Anda di halaman 1dari 25

ISLAM

SEBAGAI
AGAMA
WAHYU
Kelas 1A – D3

Anggota Kelompok 2 :
1. Handini Listyorini
2. Rizqy Ianatus Saida
3. Zakiyya Hana Firdaus Muchtar
A. Pendahuluan

Islam merupakan agama wahyu sepanjang sejarah manusia. Islam adalah agama
terakhir sekaligus penyempurna agama-agama sebelumnya.
Sebagai agama wahyu yang terakhir, maka agama Islam bersifat universal memuat
prinsip-prinsip pokok kehidupan yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah saw.
Untuk menangkap pesan Al-Qur’an dan sunnahnya diperlukn seperangkap
metodologi agar pesan tersebut bias dijadikan pandangan hidup umatnya dalam
gerak kehidupan.
B. Agama Sebuah Persoalan
Persoalan agama merupakan masalah yang sulit, walaupun agama merupakan persoalan social tetapi
penghayatannya bersifat individual. Kenyataan yang demikian itulah pemahaman dan penghayatan
keberagaman tergantung dari latar belakang dan kepribadian seseorang.
H.A. Mukti Ali mengatakan: “barang kali tidak ada kata yang paling sulit untuk diberi pengertian dan definisi
selain dari kata agama. Paling sedikit ada tiga alasan untuk hal ini. Pertama, karena pengalaman agama itu
adalah soal bathin dan subyektif, juga sangat individualis. Kedua, barangkali tidak ada orang yang berbicara
begitu bersemangat dan emosional lebih daripada membicarakan agama, maka dalam membahas tentang
arti agama selalu ada emosi yang kuat sehingga sulit memberikan arti kata agama itu. Ketiga, bahwa
konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama itu”.
Agama, Religi, dan Din pada umumnya adalah satu tata keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu Yang
Mutlak di luar manusia dan satu tata peribadatan manusia kepadayang dianggapnya Yang Mutlak itu, erta
tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam
lainnya, sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatannya. (Anshari,1986:9)
Agama berarti peraturan Allah yang diturunkan-Nya kepada manusia dengan perantaraan rasul-Nya untuk
menjadi pedoman bagi manusia dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka di dalam segala
aspeknya agar mereka mencapai kejayaan hidup manusia secara lahir dan bathin serta dunia dan akhirat.
Dari konsep agama tersebut, paling tidak agama mengandung beberapa unsur:
- Peraturan Allah
- Diberikan kepada manusia
- Berisi pedoman pelaksanaan kehidupan dan penghidupan manusia di dalam segala aspeknya.
- Bertujuan agar manusia mencapai kejayaan hidup secara lahir dan bathin serta dunia dan akhirat.
c. Klasifikasi Agama
Jika ditinjau dari sudut pandangan asal usul sumbernya, maka agama dapat dikelompokkan menjadi dua :
1. Agama Wahyu
Agama Wahyu adalah ajaran Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui para rasul-Nya
sejak Nabi adam hingga rasul terakhir Muhammad saw.
Adapun ciri-ciri agama wahyu adalah sebagai berikut :
- Berkembang secara revolusi, diwahyukan Tuhan.
- Disampaikan melalui utusan Tuhan.
- Ajaran ketuhanannya Monoteisme Mutlak (tauhid).
- Memiliki kitab suci (berupa wahyu) yang bersih dari dari campur tangan manusia.
- Ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid dari waktu ke waktu).
- Kebenarannya bersifat universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia pada setiap masa, tempat dan
keadaan.
Adapun cara Allah dalam menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad adalah sebagai
berikut:
a. Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad.
b. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad saw. berupa seorang laki-laki.
c. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad saw. dalam rupanya yang asli.
d. Wahyu datang kepada Nabi Muhammad saw. seperti gemerincingnya lonceng
2. Agama Budaya
Agama Budaya ialah ajaran yang timbul sebagai hasil perenungan pemikiran para pemimpin agama.
Adapun ciri-ciri agama budaya adalah sebagai berikut :
- Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat
- Tidak disampaikan oleh seorang utusan (nabi dan rasul)
- Tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada sudah mengalami perubahan dalam perjalanan sejarahnya/
- Konsep ketuhanannya dinamisme, animisme, polithisme, dan yang paling tinggi monothisme nisbi.
- Kebenarannya tidak bersifat universal
D. Islam dan Hakikatnya
Islam tidak sama dengan Mohammedanisme, sebagai yang sering dilontarkan oleh ilmuwan-ilmuwan barat.
Islam bukanlah merupakan ajaran yang dibuat Muhammad. Muhammad adalah nabi dan rasul yang
menerimanya.
Islam adalah agama wahyu dan nama Islam adalah nama yang diberikan Allah sendiri. Kata Islam jelas jelas
disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam” (Q.S 3:19)
“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, tidak akan diterima dari padanya dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi” (Q.S. 3:85)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan
telah Kuridhadi Islam itu sebagai agama bagimu” (Q.S. 5:3)
Secara etimologi, Islam berasal dari Bahasa arab, dari asal kata salima berarti selamat sentosa. Dari asal kata ini
dibentuk kata aslama berarti memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa dan juga berarti menyerahkan
diri, tunduk, dan patuh serta taat.
“Dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan. Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu” (Q.S. 22:78)
Islam sebagai agama wahyu, dapat dilihat melalui wahyu Allah dalam ayat-ayat al-Qur’an diantaranya:
– “Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Islam-lah wahai dikau Ibrahim,” Ibrahim menjawab: “Aku telah ber-
Islam kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 131).
– “Nabi Nuh berkata: “Dan aku diperintahkan (oleh Allah) untuk menjadi seorang dari golongan
muslimin.” (QS. Yunus: 72).
– “Nabi Musa berkata kepada kaumnya: “Ya kaumku, bila kalian beriman kepada Allah, bertawakal dirilah
kepada-Nya jika benar-benar kalian muslimin.” (QS. Yunus: 84).
– “Dia (Allah) telah menamai kamu semua sebagai orang-orang muslim dari dahulu.” (QS. Al-Hajj: 78).
“….dan aku adalah orang pertama-tama yang menyerahkan diri (kepada Allah).” (Q.S 6:163). Sesungguhnya Allah
telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Q.S. 2:132).
Yaitu seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur’an).
Didalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.” (Q.S. 98:2-3)
Nama Islam juga menunjukkan hakekat dan eseinsi agama itu. Arti kata Islam adalah masuk dalam perdamaian
dan seorang muslim adalah orang yang membuat perdamaian diri dengan Tuhan dan manusia. Hal ini
merupakan esensi dari agama Islam. Al-Qur’an menyatakan :
“(tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebajikan,
maka baginya pahala disisi Tuhan dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati”.
E. Sumber Ajaran Islam
Rasulullah mengakhiri Ibadah haju wada’ dipadang Arafah, Rasulullah berkhotbah di atas unta dan berpesan:
“Wahai umatku, saksikanlah! Kutinggalkan untuk kalian dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat
selama-lamanya, selama kalian Ada suatu riwayat, berpegang kepada keduanya; Kitabullah (Al-Qur’an) da
Sunnah Rasulullah.
Sumber nilai dan norma dalam ajaran Islam adalah :
1. Al-Qur’an
2. As-sunnah (Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber pokok)
3. Al-Ijtihad (sebagai sumber tambahan)
1. Al-qur’an Sumber Pertama dan Utama
Al-Qur’an adalah Kitab Allah (Kitab Suci) yang terakhir, sumber asasi Islam yang pertama, kitab
kodifikasi firman Allah SWT kepada manusia di atas bumi.
Al-Qur’anul Karim diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu 22 tahun, 2
bulan,22 hari. Terdii atas 30 juz, 114 surat (dimulai dari Surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas), 6240
ayat atau 6360 ayat (bila setiap ayat Bismillah pada awal setiap surah kita hitung), berisi petunjuk
Illahi yang abadi untuk manusia, untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
“Sesunguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya” (Q.S. 17:9)
Dilihat dari aspek ciri-ciri dan sifat Al Qur’an, otentisitas Al Qur’an dapat dilihat dari hal-hal berikut
ini:
a. Keunikan redaksi Al Qur’an
b. Kemukjizatan Al Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an b. Nama-nama Al-Qur’an
1. Al-Kitab : Komplikasi dari nilai-nilai kebenaran
Secara etimologis Qur’an berasal dari kata kerja
ilahi (Q.S. 2:2).
qara’a yang berarti (1) mengumpulkan atau
meghimpun,dan juga (2) membaca atau 2. Al-Furqan : Yang membedakan antara yang benar
mengaji (Anshari, 1991:33), dan jugabisa dan yang salah, antara yang baik dan
diartikan bacaan atau yang dibaca (Ilyas, buruk,antara terang dan gelap (Q.S.
1992:124) 25:1)
Secara terminologis Al-Qur’an adalah wahyu 3. Ad-dzikru : Pengingat, memberi peringatan kepada
Alah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad manusia (Q.S. 15:9)
SAW, sebagai pedoman hidup dan kehidupan 4. Al Haqq : Kebenaran Ilahi yang mutlak dan
manusia. sempurna.
5. Al-Huda : Petunjuk hidup (Q.S. 72:13)
6. As-Syifa : Penyembuh rohani (Q.S. 10:57)
7. Al-Hikmah : Himah atau kebijaksanaan, dll
c. Fungsi Al-Qur’an d. Seputar Sejarah Al-Qur’an

– Sebagai mu’jizat Rasulullah Al-Qur’anul karim diturunkan secara berangsur-angsur oleh Allah SWT
Muhammad saw (Q.S. 17:88; dengan tujuan; agar lebih mudah dipelajari, dihayati, diamalkan serta
10:38; 11:13; 2:23) memberi jawaban masalah Nabi dan manusia secara fleksibel, akurat serta
– Pedoman hidup bagi setiap aktual. (Q.S. 16:89)
muslim (Q.S. 2:3; 4:105; 5:49- Wahyu pertama kali yang diterima Nabi adalah Surat Al-Alaq (ayat 1-5),
50; 45:20), dalam segala aspek pada malam ke 16 dari bulan Ramadhan di dalam Gua Hira ketika Nabi
kehidupan (Q.S. 7:158; 16:59; memasuki usia 41. Ayat ini menggambarkan betapa pentingnya “Meng-
33:36) iqra” (membaca) dalam kontek kemanusiaan, untuk meningkatkan
– Sebagai hakim atau korektor sumberdaya manusia (beriman,berilmu, dan beramal). (Q.S. 96:1-5)
dan penyempurna terhadap Sedangkan wahyu yang terakhir adalam dalam surat Al Maidah ayat tiga
kitab-kitab Allah sebelumnya, (Q.S. 5:3). Wahyu ini diturunkan ketika Nabi sedang melaksanakan ibadah
dan bersifat abadi (Q.S. 16:64- haji yang terakhir (haji Wada) di Padang Arafah dan beliau berumur 63
5; 5:48; 4:45; 30:2-4; 5:14; tahun. Wahyu yang terakhir ini memberi pelajaran kepada Nabi, bahwa
53:27) misinya berhasil dan ajarannya telah sempurna.
2. As-sunnah Sumber Nilai Islam Kedua
Sunnah adalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) yang kedua setelah Al-Qur’an. Bagi
mereka yang beriman kepada Al-Qur’an sebagai sumber hukum, maka sekaligus harus percaya bahwa
Sunnah sebagai sumber Islam juga. Dengan alas an :
- Setiap mu’min harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (Q.S. 8:20; 47:33; 4:59; 3:32; 58:13; 24:54; 5:92)
- Patuh kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah. (Q.S. 4:80; 3:31)
- Orang menyalahi Sunah akan mendapatkan siksa. (Q.S. 8:13; 58:5; 4:115)
- Berhukum kepada Sunnah adalah tanda orang yang beriman (Q.S. 4:65)
A. Pengertian As-sunnah
As-sunnnah secara etimologi berarti tradisi dan perjalanan, yaitu segala perkataan, perbuatan dan sikap
Rasulullah saw yang dicatat dan direkam di dalam Al-Hadis. Dalam arti teknis as-sunnan (sunnaturrasul) identic
dengan Al-Hadis (Hadisum-Nabawi).
Sunnah rasul merupakan pijakan seorang muslim dalam mengatur hidupnya disamping Al-Qur’an dengan
alasan:
- Setiap mu’min harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (Q.S. 8:20; 47:33; 4:59; 3:32; 58:13; 24:54; 5:92)
- Patuh kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah (Q.S. 4:80; 3:31)
- Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapatkan siksa (Q.S. 8:13; 58:5; 4:115)
- Berhukum kepada Sunnah adalah tanda orang beriman (Q.S. 4:65)
Sunnatullah : Hukum Allah yang berlaku untuk alam (Hukum Alam)
Sunnah Rasul : Sumber nilai dan norma Islam yang kedua setelah Al-Qur’an
B. Fungsi As-sunnah
1). Memperinci dan menguraikan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum. Misalnya tentang shalat. Rasul
menjelaskan “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat”
2). Mermperkokoh dan memperkuat pernyataan Al-Qur’an. Misalnya tentang puasa (Q.S. 2:185). Rasul
menjelaskan “Shumu liru’yatihi waatftiru lirukyatihi” (berpuasalah karena melihat bulan (Ramadhan) dan
berbukalah karena melihatnya (syawal)).
3). Menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat Al-Qur’an. Contoh “Allah tidak mewajibkan zakat melainkan
supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah didzakati”. Hadis menjelaskan tentang benda, ukuran, dan
hikmahnya.
C. Matan dan Rawi Hadist

1. Matan ialah lafazh (redaksi materi) hadist yang disampaikan oleh para sahabat nabi kepada rawi-rawi
hadist berikutnya berturut-turut, sehingga akhirnya sampai kepada para penghimpun hadist.
2. Rawi (periwayat) hadist ialah orang-orang atau pribadi –pribadi yang menyampaikan matan hadist sejak
dari Nabi Muhammad SAW hingga akhirnya sampai kepada para penghimpun hadist. Seorang rawi hadist
disebut sanad (sandaran), dan silsilah para rawi hadist disebut isnad (jamak daripada sanad).
Derajat Hadist
b. Hadist mardud (tidak diterima sebagai
a. Hadist maqbul (yang diterima) pedoman)

(1) Hadist Hasan (yang baik) yaitu hadist yang boleh dijadikan Yang mencakup hadist Dha’if (yang
hujjah (alasan atau argument), bila tidak bertentangan lemah) dan hadist Maudhu’ (palsu).
dengan Al-Qur’an, dengan hadist shahih atau hadist ashah. Contohnya : “Berkumur dan mengisap
(2) Hadist Shahih (yang sah atau sehat), yaitu hadist yang air bagi junub tiga kali adalah wajib”.
boleh digunakan sebagai hujjah bila tidak bertentangan Dan hadist-hadist yang terlalu over
dengan Al-Qur’an. (berlebihan) dalam soal pahala.
Tingkatan Hadist Shahih:
(1)Ash-Shaih Bukhari; (2) Ash-Shahih Muslim; (3) As-Sunan Abu
Dawud; (4) As-Sunan Nasa’I; (5) As-Sunan Tirmidzi; (6) As-
Sunan Ibnu Majah; (7) As-Sunan Ahmad
Ketujuh orang inilah yang disebut dengan imam Sab’ah (imam
tujuh=Jama’ah)
Kedudukan Al-qur’an Dan Sunnah Sebagai
Sumber Hukum

(a). Al-Qur’an nilai kebenarannya Qath’I (absalut) sedangkan As-Sunnah adala Dhanni (kecuali hadist
mutawattir).
(b). Seluruh ayat Al-Qur’an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup,tetapi tidak semua hadist dijadikan
pedoman. Sebab ada sunnah tasyri’ dan ghairu tasyri’. Ada hadist shakhih dan dhaif (lemah dan palsu).
(c). Al-Qur’an sudah pasti otentik lafazd dan maknanya, sedangkan hadist tidak.
(d). Apabila Al-qur’an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang ghaib maka setiap muslim
wajib mengimaninya. Tetapi hadist tidak harus demikian (Miftah Farid, 1982: 21-22)
3. Ijtihad
a. Pengertian dan metode Ijtihad
Ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh seseorang (beberapa orang) ulama tertentu yang memiliki
syarat-syarat tertentu, pada tempat dan waktu tertentu untuk merumuskan kepastian atau penilaian hukum
mengenai sesuatu (atau beberapa) perkara yang tidak terdapat kepastian hukumnya secara eksplisit dan positif,
baik dalam Al-Qur’an maupun hadist.
Rasulullah bersabda : “Apabila engkau berijtihad dan ijthadmu betul, maka engkau mendapatkan dua pahala.
Tetapi apabila ijtihadmu salah, maka engkau hanya mendapatkan satu”. (Al-Hadist)
Pesoalan Ijtihad merupakan masalah yang penting bagi umat Islam untuk kemajuan dan menemukan hokum-
hukum Tuhan baik dalam Al-Qur’an, As-Sunnah maupun hukum alam (sunnatullah). Dengan ijtihad berarti kita
menggunakan akal pikiran sebagai pemberian Allah. Bahkan Allah mengutuk kepada orang yang tidak
menggunakan akal pikiran (Q.S. 7:179)
Keputusan ijtihad adalah besifat relatif (terbatas), karena dipengaruhi latar belakang seseorang, dimensi ruang,
dan waktu. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan prinsip Al-Qur’an dan Sunnah serta merubat
ketentuan ibadah yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya.
Metode yang Digunakan Ijtihad Sebagai Berikut
:1. Qiyas ialah menganalogikan (menyamakan) seustau dengan yang lain. Misalnya kalimah “Uffin” (cis)
dikatakan kepada orang dalam Surat 17:23. Maka hukum berkata dan berlaku kasar kepada orang tua
termasuk didalamynya (dilarang).
2. Ijma’ atau konsensus. Hal ini sama dengan ijtihad kolektif. Misalnya persoalan abortus, ganti kelamin, bayi
tabung, cloning dan persoalan genetika yang lain.
3. Ikhtikhsan atau preference yaitu menetapkan sesuatu keputusan ijtihadiyah dengan prinsip pertimbangan
umum, misalnya soal keadilan, kasih sayang, dan lain-lain.
4. Mashalihul Mursalah yaitu menetapkan keputusan ijtihad dengan mempertimbangkan kegunaan dan
kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan agama Islam. Misalnya,tentang kesenian, adat istiadat yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam diperbolehkan selama ada manfaatnya.
Kesimpulan
1. Agama adalah keimanan dan kepasrahan diri kepada Yang Maha Kuasa (Allah) yang dijadikan sandaran dan
pedoman hidup manusia guna melangsungkan hubungan antara Yang Kudus (Allah) dengan yang profan
(dunia, manusia), agar mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2. Ditinjau dari sumbernya agama digolognkan menjadi dua, yaitu agama Wahyu dan Budaya.
3. Islam merupakan agama wahyu yang masih murni dan merupakan agama sepanjang manusia (para Nabi
dan Rasul) semua Muslim. Islam merupakan ajaran kedamaian dan ketundukan kepada Allah karena itu
Islam merupakan agama yang sempurna dan diridhai Allah.
4. Islam mengajarkan tentang jalan kehidupan manusia bahkan Islam merupakan “rahmatan lil “alamin”
(memberi rahmat kepada seluruh alam yang termuat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Untuk
memahami sumber Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) memerlukan upaya pemikiran dengan menggunakan
berbagai macam metode ,yaitu dengan naqli, aqli, dan kasyfy, dan akhirnya kita menemukan kabar gembira
dan kedamaian dengan melaksanakan ajaran Islam
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai