Anda di halaman 1dari 53

PREVALENSI PENDERITA HIPERTENSI

SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN


INTERVENSI FARMAKOLOGIS DAN
PENYULUHAN GUNA MENCEGAH
TERJADINYA KOMPLIKASI HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
NGKERAN KECAMATAN LAWE ALAS
KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN
2018
dr. SITI FEMI AMALIA
BAB 1
PENDAHULUAN
MENGAPA HIPERTENSI MERUPAKAN MASALAH
KESEHATAN PUBLIK DI SELURUH DUNIA?

 Meningkatnya prevalensi hipertensi

 Masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan


maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target
 Adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas
PERSENTASI ORANG
DEWASA MENGIDAP
HIPERTENSI DI USA
Berdasarkan jenis kelamin, tahun 1988-
1994 dan 2000-2004
45% kematian akibat
penyakit jantung
17 juta kematian di 9.4 juta penyebabnya
dunia akibat penyakit adalah komplikasi
kardiovaskular dari hipertensi
51% kematian akibat
stroke
MENGAPA PENELITI TERTARIK MENELITINYA?
 Berdasarkan uraian dari berbagai literatur diatas, penulis merasa tertarik
untuk mengangkat topik mengenai prevalensi penderita hipertensi sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi farmakologis dan penyuluhan pada
masyarakat Kecamatan Lawe Alas. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa
hipertensi dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi yang dapat
memperburuk kualitas hidup seseorang.
RUMUSAN
MASALAH
Seberapa besar prevalensi
penderita hipertensi sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi
farmakologis dan penyuluhan pada
masyarakat Kecamatan Lawe Alas
tahun 2018?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
 Untuk mengetahui prevalensi penderita hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
farmakologis dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas tahun 2018.
Tujuan Khusus
 Untuk memperoleh dan mengetahui jumlah penderita hipertensi sebelum dilakukan
intervensi farmakologis dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei-
Juni 2018.
 Untuk memperoleh dan mengetahui jumlah penderita hipertensi sesudah dilakukan
intervensi farmakologis dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei-
Juni 2018.
 Mengetahui distribusi frekuensi penderita hipertensi pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas
periode Mei-Juni 2018 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan klasifikasi tekanan darah
menurut JNC 7.
MANFAAT PENELITIAN
Pemerintah Daerah (Kabupaten):
 Sebagai bahan masukan dan informasi untuk para pembuat keputusan dalam
merencanakan pengembangan program khususnya bidang kesehatan
lingkungan, sosial ekonomi dan peningkatan pengetahuan keluarga di bidang
kesehatan.
Puskesmas Perawatan Ngkeran Kecamatan Lawe Alas :
 Bagi pihak Puskesmas Perwatan Ngkeran Kecamatan Lawe Alas dan tenaga
kesehatan dapat mengetahui prevalensi penderita hipertensi sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi farmakologis dan penyuluhan pada masyarakat
Kecamatan Lawe Alas tahun 2018.
MANFAAT PENELITIAN (CONT.)
Peneliti :
 Memberikan informasi pada peneliti mengenai prevalensi penderita hipertensi
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi farmakologis dan penyuluhan pada
masyarakat Kecamatan Lawe Alas tahun 2018 beserta gambaran distribusi
frekuensinya.
 Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian.

 Peneliti dapat mengembangkan minat dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

Pembaca :
 Memberikan informasi tambahan bagi pembaca sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya mengenai hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI: DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Hipertensi adalah peningkatan abnormal dari tekanan darah yakni ≥ 140/90
mmHg yang diukur pada setidaknya tiga kesempatan yang berbeda dari
orang yang telah beristirahat selama minimal 5 menit.
Klasifikasi hipertensi:
 Berdasarkan penyebabnya

 Berdasarkan derajatnya (JNC 7)

 Berdasarkan tipe-nya

 Berdasarkan manifestasi ke organ-organ target


HIPERTENSI: FAKTOR RESIKO
• Merokok
• Kurang aktivitas fisik
• Obesitas

Dapat •


Asupan garam berlebihan
Diet yang kurang mengandung buah, sayuran dan produk susu
Stress psikososial
dimodifikasi • Konsumsi Alkohol

• Usia

Tidak dapat •

Jenis Kelamin
Genetik
• Etnis
dimodifikasi
HIPERTENSI: MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
HIPERTENSI
•Anamnesis
•Pengukuran tekanan darah
•Pemeriksaan fisik
•Pemeriksaan laboratorium
HIPERTENSI: TATALAKSANA
 Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan
morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas
ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal: kejadian
kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal)
 Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.

• Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg


• Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg
• Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg
HIPERTENSI: TATALAKSANA NON FARMAKOLOGIS
HIPERTENSI: TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
 Diuretika, terutama jenis thiazide atau aldosterone antagonist

 Beta blocker

 Calcium channel blocker atau calcium antagonist (CCB)

 Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEinhibitor)

 Angiotensin II receptor blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)


HIPERTENSI: TATALAKSANA FARMAKOLOGIS (CONT.)
 Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan
dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah.
HIPERTENSI: KOMPLIKASI
BAB 3
KERANGKA KONSEP
& DEFINISI
OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP

Sebelum Dilakukan
Intervensi Farmakologis
dan penyuluhan - Prevalensi (Angka
Kejadian)
- Jenis Kelamin
Penderita Hipertensi - Usia
- Klasifikasi Tekanan
Darah
Sesudah Dilakukan
Intervensi Farmakologis
dan penyuluhan
DEFINISI OPERASIONAL
 Hipertensi: peningkatan abnormal dari tekanan darah yang diderita oleh
masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei – Juni 2018 berdasarkan hasil
wawancara dan pemeriksaan berupa pengukuran tekanan darah.
 Intervensi Farmakologis: Keterlibatan peneliti sebagai dokter dalam memilih
dan menentukan obat-obatan berdasarkan praktek evidence-based medicine
untuk hipertensi.
 Penyuluhan: Keterlibatan peneliti sebagai dokter dalam melakukan
komunikasi informasi mengenai penerapan gaya hidup sehat bagi penderita
hipertensi.
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
 Prevalensi (angka kejadian): jumlah penderita hipertensi di Kecamatan Lawe
Alas periode Mei – Juni 2018.
Cara pengukuran : Observasi
Alat Ukur : Pemeriksaan fisik dngan Sphygmomanometer
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
 Usia: jumlah tahun hidup pasien yang dihitung berdasarkan tahun masehi sejak pasien lahir
sampai terdiagnosa hipertensi yang didapat dari hasil wawancara dan pengukuran tekanan
darah.
Cara pengukuran : Observasi
Alat Ukur : Wawancara
Hasil Ukur : 1. 10-30 tahun
2. 31-50 tahun
3. 51-70 tahun
4. 71-80 tahun
5. lebih dari 80 tahun
Skala Ukur : Ordinal
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
 Klasifikasi tekanan darah: pengelompokan tekanan darah pada orang dewasa berdasarkan The
Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC 7).

Cara pengukuran : Observasi

Alat Ukur : Pemeriksaan fisik dngan Sphygmomanometer

Hasil Ukur : 1. Normotensi (sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg)

2. Prahipertensi (sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg)

3. Hipertensi deajat 1 (sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mHg)

4. Hipertensi derajat 2 (sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥100 mmHg)

Skala Ukur : Nominal


DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
 Tingkat pengetahuan : tingkat pemahaman pasien mengenai anjuran pola diet
dan terapi obat pada pasien penderita hipertensi.
Cara pengukuran : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : 1. Tingkat pengetahuan Baik, skor >15
2. Tingkat pengetahuan Sedang, skor 8-15
3. Tingkat pengetahuan Kurang, skor <8
Skala Ukur : Nominal
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
 Perilaku diet : Kebiasaan asupan makanan pasien hipertensi sehari-hari sesuai
anjuran DASH.
Cara pengukuran : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : 1. Pola diet Baik, skor >50
2. Pola diet Tidak Baik, skor <50
Skala Ukur : Nominal
BAB 4
METODE
PENELITIAN
 Jenis Penelitian:

Descriptical study, dengan desain cross sectional.


 Lokasi dan Waktu Penelitian:

Bulan Mei-Juni 2018 di desa Pulo Gadung, Pulo Sepang, Kuta Batu Baru, Kuta
Batu I, Kuta Batu II yang merupakan desa termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Ngkeran.
 Populasi:

Masyarakat desa Pulo Gadung, Pulo Sepang, Kuta batu Baru, Kuta Batu I, Kuta
Batu II.
 Sampel:
Menggunakan teknik consecutive sampling, yakni semua subyek yang datang
secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
 Metode Pengumpulan Data:
Data Primer.
 Pengolahan dan Analisa Data:
Diolah menggunakan program komputer SPSS. Jenis analisa statistik
deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel, narasi, dan tafsiran atau kesimpulan
dari hasil statistik.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
& PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Lawe Alas terdiri dari 28 desa. Puskesmas Ngkeran terletak di Desa
Cingkam Mrangun Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara dengan
luas area 4.538 km2

 Karakteristik Individu
Populasi terjangkau pada penelitian ini berjumlah 132 orang
Sebelum Sesudah

Hipertensi : 58 orang (43.9%) PREVALENSI Hipertensi : 50 orang (37.8%)

Tidak hipertensi : 74 orang (56.1%) HIPERTENSI Tidak hipertensi : 82 orang (62.2%)

56.10%
62.20%
43.90%

37.80%

Hipertensi Hipertensi
Tidak hipertensi Tidak hipertensi
Sebelum Sesudah

Laki-laki : 16 orang (43.9%) JENIS Laki-laki : 12 orang (37.8%)

Perempuan : 42 orang (56.1%) KELAMIN Perempuan : 38 orang (62.2%)

76.00%
72.40%

27.60%
24.00%

Laki-laki Laki-laki
Perempuan Perempuan
Sebelum Sesudah
Usia 10-30 tahun : 1 orang (1.7%) Usia 10-30 tahun : 0 orang (0%)
Usia 31-50 tahun : 19 orang (32.7%)
Usia 51-70 tahun : 32 orang (55.2%)
KELOMPOK Usia 31-50 tahun : 14 orang (28%)
Usia 51-70 tahun : 31 orang (62%)
Usia 71-80 tahun : 2 orang (3.4%) USIA Usia 71-80 tahun : 2 orang (4%)
Usia >80 tahun : 4 orang (7%) Usia >80 tahun : 3 orang (6%)

55.20% 62.00%

32.70%
28.00%

1.70% 0.00%
3.40% 7% 4.00% 6%
10-30 31-50 10-30 31-50
tahun tahun 51-70 71-80 >80 tahun tahun 51-70 71-80 >80
tahun tahun tahun tahun
tahun tahun
Sebelum KLASIFIKASI Sesudah

Hipertensi derajat 1 : 31 orang (43.9%) TEKANAN Hipertensi derajat 1 : 27 orang (37.8%)

Hipertensi derajat 2: 27 orang (56.1%) DARAH Hipertensi derajat 2 : 23 orang (62.2%)

54.00%
53.40%

46.60%
46.00%

Hipertensi Hipertensi
derajat 1 Hipertensi Hipertensi
derajat 1
derajat 2 derajat 2
56.90%

TINGKAT
PENGETAHUAN DIET
34.50% DAN TERAPI OBAT
PASIEN HIPERTENSI
Baik : 5 orang (8.6 %)
8.60% Sedang : 20 orang (34.5%)
Kurang : 33 orang (56.9%)

Baik
Sedang
Kurang
84.50%

PERILAKU DIET
HIPERTENSI
Baik : 9 orang (15.5 %)
15.50% Tidak baik : 49 orang (84.5%)

Baik
Tidak baik
PEMBAHASAN
 Prevalensi Hipertensi
Prevalence of Chronic Kidney Disease in the United States (Coresh et al,
2007)  disebabkan oleh karena hipertensi pada tahap awal tidak
menunjukkan gejala yang spesifik sehingga banyak yang tidak terdiagnosa
lebih dini. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
mengetahui dan mengontrol tekanan darah mereka juga menjadi salah satu
faktor penentu masih tingginya prevalensi penderita hipertensi di masyarakat.
PEMBAHASAN (CONT.)
 Terdapat penurunan prevalensi penderita hipertensi sesudah dilakukan
intervensi farmakologis dan penyuluhan sebesar 6.1% atau sebanyak 8 orang.
 Tatalaksana Farmakologi terapi Hipertensi (Yenny, 2014)  intervensi
hipertensi berupa modifikasi gaya hidup ditambah dengan terapi farmakologis
terbukti dapat menghambat progresivitas hipertensi. Namun, sebagian besar
pasien memerlukan obat anti hipertensi seumur hidup dengan kombinasi
lebih dari satu obat karena monoterapi jarang dapat mengontrol tekanan
darah. Respon terhadap berbagai klas antihipertensi adalah heterogen,
dimana beberapa pasien mungkin akan berespon lebih baik daripada pasien
yang lain.
PEMBAHASAN (CONT.)
 Jenis Kelamin
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013)  yang menyatakan bahwa
prevalensi penderita hipertensi di Indonesia lebih banyak ditemukan pada
perempuan (28.8)% dibandingkan pada laki-laki (22.8%).
The Atlas of Heart Disease and Stroke (Mackay dan Mensah, 2004)  dari
berbagai penelitian, insidens hipertensi lebih banyak ditemukan pada pria
dibandingkan wanita usia premenopause.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Ganong, 2008)  hormon estrogen yang
lebih dominan dimiliki oleh wanita dapat menurunkan kolesterol plasma
secara bermakna dan memiliki efek vasodilatasi dengan meningkatkan
produksi NO setempat sehingga dapat menghambat aterogenesis dan
menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular.
PEMBAHASAN (CONT.)
 Kelompok Usia
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013)  resiko terjadinya hipertensi
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada
kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan
umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Setiati et al, 2009)  terdapat beberapa
perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular dan tekanan darah pada
proses menua antara lain: peningkatan tekanan darah sistolik tetapi tekanan
darah diastolik tidak berubah, peningkatan resistensi vaskular perifer, lapisan
subendotel menebal dengan jaringan ikat,ukuran dan bentuk yang irregular
pada sel-sel endotel, dan berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-
adrenergik.
 Tingkat Pengetahuan Diet dan Terapi Obat Pasien Hipertensi & Perilaku Diet
Hipertensi
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013)  prevalensi nasional hipertensi
cenderung lebih tinggi pada masyarakat pedesaan, pada kelompok
pendidikan lebih rendah, dan pada kelompok dengan kuintil indeks
penghasilan menengah ke bawah.
BAB 6
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
 Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 58 orang (43.9%) dari 132 orang
populasi terjangkau di Kecamatan Lawe Alas periode Mei-Juni 2018
menderita hipertensi sebelum dilakukan intervensi farmakologis dan
penyuluhan.
 Berdasarkan data yang diperoleh , sesudah dilakukan intervensi farmakologis
dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei-Juni
2018 didapati penderita hipertensi sebesar 50 orang (37.8%) atau terjadi
penurunan sebesar 6.1%
 Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi didapati
perempuan sebanyak 42 orang (72.4%) dan laki-laki sebanyak 16 orang
(27.6%).
KESIMPULAN (CONT.)
 Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi didapati
pasien dengan kelompok usia 10-30 tahun sebanyak 1 orang (1,7%), kelompok
usia 31-50 tahun sebanyak 19 orang (32.7%), kelompok usia 51-70 tahun
sebanyak 32 orang (55.2%), kelompok usia 71-80 tahun sebanyak 2 orang
(3,4%), dan kelompok usia >80 tahun sebanyak 4 orang (7%).
 Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi 31 orang
(53.4%) orang diantaranya adalah penderita hipertensi derajat 1 dan 27 orang
(46.6%) lainnya adalah penderita hipertensi derajat 2.
KESIMPULAN (CONT.)
 Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi
sebanyak 33 orang (56.9%) tingkat pengetahuannya terhadap diet dan terapi
obat pasien hipertensi termasuk kurang, sebanyak 20 orang (34.5%) termasuk
kategori sedang dan sebanyak 5 orang (8.6%) termasuk kategori baik.

 Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi


sebanyak 49 orang (84.5%) perilaku diet hipertensinya tidak baik dan
sebanyak 9 orang (15.5%) perilaku diet hipertensinya termasuk baik
SARAN BAGI PIHAK
PUSKESMAS NGKERAN
Meningkatkan kegiatan upaya surveillance dan
skrining hipertensi secara berkala yang dilaksanakan
dalam program pencegahan dan pemberantasan
penyakit tidak menular. Diharapkan juga Puskesmas
turut serta dalam menyediakan wadah konsultasi
mengenai terapi dan asupan nutrisi terbaik bagi
penderita hipertensi yang dilakukan secara rutin (±
1x perbulan). Diharapkan melalui kegiatan ini dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya mengetahui dan mengendalikan tekanan
darah.

Mengadakan penyuluhan kesehatan secara rutin


dengan memasukkan materi mengenai hipertensi
dan cara pencegahannya. Sehingga dapat
mengurangi tingkat prevalensi terjadinya hipertensi.
SARAN BAGI
MASYARAKAT
Lebih menyadari pentingnya mengetahui dan
mengendalikan tekanan darah masing-masing agar
tidak jatuh dalam keadaan komplikasi. Pengendalian
tekanan darah dapat dengan mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat dan mengonsumsi obat
antihipertensi rutin bila perlu sesuai anjuran dokter.

Bersikap lebih aktif dalam mencari informasi


mengenai penyakit hipertensi yang merupakan
penyakit penyebab kematian nomor 2 di seluruh
dunia dengan cara seperti mengunjungi Puskesmas
untuk sekedar berkonsultasi maupun melalui media
massa. Diharapkan pengetahuan masyarakat
terhadap penyakit hipertensi akan membaik.
SARAN BAGI
PIHAK LAIN

Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan


lebih baik lagi oleh peneliti-peneliti selanjutnya,
misalnya dengan meneliti hubungan hipertensi
dengan terjadinya berbagai komplikasi, yang
dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif
dan memakai rancangan penelitian seperti
kohort, yang dapat mengetahui kekuatan
hubungan sebab akibat antar faktor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai