Anda di halaman 1dari 5

Kolaborasi

dimulai dari
“Musyawarah”

Sumber : Dokumentasi Acara Bandrekan Wargi 2.0 bertajuk Pemetaan


Karakteristik Kampung Kota Coblong, Arsip LFM ITB
Untuk Apa
Bermusyawarah ?

1. Musyawarah itu ciri-khas Indonesia


2. Musyawarah merupakan proses membangun
kesepahaman bersama berbagai pemangku
kepentingan
3. Musyawarah dibangun atas kesadaran,
kegelisahan dan kepedulian untuk memberikan
solusi dalam menyelesaikan permasalahan
4. Musyawarah hanya sukses dicapai jika ada
proses kompromi, proses inisiatif dan
partisipatif dalam mendudukan berbagai
kepentingan yang akan diprioritaskan
Apa yang didapat
dari Musyawarah

1. Berbagai solusi disampaikan


oleh berbagai pihak dan
berbagai pemangku kepentingan
2. Berbagai data didapatkan pra
dan pasca musyawarah, ex: data
relasi jejaring, data kuesioner, dll
3. Proses Edukasi dalam
membangun Good Citizen dan
Good Governance

Sumber : Kondisi Ibu-Ibu PKK Coblong, Arsip LFM ITB


Hasil Pemetaan
Melalui
“Musyawarah”

• Musyawarah menggunakan
metode FGD dengan
mengundang berbagai elemen
masyarakat (PKK, LPM,
Aparatur Kelurahan dan Tokoh
masyarakat)
• Musyawarah menggunakan
perangkat kuesioner untuk
feedback dan melengkapi
kebutuhan data dalam
pemetaan sosial
• Data Kuesioner itu juga dapat
menjadi sebuah alat untuk
triangulasi data setelah kita
melakukan pemetaan sosial di
lapangan
Apa yang perlu
disiapkan?
1. Identifikasi isu/ persoalan di
lapangan, apa yang sebenarnya
terjadi. Paparkan !
2. Berikan pandangan/ pendapat
para ahli/ hasil studi tim ahli/
literature terkait rekomendasi
“usulan” untuk menyelesaikan
konteks permasalahan tersebut
3. Persiapkan kebutuhan data
sebagai pelengkap data atau
feedback dari masyarakat atas
musyawarah
4. Adakah sesi tanya jawab/
diskusi bersama
5. Notulensikan setiap tahapan
musyawarah, berikan simpulan
di akhir acara.
6. Kasih waktu dan Tarik-bersama-
sama kesepakatan (jika sempat
dilakukan)

Anda mungkin juga menyukai