Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
(FRAKTUR FEMUR)

DISUSUN OLEH :

DIAH LISNAWATI
RONI ARISANDI
SELAMET YOGASWARA
TUTI ROHAYATI
PENGERTIAN FRAKTUR
• Fraktur adalah pemisahan atau robekan pada
kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan
yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu
untuk menahannya

• Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya


kontiunitas tulang pangkal paha yang di sebabkan oleh
trauma langsung, kelemahan otot, kondisi-kondisi
tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis (
Muttakin, 2005: 98 )
ETIOLOGI

 Fraktur akibat peristiwa trauma


 Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan
retak
 Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
fraktur
KLASIFISIKASI
• Fraktur tertutup
• Merupakan fraktur tanpa komplikasi dengan kulit tetap
utuh disekitar fraktur tidak menonjol keluar dari kulit.
• Fraktur terbuka
• Pada tipe ini, terdapat kerusakan kulit sekitar fraktur,
luka tersebut menghubungkan bagian luar kulit. Pada
fraktur terbuka biasanya potensial untuk terjadinya
infeksi,
LUKA TERBUKA MENURUT GRADENYA
• Grade I : luka bersih, kurang dari 1 Cm

• Grade II : luka lebih luas disertai luka memar


pada kulit dan otot.

• Grade III : paling parah dengan perluasan


kerusakan jaringan lunak terjadi pula
kerusakan pada pembuluh darah dan syaraf.
KLASIFIKASI FRAKTUR LAINNYA :
• Fraktur komplit
• Fraktur inkomplit
• Fraktur displaced
• Fraktur Comminuted
• Fraktur impacted atau fraktur compressi
• Fraktur Patologis
• Fraktur greenstick
PATOFISIOLOGI

D. PATOFIS OLOGI
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri
• Ektrimitas tidak dapat berfungsi dengan baik
• Saat ektrimitas di periksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang yang disebut krepitus yang teraba
akibat gesekan antara fragmen satu dengan fragmen
lainnya
• Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
• Deformitas
KOMPLIKASI

• Komplikasi fraktur dibagi menjadi dua yaitu :


• Komplikasi awal, terdiri dari : kerusakan arteri,
kompartmen sindrom, fat embolism sindrom, infeksi,
avaskuler nekrosis, syok.
• Komplikasi lama, terdiri dari : delayed union, mal_union
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan fraktur adalah :


• Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma.
• Scan tulang ( tomogram, scan CT / MRI) : memperlihatkan fraktur dan juga
dapat mengindentifikasi kerusakan jaringan lunak.
• Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler di curigai.
• Hitung darah lengkap : HT mungkin meningkat ( hemokonsentrasi ) atau
menurun ( pendarahan bermakna pada sisi frktur organ jauh pada trauma
multiple ). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stress normal setelah
trauma
• Kreatinin : trauma pada otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
• Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse
multiple, atau cedera hati
PENATALAKSANAAN
• Proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau imobilisasi)
• Proteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut dengan cara
memberikan sling (mitela) pada anggota gerak atau tongkat pada anggota
gerak bawah.
• Immobilisasi dengan bidai eksterba (tanpa reduksi)
• Immobilisasi pada fraktur dengan bidai ekterna hanya memberikan sedikit
immobilisasi biasanya hanya mengunakan plester of paris (gips) atau
dengan bermacam-macam bidai atau plastic atau metal
• Reduksi tertutup dengan manipulasi dan immobilisasi ekterna menggunakan
gips.
• Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi, dilakukan baik dengan
pembiusan umum ataupun local. Reposisi yang dilakukan melawan kekuatan
terjadi fraktur. Penggunaan gips untk immobilisasi merupakan alat utama
untuk teknik ini.
• Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut di ikuti dengan traksi berlanjut dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu traksi kulit dan traksi tulang.
ASUHAN KEPERAWATAN

• Pengkajian Keperawatan
• Identitas Klien
• Keluhan Utama
• Riwayat Penyakit
• Pola kesehatan fungsional
• Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS

• Nyeri akut
• Kerusakan integritas kulit
• Hambatan mobilitas fisik
• Resiko infeksi
• Resiko syok (hipovolemik)
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
• Defisit perawatan diri
SKENARIO KASUS
• Tn. M berusia 40 tahun dirawat sejak kemarin karena kecelakaan
lalu lintas. Klien mengeluhkan nyeri pada area fraktur yang
terpasang bidai. Nyeri yang dirasakan seperti disayat-sayat benda
tajam, nyeri bertambah saat dilakukan perawatan luka dan
berkurang saat diistirahatkan, skala nyeri 7 pada rentang 0-10. Pada
saat dilakukan pengkajian keadaan umum lemah, kesadaran
compos mentis, dengan tanda-tanda vital sebagai berikut :
• TD : 140/90 mmHg, N :86 x/mnt, R : 28 x/mnt, S: 38,5 ‘C, CRT > 3
detik. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Konjungtiva pucat, bising
usus : 10x/mnt, tidak bisa duduk karena sangat sakit. Terpasang
Folley Cateter No. 16 dan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga.
Hari ini klien direncanakan untuk dilakukan operasi pemasangan
fiksasi interna. Terpasang infus dengan NaCl 0,9 % 20 tts/mnt. Hasil
Rontgen menunjukan “ Simple Fraktur Femur Dextra Sepertiga
Distal.
No Indikator Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI (11/9/14)
1. Hemoglobin 8,8 g/dl LK : 14-16
PR : 12-16
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit 35 % 35-45%
Eritrosit 16.500/mm³ 5.000-10.000 /mm³
Trombosit 171.000/mm³ 150.000-450.000 /mm³

2. KIMIA KLINIK (11/9/14)


Natrium 145 137-147
Kalium 4,0 3,6 - 5,4
Kalsium 1,18 1,15 - 1,29
Ureum 26 15 - 45
Kreatinin 0,77 0,5 - 0,9
• Therapi Pengobatan :

• Cefazolin 2x1 gram (iv)


• Gentamicin 2x 1 amp (iv)
• Ketorolac 2 x 30 mg (iv)
• Tramadol 2 x 50 mg (iv) drip
• Ranitidine 2x 50 mg (iv)
PROSES KEPERAWATAN

• Pengumpulan data

• Biodata
• Nama : Tn. M
• Usia : 40 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Riwayat Kesehatan Sekarang
• Klien mengatakan nyeri, nyeri dirasakan seperti disayat-sayat, nyeri
dirasakan diarea luka, skala nyeri 7 dari rentang skala 0-10.
• nyeri dirasakan apabila dilakukan perawatan luka, nyeri berkurang apabila
sedang istirahat.

• Riwayat Kesehatan Dahulu
• Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal. Klien mengalami kecelakaan lalu lintas
1 hari yang lalu.

• Riwayat Kesehatan Keluarga


• Di kasus tidak diceritakan masalah kesehatan keluarga.

• Riwayat Psikososial
• Pada saat dilakukan pengkajian pada klien imobilisasi pada
dasarnya sama dengan pengkajian psikososial klien yang
mengalami gangguan sistem lainnya yaitu mengenal konsep diri
(gambaran diri, ideal diri, harga diri dan identitas)

PEMERIKSAAN FISIK

• Penampilan
• Keadaan Umum : lemah
• Kesadaran : Composmentis
• Gcs : 15

• Tanda - tanda Vital :


• Tekanan Darah: 140/90 mmHg
• Nadi : 86 x/mnt
• Respirasi : 28 x/mnt
• Suhu : 38,5 ° C
• Aktivitas/istirahat
• Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
• Keterbatasan mobilitas
• Terpasang bidai diarea luka

• Sirkulasi
• Tekanan darah dan nadi meningkat (kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
• Capillary refill melambat, CRT > 3 detik

• Neurosensori
• Kelemahan otot

• Kenyamanan
• Nyeri seperti disayat-sayat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Hasil Pemeriksaan Laboratorium

No Indikator Hasil Nilai Normal


HEMATOLOGI (11/9/14)
1. Hemoglobin 8,8 g/dl LK : 14-16
PR : 12-16
Hematokrit 35 % 35-45%
Eritrosit 16.500/mm³ 5.000-10.000 /mm³
Trombosit 171.000/mm³ 150.000-450.000 /mm³

2. KIMIA KLINIK (11/9/14)


Natrium 145 137-147
Kalium 4,0 3,6 - 5,4
Kalsium 1,18 1,15 - 1,29
Ureum 26 15 - 45
Kreatinin 0,77 0,5 - 0,9
• Hasil pemeriksaan Rontgen Thorax
Simple Fraktur Femur Dextra Sepertiga Distal.

Therapi Pengobatan :

Cefazolin 2x1 gram (iv)


Gentamicin 2x 1 amp (iv)
Ketorolac 2 x 30 mg (iv)
Tramadol 2 x 50 mg (iv) drip
Ranitidine 2x 50 mg (iv)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri berhubungan dengan adanya adanya fraktur
• Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
suplai oksigen jaringan berkurang
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
Diskontinuitas tulang (fraktur)
• Resiko infeksi ditandai dengan adanya demam
BAB IV
PEMBAHASAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN DI TEORI

• Nyeri akut
• Kerusakan integritas kulit
• Hambatan mobilitas fisik
• Resiko infeksi
• Resiko syok (hipovolemik)
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
• Defisit perawatan diri
• DIAGNOSA KEPERAWATAN DI KASUS

• Nyeri berhubungan dengan adanya adanya fraktur


• Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen jaringan berkurang
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Diskontinuitas
tulang (fraktur)
• Resiko infeksi ditandai dengan adanya demam
• WASSALAM ......

Anda mungkin juga menyukai