Anda di halaman 1dari 37

FITOKIMIA

Andi Tenri Nurwahidah., M.Pharm.Sci

1
pendahuluan

2
MATERI PENGANTAR FITOKIMIA

• Defenisi
• Lingkup
• Metode
• Pentingnya fitokimia dalam penemuan obat

3
DEFENISI FITOKIMIA

• Fito: Tanaman
• fitokimia: kandungan kimia tanaman
Fitokimia mempelajari aspek kimia yang berkaitan dengan proses
hidup dari tanaman termasuk produk kimia tanaman
• Kandungan senyawa organik dalam tanaman, biokimia tanaman
dan hubungan diantara keduanya
• Fitokimia mempelajari komponen dari tanaman yang mempunyai
aktivitas biologis yang dapat menyembuhkan atau mencegah
suatu penyakit

4
STRATEGI DALAM PENEMUAN SENYAWA BIOAKTIF
DARI TANAMAN
• Pendekatan etnobotani
Etnobotani : studi pengunaan tanaman obat tertentu secara empiris
oleh masyarakat disuatu daerah
Misal : Aspirin, quinine, camphor, digitalis
Obat malaria artemisinin: Telah digunakan secara tradisional di Cina
Artemisia annua L.
• Pendekatan kemotaksonomi:
Tanaman dari familia yang sama mempunyai kandungan kimia yang
hampir sama.
Misal : Tanaman Solanum mamosum
5
Pendekatan kimia ekologi
Berkaitan dengan tempat hidup tanaman. Interaksi kimia antara spesies
tanaman yang berbeda, antara tanaman dan organisme lain menghasilkan
penemuan komponen aktif yang potensial bagi kesehatan manusia
Kandungan kimia akar Sorghum yang bervariasi dari tiap spesies tetapi
kandungan sorgoleone yang dominan dan struktur masing-masing
komponen yang saling terkait, misalnya ethoxysorgoleone
•Pendekatan Anatomi
Bagian tanaman yang berkaitan akumulasi kandungan metabolit sekunder.
Dalam tanaman adalah trikoma grandular, lacticiver, idioblast, resin canal,
dan nectaries
Misal: terpenoid banyak didapatkan pada peltete glands

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 6


KANDUNGAN KIMIA TANAMAN
• Metabolit Primer
-Penyusun utama: Selalu ada pada setiap makhluk hidup.
-Berperan dalam proses-proses kehidupan yang esensial.
-Polisakarida,protein, lemak, dan asam amino
• Metabolit sekunder
 Spesifik untuk tiap spesies(Identitas)
 Berperan dalam kelangsungan hidup suatu spesies, pertahanan
diri, daya tarik.
 Dibentuk melalui alur biosintesa khusus metabolit primer.
 Alkaloid, Flavonoid, glikosida, terpenoid.

7
METABOLIT SEKUNDER
• Banyak dimanfaatkan-> berperan dalam memberikan
efek farmakologis tertentu
• Akaloid->Tanaman Epedra sinica, Epedra vulgaris (
Gnetaceae) ->mengandung epedrin-> broncodilator.
• Flavonoid -> Tanaman Pinus sylvertis-> Flavone,
quercetin, antibakteri, antioksidan
• Glikosida-> Beberapa glikosida dipecah menjadi steroid,
Cardiac glikosida -> digitalis-> obat jantung

8
MENENTUKAN SENYAWA AKTIF DARI TANAMAN

Bagaimana memperoleh
komponen kimia tanaman

Pemisahan/fraksi
Ekstraksi nasi dan Identifikasi
pemurnian

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 9


MENENTUKAN SENYAWA AKTIF DARI TANAMAN

Ekstraksi: penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman, menyebabkan sel


mengembang, melarutkan komponen yang diekstraksi, dan difusi
komponen yang terlarut keluar dari sel tanaman.
1. Jenis bahan yang diekstraksi
–Bahan segar
–Bahan kering
2.Pelarut yang digunakan dapat melarutkan zat yang diinginkan
3. Metode ekstraksi
Tergantung bahan yang akan diekstraksi

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 10


MENENTUKAN SENYAWA AKTIF DARI TANAMAN

Pemisahan dan Isolasi Komponen

1.Kromatografi lapis tipis


2. Kromatografi kolom: kolom gravitasi, kolom, vakum
3. Kromatografilapis tipis preparatif
4. HPLC-> Pemisahan, Identifikasi
5. Counter Courent-> kromatografi cair-cair -> centrifugal
6. GC-> komponen yang dianalisis harus dapat membentuk gas
yang kemudian akan kontak dengan fase diam
LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 11
MENENTUKAN SENYAWA AKTIF DARI TANAMAN
Identifikasi
1.TLC: dengan penampak noda warna spot, Rf
2.UV-Vis Spectra : Ikatan rangkap terkonjugasi
3.IR : gugus fungsi senyawa
4.NMR/RMI : 1H, 13C, P
-Penentuan stuktur senyawa didasarkan oleh serapan gelombang radiofrekwensi
oleh inti atom dibawah pengaruh medan magnet.
-Penentuan jumlah gugus metoksi dan posisinya, jumlah atom karbon,
penentuan jumlah/adanya glikosida, mendeteksi rantai samping karbon
hidrokarbon
-2D NMR: COSY, TOCSY, NOESY, HSQC, HMBC
5. MS: molekul senyawa didasarkan fragmentasi molekul/ pola pecahannya
LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 12
METODE EKSTRAKSI
1.Metode berdasarkan keseimbangan konsentrasi
Semua proses hasil dari keseimbangan konsentrasi antara larutan dan residu. Misalnya pada
maserasi.
Maserasi ekstraksi dengan merendam komponen yang diekstraksi menggunakan pelarut
tertentu selama beberapa hari sambil di ‘shaking’ pada suhu kamar.
Pada metode maserasi dapat digunakan homogeneser kecepatan tinggi(turbo extraction)
atau ultrasound extraction (menggunakan bantuan gel ultrasonik 20000HZ.
2. Metode ekstraksi menyeluruh
• Perkolasi
Proses difusi tergantung pada kecepatan aliran pelarut, selektivitas pelarut, temperatur
3. Ekstraksi dengan gas superkritikal
Menggunakan temperatur dan tekanan tertentu,dapat menarik komponen tanaman secara
maksimal. Dapat mengunakan tempatur rendah sehingga sesuai untuk komponen yang tidak
stabil, bnyk digunakan utk skala besar, hemat pelarut, selektivitasnya lebih baik

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 13


PELARUT

Non polar :n-heksana, petroleum eter, kloroform


Semi polar : etil asetat, aseton, asetonitril
Polar : metanol, etanol

• Pelarut yang digunakan tergantung pada senyawa yang ingin


diperoleh: pelarut harus dapat melarutkan zat yang diinginkan
dan dapat memisahkan zat dari komponen lainnya
• Pelarut bersifat selektif, mudah penanganannya, aman,
ekonomis, tidak merusak lingkungan.

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 14


JENIS PELARUT
1. Hidrokarbon alifatik: Utk mengekstraksi komponen yg bersifat lipofilik
.Misal : n-heksana, n-oktana
2. Hidrokarbon aromatik
Benzena, toluena : flammability, toksik
3. Kloro hidrokarbon
Diklorometana, kloroform, tetrakloromethana: Toksik
4. Alkohol: Metanol, etanol, propanol, butil alkohol.
5. Keton:Aceton, metil etil keton
6. Asam karboksilat: asam asetat
7. Ester : etil asetat
8. Eter: dietyl eter
9. Air: drinking water
10. Minyak : arang digunakan, untuk beberapa komponen yang tidak larut :minyak
olive, sesame, almond
11. Pelarut campuran
LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 15
TUJUAN EKSTRAKSI

• Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih,
baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun
mikro.
• Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan
untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan
anorganik di laboratorium.
• Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia
menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair
yang dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang
dikenal sebagai ekstraksi soxhlet.
EKSTRAKSI PELARUT
• Ekstraksi cair cair /pelarut merupakan pemisahan suatu senyawa dalam
dua macam pelarut organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam
hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain.
• Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pemisah dengan
jalan pengocokan beberapa kali. Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan
yang tidak dapat campur (immiscible).
• Ekstraksi pelarut umum digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus
yang diinginkan dari campuran sehingga diperoleh senyawa murni yang
diinginkan
• Mengekstraksi gugus/senyawa pengganggu dalam campuran sehingga
diperoleh sampel yang siap dianalisis secara keseluruhan
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus
diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

• pembanding distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan


pembanding distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya
• kelarutan rendah dalam air
• kekentalan rendah dan tidak membentuk emulsi dengan air
• tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
• mudah melepas kembali gugus yang terlarut didalamnya untu keperluan
analisa lebih lanjut.
Corong pemisah,
digunakan ekstraksi
cair-cair
TEKNIK PENGERJAAN

• Penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus


yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr
satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong
pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali.
• Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi
bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut
dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang
lebih ringan berada pada lapisan atas.
MEKANISME EKSTRAKSI PELARUT
• Pembentukan Spesies tidak bermuatan
• Distribusi dari kompleks yang terektraksi
• Interaksinya yang mngkin dalam fase organik.
• Pembentukan spesies tidak bermuatan merupakan tahap penting
dalam ekstraksi. Jelaslah bahwa kompleks bermuatan tidak akan
terakstraksi sehingga mutlak kompleks diekstraksi harus tampa
muatan. Kompleks tidak bermuatan dapat di bentuk melalui proses
pembentukan khelat ( yaitu; khelat netral) , solvasi atau pembentukan
pasangan ion.
Cara memilih Teknik pemisahan

1. Pilih langkah terbesar pada step pertama jika mungkin termurah. Misal ekstraksi
pelarut
2. Pilih proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat fisika. Misal
muatan (pertukaran ion), ukuran (filtrasi gel, sentrifugasi)
3. Pilih proses dimana mengeksploitasi perbedaan terbesar sifat fisika antara
analit/produk dengan matriks/pengotor
4. Pilih langkah termahal pada saat terakhir, misal hplc
Tujuan Pemisahan kimia:
1. Telaah Fitokimia -struktur

Bahan alam

simplisia Penapisan fitokimia

Ekstraksi
Ekstrak

Fraksinasi

Fraksi
Pemisahan/ pemurnian

Isolat
Karakterisasi & Identifikasi

Struktur kimia
2. Isolasi Senyawa Model /Lead Compound
- biasanya punya efek
- tidak harus dominan

3. Bahan Baku sediaan


Hasil ekstrak dapat digunakan untuk membuat sediaan

4. Uji farmakologi  pada hewan coba


Bahan alam

Simplisia

Ekstrak Uji efek

Fraksi Fraksi

Sub-fraksi Sub-fraksi Sub-fraksi Sub-fraksi Uji efek

Isolat Isolat Isolat Isolat Uji efek


Dalam teknik pemisahan, selalu terdapat fase-fase :
• Fase 1
• Fase 2

Kecuali : elektroforesis dan ultrasentrifugasi hanya melibatkan satu fase.


Penggolongan Metode Pemisahan
A. Berdasarkan Wujud Fase

Fase 1 Fase 2 keterangan


Gas Gas Difusi termal
Cair Krom. Gas-Cair
Padat Krom. Gas-Padat
Cair Gas Destilasi
Cair Krom. Cair-Cair, Ekstraksi, dialisis,
ultrasentrifugasi.
Padat Krom. Cair-Padat, pengendapan,
elektrodeposisi, kristalisasi,
pemebrntukan senyawa, inklusi
Padat Gas Sublimasi
Cair Leaching
Kromatografi
1. Merupakan salah satu teknik pemisahan kimia
2. Berkembang pesat => penemuan perangkat alat
baru dan aplikasi baru
3. Dikembangkan untuk analisis kualitatif,
kuantitatif, dan preparatif
Definisi Kromatografi

Menurut STAHL:
Metode fisikokimia untuk memisahkan campuran zat berdasarkan perbedaan waktu huni (residence
time) masing-masing zat dalam fase gerak-fase diam
Senyawa A lebih dulu keluar karena waktu huni < senyawa B

Menurut Martin:
Metode Fisikokimia yang memisahkan suatu campuran berdasarkan perbedaan perpindahan linarut
dalam fase gerak-fase diam
=> Senyawa A lebih dulu keluar karena bergerak lebih cepat dari senyawa B
Pemakaian Kromatografi:

Analitik:
= Kualitatif: Mengetahui identitatas suatu analit
= kuantitatif : menentukan kadar analit
Preparatif:
= untuk mendapatkan komponen murni
Penggolongan kromatografi:
a. Berdasarkan fase gerak
=> kromatografi cair: KLT, KK, KKt, KCKT
=> Kromatografi gas: KGC, KGP

b. Berdasarkan fase diam


=> kromatografi Cair-Cair: KKt, KCKT
=> Kromatografi Cair-Padat: KLT, KK, KCKT
c. Berdasarkan penampang fase diam:
=> kromatografi datar / planar: KLT, KKt
=> kromatografi kolom: KK, KGC, KGP, KCKT
d. Kromatografi berdasarkan proses/mekanisme yang terjadi

=> Partisi
=> Adsorbsi
=> Pasangan Ion
=> Kromatografi Penukar Ion
=> size eksklusi
=> Permeasi gel
=> Filtrasi gel
=> afinitas biologi
Teori Kromatografi

Pemisahan dalam kromatografi terjadi karena


 Perbedaan kecepatan migrasi dari berbagai komponen dalam campuran
 Dengan kata lain, pemisahan terjadi karena perbedaan waktu tambat masing-
masing analit dalam fase diam
 Penyebaran komponen campuran sepanjang fase diam
Sampel
campuran
Arah aliran fase gerak

Kolom / fase diam

Analit dengan migrasi paling


cepat
Mengapa terjadi Perbedaan kecepatan migrasi ?

Dalam sistem kromatografi masing-masing analit akan terdistribusi antara fase diam dan fase gerak
sehingga membentuk kesetimbangan.
Jumlah distribusi analit di antara 2 fase ditentukan oleh konsntanta distribusi (Kd):
Kd A = [A]d / [A]g
[A]d = konsentrasi analit A dalam fase diam
[A]g = konsentrasi analit A dalam fase gerak
TERIMAKASIH

LOCALY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED 37

Anda mungkin juga menyukai