elektrolit
Proses Pencernaan di mulut :
Ptyalin
Amilum Polisakarid

Proses Absorbsi di Mulut


- hanya untuk obat-obatan
Gangguan di Mulut
- Mulut kering : mudah infeksi
- kurang saliva: mudah caries gigi
OESOPHAGUS
Fungsi :
- tempat lewat mkn dari mulut  lambung
- (tak ada sekresi enzim tak ada
pencernaan)
- ada sekresi mukus : - pelicin
- proteksi mukosa
saliva
makanan Bolus
mastikasi
Penelanan (Deglutition / Swallowing)
- Palatum molle menutup nasofaring
- Epiglottis menutup laring
- Napas berhenti sejenak
* Proses berlangsung selama 5-10 detik
Proses penelanan
Melibatkan Nervus V, IX, X dan XII
Saat menelan :
- udara ikut tertelan : Aerophagia
- Udara dikeluarkan kembali : Ruktus
- Udara dikeluarkan mell anus : Flatus

Pada Oesophagus - Tidak ada absorpsi


Sfingter Kardia = Sfingter gastroesofageal
- Fungsi :
mencegah kembalinya (refluks) isi
lambung ke oesophagus
LAMBUNG
- Lambung yang berbentuk huruf C terletak pada kuadran
abdomen kiri-atas.
- Bagian utamannya adalah kardia, fundus,badan, dan daerah
pilorus.
- Jika kosong, terlihat rugae pada permukaan internal lambung
- Mukosa lambung adalah epitel kolumnar sederhana, di
dalamnya tersebar gastric pits yang terhubung ke kelenjar-
kelenjar lambung.
- Sel pensekresi pada kelejar lambung termasuk Sel utama (chief
cells) penghasil pepsinogen; sel parietal penghasil HCl dan faktor
intrinsik; mucus neck cell penghasil mukosa; dan sel
enteroendokrin yang mensekresi hormon
LAMBUNG
• Barrier mukosa melindungi lambung dari HCl.
• Sel mukosa terhubung melalui tight junction,
mensekresi mukosa tebal, dan terganti dengan cepat
bila rusak
• Muskularis lambung mengandung lapisan otot ketiga
yang
berbentuk oblik yang memungkinkannya
menggerakkan dan mencampur makanan
• Pencernaan protein dimulai pada lambung oleh pepsin
aktif dan membutuhkan kondisi asam (oleh adanya
HCl). Terjadi proses absorbsi beberapa zat pada
lambung
LAMBUNG
• Aktivitas sekresi lambung dikontrol oleh baik faktor humoral
maupun syaraf.
• Tiga fase sekresi lambung adalah: sefalik, gastrik dan intestinal.
Untuk kebanyakan stimuli yang bekerja pada kepala (sefalik) dan
lambung (gastrik) mengakibatkan sekresi gastrik. Sebagian besar
stimuli yang bekerja pada usus halus memicu refleks enterogastrik
dan melepaskan sekretin, CCK, dan GIP, yang kesemuanya
menghambat aktivitas sekresi
• lambung. Aktivitas simpatik juga menghambat sekresi lambung
• Pencernaan mekanik pada lambung dipicu oleh distensi lambung
dan berbarengan dengan propulsi makanan dan pengosongan
lambung. Pergerakan makanan ke duodenum dikontrol oleh pilorus
dan sinyal umpan balik dari usus halus. Sel pemacu pada lembaran
otot usus halus membangkitkan laju peristaltik maksimal
PERSARAFAN USUS_PLEKSUS
INTRAMURAL
o Sistem saraf intrinsik sal. pencernaan terdapat pada
mulai dari dinding esofagus dan menyebar ke suluruh
jalur pencernaan sampai anus.
o Terdiri dari 2 lapisanneuron dan serabut2 penghubung
yang sesuai ; lapisan luar yaitu pleksus mienterikus
atau p. auerbach, dan lapisan dalam dinamakan p.
submukosa atau p. meissner.
o P. mienterikus mengatur gerakan gastrointestinalis
o P. submosa mengatur sekresi dan fungsi sensoris
CONTINUE………

 Pengaturan otonom saluran pencernaan


Mendapatkan persarafan simpatis dan parasimpatis
yang luas, yang mampu mengubah aktifitas seluruh
usus atau bagian2 tertentu usus.
 Persarafan parasimpatis
Yang mempersarafi usus dibagi dalam divisi kranial
dan sakral.
 Persarafan simpatis
Mempersarafi semua bagian sal. pencernaan.
Perangsangan saraf simpatis m’hambat aktifitas sal.
pencernaan.
Bagian usus halus

Usus halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :


1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Jejunum
3. ileum
Mekanisme Usus
Lambung melepaskan makanan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Pergerakan Usus Halus
Kontraksi usus halus disebabkan oleh aktifitas
2 lapis otot polos yaitu lapisan otot polos longitudinal
di bagian luar dan lapisan otot sirkuler dibagian
dalam. Pergerakan usus halus berfungsi untuk
mencampur makanan dengan enzim percernaan
dan mendorong makanan kearah kolon. Dibutuhkan
waktu 3-5 jam agar makanan dari pylorus tiba di
ileocaecal junction.
Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti
dan absorbsi bahan-bahan makanandapat
berlangsung secara maksimal. Pergerakan pada
usus halus terdiri dari:
1. Pergerakan Segmentasi atau mencampur
(mixing).
2. Pergerakan Peristaltik atau Propulsif.
Pergerakan Segmentasi
• Pergerakan mencampur (mixing) atau pergerakan segmentasi
yang mencampur makanan dengan enzim-enzim pencernaan
agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi.

• Otot yang terutama berperanan pada kontraksi segmentasi


untuk mencampur makanan adalah otot longitudinal.

• Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus


halus akan berkontraksi secara lokal. Tiap kontraksi ini
melibatkan segmen usus halus sekitar 1-4 cm. Pada saat satu
segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi,
segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian
seterusnya. Bila usus halus berelaksasi, makanan akan
kembali keposisisnya semula. Gerakan ini berulang terus
sehingga makanan akan bercampur dengan enzim
pencernaan dan mengadakan hubungan dengan mukosa
usus halus dan selanjutnya terjadi absorbsi.
Pergerakan peristaltik
• Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltic yang
mendorong makanan kearah usus besar (colon).

• Gerakan peristaltic pada usus halus mendorong


makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan 0,5
sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih
cepat dibandingkan pada bagian distal. Gerakan
peristaltic ini sangat lemah dan biasanya menghilang
setelah berlangsungsekitar 3 sampai 5 cm, dan jarang
lebih dari 10 cm. rata-rata pergerakan makanan pada
usus halus hanya 1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan
normal , makanan dari pylorus akan tiba di ileocaecal
junction dalam waktu 3-5 jam.
Usus Besar
• Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.

• Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik.


• Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon
Transversum, dan Kolon desenden.

• Fungsi kolon adalah :


a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai
hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari
tubuh.
e. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
PERGERAKAN KOLON

 Fungsi kolon :
1. Mengabsorbsi air dan elektrolit dari kimus
2. Menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan
 Pergerakan pencampur_haustrasi
Kontraksi haustfal stlh dimulai biasanya mencapai
30 detik dan menghilana selama 60 menit berikutnya.
Feses dalam usus besar dgn lambat diaduk sehingga
semua feses dgn bertahap terpapar ke permukaan
usus besar. Cairan secara progesif diabsorbsi sampai
hanya tersisa 80 – 150 ml yg hilang dalam feses dari
800 ml kimus per hari.
CONTINUE………

 Pergerakan pendorong _ Mass movement


Mass movement yaitu pergerakan memdorong
feses ke arah anus. Biasanya terjadi hanya beberapa
kali sehari. Pemulaian mass movement oleh refleks
gastrokolika dan duodenokolika. Refleks2 ini akibat
peregangan lambung dan duodenum.
DEFEKASI

 Bila mass movement mendorong feses masuk rektum, normalnya


dimulai proses defekasi.
 Pendorongan massa feses terus menerus melalui anus dapat
dicegah oleh kontraksi tonik dari :
1. Sfingter ani intermus, suatu massa sirkular otot polos yg
terletak tepat di sebelah dalam anus.
2. Sfingter ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunter.
 Saraf sensoris dalam rektum dirangsang regangan, isyarat
dihantarkan ke bagian sakral medula spinalis dan kemudian
secara refleks kembali ke kolon desenden, sigmoid, rektum dan
anus melalui serabut saraf parasimpatis dalam nervi erigentes.

Anda mungkin juga menyukai