dengan baik akan bisa menyebabkan beredarnya kuman di dalam darah? Bisa disebabkan karena belum tepatnya pengobatan ISK menggunakan antibiotik yang tepat dan rasional sehingga menimbulkan resistensi terhadap bakteri. 8. Apa yang menyebabkan keluhan tukak di daerah vulva, rasa panas dan gatal sewaktu berkemih serta keluarnya cairan dari vagina pada wanita usia 28thn? Wanita tersebut kemungkinan terkena infeksi mikroorganisme pada organ genitalia eksternanya. Tukak di daerah vulva disebabkan karena terdapatnya clue cells (sel epitel yang ditempeli oleh bakteri sehingga tepinya tidak rata). Rasa gatal pada mulut vagina dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau trikomonas. Cairan vagina abnormal bisa menjadi tanda infeksi trikomonas, gonore, dan klamidia yang semuanya ditularkan melalui kontak seksual. Diagnosis ISK 1. Pemeriksaan urine - Pemeriksaan urinalisis Urine dikatakan mengandung leukosit atau piuria jika secara makroskopik didapatkan > 10 leukosit per mm3 atau terdapat >5 leukosit per lapangan pandang besar. - Pemeriksaan kultur urine Untuk menentukan keberadaan kuman, jenis kuman, dan jenis antibiotika 2. Pemeriksaan darah untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi. Didapatkannya sel ‐sel muda pada sediaan hapusan darah menandakan proses i nflamasi akut. 3. Pencitraan - FPA : mengetahui adanya batu radio‐opak pada saluran kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal pada PNA. - PIV : mengungkap adanya PNA dan adanya obstruksi saluran kemih. - SISTOURETROGRAFI : mengungkap adanya refluks vesiko‐ureter, buli‐buli neurogenik. - USG : mengungkap adanya hidronefrosis, abses perirenal terutama pada pasien gagal ginjal. - CT scan : lebih sensitif dalam mendeteksi penyebab ISK daripada USG, teteapi biaya relatif mahal. Diagnosis Sifilis 1. Anamnesis : dilakukan dengan mewawancarai pasien dengan menanyakan keluhan dan gejala pasien. 2. PemeriksaanKlinis Dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada penderita yang dikenal dengan pemeriksaan sindromik. STI skrining antara MSM juga layak dan dapat diterima dan dapat menjangkau kelompok yang sering memiliki akses terbatas dalam mendapatkan pemeriksaan IMS yang teratur dan konseling di pelayanan kesehatan formal. 3. Pemeriksaan mikroskopik - Dalam sediaan segar tanpa pewarnaan, gerak kuman Treponema dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap. - Pemeriksaan Treponema secara mikroskopik dilihat dengan teknik imunnofluoresensi dengan membuat usapan cairan jaringan atau eksudat pada kaca objek kemudian difiksasi dan diwarnai dengan serum anti treponema yang dilabel fluoresein sehingga pada lapangan pandang gelap akan terlihat fluoresensi yang khas dari kuman Treponema 4. Pemeriksaan serologis a. Non Treponemal Test atau Reagin Test - terdiri dari antibodi Ig M dan Ig A yang ditujukan terhadap beberapa antigen yang tersebar luas dalam jaringan normal. - dapat ditemukan pada serum penderita sifilis yang belum mendapat pengobatan , 2-3 minggu setelah infeksi. - e.g : Tes Flokulasi dan Tes Fiksasi Komplemen, dapat memberikan hasil secara kuantitatif yaitu dengan menentukan kadar reagin dalam serum yang secara berturut-turut diencerkan 2 kali. Pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan hasil positif merupakan titer serum yang bersangkutan. b. Treponemal Antibodi Test - digunakan antigen yang berasal dari kuman Treponemal yang masih hidup maupun yang sudah dimatikan atau salah satu fraksi dari kuman treponema sehingga diperoleh hasil tes yang spesifik. - e.g : Tes Fluoresensi Antibodi Treponema (FTA Abs), TPHA (Treponemal pallidum Passive Hemagglutination Assay), Tes Imobilisasi Treponema pallidum (TPI) dan RPCF (Reiter Protein Complement Fixation Test). Diagnosis Gonore Diagnosis gonore dapat ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Diagnostik laboratorium yang digunakan antara lain: 1. Mikroskopis - dengan pengecatan gram. - pengambilan sampel dari swab endoservik pada wanita. - hasil positif akan tampak 12 diplokokus gram negatif. - pengecatan positif pada wanita memiliki sensitivitas sebesar 30% - 50% dan spesifitas sebesar 90-99 %. 2. Kultur - Media Thayer Martin yang mengandung vankomisin, dan nistatin yang dapat menekan pertumbuhan bakteri Gram positif, Gram negatif dan jamur, dimana tampak koloni berwarna putih keabuan, mengkilat dan cembung. - Kultur diinkubasi pada suhu 350C – 370C dan atmosfer yang mengandung CO2 5%. 3. Pemeriksaan definitif - Tes oksidase : pada tes oksidase koloni genus Neisseria menghasilkan indofenol oksidase sehingga memberikan hasil tes oksidase positif. - Tes fermentasi : mengidentifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat. Pada tes fermentasi terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Diagnosis Intoksisitas Asam Jengkolat • Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan menghasilkan bau jengkol pada napas, mulut, dan urinnya. Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5 – 12 jam setelah seseorang mengkonsumsi jengkol. • Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang kadang- kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah dalam urin disebabkan oleh adanya luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat yang tajam. • Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang sangat besar dalam periode tertentu). • Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang- kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.