SEDIAAN AEROSOL
KELAS :
7J
BIOFARMASETIKA
1
MATERI :
Anatomi Fisiologi Saluran
Pernapasan
Aerosol
Evaluasi Biofarmasetika Aerosol
2
Anatomi Fisiologi Saluran
Pernapasan
ANATOMI
3
4
Lanjut…
• Bronkus Besar
• Bronkus Distribusi
• Bronkus Interlobuler • berhub.dgn
Daerah struktur acinus
• meliputi saluran Peralihan pulmonalis (yg
udara dari (Transisi) sebgn
trakea sampai • Meliputi • /seluruhnya
bronchiulus Bronkiolus memiliki alveoli)
terminalis respiratorius, meliputi
(hidung-mulut- duktus alveolari, bronchiolus
trakea- dan alveoli respiratorius
bronkus).
Daerah (tingkat 1,2 dan
Berfungsi utk
3) dan kantong
Daerah
Konduksi
transfer gas ke
alveoler SA.
daerah Pertukaran
Berfungsi pd
pertukaran
pertukaran udara 5
antara alveolus
FISIOLOGI
• M’pertahankan • Tempat
kelembaban, persimpangan
penyaringan pharyngolaryx
dan
penghirupan
HIDUNG MULUT
TRAKEA BRONKUS
6
HIDUNG
7
Jalur kedua untuk proses penghirupan. Penghirupan
MULUT melalui mulut mempunyai efek , sebab di mulut tidak
ada penyaringan partikel-partikel baik secara
tumbukan atau pengendapan.
BRONKUS
Ketebalan tiap bagian tersebut tergantung pada letak, usia dan keadaan
8
individu.
Peranan fisiologi saluran napas tergantung pada :
Getah Bronkus
Pada keadaan normal lap.mukosa mengeluarkan 100
Gerakan Silia
ml getah. Hipersekresi bisa timbul akibat iritasi
berperan pd pertahanan
kandungan getah (100 g) : 94.79% air ;1.13% sisa abu,
sal.nafas,pengeluaran getah bronkus,
0.28% DNA; 0.95% glusida; 1% protein; 0.84% lipid, non
sekret dan cairan alveoler
air 5% (meningkat saat timbul radang)
Bentuk berjenjang seperti eskalator
bersifat hiperosmotik
Terdiri dari gerakan aplatis
pengeluaran tjd bila ada rangsangan akibat refleks
gerakan peka terhadap suhu dan pH
akson atau iritasi langsung (pengeluaran oleh sel goblet)
9
Daerah transisi
Bronchiolus Ductuli alveolaris
Mulai dari
terminalis pediculi
Terdiri dari :
Ductuli alveolaris
Alveoli pulmonalis
Dinding Alveoli
10
• sediaan obat atau larutan/suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran nafas
Inhalasi hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal dan
sistemik.
• Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal , obat yang diberikan per
inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas.
Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel
dalam gas.
11
Menurut FI III
• Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam
wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup
untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat
dalam dengan menggunakan propelan yang cukup.
Menurut FI IV
• Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah
tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas
pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
12
aerosol adalah suatu sistem koloid lipofob (hidrofil), dimana
fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase
internalnya berupa partikel zat cair yang terbagi sangat
halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel
tersebut lebih kecil dari 50 mm. jika partikel internal terdiri
dari partikel zat cair, system koloid itu berupa awan atau
embun. Jika partikel internal terdiri ndari partikel zat padat,
system koloid itu berupa asap atau debu.
13
• Cara memberikan obat melalui hirupan tersebut dikenal sebagai terapi
inhalasi.
• Secara garis besar ada 3 macam alat/jenis terapi inhalasi, yaitu nebulizer,
MDI (metered dose inhaler), dan DPI (dry powder inhaler). Jenis DPI
yang paling sering digunakan adalah turbuhaler. Terapi inhalasi
memiliki keuntungan dibandingkan dengan cara oral (diminum) atau
disuntik, yaitu langsung ke organ sasaran, awitan kerja lebih singkat,
dosis obat lebih kecil, dan efek samping juga lebih kecil.
14
AEROSOL
• Definisi : sediaan dispersi sangat halus di udara dgn diameter partikel ± 5μm
• Aerosol alami : awan atmosfer (diameter 0,2-15 μm)
• Aerosol obat : dispersi mekanik melalui penggunaan aktuatur (pendorong)
sumber gas, pendispersi lar.gas dan pencegah terbtknya partikel voluminius,
pemanas (mencapai keadaan isoterm pd partikel), krn pelepasan gas bs
menimbulkan pendinginan sebagian sed.
• Terdpt 2 alat pendispersi : aerosol klinis (obat), pseudoaerosol (sediaan
farmasetik bertekanan yg berisi gas pendorong)
15
EVALUASI BIOFARMASETIKA
• Penelitian terhadap sed.aerosol :
1. transport partikel dari generator-tempat fiksasi sal.nafas
2. transfer zat aktif dlm partikel mulai dari tempt depo-
dikeluarkan dari tubuh
• Proses transport
- menggunakan alat penyemprot; partikel menempuh jalur tertentu dgn
dihirup→bergerak menuju tempat kerja (bersama aliran
udara)→kontak (terbatas), memberikan kerja
- dosis biasanya kecil
16
• Tahapan transport :
a. transit (penghirupan);
ukuran partikel, cara pernafasan dan laju aliarn udara, aliran gas, kelembaban, suhu,
tekanan
b. penahanan (depo);
mekanisme penahanan (tumbukan kelembaman, gravitasi,gerakan brown), faktor yg
berperan (anatomi fis.sal.nafas, fisikokimia partikel)
c. penahanan dan pembersihan;
peniadaan partikel pd permukaan mukosa,
d. penyerapan;
penyerapan di daerah induksi →senyawa terlarut dan tdk larut, penyerapan di sal.cerna
17
EVALUASI KETERSEDIAAN
HAYATI
• Parameter zat aktif ;
- stabilitas fisikokimia dan terapeutik partikel
- efek terapetik pd daerah depo
- laju abs., metabolisme dan peniadaan
- pengaruh eksipien thd partikel
• Faktor yg mempengaruhi hasil penelitian;
- pemilihan subjek
- metode pembuatan aerosol, waktu kontak, deteksi partikel yg terhirup
- ukuran partikel; homogen → teknik pengukuran tervalidasi dan cepat
- sifat fisikakimia zat aktif; higroskopis
- pergerakan diafragma; irama respiratori
18
• Proses evaluasi Biofarmasetika
memiliki kendala berkaitan dgn :
- kondisi fisilogis subjek (sehat/sakit)
- efek penggunaan aerosol (lokal/sistemik)
- homogenitas partikel
19
d. evaluasi pd manusia; keadaan pemberian dan proses penghirupan, ritme pernafasan, aksi yg
diharapkan, penentuan KH absolut stlh pemberian iv , evaluasi kadar obat dlm darah dan efek
farmakologi
20
• Penggunaan Aerosol
21