Anda di halaman 1dari 23

3 sks

Ira Puspasari
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan
memahami konsep dasar dari sinyal dan sistem
serta metode/teknologi pengolahan sinyal dan
desain sistem untuk kebutuhan analisis dan
perencanaan sistem kontinyu maupun diskrit.
1. Oppenheim, A.V. 2000. Sinyal dan
Sistem: Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
2. Oppenheim, A.V. 2001. Sinyal dan
Sistem: Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
3. Ingle, V.K. 2000. Digital Signal
Processing. Boston : Penerbit
Brooks/Cole
 Representasi sinyal kontinyu dan diskrit
 Sinyal periodik
 Sinyal kompleks
 Sinyal impuls
 Sebuah fenomena di lingkungan tertentu yang
dapat dinyatakan secara kuantitatif
 Sinyal direpresentasikan secara matematis sebagai
fungsi dari satu variabel bebas atau lebih
 Berada pada domain waktu, domain frekuensi dsb
Contoh:
1. Bit-bit yang dikirimkan komputer
2. Sinyal ECG dan EEG
3. Kecepatan angin di suatu daerah
4. Pola variasi waktu dalam tegangan sumber
5. Variasi waktu dari gaya f pada mobil dan
kecepatan v
Bagian dari lingkungan yang menyebabkan sinyal
tertentu dalam lingkungan itu dapat saling
dihubungkan
Sinyal dan sistem adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan.
Contoh:
1. Komputer
2. Instrumen kesehatan
3. Pembangkit listrik tenaga angin
4. Tegangan sumber
5. mobil
Pemodelan sinyal: u= s+n
U = sinyal yang diterima
S = sinyal yang dikirimkan
N = noise

Filter bertugas membuang noise dengan cara melemahkan amplitudo


noise – nya saja
Aplikasi:
- Sistem RADAR (radio detection and ranging)
- Alat penghitung detak janin
-Teknik telekomunikasi (AM (Amplitude Modulation), FM (Frequency
Modulation))
Modulasi: perubahan karakteristik sinyal berdasar informasi yang dikirim
Demodulasi: mendapatkan kembali sinyal informasi berdasar perubahan
karakteristik
 Sinyal diskrit; x[n]
Sinyal yang hanya ada waktu tertentu
Contoh:
Keluaran dari sebuah ADC
Laporan IHSG Bursa Efek Jakarta per minggu dll
 Sinyal Kontinu
sinyal yang mempunyai nilai tak terputus
dalam kawasan waktu. x(t) disebut sinyal
kontinyu jika mempunyai nilai tak terrputus.
Contoh:
Rekaman suara manusia di pita magnetik
Pengukuran suhu ruangan yang tidak dilakukan
secara sampling
 Jika memenuhi persamaan berikut ini:
X (t  T )  x(t )
 Berlaku untuk sinyal diskrit dan kontinu
 T : periode sinyal
 x(t) : periodik dengan periode T
 Contoh:
Gambar Sinyal periodik waktu-kontinyu
 Sinyal periodik waktu-diskrit
Merepresentasikan cuplikan – cuplikan (samples)
yang berurutan dari fenomena dasar yang
variabel bebasnya kontinu
Contoh: sistem yang memerlukan waktu diskrit
Posisi pesawat udara, kecepatan, tujuan/ arah
pilot otomatis.
 Sinyal Eksponensial
 Sinyal Sinusoidal

Sinyal kompleks Eksponensial kontinu: X(t) = Ceat


Sinyal kompleks Eksponensial diskrit: x[n] = Cn

: a/α adalah bilangan kompleks


C dan
Jika C dan a bilangan nyata, maka sinyal yang dihasilkan
adalah real exponential signal
Jika a> 0 sinyal naik secara eksponensial (pertumbuhan
organisme)
Jika a< 0 sinyal turun secara eksponensial (peluruhan zat
radioaktif)
Jika C adalah e atau bilangan alam (2,718282…) dan a
imajiner, akan terbentuk sinyal sinusoidal
 y(t) = A sin(2πft + θ)
 dimana:
A = amplitudo (dalam nilai real)
f = frekuensi (dalam Hz)
θ = fase awal sinyal (antara 0 ~ 360o)
 juga sering dinyatakan dalam radian (0 ~ 2π
radian)
contoh:
y(t) =10 sin(2πft) = 10 sin(2π5t)
 Amplitudo = 10
 Frekuensi = 5 Hz
 Fase awal = 0o
 Sinyal
harmonik didapatkan dari sinyal yang
kompleks eksponensial
 Perumusan sistem diskrit dan kontinu:

x(t )  e jt
x[n]  e jn
 dan  Disebut frekuensi sudut dari sinyal harmonik diskrit dan kontinu
Jika x(t) atau x[n] merupakan sinyal periodik maka
priodenya adalah T

e j t  e j  ( t  T )
e j  t  e j  t e j T
j T
e 1
 Jika ω=0, maka x(t) = 1
 Jika ω ≠ 0, maka periode x(t) adalah bilangan
terkecil T
2
T

Sinyal Aliasing: muncul sinyal frekuensi


harmonik sama dari sinyal diskrit jika
diskrit dikembalikan ke kontinu dengan
DAC (Digital to Analog
Converter)
e j (  2 ) n  e jn e j 2n  e jn
Fungsi Unit Impuls-diskrit:  n   0, n  0
1,n 0

Fungsi unit step-diskrit: un  


0 , n 0
1,n0
 Hubungan antara unit impuls dan unit step
waktu diskrit
Unit impuls diskrit: perbedaan pertama
daripada step waktu diskrit
 [n]  u[n]  u[n  1]
Unit step diskrit: jumlah yang dari unit
cuplikan/ impuls
n
u[n]    [ m]
m  

Sehingga dapat dituliskan:


0
u[n]    [n  k ]
k 

k=n-m
Fungsi unit step waktu kontinu: ut   
0, t 0
1, t 0

Unit step waktu kontinu merupakan integral pada unit


impuls t
u (t )    ( )d


Unit impuls waktu kontinu merupakan turunan dari


unit step du (t )
 (t ) 
dt

Sehingga dapat dituliskan:



u(t )    (t   )d
0

  t 
Disini tangga satuan (step) memiliki arti bahwa
amplitudo pada u(t) bernilai 1 untuk semua t > 0.
1. Sebutkan contoh sinyal kontinu dan diskrit
(masing–masing tiga) dalam kehidupan sehari-
hari
2. Gambarkan sebuah sinyal waktu kontinyu:
1. Sinus; periode Τ = 0,5 s; dan fase awal θ = 0°
2. Cosinus; frekuensi f = 0.5 Hz; dan fase awal θ = 0°
3. Sinus; frekuensi f = 5 Hz; dan fase awal θ = 45°
3. Gambarkan sebuah sinyal sinus diskrit:
1. periode Ω = 2π dan fase awal θ = 90°
2. periode Ω = 3π dan fase awal θ = 0.25π rad
3. periode Ω = ½π dan fase awal θ = 0

Anda mungkin juga menyukai