Anda di halaman 1dari 40

Laporan Kasus

ASMA AKUT SEDANG


PADA ASMA INTERMITTEN
Departemen Pulmonologi dan Respiratori
Universitas Hasanuddin
Anggota Kelompok

Chusnul Khotimah
Citra Lestari
Amalyah Indirasary Mustafa
Amirah Febrianti Ismail
Suparto
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SH
RM : 073827
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 19/05/1965
Alamat : Jl. Talasalapang B/6
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 27 Juli 2018
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : SESAK NAFAS RIWAYAT PASIEN
Sesak nafas dialami sejak 1 bulan yang lalu dan • riwayat asma sejak kecil ada, serangan
memberat sejak 4 jam yang lalu. sesak terakhir 4 bulan yang lalu
dipengaruhi oleh aktivitas, sesak saat baring ada • riwayat asma dalam keluarga ada
dan membaik saat tempat tidur ditinggikan. sesak • riwayat alergi disangkal
tidak dipengaruhi cuaca, sesak pada malam hari • riwayat merokok tidak ada
tidak ada. Ada batuk berdahak berwarna putih, • riwayat hipertensi, DM, stroke dan
kadang timbul saat pasien sesak. Tidak ada darah. penyakit jantung tidak ada
Nyeri dada tidak ada. Demam tidak ada. Mual
muntah tidak ada.
Buang air besar biasa
Buang air kecil kuning, kesan cukup
Saat ini pasien sedang mengonsumsi OAT kategori
1 fase lanjutan
PEMERIKSAAN FISIS

KEADAAN UMUM
sakit sedang
Gizi normal
BB: 52kg TB: 158cm (IMT= 20,8kg/m2)
Compos mentis (E4M6V5)

TD: 130/80 mmHg


N: 102 kali/menit, reguler dan kuat angkat
P: 27 kali/menit, dalam dan cepat
S: 36,8 C
SpO2: 95% dengan bantuan oksigen
PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala  Telinga
• Ekspresi : Biasa  Pendengaran : Dalam batas normal
• Simetris muka : Simetris kiri dan kanan  Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
• Deformitas : Tidak ada
• Rambut : Hitam, tidak mudah  Hidung
 Perdarahan : (-)
dicabut
 Sekret : (-)
• Mata
• Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)
 Mulut
• Gerakan : Dalam batas normal
 Bibir : Pucat (-), Kering (-)
• Kelopak mata : Edema palpebral (-)
 Gigi geligi : Caries (-)
• Konjungtiva : Pucat (-/-)  Gusi : Perdarahan gusi (-)
• Sklera : Ikterus (-/-)  Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
• Kornea : Jernih  Faring : Hiperemis (-)
• Pupil : Bulat, isokor  Lidah : Kotor (-),tremor (-),
2,5mm/2,5mm hiperemis(-), bercak putih(-)
PEMERIKSAAN FISIS
Leher
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
• DVS : R+2 cm H2O
• Pembuluh darah : Dalam batas normal
• Kaku kuduk : Negatif
• Tumor : Tidak ada (-)
• Nodul : Tidak ada (-)

 Thoraks
 Inspeksi : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
 Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Bunyi nafas bronkovesikuler, ronchi tidak ada, wheezing ada di kedua
lapang paru tipe kontinyu
PEMERIKSAAN FISIS
Abdomen
 Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
 Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
 Palpasi : Nyeri tekan (-) daerah epigastrium, massa tumor (-), Hepar tidak teraba, Lien
tidak teraba
 Perkusi : Timpani, undulasi (-)
 Lain-lain : Ascites (-)

Extremitas
Pitting edema : -/- (dorsum pedis), -/- (pretibial)
Perdarahan (-), palmar eritem (-), akral hangat
PEMERIKSAAN FISIS
Jantung

 Inspeksi : Ictus cordis tampak

 Palpasi : Ictus cordis teraba

 Perkus : Batas kanan atas jantung ICS II Dextra


Batas kiri atas jantung ICS II Sinistra
Batas kanan bawah ICS IV parasternalis dextra
Batas kiri bawah jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, bising jantung tidak ada
PEMERIKSAAN LAB
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
RBC 4.43 (10^6/UL) 4.00 - 6.00 10^6/uL
HGB 12.1 (g/dL) 12.0 - 16.0 gr/dl
MCV 86.6 fL 80.0 - 97.0 fL
MCH 27.3 pg 26.5 - 33.5 pg
MCHC 31.5 (g/dl) 31.5-35.0 g/dl
WBC 8.5 (10^3/UL) 4.00 - 10.0 10^3/ul
NEUT 61% 52.0 - 75.0 %
LYMP 26.9% 20.0 - 40.0 %
MONO 3.7% 2.00 - 8.00 %
EOS 7.9% 1.00 - 3.00 %
BASO 0.1% 0.00 - 0.10 %
HCT 38.4% 37.0 - 48.0 %
PLT 245 (10^3/UL) 150 - 400 10^3/ul
GDS 135 mg/dl <200 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG

BAKTERIOLOGIS BTA
17/05/2018

Sewaktu : Negatif
Pagi : Negatif
Sewaktu : Negatif

TES VCT ANTIBODI


17/05/2018
kesan: NON REAKTIF
PEMERIKSAAN PENUNJANG

RADIOLOGI (FOTO THORAX)


16/05/2018
kesan: TB PARU DUPLEX AKTIF
Cor diafragma dan sinus baik
DIAGNOSIS

ASMA AKUT SEDANG PADA ASMA INTERMITTEN

TB PARU KLINIS KASUS BARU


STATUS HIV NON-REAKTIF
OAT ON TREATMENT KATEGORI 1 FASE LANJUTAN
PENATALAKSANAAN AWAL

• Oksigen via nasal kanul 2-4 liter per menit


• IVFD NaCl 18 tpm
• meptin 1 respul/8jam/inhalasi
• pulmicort 1 respul/12jm/inhalasi
• N-acetyl sistein 200mg/24jam/drips dalam 500ml NaCl 0.9%
habis dalam 12 jam
ASSESMENT Asma Akut Sedang pada Asma Intermitten
Rencana
Masalah Rencana Terapi Edukasi
Diagnostik
1 S : Sesak nafas dialami sejak 1 bulan yang lalu dan - spirometri - Oksigen via nasal - edukasi untuk
memberat sejak 4 jam yang lalu. sesak dipengaruhi - Analisa Gas kanul 2-4 liter per menghindari
oleh aktivitas, sesak saat baring ada dan membaik saat Darah menit pemicu sesak
tempat tidur ditinggikan. sesak tidak dipengaruhi - Foto - meptin 1
cuaca, sesak pada malam hari tidak ada. Ada batuk thoraks - menggunakan
respul/8jam/inhalasi
berdahak berwarna putih, kadang timbul saat pasien obat yang
- pulmicort 1
sesak. Tidak ada darah. Nyeri dada tidak ada. Demam diberikan oleh
respul/12jm/inhalasi
tidak ada. Mual muntah tidak ada.
- N-acetyl sistein dokter

O : TD : 130/80 mmHg | N: 102kali/menit | P: 200mg/24jam/drips


27kali/menit | S: 36,8oC | SpO2: 95% dengan bantuan dalam 500ml NaCl
oksigen 0.9% habis dalam 12
Thorax: wheezing ada di seluruh lapang paru tipe jam
kontinyu
Lab: Eosinofil 7.9% (1,0-3,0%)
ASSESMENT TB Paru Klinis Kasus Baru. Status HIV non-reaktif, OAT
on Treatment Kategori 1 Fase Lanjutan
Rencana
Masalah Rencana Terapi Edukasi
Diagnostik
1 S : saat ini pasien dalam pengobatan OAT Kategori 1 tidak ada - FDC 4tablet, 3 kali - edukasi
Fase Lanjutan Bulan ke 1 seminggu penggunaan
masker
O:
Radiologi Chest X-Ray: - edukasi cara
TB Paru Duplex Aktif batuk yang baik
dan benar
- edukasi minum
obat yang
diberikan oleh
dokter secara
teratur
Follow Up Harian
WAKTU SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
Jumat, 27 Sesak nafas dialami sejak 1 KU :sakit sedang/gizi baik/GCS - Asma Akut - Oksigen via nasal
Juli 2018 bulan yang lalu dan memberat E4M6V5 Sedang pada kanul 2-4 liter per menit
sejak 4 jam yang lalu. sesak TD : 130/80 mmHg Asma Intermitten - IVFD NaCl 18 tpm
dipengaruhi oleh aktivitas, N: 102kali/menit - meptin 1
sesak saat baring ada dan P: 27kali/menit respul/8jam/inhalasi
membaik saat tempat tidur S: 36,8oC - pulmicort 1
ditinggikan. sesak tidak SpO2: 95% dengan bantuan oksigen respul/12jm/inhalasi
dipengaruhi cuaca, sesak pada
malam hari tidak ada. Ada - N-acetyl sistein
Thorax :
batuk berdahak berwarna 200mg/24jam/drips
I : pergerakan simetris kiri dan kanan
putih, kadang timbul saat dalam 500ml NaCl 0.9%
P: nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus
pasien sesak. Tidak ada darah. habis dalam 12 jam
simetris kiri dan kanan
Nyeri dada tidak ada. Demam
P: sonor di kedua hemithorax
tidak ada. Mual muntah tidak
ada. A: bunyi nafas bronchovesikuler,ronchi
Buang air besar biasa tidak ada, wheezing ada di kedua
Buang air kecil kuning, kesan lapang paru tipe kontinyu
cukup
Saat ini pasien sedang
mengonsumsi OAT kategori 1
fase lanjutan
WAKTU SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
Sabtu, 28 Sesak ada, dirasakan KU :sakit sedang/gizi baik/GCS - Asma Akut - Oksigen via nasal
Juli 2018 berkurang dari sebelumnya. E4M6V5 Sedang pada kanul 2-4 liter per menit
Pasien merasa lebih nyaman TD : 120/80 mmHg Asma Intermitten - IVFD NaCl 18 tpm
saat duduk. Batuk berdahak N: 98kali/menit - meptin 1
ada, dahak berwarna putih. P: 25kali/menit respul/8jam/inhalasi
Nyeri dada tidak ada. Demam S: 36,7oC - pulmicort 1
tidak ada. Mual muntah tidak SpO2: 99% dengan bantuan oksigen respul/12jm/inhalasi
ada.
Buang air besar biasa - N-acetyl sistein
Thorax :
Buang air kecil kuning, kesan 200mg/24jam/drips
I : pergerakan simetris kiri dan kanan
cukup dalam 500ml NaCl 0.9%
P: nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus
habis dalam 12 jam
simetris kiri dan kanan
P: sonor di kedua hemithorax
A: bunyi nafas bronchovesikuler,ronchi
tidak ada, wheezing ada di kedua
lapang paru
WAKTU SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
Minggu, Keluhan sesak membaik. KU :sakit sedang/gizi baik/GCS - Asma Akut - IVFD NaCl 18 tpm
29 Juli Batuk berkurang. Nyeri dada E4M6V5 Sedang pada - meptin 1
2018 tidak ada. Demam tidak ada. TD : 120/80 mmHg Asma Intermitten respul/8jam/inhalasi
Mual muntah tidak ada. N: 96kali/menit - pulmicort 1
Buang air besar biasa P: 24kali/menit respul/12jm/inhalasi
Buang air kecil kuning, kesan S: 36,5oC - N-acetyl sistein
cukup SpO2: 97% tanpa bantuan oksigen 200mg/24jam/drips
dalam 500ml NaCl 0.9%
Thorax :
habis dalam 12 jam
I : pergerakan simetris kiri dan kanan
P: nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus
simetris kiri dan kanan
P: sonor di kedua hemithorax
A: bunyi nafas bronchovesikuler,ronchi
tidak ada, wheezing ada di kedua
lapang paru pada akhir ekspirasi
Diskusi

ASMA
Definisi
“Asma merupakan penyakit heterogen, umumnya
ditandai dengan inflamasi saluran napas kronik.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011C
Epidemiologi
World Health Organization Global Burden of Disease Study
memperkirakan bahwa 13,8 juta tahun hidup kecacatan yang
disesuaikan (DALY) hilang setiap tahun karena asma, mewakili 1,8%
dari total beban penyakit global.5 Diperkirakan bahwa asma
menyebabkan 346.000 kematian di seluruh dunia setiap tahun. , 6
dengan angka kematian kasus yang sangat bervariasi yang mungkin
mencerminkan perbedaan dalam manajemen

kronik.
Patogenesis Asma
Inflamasi kronik jalan napas  menyebabkan pelepasan
mediator yang dapat mengaktivasi sel target saluran napas
sehingga terjadi :
• Bronkokonstriksi
• Kebocoran mikrovaskular
• Edema
• Hipersekresi mukus
• Stimulasi refleks saraf
Patogenesis & Patofisiologi ASMA

Disfungsi Inflamasi
Otot polos Jalan napas

  Bronkokonstriksi  Infiltrasi/aktivasi sel


  Hipereaktiviti inflamasi 
bronkus  Edema mukosa  
  Hiperplasia  Proliferasi selular 
  Pelepasan mediator  Kerusakan epitel 
inflamasi  Penebalan membran 
basal

Gejala/Eksaserbasi

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011C
Faktor Pencetus
 Alergen (debu rumah, bulu binatang)
 Makanan (bumbu, penyedap, pengawet)
 Infeksi saluran napas
 Perubahan cuaca
 Zat kimia dan obat-obatan
 Aktivitas berlebihan
 Bahan iritan
 Bau yang merangsang
 Emosi

Leibnitz Association, online 2018


Patomekanisme

Saluran napas Asma ringan/ Asma berat


normal sedang
Patomekanisme Faktor Resiko terjadinya Asma

Inflamasi

Hiper-reaktif Gangguan aliran


saluran napas udara pernapasan
Faktor resiko
terjadi eksaserbasi
Gejala Asma
(sesak napas, mengi,
dada tertekan, batuk)
Patofisiologi
Diagnosis Asma

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Radiologi
• Pemeriksaan Faal Paru

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011
Klasifikasi
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
intermitten Bulanan ≤2 kali sebulan APE ≥80%
Gejala <1x/minggu, tanpa VEP1 ≥80% nilai prediksi
gejala di luar serangan APE ≥80% nilai terbaik
Serangan singkat Variabilitas APE <20%
Persisten ringan Mingguan >2 kali sebulan APE >80%
Gejala >1x/minggu, tetapi VEP1 ≥80% nilai prediksi
<1x/hari APE ≥80% nilai terbaik
Serangan dapat menggangu Variabilitas APE 20-30%
aktivitas dan tidur
Persisten sedang Harian >2 kali sebulan APE 60-80%
Gejala setiap hari -VEP1 60-80% nilai prediksi
Serangan menggangu APE 60-80% nilai terbaik
aktivitas dan tidur -Variabilitas APE >30%
Bronkodilator setiap hari
Persisten berat Kontinyu Sering APE ≤60%
Gejala terus menerus VEP1 ≤60% nilai prediksi
Sering kambuh APE ≤60% nilai terbaik
aktivitas fisik terbatas Variabilitas APE >30%
Klasifikasi

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011
Tatalaksana
• Langkah 1 : SABA jika dibutuhkan dengan tanpa penggunaan
controller. Hal ini diindikasikan jika gejala jarang, tidak ada terbangun di
malam hari karena asma, tidak ada kejadian eksaserbasi selama 1 tahun
terakhir, dan nilai FEV1 normal.
• Langkah 2 : Reguler ICS dosis rendah ditambah SABA jika dibutuhkan
• Langkah 3 : Dosis rendah ICS/LABA sebagai terapi rutin ditambah
SABA jika dibutuhkan, atau ICS/formoterol rutin dan terapi pelega.
Untuk pasien dengan ≥1 kejadian eksaserbasi dalam 1 tahun terakhir,
dosis rendah BDP/formoterol atau BUD/formoterol rutin dan pemberian
pelega lebih efektif daripada ICS/LABA rutin dengan SABA jika diperlukan.
• Langkah 4 : Dosis rendah ICS/formoterol rutin dana terapi pelega,
atau dosis medium ICS/LABA sebagai terapi rutin ditambah SABA
jikadiperlukan
• Langkah 5 : Rujuk untuk pemeriksaan ahli dan terapi tambahan
(add-on treatment).
Terapi tambahan meliputi tiopropium inhaler, anti IgE , dan anti
IL-5 untuk asma eosinofilik berat.
Klasifikasi

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011
Tatalaksana
Tatalaksana Asma Eksaserbasi Akut
Daftar Pustaka

• Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma


management and prevention. 2018, Accessed October 2017.
Available from: http://​www.​ginasthma.​org/2017-gina-report-global-
strategy-for-asthma-management-and-prevention/
• 2. Global Initiative for Asthma (GINA). Pocket Guide for Asthma
Management and prevention. 2018, accessed Oktober 2017.
Available from: http://www.ginasthma.org
• 3. ASMA PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA.
2003. http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai