LUTHFIANISA AZHARI
2
Pemeriksaan
Terdiri atas :
Neurologi
1. Kesadaran
2. Rangsang selaput otak (Meningeal sign)
3. Pemeriksaan Nervus Cranial
4. Sistem Motorik
5. Sistem Sensorik
6. Sistem Saraf Otonom
Koma
Compos mentis
Koma-ringan
Somnolen Respons verbal (-), rangsang nyeri berupa
Sadar penuh, bereaksi secara adekuat gerakan, refleks pupil & kornea baik. Tidak
Keadaan mengantuk, kesadaran dpt dpt dibangunkan.
pulih penuh bila dirangsang
Ditandai dg pasien mudah dibangunkan, Koma-dalam/komplit
bisa memberi jawaban verbal, & Gerakan spontan (-) thd rangsang nyeri
menangkas rangsang nyeri sekuat apa pun
Stupor
Delirium
Kantuk yg dalam, masih dpt dibangunkan dg
rangsang yg kuat, namun kesadarannya segera
menurun lagi
Tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi,
Rangsang nyeri tidak bisa dibangunkan sempurna,
berteriak, aktivitas motorik meingkat,
jawaban verbal (-), gerak motorik baik
meonta-ronta
2 4
1
Dengan rangsang nyeri 3 spontan
Tidak berespon
Thd suara/perintah
Eye
Respons membuka mata
2 4
1
5
Mengerang 3 Dapat mengucap kalimat, tapi
disorientasi waktu & tempat
Tidak ada respons
Baik & tdk ada disorientasi
Mengucap kata, tp tidak kalimat
Verbal
Respons verbal/bicara
2 4 Melokalisir nyeri
1
Ekstensi abnormal (deserebrasi)
3 Reksi menghindar
6
Fleksi abnormal (dekortifikasi)
Motorik
Respons motorik/gerakan Mengikuti perintah
1) Kaku Kuduk (nuchal (neck) rigidity) 2) Kernig sign 3) Brudzinski 1 (brudzinski’s neck
sign)
Penilaian :
Normosmia
Anosmia
Hiposmia
Parosmia
Kakosmia
Halusinasi olfaktorik
Terdiri dari :
1. Pemeriksaan pupil
2. Pemeriksaan gerakan bola mata
Memiliki 3 cabang :
1. V1 (N. Ophthalmicus
2. V2 (N. Maxilalaris)
3. V3 (N. Mandibularis)
Fungsi :
Sensorik : untuk sensibilitas wajah
Motorik : untuk otot mengunyah
Refleks : refleks kornea
Fungsi :
1. Pengecapan 2/3 anterior lidah
2. Ekspresi wajah
3. Sekresi kelenjar lakrimalis
Terdiri atas :
1. Pemeriksaan daya pendengaran (tes rinne, tes weber, tes swabach)
2. Pemeriksaan fungsi vestibularis (diteliti jika ada keluhan pusing)
- Observasi sikap berdiri dan berjalan
- Observasi nistagmus spontan
- Observasi nistagmus yang dibangkitkan
Cara pemeriksaan
- Minta pasien bicara
- Dengarkan apa suara pasien terdengar parau atau sengau
- Tanyakan apakah ada kesulitan menelan?
- Minta pasien mengatakan “AH”, amati gerakan palatum mole dan uvula
- Tes refleks muntah
Cara pemeriksaan :
1. M. Trapezius minta pasien mengangkat bahu melawan tahanan
2. M. Sternokleidomastoideus minta pasien memalingkan kepala ke setiap
sisi dengan melawan tahanan yang diberikan pemeriksa
Cara pemeriksaan :
- Cari tanda atrofi pada lidah pasien
- Minta pasien menjulurkan lidah
1. Pergerakan
2. Kekuatan
3. Tonus
4. Refleks fisiologis
5. Refleks patologis
1. Refleks triseps
2. Refleks biseps
3. Refleks brachioradialis
4. Refleks patela/kuadriseps femoris
5. Refleks achilles
2. Proprioseptif (dalam)
- Rasa gerak pasien tau bahwa tubuhnya digerakkan
- Rasa sikap
- Rasa getar dg garpu tala 128 Hz tempatkan di ibu jari kaki
- Rasa tekan
3. Interoseptif (visceral)
- Sensasi yang berasal dari organ berupa rasa nyeri, mulas, kembung, lapar
Hipertoni Hipotoni
RP meningkat RP (-)
UMN
Neuron2 dari korteks motorik ke inti2 saraf di batang otak dan medula spinalis
LMN
Neuron saraf dari inti motorik di batang otak dan medula spinalis ke otot
ANATOMI SSP
31
SSP
Sistem saraf pusat
SSP
Medula
Otak
spinalis
Cervical
Thoracal
Cerebrum cerebellum Diencefalon Brain stem Lumbal
Sacral
coccigeal
Cerebelum, Diencefalon
Brain stem
Mesensefalon (midbrain), pons, medula oblongata
Sistem Ventrikuler
Ventrikel lateral, ventrikel III, ventrikel IV