Anda di halaman 1dari 69

Gabriel Riadhy Tanok Harmany

- Kulit -> memiliki fungsi esensial


perlindungan,pengaturan suhu, respons
imun,sintesis biokimia,serta seksual.

- Terapi untuk memperbaiki gangguan pd salah


satu fungsi dapat diberikan secara: Topikal,
sistemik, pembedahan, dan modalitas lain.
Faktor utama yang berpengaruh:
1. Lokasi penetrasi : skrotum, wajah,
aksila, scalp, forearm
2. Gradien konsentrasi
3. Frekuensi dosis
4. Zat pembawa (vehicles/vehikulum)
 Molekul obat diangkut ke dalam kulit melalui stratum
corneum, saluran keringat, dan folikel sebasea. 99%
permukaan kulit adalah str corneum.

 Absorpsi obat melalui kulit ditentukan oleh perbedaan


kadar obat diluar dengan di dalam kulit, penglepasan
obat dari vehiculum, dan difusi melalui berbagai lapis
kulit.

 Obat mudah melintasi kulit bila BM rendah (<600 Da),


mudah larut dalam minyak dan air, dan koefisien partisi
yang tinggi. Obat dalam bentuk ion/polar tak dapat
menembus kulit yg utuh, kecuali bermolekul kecil.

 Epidermis berisi berbagai enzim pemetabolisme obat;


dalam kulit ditemukan transportasi aktif, keluar dan ke
dalam sel kulit.
 Dosis mencakup seluruh permukaan kulit yg berpenyakit
(30 gr utk seluruh kulit). Bila tidak memungkinkan,
penggunaan obat sistemik direkomendasikan.

 Permeabilitas obat berbanding terbalik dengan tebal


kulit. Penetrasi obat tinggi di muka, lipat kulit,
perineum, dan kulit bayi. Kulit yg tipis mudah atrofi
karena steroid.

 Absorpsi obat naik bila kulit tetap basah, bila tertutup


dengan salep atau dibasahi.

 Vehiculum ikut tentukan penyerapan; salep bersifat


oklusif dan pelembut, lebih baik dari krem.
 Faktor yang diperhatikan:
 Kelarutan zat aktif di dalam zat pembawa (Vehicle)
 Kecepatan pelepasan zat aktif dari zat pembawa
 Kemampuan zat pembawa menghidrasi stratum
korneum
 Kestabilan zat aktif di dalam zat pembawa
 Interaksi kimia dan fisik zat pembawa, str corneum,
zat aktif
 Klasifikasiformula vehikulum: tinktur, cair,
lotion, gel, aerosol, powder, pasta, krim,
salep
 Topical Antibacterial
 Mencegah infeksi pd luka bersih.
 Banyak sediaan yg ditambah kortikosteroid  tdk
mengurangi efektifitas AB  hasil > baik
dibanding pemakaian KS saja  untuk terapi
diaper dermatitis, otitis externa, dan
impetiginized eczema.
 Sediaan kombinasi dua antibiotik  infeksi
campuran, memperluas spektrum kerja dan
memperlambat resistensi.
ANTIBIOTIK TOPIKAL
Natrium Fusidat
1. Salep 20 mg/g, tube@5g Fucilex
2. Krim 20mg/g, tube@5g Fucilex
Fusicom
Fuson

Perak Sulfadiazin
1. Krim 1%, tube@35g Burnazin
2, Krim 1% tube@500g Burnazin

Gentamisin Sulfate
1. Krim 0,1% tube@5g Gentamicin
Macam AB topikal
 Bacitracin
 Gram-positif: streptococci, pneumococci, &
staphylococci, anaerobic cocci, neisseriae, tetanus
bacilli & diphtheria
 Bacitracin dpt tunggal atau kombinasi dg neomycin,
polymyxin B atau keduanya. Bacitracin menyebabkan
anaphylaxis (jarang), Allergic contact dermatitis
(sering).
Bacitracin sulit diabsorbsi kulit toksisitas sistemik <
 Nama Dagang: Basitrant, Cicatrin, Dactrol,
dsb.
 Farmakodinamika:
Basitrasin adalah satu campuran peptida siklik
yang aktif terhadap bakteri gram +,
Basitrasin menghambat pembentukan dinding
sel dengan cara mengganggu defosforilasi
dalam transfer subunit-subunit
peptidoglikan ke dinding sel yang sedang
dibentuk.
 Farmakokonetika:
Basitrasin sangat nefrotoksik jika masuk
secara sistemik, namun keuntungannya tidak
diserap secara substansial dari kulit, luka,
maupun mukosa sehingga dapat
menghasilkan aktivitas antibakteri lokal
tanpa tkosisitas sistemik.
 Posologi:
 Basitrasin 500 U/gram ointment (sering
dikombinasi dengan polimicyn atau neomycin).
 Dosis 2-3x pemberian/hari u.e.
 Sediaan: Krim/Salep, Obat Tetes.
MUPIROSIN
 Gram positif aerob, termasuk MRSA
 terapi impetigo krn S aureus & group A -hemolytic
streptococci.
 Intranasal mupirocin irritasi membran mukosa krn
polyethylene glycol.
 Tidak diserap scr sistemik pd kulit yg intak
 Nama Dagang: Bactroban, Bactoderm, dll
 Indikasi:
 Pengobatan topikal lesi traumatik dengan
infeksi sekunder
 Kontraindikasi: Hipersensitivitas
 Posologi:
 Mupirocin Calcium 2% Ointment (tube 5G, 10G)
 3x pemakaian/hari selama 10 hari, tergantung
respon terapi.
Polymyxin B Sulfate
 Gram negatif termsk P. aeruginosa, E. coli,
enterobacter & klebsiella.
 Proteus, serratia gram-positif sdh resisten.
 Sediaan larutan atau salep digunakan sebagai
campuran AB lain seperti basitrasin.
 ≤ 200 mg per hari pd luka terbuka (non intak)
mencegah neurotoxicity and nephrotoxicity.
 Hipersensitifitas thdp polymyxin B sulfate
topikal jarang terjadi.
1. Berikatan
dengan
komponen
Lipid.

2. Menyebabkan
kebocoran
plasma dan
organel sel
bakteri

3. Kematian
Bakteri.
TOPICAL AMINOGLYCOSIDES
 Neomycin & Gentamicin
 Aminoglikosida
 Gram negatif termasuk E. coli, proteus,
klebsiella & enterobacter.
 Aktifitas Gentamisin thdp P. aeruginosa,
staphylococci & group A -hemolytic streptococci
> drpd neomycin.
 Pemakaian topikal secara meluas tu di RS hrs
dicegah memperlambat organisme resisten
gentamisin.
 Neomycin sediaan tunggal atau kombinasi dgn
polymyxin, bacitracin dll.
 Nama Dagang: Garamycin, Genoit, Genalten,
dsb.
 Indikasi:
 Infeksi kulit ringan, seperti impetigo, folikulitis,
pioderma, yang biasanya ditandai dengan adanya
nanah.
 Infeksi kulit ringan yang berhubungan dengan
beberapa kondisi kulit, seperti eksim, psoriasis,
luka bakar ringan, lecet, ataupun luka-luka lain.
 Posologi:
 Gentamycin Sulfat 0,1% ointment/krim
 Acne ringan – sedang
 Clindamycin
 P. acnes
 10% absorbsi BAB darah & pseudomembranous colitis
(jarang)
 Hydroalcoholic & foam formulation (Evoclin) kulit kering &
iritasi terbakar & nyeri.
 Water-based gel & lotion formulation > baik.
 DKA jarang
 Tersedia dlm fixed-combination topical gel dgn benzoyl
peroxide (BenzaClin, Duac).
 Bentuk Obat Kapsul; Gel Topikal; Cairan
Obat Luar; Krim;
 Nama Dagang ObatClinoma; Clynoret;
Albiotindsb.
 Kandungan150 mg; 300 mg; 10 mg/mL; 1%,
(10 mg/gram); 100 mg/5 mg
 Golongan Obat Antibiotik Lincosamide
 Indikasi: Acne Vulgaris
 Obatini umum digunakan untuk menangani
masalah jerawat pada kulit. Di pasaran,
biasanya tersedia dalam berbentuk krim atau
gel.

 Oleskan krim, gel atau lotion pada kulit


berjerawat yang sudah dibersihkan dua kali
sehari. Maksimum penggunaan obat adalah
12 minggu.
 Erythromycin
 P acnes.
 Komplikasi antibiotic-resistan (staphylococc) terapi
sistemik
 ES lokal: rasa terbakar, kulit kering, iritasi (water-based
gel > baik drpd larutan).
 Kombinasi dg benzoyl peroxide (Benzamycin)
 Sodium Sulfacetamide
 Bentuk sediaan tunggal: 10% lotion (Klaron) &10% wash
(Ovace).
 Kombinasi dgn sulfur utk terapi acne vulgaris & acne
rosacea.
 MOA: menghambat pemakaian p-aminobenzoic oleh P.
acnes.
 4% terabsorsi.
 KI: alergi sulfonamide.
 Retinoic acid & derivatives (tretinoin)
 Adapalene (Differin)
 Tazarotene (Tazorac) (KI: bumil)
 Isotretinoin (KI: bumil)
 Benzoyl peroxide
 Azelaic acid
 SALICYLICACID (3–6%)
 UREA (20 %)
 PODOPHYLLUM RESIN & PODOFILOX (25%)
 Asam salisilat adalah agen keratolitik yang
menyebabkan pengelupasan lapisan luar kulit.

 Salisil topikal untuk kulit dipergunakan dengan


indikasi: acne vulgaris, dandruff, dermatitis
seboroik, psoriasis, callus dan verucca vulgaris,
dan infeksi jamur.

 Bedak Salicyl tabur digunakan untuk mengatasi


keluhan gatal-gatal pada kulit karena biang
keringat atau gangguan kulit lain yang bukan
infeksi.
 KONTRAINDIKASI
 Hipersensitivitas terhadap salisilat.
 SEDIAAN
Salicylic acid topikal 16.7% cairan:
Cuci dan keringkan dengan baik. Untuk Veruka vulgaris, oleskan ke tiap kutil 1 –
2x/hari
Salicylic acid 3% topikal sabun:
Pakaikan ke area kulit yang sakit setidaknya 2x seminggu. Pakaikan pada skalp atau
kulit selama 2 menit, lalu bilas sampai bersih, ulangi jika perlu.
Salicylic acid topikal 6% krim:
Pakaikan ke area yang sakit sekali sehari. Sebelumnya, basahi dulu 5 menit sebelum
pemakaian agar kulit lebih lembap. Gunakan pada malam hari, bilas pada pagi hari.
Salicylic acid topikal 6% losion:
Pakaikan ke area yang sakit sekali sehari. Sebelumnya, basahi dulu 5 menit
sebelum pemakaian agar kulit lebih lembap. Gunakan pada malam hari, bilas pada
pagi hari.

Salicyl acid topikal 2% talkum (bedak):


 EFEK SAMPING:
 Kulit yang ditaburi mengalami iritasi
 Kulit yang ditaburi menjadi lebih kering
 Muncul sensasi rasa nyeri dan terbakar pada kulit
 Kulit menjadi memerah, dan mengelupas.
 Kulit menjadi bertmabah gatal.
 Pada beberapa kasus dapat menimbulkan Reye’s
Syndrome pada anak.
 Urea dipakai secara topikal untuk melunakan
kulit yang keras atau kering yang diakibatkan
oleh kondisi seperti dermatitis, psoriasis,
keratosis.

 Ureajuga digunakan untuk melunakan kuku


yang rusak supaya dapat dilepas tanpa
melalui operasi
 INDIKASI:
 Urea diindikasikan untuk terapi topikal untuk
debridemen dan meningkatkan penyembuhan
normal untuk lesi kulit hiperkeratotik, terutama
saat terjadi infeksi lokal sekunder, jaringan
nekrotik, eskhar, maupun debris purulen.

 Juga berguna untuk terapi kondisi hiperkeratosis


pada dermatitis, psoriasis, xerosis, iktiosis,
eksem, keratosis, keratoderma, kalus, dan kuku
yang rusak.
 KONTRAINDIKASI:
 Hipersensitivitas terhadap urea.
 SEDIAAN
 Urea 30%,35%,40%,42% foam:
Urea 35% lotion:
Urea 39% cream:
Urea 45%,50% emulsion:
Urea 45% solution:
Urea 50% ointment:
Urea 50% suspension:
Pakaikan pada area kulit yang sakit 2x/hari.
Urea 40% emulsion:
Urea 40% suspension:
Urea 42% pad:
Urea 45% gel:
Urea 50% cream:
Urea 50% gel:
Pakaikan pada area kuku yang sakit 2x/hari.
 EFEK SAMPING:
 Sensasi panas/terbakar
 Nyeri di daerah yang dipakaikan Urea
 Gatal di daerah yang dipakaikan Urea.
 Podofilum resin topikal digunakan untuk
mengobati kutil kondiloma akuminatum genital
dan anal pada orang dewasa. Obat ini hanya
dapat digunakan di daerah luar dan disekitar
anus dan tidak boleh digunakan didalam mukosa
(vagina, serviks, rektum, uretra, dan anus).

 Podofilum tidak dapat menyembuhkan kutil


kelamin maupun anal, dan tidak mencegah
rekurensi setelah menjalani pengobatan.
Podofilum juga tidak mencegah persebaran kutil
genital dan anal ke orang lain melalui kontak
kulit dan hubungan seks.
 INDIKASI:
 Infeksi HPV Genital dan Anal
 SEDIAAN & DOSIS:
 HPV Infections
 External Genital and Perianal HPV Warts
 Berikan secara topikal solusio podofilum resin 10-25% didalam tinktura
benzoin pada setiap kutil HPV, satu kali seminggu selama 3-6 minggu.

 Area maksimum pemakaian podofilum adalah 10cm persegi dan total


volume tidak boleh melebihi 0,5cc karena larutan ini bersifat sangat
destruktif terhadap jaringan.

 Although safety and efficacy not established, some clinicians recommend


lower concentrations (e.g., 5% solution) for treatment of large (i.e., >10–
20 cm2) genital and perianal warts.

 Penggunaan podofilum resin topikal hanya boleh dilakukan oleh seorang


klinisi. Tidak boleh dilakukan sendiri oleh pasien.
 EFEK SAMPING:
 Sensasi terbakar, kemerahan, dan iritasi pada
daerah yang dipakaikan selama 10-15 menit.
 Ruam, gatal.
 Terapiinfeksi jamur superfisial yg disebabkan
oleh jamur dermatophyt:
1. Antifungi topikal:clotrimazole, miconazole,
econazole, ketoconazole, oxiconazole,
sulconazole, ciclopirox olamine, naftifine,
terbinafine, butenafine & tolnaftate

2. Antifungi oral: griseofulvin, terbinafine,


ketoconazole, fluconazole & itraconazole.
 Terapi
infeksi jamur superfisial yg disebabkan oleh
kandida: topikal clotrimazole, miconazole,
econazole, ketoconazole, oxiconazole, ciclopirox
olamine, nystatin, atau amphotericin B.

 Candidiasis
mucocutaneous kronis generalisata: oral
ketoconazole jangka pjg
 Acyclovir, Valacyclovir, Penciclovir dan
Famciclovir
 MOA: menghambat DNA polimerase virus
 Terapi: Herpesvirus family
 ES: Pruritus, terbakar
 Acyclovir merupakan obat antiviral yang
menghambat persebaran herpesvirus di
tubuh. Obat ini selain menghentikan replikasi
virus, juga mengurangi gejala infeksi viral.

 Acyclovir diindikasikan untuk mengobati


infeksi oleh virus herpes seperti herpes
genitalis, herpes zoster, dan varisela.
 INDIKASI:
 Infeksi Herpes Zoster: Asiklovir diindikasikan
untuk tatalaksana herpes zoster akut (shingles).

 Herpes Genitalis: Asiklovir diindikasikan untuk


episode awal dan rekuren pada herpes genitalis.

 Varicella: Asiklovir diindikasikan untuk mengobati


varisela/chicken pox/ cacar air.
 SEDIAAN:
1. Kapsul 200mg
2. Tablet 400mg,800mg
3. Krim topikal 5% (2g,5g)
4. Injeksi, serbuk dalam Sodium 500mg, 1000mg
5. Injeksi, larutan dalam Sodium 50mg/ml (10ml,
20ml)
6. Ointment topikal: salep 5% (15g)
7. Suspensi, oral 200mg/5ml (480ml)
 DOSIS:
 Untuk HS Mukokutan (Genitalis)
 200mg tab oral 5x sehari selama 10 hari
 400mg 3x sehari selama 5-10 hari (rekomendaisi CDC)
 Untuk Herpes Zoster
 800mg tab oral 5x sehari selama 7-10 hari
 Pasien Immunocompromised: 10mg/kg IV setiap 8
jam selama 7 hari.
 Untuk Varicella
 800mg tab oral 4x sehari selama 5 hari
 Anak: 20mg/kgbb oral tab 4x sehari selama 5 hari
 KONTRAINDIKASI:
 Hipersensitivitas
 Pasien dengan gangguan ginjal.
 Efek Samping:
 Mual Muntah
 Diare
 Malaise
 Nyeri kepala
 Nefrotoksisitas
 Interaksi Obat
 Probenecid: Peningkatan clearance ke ginjal
(peningkatan nefrotoksisitas)
 Permethrin
 Terapi:
 P. humanus, Pthirus pubis 1% cream dioleskan 10
menit  dibilas air hgt
 Sarcoptes scabiei  5% cream dioleskan 8-14 jam
dibilas
 Permethrinkrim adalah agen skabisidal untuk
mengobati infeksi sarkoptes skabei (skabies),
dan digunakan hanya secara topikal saja.

 Permethrin aktif melawan artropoda


eksoparasit di kulit manusia seperti ptirus
pubis, sarkoptes skabei, dan tungau.
 INDIKASI
 Infeksi Sarkoptes Skabei (skabies)
 Infeksi Pedikulosis

 Kontraindikasi
 Hipersensitivits terhadap pyrethroid atau pyrethrin.
 Terapi ini tidak dianjurkan untuk anak < 2 tahun

 Cara Pakai
 Krim Permethrin 5% di seluruh tubuh setelah 10 jam,
krim permethrin dibersihkan dengan sabun. (Skabies)
 Krim rinse Permethrin 1% dibiarkan selama 2
jam.(Pedikulosis)
 EFEK SAMPING
 Rasa panas
 Gatal
 Ruam kemerahan
 Kesemutan
 SEDIAAN
 Permethrin Topical Cream 5%
 Permethrin Topikal Kit (Lotion/Cream rinse) 1%
 Permethrin Topical Solution 1%
 Lindane (Hexachlorocyclohexane)

 Dlm btk sampo/lotion


 P.capitis/pubis 30ml dioleskan pd rambut
basah slm 4 menit dibilas
 Scabies dioleskan seluruh tubuh (leher ke
bawah) 8-12 jam  dibilas
 ES: neurotoxicity dan hematotoxicity hati-
hati pada bayi, anak, wanita hamil
 Jangan kena mata dan membran mukosa krn
dpt iritasi
 Crotamiton

 Scabisid, antipruritus
 Bentuk krim atau lotion (Eurax)
 Diberikan seluruh tubuh (dagu ke bawah) selama 24 jam
 dibilas
 Alternatif Lindane
 ES: dermatitis kontak alergika, iritasi  distop
 Jangan pada radang akut kulit, mata, membran mukosa
 SULFUR

 Sudah lama dipakai sebagai scabicide


 Meski tidak iritatif tapi bau tidak enak, meninggalkan
bekas warna, tidak menyenang utk dipakai  terganti
oleh scabicide modern  tapi mrpkan obat alternatif
untuk bayi dan wanita hamil
 Formulasi umumnya berupa 5% sulfur dalam
petrolatum.
 MALATHION

 Suatu organophosphate cholinesterase inhibitor


 Dihidrolisis oleh plasma carboxylesterases lebih cepat
pada manusia daripada serangga menguntungkan utk
terapi pediculosis
 Dalam bentuk 0.5% lotion (Ovide) diberikan pada rambut
yg msh kering  dibiarkan selama 4- 6 jam disisir
 HYDROQUINONE, MONOBENZONE, &
MEQUINOL
 Mengurangi hiperpigmentasi kulit.
 Hydroquinone & mequinol reversibel
depigmentasi
 Monobenzone irreversible depigmentation.
 MOA: menghambat tyrosinase hambat
pembentukan melanin.
 ES: iritasi, alergi (lokal) Both hydroquinone and
monobenzone may cause local irritation.
 TRIOXSALEN & METHOXSALEN

 repigmentasi dari depigmented macules pada


vitiligo.
 high-intensity long-wave ultraviolet fluorescent
lamps, photochemotherapy dg oral methoxsalen
utk psoriasis & oral trioxsalen utk vitiligo sdg
diteliti
 ES: katarak & kanker kulit (jangka panjang).
 SUNSCREENS
 Menyerap UV= sunscreens
 Memantulkan cahaya= titanium dioxide
(sunshades).
 p-aminobenzoic acid (PABA) & esternya,
benzophenones & dibenzoylmethanes.
 Menyerap UVB (280 - 320 nm) yg mrpkan
penyebab eritema & tanning krn paparan sinar
mthr.
 Paparan kronis thdp cahaya ini  kanker kulit.
 Dibenzoylmethanes (Parasol & Eusolex) menyerap
UVA (320 nm - 400 nm)
 TOPICAL CORTICOSTEROIDS
 Hydrocortisone adalah topikal kortikosteroid
pertama.
 MOA: aktifitas anti inflamasi & antimitotik.
 Topikal glucocorticosteroid pertama adlh
hydrocortisone.
 Prednisolone dan methylprednisolone topikal
aktivitasnya setara hydrocortisone.
 Absorbsi minimal pd kulit normal, meningkat pd
atopic dermatitis, severe exfoliative diseases:
erythrodermic psoriasis (barier kulit turun).
 Bentuk salep > baik aktivitasnya drpd krim atau
lotion.
 Keterbatasan penetrasi topikal kortikosteroid dpt
diatasi dgn cara injeksi intralesi ( insoluble
corticosteroids: triamcinolone acetonide,
triamcinolone diacetate, triamcinolone
hexacetonide & betamethasone acetate-
phosphate)
 ES:
-sistemik: supresi pituitary-adrenal axis
-lokal: atropi kulit, steroid acne, steroid
rosacea, hipopigmentasi, DKA.
 Lepra = Morbus Hansen

 Adalah:
Penyakit menular, menahun yang menyerang saraf tepi, kulit

 Penyebab:
Mycobacterium leprae

 Gejala:
 Lesi kulit: bercak keputih-putihan/ kemerah-merahan & mati rasa
 Penebalan saraf tepi: mati rasa; kelemahan otot/ kelumpuhan
 BTA (+)

62
Cardinal Sign PB MB
(Paucibacillary) (Multibacillary)
Bercak 1-5 >5

Gangguan saraf 1 saraf > 1 saraf


tepi

Sediaan apus BTA (-) BTA (+)

63
RIFAMPISIN
• Kapsul/ tablet 150 mg, 300 mg, 450 mg dan 600 mg

 Diamino Diphenyl Sulfone (DDS)


 Mekanisme kerja: menghambat sintesis as. folat
 Tablet putih 50 mg & 100 mg

LAMPRENE/ CLOFAZIMINE
• Mekanisme kerja: pengikatan DNA
• Juga sebagai anti reaksi (antiinflamasi)
• Kapsul coklat 50 mg, 100 mg
64
 Pausi
WHO
Basiler (PB): 6 blister  6-9 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg & DDS 100 mg
Di rumah; harian: DDS 100 mg
 Multi Basiler (MB): 12 blister  12-18 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg; Lampren 300 mg; DDS 100 mg
Di rumah; harian: Lampren 50 mg; DDS 100 mg

KEADAAN KHUSUS
 Bumil: aman
 Px TB: RMP sesuai dosis TB

65
Efek samping Penyebab Tatalaksana
Kulit merah, coklat s/ hitam clofazimine Advice
Gangguan GIT dapsone, Sewaktu/
clofazimine sesudah mkn
Anemia dapsone Fe, as. folat

Mayor  Hentikan
Efek samping Penyebab Tatalaksana
Alergi, urtikaria, dapsone PB: ganti clofazimine
ENL (Eritema Nodosum MB: tanpa dapsone
Leprosum) Tx: Prednison
66
 Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan
oleh Nesseria gonorrhoea. Penyakit ini termasuk
PMS yang memiliki insidensi tinggi.

 Cara penularan utama melalui genitogenital,


orogenital, dan anogenital, namun dapat juga
melalui alat mandi (ekstragenital).

 Pilihan Tatalaksana farmakologis:


 Ofloksasin 400mg per oral single dose,
 Tiamfenikol 3,5 gr per oral single dose
 Kanamisin 2 gr injeksi Intramuskular single dose,
 Sifilisadalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Treponema Pallidum dan
bersifat sistemik. Sifilis memiliki masa laten
dan manifestasi klinisnya dapat menyerupai
penyakit lain

Anda mungkin juga menyukai