Peneliti dapat mengembangkan minat dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.
Pembaca :
Memberikan informasi tambahan bagi pembaca sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya mengenai hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI: DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Hipertensi adalah peningkatan abnormal dari tekanan darah yakni ≥ 140/90
mmHg yang diukur pada setidaknya tiga kesempatan yang berbeda dari
orang yang telah beristirahat selama minimal 5 menit.
Klasifikasi hipertensi:
Berdasarkan penyebabnya
Berdasarkan tipe-nya
Dapat •
•
•
Asupan garam berlebihan
Diet yang kurang mengandung buah, sayuran dan produk susu
Stress psikososial
dimodifikasi • Konsumsi Alkohol
• Usia
Tidak dapat •
•
Jenis Kelamin
Genetik
• Etnis
dimodifikasi
HIPERTENSI: MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
HIPERTENSI
•Anamnesis
•Pengukuran tekanan darah
•Pemeriksaan fisik
•Pemeriksaan laboratorium
HIPERTENSI: TATALAKSANA
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan
morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas
ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal: kejadian
kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal)
Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.
Beta blocker
Sebelum Dilakukan
Intervensi Farmakologis
dan penyuluhan - Prevalensi (Angka
Kejadian)
- Jenis Kelamin
Penderita Hipertensi - Usia
- Klasifikasi Tekanan
Darah
Sesudah Dilakukan
Intervensi Farmakologis
dan penyuluhan
DEFINISI OPERASIONAL
Hipertensi: peningkatan abnormal dari tekanan darah yang diderita oleh
masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei – Juni 2018 berdasarkan hasil
wawancara dan pemeriksaan berupa pengukuran tekanan darah.
Intervensi Farmakologis: Keterlibatan peneliti sebagai dokter dalam memilih
dan menentukan obat-obatan berdasarkan praktek evidence-based medicine
untuk hipertensi.
Penyuluhan: Keterlibatan peneliti sebagai dokter dalam melakukan
komunikasi informasi mengenai penerapan gaya hidup sehat bagi penderita
hipertensi.
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
Prevalensi (angka kejadian): jumlah penderita hipertensi di Kecamatan Lawe
Alas periode Mei – Juni 2018.
Cara pengukuran : Observasi
Alat Ukur : Pemeriksaan fisik dngan Sphygmomanometer
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
Usia: jumlah tahun hidup pasien yang dihitung berdasarkan tahun masehi sejak pasien lahir
sampai terdiagnosa hipertensi yang didapat dari hasil wawancara dan pengukuran tekanan
darah.
Cara pengukuran : Observasi
Alat Ukur : Wawancara
Hasil Ukur : 1. 10-30 tahun
2. 31-50 tahun
3. 51-70 tahun
4. 71-80 tahun
5. lebih dari 80 tahun
Skala Ukur : Ordinal
DEFINISI OPERASIONAL (CONT.)
Klasifikasi tekanan darah: pengelompokan tekanan darah pada orang dewasa berdasarkan The
Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC 7).
Hasil Ukur : 1. Normotensi (sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg)
Bulan Mei-Juni 2018 di desa Pulo Gadung, Pulo Sepang, Kuta Batu Baru, Kuta
Batu I, Kuta Batu II yang merupakan desa termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Ngkeran.
Populasi:
Masyarakat desa Pulo Gadung, Pulo Sepang, Kuta batu Baru, Kuta Batu I, Kuta
Batu II.
Sampel:
Menggunakan teknik consecutive sampling, yakni semua subyek yang datang
secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Metode Pengumpulan Data:
Data Primer.
Pengolahan dan Analisa Data:
Diolah menggunakan program komputer SPSS. Jenis analisa statistik
deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel, narasi, dan tafsiran atau kesimpulan
dari hasil statistik.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
& PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Lawe Alas terdiri dari 28 desa. Puskesmas Ngkeran terletak di Desa
Cingkam Mrangun Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara dengan
luas area 4.538 km2
Karakteristik Individu
Populasi terjangkau pada penelitian ini berjumlah 132 orang
Sebelum Sesudah
56.10%
62.20%
43.90%
37.80%
Hipertensi Hipertensi
Tidak hipertensi Tidak hipertensi
Sebelum Sesudah
76.00%
72.40%
27.60%
24.00%
Laki-laki Laki-laki
Perempuan Perempuan
Sebelum Sesudah
Usia 10-30 tahun : 1 orang (1.7%) Usia 10-30 tahun : 0 orang (0%)
Usia 31-50 tahun : 19 orang (32.7%)
Usia 51-70 tahun : 32 orang (55.2%)
KELOMPOK Usia 31-50 tahun : 14 orang (28%)
Usia 51-70 tahun : 31 orang (62%)
Usia 71-80 tahun : 2 orang (3.4%) USIA Usia 71-80 tahun : 2 orang (4%)
Usia >80 tahun : 4 orang (7%) Usia >80 tahun : 3 orang (6%)
55.20% 62.00%
32.70%
28.00%
1.70% 0.00%
3.40% 7% 4.00% 6%
10-30 31-50 10-30 31-50
tahun tahun 51-70 71-80 >80 tahun tahun 51-70 71-80 >80
tahun tahun tahun tahun
tahun tahun
Sebelum KLASIFIKASI Sesudah
54.00%
53.40%
46.60%
46.00%
Hipertensi Hipertensi
derajat 1 Hipertensi Hipertensi
derajat 1
derajat 2 derajat 2
56.90%
TINGKAT
PENGETAHUAN DIET
34.50% DAN TERAPI OBAT
PASIEN HIPERTENSI
Baik : 5 orang (8.6 %)
8.60% Sedang : 20 orang (34.5%)
Kurang : 33 orang (56.9%)
Baik
Sedang
Kurang
84.50%
PERILAKU DIET
HIPERTENSI
Baik : 9 orang (15.5 %)
15.50% Tidak baik : 49 orang (84.5%)
Baik
Tidak baik
PEMBAHASAN
Prevalensi Hipertensi
Prevalence of Chronic Kidney Disease in the United States (Coresh et al,
2007) disebabkan oleh karena hipertensi pada tahap awal tidak
menunjukkan gejala yang spesifik sehingga banyak yang tidak terdiagnosa
lebih dini. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
mengetahui dan mengontrol tekanan darah mereka juga menjadi salah satu
faktor penentu masih tingginya prevalensi penderita hipertensi di masyarakat.
PEMBAHASAN (CONT.)
Terdapat penurunan prevalensi penderita hipertensi sesudah dilakukan
intervensi farmakologis dan penyuluhan sebesar 6.1% atau sebanyak 8 orang.
Tatalaksana Farmakologi terapi Hipertensi (Yenny, 2014) intervensi
hipertensi berupa modifikasi gaya hidup ditambah dengan terapi farmakologis
terbukti dapat menghambat progresivitas hipertensi. Namun, sebagian besar
pasien memerlukan obat anti hipertensi seumur hidup dengan kombinasi
lebih dari satu obat karena monoterapi jarang dapat mengontrol tekanan
darah. Respon terhadap berbagai klas antihipertensi adalah heterogen,
dimana beberapa pasien mungkin akan berespon lebih baik daripada pasien
yang lain.
PEMBAHASAN (CONT.)
Jenis Kelamin
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013) yang menyatakan bahwa
prevalensi penderita hipertensi di Indonesia lebih banyak ditemukan pada
perempuan (28.8)% dibandingkan pada laki-laki (22.8%).
The Atlas of Heart Disease and Stroke (Mackay dan Mensah, 2004) dari
berbagai penelitian, insidens hipertensi lebih banyak ditemukan pada pria
dibandingkan wanita usia premenopause.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Ganong, 2008) hormon estrogen yang
lebih dominan dimiliki oleh wanita dapat menurunkan kolesterol plasma
secara bermakna dan memiliki efek vasodilatasi dengan meningkatkan
produksi NO setempat sehingga dapat menghambat aterogenesis dan
menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular.
PEMBAHASAN (CONT.)
Kelompok Usia
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013) resiko terjadinya hipertensi
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada
kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan
umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Setiati et al, 2009) terdapat beberapa
perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular dan tekanan darah pada
proses menua antara lain: peningkatan tekanan darah sistolik tetapi tekanan
darah diastolik tidak berubah, peningkatan resistensi vaskular perifer, lapisan
subendotel menebal dengan jaringan ikat,ukuran dan bentuk yang irregular
pada sel-sel endotel, dan berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-
adrenergik.
Tingkat Pengetahuan Diet dan Terapi Obat Pasien Hipertensi & Perilaku Diet
Hipertensi
Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2013) prevalensi nasional hipertensi
cenderung lebih tinggi pada masyarakat pedesaan, pada kelompok
pendidikan lebih rendah, dan pada kelompok dengan kuintil indeks
penghasilan menengah ke bawah.
BAB 6
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 58 orang (43.9%) dari 132 orang
populasi terjangkau di Kecamatan Lawe Alas periode Mei-Juni 2018
menderita hipertensi sebelum dilakukan intervensi farmakologis dan
penyuluhan.
Berdasarkan data yang diperoleh , sesudah dilakukan intervensi farmakologis
dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan Lawe Alas periode Mei-Juni
2018 didapati penderita hipertensi sebesar 50 orang (37.8%) atau terjadi
penurunan sebesar 6.1%
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi didapati
perempuan sebanyak 42 orang (72.4%) dan laki-laki sebanyak 16 orang
(27.6%).
KESIMPULAN (CONT.)
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi didapati
pasien dengan kelompok usia 10-30 tahun sebanyak 1 orang (1,7%), kelompok
usia 31-50 tahun sebanyak 19 orang (32.7%), kelompok usia 51-70 tahun
sebanyak 32 orang (55.2%), kelompok usia 71-80 tahun sebanyak 2 orang
(3,4%), dan kelompok usia >80 tahun sebanyak 4 orang (7%).
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi 31 orang
(53.4%) orang diantaranya adalah penderita hipertensi derajat 1 dan 27 orang
(46.6%) lainnya adalah penderita hipertensi derajat 2.
KESIMPULAN (CONT.)
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 58 orang penderita hipertensi
sebanyak 33 orang (56.9%) tingkat pengetahuannya terhadap diet dan terapi
obat pasien hipertensi termasuk kurang, sebanyak 20 orang (34.5%) termasuk
kategori sedang dan sebanyak 5 orang (8.6%) termasuk kategori baik.