Anda di halaman 1dari 34

OLEH :

munadi

Pembimbing :
dr. Yunnita.A, Sp.P
Infeksi saluran napas bawah masih tetap
merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan, baik di negara yang sedang
berkembang maupun yang sudah maju.

Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya


didapatkan data sekitar 180 pneumonia
komuniti dengan angka kematian antara
20 - 35 %

Pneumonia komuniti menduduki


peringkat keempat dan sepuluh penyakit
terbanyak yang dirawat per tahun
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. Wanti nurhaidah
 Tanggal Lahir/ Umur : 28 oct 1988 (26 tahun)
 Alamat : blang mon lung, kec.
Sampoinit, kab.aceh jaya
 Agama : Islam
 Pekerjaan : ibu rumah tangga
 Status Perkawinan : Kawin
 Suku : Aceh
 CM : 1-03-25-74
 Jaminan : BPJS
 Tanggal Masuk : 16 desember 2014
 Tanggal Pemeriksaan : 31 Desember 2014
 Anamnesis
 Keluhan Utama: batuk dahak
 Keluhan tambahan : sesak nafas, nyeri dada dan demam
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien merupakan konsulan dari bagian objin dengan diagnosis
adnexitis. Pasien dikonsul karena mengeluh batuk berdahak yang
disertai sesak nafas. Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 8 hari
setelah msk rumah sakit, dahak berwarna hijau kekuningan tanpa
disertai batuk berdarah, dan pasien juga mengeluh demam yang
muncul bersamaan dengan timbulnya batuk yang dirasakan 8 hari
setelah masuk rumah sakit demam yang dirasakan pasien bersifat naik
turun dan berkurang dengan obat penurun demam dan pasien juga
mengeluh nyeri dada yang dirasakan saat pasien sedang batuk, sifat
nyeri dada seperti ditindih benda berat yang disertai dengan keluhan
rasa sesak, dan riwayat berkeringat malam hari, mual dan muntah
disangkal, riwayat pemakaian inhaler disangkal.riwayat batuk
berdarah tidak ada.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 disangkal
 Riwayat Penggunaan Obat : tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga : disangkal
 Riwayat Kebiasaan Sosial :
 Pasien sehari-harinya berstatus sebagai
ibu rumah tangga
 Pemeriksaan Tanda Vital
 Keadaan Umum : sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 104 kali/menit, regular, kuat
angkat, isi cukup
 Frekuensi nafas : 28 kali/menit, regular.
Pemeriksaan
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Fisik Paru anterior

Inspeksi Statis : simetris, bentuk normochest


Dinamis : simetris, dinding pernafasan torakoabdominal retraksi interkostal (+/+), jejas (-)

Palpasi
Atas Fremitus taktil/vocal: normal Fremitus taktil/vocal: Menurun
Tengan Fremitus taktil/vocal: normal Fremitus taktil/vocal: Menurun
Bawah Fremitus taktil/vocal: normal Fremitus taktil/vocal: menurun

Perkusi
Atas Sonor Sonor memendek
Tengan Sonor Sonor memendek
Bawah Sonor Sonor memendek

Auskultasi
Atas Vesikuler ( +), rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( + ), rhonki (-), wheezing (-)
Tengan Vesikuler ( +), rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( ), rhonki (+), wheezing (-)
Bawah Vesikuler ( +) , rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( ) , rhonki (+), wheezing (-)
Pemeriksaan
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Fisik Paru Posterior

Inspeksi Statis : simetris, bentuk normochest


Dinamis : simetris, retraksi interkostal (-/-), jejas (-)
Palpasi
Atas Fremitus taktil/vocal: Normal Fremitus taktil/vocal: Menurun
Tengan Fremitus taktil/vocal: Normal Fremitus taktil/vocal: Menurun
Bawah Fremitus taktil/vocal: Normal Fremitus taktil/vocal: Menurun

Perkusi
Atas Sonor Sonor memendek
Tengan Sonor Sonor memendek
Bawah Sonor Sonor memendek
Auskultasi
Atas Vesikuler ( +), rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( ), rhonki (+), wheezing (-)
Tengan Vesikuler (+ ), rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( ), rhonki (+), wheezing (-)
Bawah Vesikuler ( +) , rhonki (-), wheezing (-) Vesikuler ( ) , rhonki (+), wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
 Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-
), edema (-)
 Kepala : rambut hitam, sukar dicabut
 Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-)
 Mata : anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
sekret (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor Φ 3 mm/3
mm
 Telinga : kesan normotia
 Hidung : sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-),
napas cuping hidung (-)
 Mulut : mukosa kering (-), beslak (+),
tremor (-), hiperemis (+), tonsil hiperemis (-/-),
T1 – T1.
 Leher : retraksi suprasternal (-),
pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-).
Jantung:
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba, thrill (-)
 Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : Sela iga III linea midclavicula sinistra
Kiri : Sela iga V linea Axilaris anterior
Kanan : Sela iga V satu jari linea parasternal kanan
 Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)
Abdomen
 Inspeksi : simetris, distensi (-), vena kolateral
(+)
 Palpasi : nyeri tekan (-), defans muskular (-)
 Perkusi : timpani, shifting dullness (-),
undulasi (-)
 Auskultasi : Peristaltik normal
Ekstremitas : sianosis (-), ekstremitas udem (-)
Diagnosa

Hospital Acquired Pneumonia + sepsis


Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium Darah
22/12/2014 Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 7,3 14,0-17,0 gr/dl


Hematokrit 25 45-55 %
Eritrosit 4,2 4,7 – 6,1 103/mm3
Leukosit 10,0 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 273 150- 450 106 U/L

Difftel
2 0-6 %
Eosinofil
Basofil 0 0-2 %
N. Segmen 75 50-70 %
Limfosit
16 20-40 %
Monosit
8 2-8 %
CT/BT 2’/8’ 1-7/5-15

1Elektrolit
Na 141 135-145 mmol/L
K 4,3 3,5-4,5 mmol/L
Cl
109 90-110 mmol/L
KGDS 93 <200 mg/dl

Fungsi Ginjal
Ureum 74 13- 43 mg/dl
Kreatinin
0,60 0,57-1,17 mg/dl
 Analisa gas darah: 24-12-2014

Kimia klinik Hasil Nilai rujukan

PH 7,132 7,35-7,45

pCO2 5320 35-45

pO2 68 80-100

Bikarbonat (HCO3) 18,0 23-28

Total CO2 19,6 23,2-27,6

Kelebihan basa (BE) -10,4 (-2) – (+2)

Saturasi o2 85,7 95-100


 Sputum Mo : Tidak ada bakteri patogen terisolasi

 Foto Thorax, 16 desember 2014


 Espertise
 Foto toraks AP
 Cor : Kesan bentuk dan besar normal
 Pulmo : tampak perselubungan
diparahiler kiri
 Sinus prenicocostalis kiri ndan kanan tajam
 Kesimpilan: pneumonia
 Diagnosa
 Hospital Aquired Pneumonia


 Tatalaksana
 O2 2-4 l/i
 Pectoxyl 2 x 1 caps
 Levofloxacin 1 x 750 mg (H7)
 Meropenem 1 gr/8 jam (H7)

 Planing:
 Cek darah rutin ulang
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis :
a. Pneumonia komuniti (community-acquired
pneumonia)
b.Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured
pneumonia/nosocomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderita
immunocompromised
3. Berdasarkan bakteri penyebab
a. Pneumonia bakterial/tipikal..
b. Pneumonia atipikal,
c. Pneumonia virus
d.Pneumonia jamur
4. Berdasarkan predileksi infeksi
a. Pneumonia lobaris
b. Bronkopneumonia
c. Pneumonia interstisial
pneumonia komuniti
Pneunonia : peradangan paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit)

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang


didapat di masyarakat
 Klebsiella pneumoniae 45,18%
 Streptococcus pneumoniae 14,04%
 Streptococcus viridans 9,21%
 Staphylococcus aureus 9%
 Pseudomonas aeruginosa 8,56%
 Steptococcus hemolyticus 7,89%
 Enterobacter 5,26%
 Pseudomonas spp 0,9%
bakteri dengan ukuran 0,5 – 2,0 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring)

terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi


mikroorganisme

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan


infiltrasi
Proses peradangan pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium
 Stadium kongesti

 Stadium Hepatisasi merah

 Stadium kelabu
 Stadium resolusi
demam

batuk malaise

Sesak
retraksi
nafas
• Nafas cuping hidung
Inspeksi • Retraksi
• Gerakan dada yang tertinggal

• Nyeri
Palpasi • Fremitus melemah

• Pekak
Perkusi • Sonor

• Ronkhi
Auskultasi • whezing
jika pada foto toraks trdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
 Batuk-batuk bertambah

 Perubahan karakteristik dahak / purulen

 Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam

 Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi,


suara napas bronkial dan ronki
 Leukosit > 10.000 atau < 4500
Kultur dahak

laboratorium

leukositosis
Foto thoraks
•Perselubungan
•Infiltrat
•Bayangan opak
Antibiotik
 Betalaktam (Amoksisilin )
 Sefalosporin G3 nonpseudomonal
(Seftriakson, sefotaksim)
 Kuinolon respirasi (Levofloksasin)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai