Yulanda Fitriana
201710401011031
Pembimbing :
Dr. Effendi Reksodiharjo, Sp.A
DEFINISI
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana glukosa
plasma < 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan
< 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya
(Cranmer,2013)
Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm stabil (50-80 mg/dL)
Terdapat dua kelompok neonatus dengan risiko tinggi mengalami hipoglikemia:
1. bayi lahir dari ibu diabetik (IDM)
2. bayi IUGR
(Hay et al, 2007)
FAKTOR RESIKO
• Diabetes mellitus maternal (diabetes mellitus bergantung insulin atau
diabetes mellitus gestasional)
• Obesitas maternal
Antenatal: • Infus glukosa yang banyak atau cepat sesaat sebelum persalinan
• terapi agonis atau antagonis beta adrenergic pada ibu
• Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM)
perlu dimonitor dalam 3 hari pertama :
• Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam. Ulangi
tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa
normal dalam 2 kali pemeriksaan
• Kadar glukosa ≤ 45 mg/dl atau gejala positif tangani
hipoglikemia
• Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari
penanganan hipoglikemia selesai
v
Hipoglikemia
Normoglikemia
Hipoglikemia lagi
Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas
IV teruskan
d. Kadar glukosa
normal IV Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
teruskan Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
• Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap
12 jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal,
pengukuran dihentikan.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : By. Ny Ramini
• TTL : Jombang, 20 Agustus 2018 (Jam : 16.10 WIB)
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• Alamat : Rejoslamet, Mojowarno, Jombang
• MRS : 21 Agustus 2018 (00.50)
• RM : 41 58 75
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : BBLR
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Bayi rujukan dari PKU muhammadiyah, lahir jam 16.10, lahir SC atas indikasi ibu PEB +
fetal disstress, tunggal intrauteri, letak kepala, UK 40-41 mgg, tidak langsung menangis,
ketuban mekoneal, KPD (-). AS 6-8, BBL 1400 gr, PB 43 cm. kelainan kongenital tidak
didapatkan. Anus positif. Pukul 17.30 setelah lahir tampak bayi letargis, menangis
merintih, dan terkadang jitteriness, irritabilitas, sucking reflex lemah. Kemudian
dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan strip reagen (glucosa sticks),
hasilnya didapatkan 27 mg/dL, kemudian diberikan D5% 5 cc/ OGT. Pukul 19.00
dilakukan pemeriksaan glukosa darah hasil GDA 34 mg/dL, diberikan inf D10% 10 cc/IV
pelan dilanjutkan D10% 100 cc/24 jam, HR 128 x/mnt, RR 58 x/mnt, SpO2 95%,
kemudian bayi dirujuk ke RSUD Jombang.
Riwayat Kehamilan Riwayat Persalinan
19
Thorax
Pemeriksaan fisik • Pulmo
• Retraksi(+)
Sistem Neurologis
• Grunting (-)
• Gerak tangis lemah • Pergerakan simetris
• Jitteriness • Vesikuler +/+ ronchi -/-, wheezing -/-
• Down score : 2
• sucking reflex lemah
• Tonus Normal
• Jantung
• Reguler
Kepala dan Leher • S1 S2 tunggal, Murmur (-)
• Cephal hematoma(-), Caput succadenum (-) • Denyut nadi perifer normal
• a/i/c/d -/-/-/- Abdomen dan GIT
• PCH (+) • Bentuk cembung
• Mukosa basah, sianosis (-) • BU (+) normal
• Soefl, turgor kulit baik
• Umbilicus: tanda infeksi (-), pus (-)
• Anus (+)
20
Laboratorium Tanggal 21/8/2018
Darah Lengkap
Tanggal 30/8/2018
Darah Lengkap
Hb 13,2 Hb 16,3
PLANNING MONITORING
Bayi rujukan dari PKU muhammadiyah, lahir jam • Terdapat dua kelompok neonatus dengan risiko
tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir
16.10, lahir SC atas indikasi ibu PEB + fetal dari ibu diabetik (IDM) dan bayi IUGR (Hay et al,
disstress, tunggal intrauteri, letak kepala, UK 40- 2007).
41 mgg, tidak langsung menangis, ketuban • Bayi yang mengalami stress perinatal karena
mekoneal, KPD (-). AS 6-8, BBL 1400 gr, PB 43 cm asfiksia atau hipotermia atau mengalami
peningkatan kerja otot pernapasan disebabkan
oleh distress napas mungkin memiliki
penyimpanan glikogen normal, tetapi jumpah
glikogen yang tersedia tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan tinggi dengan adanya
tingkat penggunaan glukosa yang lebih tinggi dari
normal. Hipoglikemia dapat terjadi pada bayi
dalam kondisi ini ketika glikogen yang tersedia
telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik postnatal inisial, terutama jika telah ada
periode hipoksemia dengan disertai konsumsi
glukosa cepat melalui metabolisme anaerob
(McGowen, 2003).
In This Case Theory
Bayi rujukan dari PKU muhammadiyah, lahir jam bayi berat badan lahir rendah yang mungkin
mengalami malnutrisi intrauterin; terjadi penurunan
16.10, lahir SC atas indikasi ibu PEB + fetal cadangan glikogen hati dan lemak tubuh; BBLR yang
disstress, tunggal intrauteri, letak kepala, UK 40- termasuk rawan adalah bayi kecil menurut kehamilan
(berat badan lahir kurang dari 2000 g), bayi yang
41 mgg, tidak langsung menangis, ketuban menderita polisitemia, bayi dari ibu toksemia, dan
mekoneal, KPD (-). AS 6-8, BBL 1400 gr, PB 43 cm bayi dengan plasenta yang abnormal (Mardiyono,
2002)
kelainan kongenital tidak didapatkan. Anus positif. Pukul • Tanda-tanda klinis yang ditemukan merupakan
tanda nonspesifik dan merupakan akibat dari
17.30 setelah lahir tampak bayi letargis, menangis
gangguan pada lebih dari satu aspek fungsi sistem
merintih, dan terkadang jitteriness, irritabilitas, saraf pusat. Meliputi pola pernapasan abnormal,
sucking reflex lemah. Kemudian dilakukan pemeriksaan seperti takipnea, apnea, atau distress napas;
tanda-tanda kardiovaskuler, seperti takikardia
glukosa darah dengan menggunakan strip reagen atau bradikardia, dan manifestasi neurologis
(glucosa sticks), hasilnya didapatkan 27 mg/dL. seperti jitteriness, letargis, kemampuan
Kemudian dilakukan, kemudian diberikan D5% 5 cc/ mengisap yang lemah, instabilitas suhu tubuh,
dan kejang (McGowen, 2003).
OGT. Pukul 19.00 dilakukan pemeriksaan glukosa darah
hasil GDA 34 mg/dL, diberikan inf D10% 10 cc/IV pelan
dilanjutkan D10% 100 cc/24 jam
In This Case Theory
Pada hipoglikemia persisten keadaannya lebih sulit dikoreksi dibandingkan dengan yang transien.
Pada kebanyakan neonatus yang sehat, konsentrasi kadar glukosa darah yang rendah tidak
menyebabkan masalah yang serius dan merupakan proses yang normal dari adaptasi metabolisme
pada kehidupan ekstrauterin. Tetapi keadaan ini juga bisa menyebabkan dampak yang buruk apabila
tidak diterapi secara benar.
Kerena itu hal yang paling penting dari hipoglikemia adalah cara pencegahannya. Dan kita harus
dapat mendiagnosa dan memberikan terapi yang cepat dan tepat agar tidak terjadi kerusakan yang
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
• Shankar Narayan, Rajiv Aggarwal, Ashok K Deorari, Vinod K Paul. Hypoglycemia in the Newborn. Division of
Neonatology, Department of Pediatrics. All India Institute of Medical Sciences. Diunduh pada tanggal 10
Januari 2012
• Hay, W. 2008. The Newborn Infant. Lange Current Diagnosis and Treatment of Pediatrics. McGraw-Hill :
Denver-Colorado.
• Cranmer, H. Neonatal Hypoglycemia. 2013. Emedicine Medscape
• McGowan,J. 2003. Neonatal Hypoglycemia. Pediatrics in Review. American Associaton of Pediatrics
Publication.
• Lucille Packard Children’s Hospital at Stanford. 2013. Hypoglycemia in the Newborn.
• Madiyono, Bambang. Hipoglikemia dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta 2002; 349-50.
• Susanto, Rudi. Hipoglikemia Pada Bayi dan Anak. Bagian IKA FK Universitas Dipenogoro/ RS. dr. Karyadi
Semarang. Diajukan pada PKB Palembang 10-11 November 2007. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2012