Anda di halaman 1dari 49

Presentasi Ekstraksi Emas

1. Amirul Ghufron A N (02511540000055)


2. Kharisma Putra A (02511540000093)
3. Helmi Son Haji (02511540000100)
Bijih Emas
mengandung perak (10-
15%), sedikit Cu, Fe, Bi,
Pb, Sn, Zn, dan Pt. Dalam
bijih emas.
Emas layak eksploitasi
apabila kandungan emas
yang tercampur dalam ore
minimal 25 gram perton

Sifat Sifat Emas


1. Inert
2. Titik lebur 1000 C
3. Lunak dan Mudah ditempa
(2,6 – 3 Mohr)
(Sansekerta: Jval; Anglo- (Balkan, millenium ke 4 SM ) (Eropa Tengah, Millenium ke 2
Saxon gold; Latin: aurum) SM, Zaman Perunggu)

(Zaman Modern) (Abad 19 M )


Cara tradisioanal di daerah alluvial (Amalgamasi dengan air raksa di daerah
alluvial, 1800-an)

Metode sianidasi sejak 1860 Metode flotasi sejak 1930 Metode flotasi sejak 1960
Free Milling Refractory Complex
yielding over 90% yielding acceptable Those that is difficult to
recovery under recovery with the use of treat and give gold
conventional and significantly higher recoveries of less than
relatively chemical additions, mainly 90%, in some cases
straightforward associated with base-metal much less than 50%
flowsheet selection mineralization
b. Free gold dlm mineral kuarsa
a. Free gold
(free milling)
Photomicrographs
showing the mode
of occurrence of
microscopic gold.

(a) liberated;

(b) and (c),


attached to and
locked in
arsenopyrite (Apy);
and

(d) locked in pyrite


(Py)
• Metode Amalgamasi
• Metodde Sianidasi
• Hasil penambangan bijih emas yang berkadar tinggi diolah
dengan metode amalgamasi, yaitu proses pengikatan
logam emas dari bijih dengan menggunakan merkuri (Hg)
dalam tabung yang disebut sebagai
gelundung (amalgamator)
• Amalgamator selain berfungsi sebagai tempat proses
amalgamasi juga berperan dalam mereduksi ukuran bijih
emas dari yang berukuran kasar (<1cm) hingga menjadi
berbutir halus (80 - 200 mesh) dengan media gerus berupa
batangan besi
• Pencucian dan pendulangan untuk memisahkan amalgam
(perpaduan logam emas/perak dengan Hg) dari ampas
(tailing)
• Pemisahan antara logam emas (Au) dari logam perak (Ag)
dengan menggunakan larutan perak nitrat
• Proses amalgamasi dilakukan dengan cara mencampur bijih
emas dengan merkuri cair hingga membentuk paduan Hg-
Au. Air raksa menyelimuti partikel partikel emas membentuk
pasta yang disebut amalgam.

• Proses amalgamasi pada umumnya dilakukan pada proses


penggerusan atau grinding. Hal ini dilakukan untuk
mempersingkat alur operasi dan penghomogenan dari
pencampuran. Selama penggerusan merkuri akan teraduk
bersama dengan bijih yang digerus. Hal ini akan
meningkatkan efektivitas pencampuran.
• Untuk mengambil emas dari paduan amalgam atau proses
Recovery Au, maka amalgam dipanaskan dalam sebuah
retort. Proses pemanasan ini akan mengurai paduan
amalgam menjadi unsur – unsur pembentuknya yaitu emas
dan merkuri. Merkuri menjadi uap merkuri, emas tertinggal
sebagai padatan disebut bullion. Proses pemanasan ini
disebut retorting
• Proses sianidasi dilakukan menggunakan larutan NaCN encer.
Bahan yang akan diolah dapat berupa bijih emas yang telah
digiling atau Hg dari proses amalgamasi. Larutan yang
terbentuk kemudian ditambahkan serbuk seng untuk
mengendapkan emas. Proses penambahan seng ini
disebut proses Merill Crowe.

4Au(s) + 8NaCN(aq) + O2(g) + 2H2O(l) ―→ 4NaAu(CN)2(aq)


+ 4NaOH(aq)
NaAu(CN)2(aq) + Zn(s) ―→ 2NaCN(aq) + Zn(CN)2(aq) +
2Au(s)
• Pada proses elektrolisis digunakan emas murni
sebagai anoda dan emas kotor sebagai katoda.
Selama proses elektrolisis berlangsung ion-ion emas
akan bergerak menuju anoda kemudian mengendap
pada batangan emas murni yang digunakan sebagia
anoda. Reaksi yang terjadi pada tahap elektrolisis
adalah sebagai berikut:
Katoda : Au3+ (aq) + 3e ―→ Au(s) + 3e
Anoda : 2H2O(l) ―→ O2(g) + 4H+(aq) + 4e
• Tahap pertama: campuran emas dan perak
dimasukan ke dalam kain kanvas. Kain kanvas ini
bertindak sebagai pembungkus sekaligus sebagai
anoda pada proses elektrolisis. Katoda digunakan
perak murni sedangkan elektrolitnya digunakan
perak nitrat encer yang telah diasamkan dengan
asam nitrat.

Katoda : Ag2+ + 2e ―→ Ag
Anoda : 2H2O(l) ―→ O2(l) + 4H+(l) + 4e
• Tahap kedua: pada tahap ini emas yang
diperoleh dari proses elektrolisis perak di atas
dijadikan sebagai anoda, katoda menggunakan
emas murni sedangkan yang bertindak sebagai
elektrolit adalah larutan aurik klorida (AuCl3)
yang telah diasamkan dengan asam klorida.

Katoda : Au3+ (aq) + 3e ―→ Au(s) + 3e


Anoda : 2H2O(l) ―→ O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Ore Unit Process Options
Gold Mineral Processing
Comminution Crushing Milling

Concentration Gravity Flotation

Oxidation Roasting Bio-Oxidation Pressure Oxid’n

Leaching Tank Leaching Heap Leaching In Situ Leaching

Primary Recovery CIL / CIP / CIC Merrill-Crowe RIP / RIL / RIC

Secondary Recovery Electrowinning Cementation

Tertiary Recovery Electrorefining Smelting

By-Product Recycle Leaching Smelting

Disposal CN Detox CN Recovery

Tailings
• Berkembang sebelum teknologi karbon aktif (pre-1980).

• Tidak efektif untuk bijih dengan grade emasnya rendah dengan kandungan
base metals (Cu, Pb, Fe) yang tinggi,

• Serbuk seng merupakan reagen yang terkonsumsi dalam proses presipitasi emas
dan perak. Konsumsi reagen ini merupakan komponen utama biaya operasi
pabrik.

• Sementasi dengan serbuk seng harus dilakukan dalam larutan yang diklarifikasi
(dijernihkan) dan dideaerasi (dihilangkan oksigen terlarutnya) terlebih dahulu →
Perlu thickener, filter, vacuum tower →peralatan lebih banyak .
• Karbon-in-pulp
• Ore dihancurkan, ditumbuk halus dan dicampur dengan larutan resapan sianida
untuk membentuk bubur dalam tangki agitasi. Karbon aktif dimasukkan ke
dalam bubur dan kemudian dihilangkan dengan penyaringan setelah terisi
penuh atau “pregnant" dengan emas.

• Carbon-in-leach
• Proses ini sangat mirip dengan proses CIP. Perbedaan utama terletak pada
persiapan bubur dan metode untuk menghilangkan emas dari lindi. Dalam
proses CIL, karbon dicampur dengan larutan lindi, bukan dengan pulp. Ini
adalah sistem yang sangat kurang abrasif yang berarti bahwa karbon
bertahan lebih lama daripada dalam proses CIP.

• Karbon-in-coloum
• Selama proses ini, larutan pencucian sianida melewati kolom yang diisi dengan
bijih. Proses ini sangat efektif untuk menghilangkan emas dari bijih berkadar
rendah.
• CIL → efektif untuk bijih yang cenderung preg-rob. Karbon aktif telah
ditambahkan dalam tangki pelindian. Contoh aplikasi: PT. Antam, UBPE
Pongkor.

• •Berbeda dengan Proses Merril-Crowe, proses CIP dan CIL dapat merecover
Au langsung dari lumpur (slurry).

• •Secara umum proses CIL mempunyai biaya modal (capital cost) yang lebih
rendah dari CIP karena proses adsorpsi dilakukan sekaligus dalam tangki
pelindian → jumlah tangki yang dibutuhkan lebih sedikit.
• Proses Merril Crowe memerlukan biaya (cost) yang lebih besar untuk proses
pemisahan solid-likuid dan klarifikasi (thickener, filter, clarifier) hingga diperoleh
filtrat jernih yang siap disementasi.
• Pada proses CIP dan CIL pemisahan solid dan liquid dilakukan dengan metode
pengayakan (screening) yang lebih murah.
• Kehilangan Au dari proses CCD sekitar 1% dari kadar Au di pregnant solution
(0.03 – 0.05 ppm) karena filtering dan settling yang tidak baik. Untuk proses CIP
dan CIL yang baik, kehilangan Au dapat ditekan hingga 0.01 ppm.
• Dibandingkan Proses Merril-Crowe, CIP dan CIL bisa mengolah bijih berkadar
Au lebih rendah.
• Proses yang digunakan dalam pemulihan resin mirip dengan
karbon, tetapi emas teradsorpsi ke manik-manik resin polistiren
berbentuk bola padat daripada butiran karbon aktif.
• Mempunyai kapasitas adsorpsi dan kinetika adsorpsi yang lebih baik dari karbon
aktif.

• Memiliki selektivitas adsorpsi terhadap base metals (Fe, Cu, Pb, Zn) yang lebih baik

• Resin penukar ion dapat langsung digunakan kembali sesudah proses tanpa perlu
diaktivasi kembali dengan proses pemanasan sebagaimana karbon aktif, sehingga
mengurangi biaya untuk proses pemanasan.

• Contoh IX Resin komersial: Minix, Auric.


Langkah-1 : Membuat model dari lilin
Langkah awal adalah membuat model dari lilin. Model dibuat dengan
menginjeksikan cairan lilin kedalam cetakan karet
Langkah-2 : Menempatkan lilin ke pohon pengecoran
Langkah kedua adalah memilih posisi penempatan cincin lilin yang
tepat pada pohon cetakan berdasarkan ukuran dan massa
Langkah-3 : Casting
Cairan emas dituangkan kedalam cetakan dan didiamkan selama satu
malam didalam furnace. Selama proses tersebut lilin akan terbakar dan
membuat perhiasan yang tercetak berbentuk sempurna
Langkah-4 : Memasang berlian dan Menghaluskan
Pada langkah ini berlian dipasang dengan teliti setelah itu cincin
di haluskan
Langkah-5 : Pelapisan dengan Rhodium
Langkah kelima adalah melakukan pelapisan dengan Rhodium yang
sangat tipis pada seluruh permukaan emas dengan proses elektrolisis
hal ini dilakukan agar emas memiliki warna yang lebih mengkilat.
Emas biasa digunakan untuk:
• Koin
• Ornamen
• Perhiasan
• Pelapisan
• Dan kegunaan lain
Koin
Ornamen
Perhiasan
Pelapisan (Gilding)
• Adam, M.D.Ed. 2005. Advances in Gold Processing. Mutis
Liber Pty Ltd: Guildford, WA, Australia.
• Adamson, A.W. dan Gast, A.P. 1997. Physical Chemistry of
Surface 6th edition. John Willey & Sons, Inc: New York.
• “Gold and Silver Leaching, Recovery, and Economics,”
Proceedings from the 110th AIME Annual Meeting, Chicago,
Feb. 22-26, 1981, (W.J. Schlitt, W. C. Larson, and J. B. Hiskey,
eds.)
• Habashi, Fathi. Kinetics and Mechanism of Gold and Silver
Dissolution in Cyanide Solution. Montana College of Mineral
Science and Technology. Butte, Montana. April 1967.
• Huheey, J.E., Keiter, E.A., Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry
Principle of Structure and Reactivity 4thedition. Harper Collins College
Publisher: New York.
• Klein, C. & Hurbult, C.S. 1985. Manual of Mineralogy 20th edition.
John Willey & Sons Inc: New York.
• Lee, J.D. 1994. Concise Inorganic Chemistry 4th edition. Chapman &
Hall: London.
• Marsden, John and Iain House, The Chemistry of Gold Extraction, Ellis
Horwood Ltd., Chichester, West Sussex, England, 1992.
• Sutardi. 2006. Kimia Bahan Galian. Jurusan Kimia Universitas Negeri
Malang: Malang.
• www.azom.com/article.aspx?ArticleID=598 diakses pada 12 April
2018
POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH
PENGOLAHAN EMAS
PROSES HEAP LEACHING
Eko Sulistiyono1*, Agus Budi Prasetyo2, Ariyo Suharyanto3
• 3Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI , Kawasan Puspiptek Serpong –
Tangerang Selatan
• *E-mail : Eko221068@gmail.com
Kegiatan Penambangan Emas

Formasi Geologi Daerah


Jampang

Pengambilan emas dengan Proses Amalgamisasi


Proses Ekstraksi Bijih Emas Heap
Leaching
1 2

Sampel Limbah Bijih Emas Sampel yang telah Dikeringkan dan Digerus
3. Sampel yang telah diperoleh kemudian dimbil sedikit kemudian
dimasukkan ke dalam tempat sampel untuk dilakukan proses coating
dengan emas sehingga bisa dibaca SEM.
4. Setelah diperoleh hasil coating selanjutnya masuk ke peralatan
SEM untuk dilakukan analisis.
Penampakan Bijih Emas BE-2 Penampakan limbah Heap
sebelum diolah Leaching sampel HE-1
Penampakan limbah pengolahan
bijih emas dengan metode
Gelundung dengan menggunakan
air raksa
1. Dari identifikasi dengan SEM terlihat bahwa bijih emas berbasis
sulfide besi, hal ini dapat dilihat dari tingginya kadar besi dan
belerang sedang silika dan alumina rendah.
2. Unsur yang beracun yaitu Thulium yang terdeteksi cukup tinggi, hal
ini memang terjadi pada sampel emas berbasis sulfide.
3. Pada limbah hasil proses heap leaching unsur Thulium yang beracun
tidak terdeteksi, sedangkan pada limbah proses pengolahan bijih
emas dengan metode gelundung unsur Thulium masih terdeteksi.
4. Pada proses pengolahan bijih emas dengan metode gelundung ada
kecenderungan fraksi halus merupakan fraksi sulfide besi sedangkan
fransi kasar adalah silika-aluminat. Unsur Thulium dan logam tanah
jarang serta sulfur dan besi cendeung terikut ke fraksi halus.
5. Terjadi proses peningkatan kadar logam tanah jarang pada limbah
Heap Leaching maupun limbah dari proses pengolahan dengan
metode gelundung.

Anda mungkin juga menyukai