Anda di halaman 1dari 40

1

Referat

TRAUMA MEDULA SPINALIS


Nisa Aprilen, S.Ked
NIM : 120610035
Preseptor:
dr. Ichwanuddin, Sp.S
Departemen Ilmu Penyakit Saraf
RSU Cut Meutia Aceh Utara
2018
2
Definisi
 Adalah trauma pada tulang belakang yang
menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga
menimbulkan gangguan neurologis, dapat
menyebabkan kecacatan menetap atau
kematian.
 Merupakan keadaan darurat neurologi yang
memerlukan tindakan yang cepat,tepat dan
cermat untuk mengurangi angka kecacatan dan
kematian.
Anatomi dan fisiologi medula 3
spinalis
 TDD:

- SEGMEN CERVIKAL 8
- SEGMEN TORAKAL 12
- SEGMEN LUMBAL 5
- SEGMEN SACRAL 5
- SEGMEN COCCYGEAL 1
 SARAF SPINALIS
KELUAR ANTARA ATLAS &
OS.OKSIPITAL
4
Anatomi medula
spinalis

Sumber: Neuroanatomi klinik, Richard


S.Snell, 2006
5
Anatomi MS

Sumber: Neuroanatomi klinik, Richard


S.Snell, 2006
TABEL : TRACTUS ASCENDENS, DESCENDENS dan
ASCENDENS+DESCENDENS
FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE
SCENDENS

1. Tractus 1. Tractus 1. Fasciculus


Spinothalamicus Corticospinalis Proprius Anterior
Anterior Anterior 2. Fasciculus
2. Tractus Septomarginalis
ANTERIOR Vestibulospinalis Anterior
3. Tractus
Reticulospinalis
4. Tractus
Tectospinalis

5
TABEL : TRACTUS ASCENDENS, DESCENDENS dan
ASCENDENS+DESCENDENS
FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE
SCENDENS

1. Tractus 1. Tractus 1. Fasciculus


Spinocerebellari s Corticospinalis Propius Lateralis
Ventralis Lateralis
2. Tractus 2. Tractus
LATERALIS Spinocerebellari s Olivospinalis
Dorsalis
3. Tractus
Spinothalamicus
Lateralis
4. Tractus
Spinotectalis

6
TABEL : TRACTUS ASCENDENS, DESCENDENS dan
ASCENDENS+DESCENDENS
FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE
SCENDENS
1. Fasciculus 1. Fasciculus
Gracilis Propius
2. Fasciculus Posterior
POSTERIOR
Cuneatus 2. Fasciculus
Interfascicularis
Propius (A,B,C,D)

Keterangan :
A = Coma Schultze
B = Tractus Septomarginalis (T bawah)
C = Area Ovalis Flechsig (L)
D = Trigonum Philipe Gombault (S)

7
9
Tractus ascendens
1
0
Motor
pathway

Sumber: Neuroanatomi klinik, Richard


S.Snell, 2006
1
Homunculus 1
Dermatom Medula Spinalis 1
2
1
3

(Sumber:
Anatomi
klinik)
Klasifikasi menurut ASIA 1
Grade A 4
Hilangnya seluruh fungsi motorik dan sensorik dibawah
tingkat lesi

Grade B Hilangnya seluruh fungsi motorik dan sebagian fungsi sensorik


di bawah tingkat lesi.

Grade C Fungsi motorik intak tetapi dengan kekuatan di bawah 3.

Grade D Fungsi motorik intak dengan kekuatan motorik di atas atau


sama dengan 3.
 

Grade E Fungsi motorik dan sensorik normal.


Lesi pada medula spinalis 1
menurut ASIA resived 2000, 5
terbagi atas

Paraplegia
Quadriplegia
1
Manifestasi klinis 6
• Antara C1 sampai C5 Manifestasi Klinis
Respiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien meninggal
• Antara C5 dan C6
Paralisis kaki, tangan, pergelangan; abduksi bahu dan fleksi siku
yang lemah; kehilangan refleks brachioradialis
• Antara C6 dan C7
Paralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan bahu dan fleksi siku
masih bisa dilakukan; kehilangan refleks bisep
• Antara C7 dan C8
Paralisis kaki dan tangan
• C8 sampai T1
Horner's syndrome (ptosis, miotic pupils, facial anhidrosis), paralisis
kaki
• Antara T11 dan T12
Paralisis otot-otot kaki di atas dan bawah lutut
• T12 sampai L1
Paralisis di bawah lutut
• Cauda equina
Hiporeflex atau paresis extremitas bawah, biasanya nyeri dan usually
pain and hyperesthesia, kehilangan control bowel dan bladder
• S3 sampai S5 atau conus medullaris pada L1
Kehilangan kontrol bowel dan bladder secara total
1
Etiologi 8

Trauma Non-
Trauma
1
Mekansime cedera MS 9
Mekanisme terjadinya dikarenakan :
A. Fraktur vertebra/dislokasi.
B. Luka penetrasi/tembus.
C. Perdarahan epdirual/subdural.
D. Trauma tidak langsung.
E. Trauma intramedular/kontusio.

Whiplash injury : gerakan tiba-tiba hiperekstensi kemudian


diikuti hiperfleksi servikal, menyebabkan cedera jaringan
lunak spinal, tidak ada kerusakan pada medula
spinalis.
2
Manifestasi klinis 0
2
Sindrom medula spinalis 1

Sumber: Neuroanatomi klinik,


Richard S.Snell, 2006
2
2
Sindrom trauma medula spinalis (ASIA)
2
3
Nama Sindroma Pola dari lesi saraf Kerusakan
Central cord syndrome Cedera pada posisi sentral dan Menyebar ke daerah sacral.
sebagian pada daerah lateral. Kelemahan otot ekstremitas
Dapat sering terjadi pada daerah atas dan ekstremitas bawah
servikal jarang terjadi pada ekstremitas
bawah
Brown- Sequard Syndrome Anterior dan posterior Kehilangan ipsilateral
hemisection dari medulla spinalis proprioseptif dan kehilangan
atau cedera akan menghasilkan fungsi motorik.
medulla spinalis unilateral
Anterior cord syndrome Kerusakan pada anterior dari Kehilangan fungsi motorik dan
daerah putih dan abu- abu sensorik secara komplit.
medulla spinalis
Posterior cord syndrome Kerusakan pada anterior dari Kerusakan proprioseptif
daerah putih dan abu- abu diskriminasi dan getaran.
medulla spinalis Fungsi motor juga terganggu
Cauda equine syndrome Kerusakan pada saraf lumbal Kerusakan sensori dan lumpuh
atau sacral samapi ujung flaccid pada ekstremitas bawah
medulla spinalis dan kontrol berkemih dan
defekasi.
2
4
2
5
2
6
2
7
2
Manifestasi klinis 8
 Anestesia, hiperestesia dan parestesia
 Gang. Motorik
 Gang. Fungsi vegetatif dan otonom
 Gang. Fungsi ADL
 Penurunan vital sign
 Skin problem
2
Faktor risiko 9
3
Diagnosis 0
 Anamnesi
 RPS: KU, KT
 RPD
 RPK
 Pmx. Fisik: Inspeksi, palpasi, pmx. Fungsi gerak
dan pmx. Fungsional.
3
Pmx. penunjang 1
 Laboratorium
 Foto polos vertebra
 CT-Scan vertebra
 MRI Vertebra
 Pungsi lumbal
 mielografi
Pemeriksaan Penunjang
• X-Ray Spinal:
• menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau
dislokasi)

Dislokasi Cervical 5 dan


Pemeriksaan Penunjaang
• CT Scan: untuk menentukan tempat luka/jejas,
mengevaluasi gangguan struktural

Terdapat bintik bintik kecil pada permukaan tulang, tapi tidak terlihat fraktur.
Jadi foto ini hanya memperlihatkan hiperfleksi soft tissue injury.
Pemerksaan Penunjang

• MRI :untuk
mengidentifikasi
kerusakan syaraf
spinal, edema dan
kompresi
Terlihat Luka tusuk
3
Diagnosa banding 5
 GBS
 Paralisis flaksid
3
6
PRINSIP-PRINSIP UTAMA PENATA-
LAKSANAAN TRAUMA SPINAL
1.Immobilisasi
2.Stabilisasi Medis
3.Mempertahankan posisi normal
vertebra (”Spinal Alignment”)
4.Dekompresi dan Stabilisasi Spinal
5.Rehabilitasi.
Konsensus manajemen di UGD 3
Tindakan darurat mengacu pada :
7
1. A (AIRWAY) Menjaga jalan nafas tetap lapang
2. B (BREATHING) Mengatasi gangguan pernafasan, kalau perlu lakukan intubasi endotrakheal
(pada cedera medulla spinalis servikal atas) dan pemasangan alat bantu nafas supaya
oksigenasi adekuat.
3. C (CIRCULATION) Memperhatikan tanda-tanda hipotensi, terjadi karena pengaruh pada sistem
saraf ortosimpatis. Harus dibedakan antara :
a. Syok hipovolemik (hipotensi , tachycardia, ektremitas dingin / basah. ). Tindakan – berikan
cairan kristaloid (NaCl 0,9 % / Ringer Laktat). Kalau perlu dengan koloid (misal Albumin 5%)
b. Syok neurogenik (hipotensi , bradikardia , ekstremitas hangat / kering), pemberian cairan tidak
akan menaikkan tensi (awasi edema paru) makau harus diberi obat vasopressor:
 Dopamine untuk menjaga MAP>70
 Bila perlu adrenalin 0,2 mg s.k
 Dan boleh diulangi 1 jam kemudian
* Cairan yang diberikan kristaloid (NaCl 0,9 % / Ringer Laktat) atau koloid (mis : Albumin 5%)
3
Medikamenstosa 8
 MP: Berikan metil prednisolon : dosis 30 Mg/ Kgbb, IV
perlahan-lahan selama 15 menit. Metil prednisolon
mengurangi kerusakan membran sel yang
berkontribusi pada kematian neuron, mengurangi
infalamasi dan menekan aktifitas sel-sel imun yang
mempunyai kontribusi serupa pada kerusakan neuron
dan peningkatan sekunder asam arakidonat
mencegah peroksidasi lemak pada membran sel. 
 Diazepam spastisitas otot
 Analgetik NSAID
 Antidepressan trisiklik
3
Komplikasi 9
4
Prognosis 0
 Pasien dengan cedera medula spinalis komplet
hanya mempunyai harapan untuk sembuh
kurang dari 5%. Jika kelumpuhan total telah
terjadi selama 72 jam, maka peluang untuk
sembuh menjadi tidak ada

Anda mungkin juga menyukai