Anda di halaman 1dari 28

PENETAPAN

TEMA OBJEK
RANCANGAN

JUDUL FUNGSI OBJEK


RANCANGAN

Penetapan TEMA
lokasi pilihan
Pengertian Mixed Use Building

Menurut Mike Jenk dalam bukunya yang berjudul ‘’The Compact City A Sustainable
Urban Form?” (1996), mix use building adalah proyek real etalase yang relatif besar
(dengan rasio area lantai terdiri dari tiga atau lebih) yang terkarakteristik tiga atau
lebih penggunaan bangunan revenue seperti retail, office, residintial, hotel dan
rekreasi yang dalam proyek perencanaannya akan saling berhubungan dan
bergantung satu sama lainnya. Dengan fungsi dan bentuk fisik yang terintegrasi dari
komponen proyek, termasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong.

Menurut buku ‘’Office Development Hand Book, ULI-The Urban Land Institude,
(1985), Mixed use building adalah suatu kawasan bisnis multifungsi bagian dari
wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang berbeda di dalamnya,
masing-masing kegiatan saling melengkapi dan berkaitan erat serta saling
berinteraksi, pengembangnya harus memiliki peranan yang jelas dan akurat dari
masing-masing fungsi kegiatan.
DEFINISI MIXED USE

Mixed use development is a term that might at first sight seem obvious, but that is
sometimes used in a ways which are more confusing than helpful. Increasingly, mixing
different land uses in the same geographical area is seen as a positive contribution to
planning policy. It is hoped that by increasing the mix of land uses, and especially
residential uses, residents will lead more ‘sustainable’ lifestyles, using their cars less. In
addition, town and cities will become more attractive, viable, and safer to live and work
in. In effect, government policy is encouraging greater urbanization and higher density
cities.

Pengembangan mixed use adalah istilah yang pada awalnya tampak jelas namun
terkadang digunakan dengan cara lebih rumit. Semakin bertambah, campuran
penggunaan lahan yang berbeda di wilayah geografis yang sama, dipandang sebagai
kontribusi positif terhadap kebijakan perencanaan. Dengan meningkatkan penggunaan
lahan campuran, terutama hunian, diharapkan warga akan menjalani gaya hidup lebih
lestari, dengan penggunaan kendaraan yang lebih sedikit. Selain itu, kota akan menjadi
lebih menarik, layak dan aman untuk dihuni juga untuk bekerja. Akibatnya, kebijakan
pemerintah mendorong urbanisasi yang lebih besar dan kota dengan kepadatan yang
lebih tinggi.

- Menurut buku ‘’Reclaiming The City: Mixed Use Development’’ chapter I page 1
Mixed-Use Development is characterized by three or more significant revenue-producing uses, by
significant functional and physical integration, and by development in conformance with coherent plan.
(page 1, “Mixed-Use Development Handbook” by ULI- the Urban Land Institute, Washington, D.C )

Mixed-Use Development is a term that might at first sight seems obvious , but that is sometimes use in
ways which are more confusing then helpful. Increasingly mixing different land-uses in the same geografical
area is seen as a positive contribution to planning policy.
(page 1 , “ Reclaming the city : Mixed use Development)

mixed-use building adalah suatu bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsi sekaligus, umumnya
fasilitas komersial yang meliputi mall, perkantoran. perbankan, perhotelan, kondominium, apartemen,
rekreasi, auditorium, cineplex, studio radio/TV, ruang observasi dan restoran, parkir.

Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam bangunan.
(Dimitri Procos.1976)

Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk hotel, pusat
konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan lainnya.
(Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture)
Mixed-Use Development is characterized by three or more significant revenue-producing uses, by significant
functional and physical integration, and by development in conformance with coherent plan. (page 1, “Mixed-Use
Development Handbook” by ULI- the Urban Land Institute, Washington, D.C )

Pembangunan campuran merupakan karakteristik dari tiga atau lebih untuk menambah nilai penting dalam
penggunaan, dengan integrasi fungsional dan fisik yang signifikan, dan dengan pengembangan kesesuaian pada
rencana yang matang. (Hal 1, “Mixed-Use Development Handbook” by ULI- the Urban Land Institute, Washington,
D.C)

Mixed-Use Development is a term that might at first sight seems obvious , but that is sometimes use in ways which
are more confusing then helpful. Increasingly mixing different land-uses in the same geografical area is seen as a
positive contribution to planning policy.
(page 1 , “ Reclaming the city : Mixed use Development)

Pembangunan campuran adalah istilah yang mungkin saat pada pandangan pertama tampak jelas, tapi kadang-
kadang digunakan dalam cara yang lebih membingungkan dibandingkan membantu. Berkembangnya penggabungan
dari penggunaan lahan yang berbeda pada daerah geografi yang sama menunjukkan kontribusi yang positif pada
perencanaan kebijakan. (Hal 1, “Reclaiming the city : Mixed-Use Development)
A Mixed-Use Development is a real estate project with planned integration of some combination of retail ,
office , residential , hotel, recreation or other functions . It is pedestrian-oriented and contains elements of a
live-work-play environment. It maximizes space usage, has ameneties and architectural expression and tends
to mitigate traffic and sprawl. (Niemira, 2007 , “ The concept and Drivers of Mixed-Use Development : insights
from a cross- organizational membership survey. Research review. 4 (1) : 53-56 )

Pembangunan Campuran adalah proyek real estate yang direncanakan berdasarkan beberapa campuran dari
pertokoan, perkantoran, hunian, hotel, rekreasi atau dari fungsi lainnya. Berbasis pejalan kaki dan
mengandung elemen dari lingkungan hidup, pekerjan dan rekreasi. Memaksimalkan penggunaan lahan,
memiliki ameneties dan ekspresi arsitektural dan cenderung mengurangi lalu lintas dan tidak terkontrol.
(Niemira, 2007 , “ The concept and Drivers of Mixed-Use Development : insights from a cross- organizational
membership survey. Research review. 4 (1) : 53-56 )
Mixed-Use Develpments are characterized by :
1. Three or more significant revenue-producing uses (such as retail , office, residential, hotel / motel,
entertaiment/ cultural / recreation) that in well-planned projects are mutually supporting ;
2. Significat physical and functional integration of projects components (and thust a relatively intensive use of
land ), including uninterrupted pedestrian connections ; and
3. Development in conformance with a coherent plan (which frequently stipulates the type and scale of uses ,
permitted densities , related items ).
(page 3, “Mixed-Use Development Handbook” by ULI- the Urban Land Institute, Washington, D.C )

Ciri-ciri bangunan Mix Use adalah sebagai berikut :


1. Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian hotel dan
entertaintment.
2. Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional
3. Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya.
4. Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya
5. Peningkatan kualitas fisik lingkungan
6. Efisienfi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.

Keuntungan dari kawasan Mixed Use :


1. Terdapat unit rumah yang lebih terjangkau (unit lebih kecil)
2. Mengurangi jarak antara rumah, tempat kerja, bisnis ritel, serta fasilitas dan tujuan lainnya
3. Akses lebih baik kepada makanan segar dan sehat (supermarket atau pasar dapat diakses hanya dengan
berjalan kaki atau bersepeda)
4. Pembangunan yang lebih bersinergi
5. Lingkungan yang ramah digunakan untuk berjalan kaki atau bersepeda (mengurangi biaya transportasi)
Sumber : https://www.arsitag.com/article/kawasan-mix-used
TEMA

Capital Investment

Pengertiannya disini, arsitektur berfungsi sebagai suatu investasi modal yang


mengartikan bahwa adanya semacam tujuan untuk memperoleh manfaat atau
nilai tambah tertentu atau keuntungan. Investasi yang dimaksud adalah suatu
upaya pemanfaatan sumber daya, baik modal uang, alat dan tenaga untuk
menghasilkan keuntungan tertentu. Keuntungan yang dimaksud dapat
dibedakan menjadi dua keuntungan yaitu keuntungan profit dan keuntungan
benefit.
• Keuntungan Profit adalah keuntungan dalam hal yang dapat diukur, misalnya
pengembalian modal investasi. Contoh arsitektur yang bersifat “Profit
Oriented” yakni Hotel, Supermarket, Bioskop, dsb.
• Keuntungan Benefit adalah keuntungan yang sifatnya tidak dapat diukur
dengan uang karena berhubungan dengan peningkatan kualitas nilai-nilai
atau norma kehidupan tertentu. Contoh arsitektur “Benefit Oriented” yakni
Bangunan Peribatan, Rumah Sakit, Gedung Pemerintah, dsb.

yanricotangketasik14.blogspot.com/2011/03/konsep-
fungsi-arsitektur_06.html
PEMILIHAN DAN PENETAPAN OBJEK

Mall sebagai fungsi Apartemen sebagai


komersial untuk fungsi residential
memenuhi kebutuhan khususnya bagi
pengguna apartemen pengguna rental office
dan rental office

MALL

Rental office sebagai fungsi


RENTAL OFFICE pekantoran bagi pekerja APARTMENT
khususnya yang tinggal di
apartemen
MALL

Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur


berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki https://id.wikipedia.org/wiki/Mal
jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara
antar toko-toko kecil yang saling berhadapan karena bentuk
arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal
memiliki tinggi tiga lantai.

Mal adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau


melihat dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi sosial masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan
berbelanja bagi pengunjung.

Mal adalah sebagai suatu kelompok perbelanjaan (pertokoan)


terencana yang dikelola oleh suatu manajemen pusat, yang
menyewakan unit-unit kepada pedagang dan mengenai hal-hal
tertentu pengawasannya dilakukan oleh manajer yang
sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan
tersebut.

https://www.scribd.com/doc/215493890/Pengertian-Mall
BENTUK MALL

Menurut Maithland (1987) terdapat 3 bentuk umum mal dengan keuntungan dan kerugian tersendiri, yaitu :

-Open Mall

Mal terbuka adalah mal tanpa pelingkup. Keuntungannya adalah kesan luas dan perencanaan
teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugiannya berupa kendala climatic control (berpengaruh
terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang.

SANTA MONICA MALL, CALIFORNIA

http://www.cei.com/wp-content/uploads/2011/01/Santa-Monica-Place-1.jpg
-Enclosed Mall

Mal tertutup adalah mal dengan pelingkup. Keuntungannya berupa kenyamanan


climatic control. Sementara kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan kurang luas.

GRAND INDONESIA MALL,


INDONESIA

http://indesignindonesia.com/filemodul/news/file_itemlampiran/68/grand_indo_4
_113517vinocms
-Integrated Mall

Mal terpadu adalah penggabungan mal


terbuka dan tertutup. Munculnya bentuk ini
merupakan antisipasi terhadap keborosan energi
untuk climatic control serta mahalnya pembuatan
dan perawatan mal tertutup. Mal ini bertujuan
mengonsentrasikan daya tarik pengunjung pada
mall tertutup.

PASARGAD LEISURE MALL, TEHRAN, IRAN

http://www.arcrealestate.ir/images/pages/myzeil/1.jpg
POLA MALL

Pada dasarnya pola mal berprinsip linier. Tatanan mal yang banyak dijumpai adalah mal berkoridor
tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16 m. Penggunaan pola grid pada mal akan
mempermudah pengaturan modul untuk retail-retail, sirkulasi, penempatan atrium, parkir, dan
sebagainya. Untuk memudahkan akses pengunjung, pintu masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala
arah. Mal sebaiknya ditata sedemikian rupa agar terdapat magnet pada tiap akhir mal.

PELAKU/PENGGUNA MALL

PENGUNJUNG PENGELOLA PEGAWAI

seorang individu atau kelompok yang individu atau sekelompok orang yang semua pekerja atau karyawan
mengunjungi mal, baik individu atau mengelola mal tersebut baik dari segi yang bekerja di mal tersbut,
kelompok tersebut berbelanja, makan, administrasi, pengelolaan, perawatan, seperti : karyawan dari retail-
berekreasi, atau hanya sekedar jalan- maupun operasional bangunan yang retail yang ada di dalam mal,
jalan. berhubungan dengan kepentingan mal. cleaning service, satpam, dll.
RENTAL OFFICE

Kantor sewa atau Rental Office berasal dari kata


“kantor” dan “sewa” yang masing-masing memiliki pengertian, yaitu:

Kantor Bangunan yang dipakai untuk bekerja yang berkenaan dengan urusan administrasi (Santoso,
2002:297). Wadah segala sesuatu tentang penerimaan (receiving). Pendokumentasian (recording), dan
fasilitas informasi serta perlindungan aset perusahaan yang menjamin bahwa bisnis atau usaha perusahaan
itu dapat dipantau dan diperhitungkan (receiving). (Guedes, 1979, hal 107)

Sewa Menurut W.J.S Poerwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah pemakaian sesuatu
dengan membayar uang. Pemakaian, peminjaman sesuatu dengan membayar uang, yang boleh dipakai
(Santoso, 2002:526). Dari definisi suku kata diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kantor
sewa adalah ruang atau bangunan/gedung sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan administrasi bagi
setiap perusahaan atau pemakai, yang pengadaannya dimaksudkan untuk disewakan kepada
perusahaan/pemakai dalam jangka waktu tertentu pula sesuai kesepakatan bersama antara
pemakai(penyewa) dengan pemilik(pengelola).

Atau dapat juga diartikan sebagai:


Bangunan atau wadah bagi kegiatan pekerja kantor yang dapat dipergunakan oleh siapapun yang berminat
dengan cara membayar harga

https://www.scribd.com/doc/243189707/Pengertian-Rental-Office
FUNGSI RENTAL OFFICE

1. Sebagai wadah untuk menampung beberapa perusahaan yang belum mempunyai kantor sendiri.

2. Sebagai tempat melakukan transaksi bisnis dengan pelayanan profesional serta lembaga dalam bentuk
usaha komersial.

3. Sebagai tempat menampung perusahaan yang bergerak dibidang industri pemasaran. Dan bukan untuk
memproduksi atau mengolah barang mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi, tetapi untuk
memasarkan hasil industri yang sudah jadi.

4. Mempermudah para konsumen (pengguna jasa) karena lokasi kantor yang sudah jelas dan terdapat
beberapa jenis kegiatan yang dapat sekalian dilakukan.

RUANG LINGKUP KEGIATAN RENTAL OFFICE


Secara umum pihak – pihak yang melakukan kegiatan di dalam kantor sewa adalah sebagai berikut:

1. Pihak pengelola yang melaksanakan tugas administratif dan tugas operasional bangunan, termasuk peralatan
gedung dan pelayanan kepada penyewa. Termasuk dalam kelompok ini adalah manajer dan staf administrasi,
dibantu divisi – divisi seperti bagian pemasaran, enginering, kebersihan dan lain sebagainya.

2.Pihak penyewa yang melakukan kegiatan bisnis dan ruang menempati ruang yang disewanya. Dalam
termasuk dalam kelompok ini adalah penyewa (tenant beserta relasinya).

https://www.scribd.com/doc/243189707/Pengertian-Rental-Office
JENIS DAN KLASIFIKASI RENTAL OFFICE

Menurut Penyewa Departemen umum dan tenaga listrik dirjen cipta karya membedakan kantor sewa menurut
usaha penyewa yang ada di dalamnya menjadi dua jenis:

• Usaha Sejenis

Yaitu merupakan bangunan kantor sewa yang di sewa oleh sekelompok usaha yang sejenis. Bagi
investor hal ini sangat menguntungkan, karena memiliki cavative market/pangsa pasar yang pasti, sehingga
mampu memperbesar occupancy rate/tingkat hunian. Sedangkan bagi penyewa keuntungannya adalah
kemudahan komunikasi antar lembaga dalam rental office, dan kemudahan pembagian akomodasi perusahaan –
perusahaan penyewa yang masih tergabung dalam suatu kelompok perusahaan tersebut. Kelemahan dari sistem
tersebut adalah tidak dapat diterapkan dalam sistem perencanaan kantor sewa. Karena kebutuhan kondisi –
kondisi khusus yang harus dipenuhi. Kondisi tersebut antara lain kriteria jenis kegiatan yang terintegrasi, serta
tersedianya investor/penyewa yang memiliki kepentingan yang sama.

• Mixed Use/Campuran

Merupakan kantor sewa dengan latar belakang bidang usaha yang berlainan jenis atau campuran,
paling banyak karena fleksibel. Dalam bangunan tersebut para penyewa berasl dari bermacam –macam latar
belakng jenis usaha. Jenis ini lebih banyak di dapat dalam praktek sehari – hari, karena sifatnya murni bisnis
tanpa ada ikatan tertentu di belakangya. Kelebihan jenis ini adalah pihak penyewa lebih leluasa dalam memilih
kantor sewa yang lebih sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan kelemahannya adalah sering timbul kesulitan –
kesulitan dalam pelayanan dan tata tertib karena terdapat bermacam – macam perusahaan dengan jenis
berbeda – beda.
Menurut kelas bangunan, terdapat dua jenis pengklasifikasian rental office/kantor sewa, yaitu:

• Berdasarkan Kelengkapan dan Kualitas yang Tersedia

Kelengkapan fasilitas dan utilitas pada suatu bangunan kantor sewa merupakan syarat utama, dan akan
memperlancar aktifitas dalam kantor sewa sesuai fungsinya. Berdasarkan S.K.Gub DKI Jakarta No.208
Thun 1977, fasilitas dan utilitas yang ada pada rental office antara lain :
- Listrik - Fire Detection - Kafetaria
- Air minumum - Air Condition - Bank
- Telepon - Keamanan - Lobby/koridor
- Genset - Car Park
- Pemeliharaan gedung - Cleaning
- Publik Toilet - Telex
- Elevator - Utility Room
Keterangan :

a) No. 1 sampai dengan No. 11 adalah fasilitas umum yang harus disediakan mengingat banguan kantor sewa
kelas 1 merupakan bangunan bertingkat banyak dan mementingkan kelancaran kerja. Mengingat bahwa
bangunan kantor sewa kelas 1 yang bersifat komersial.

b) No. 15 sampai dengan No.17 merupakan fasilitas pelengkap yang dapat digunakan oleh penyewa umum.

Penilaian klasifikasi kantor sewa berdasarkan kelengkapan fasilitas dan utilitas


ditampilkan dalam tabel berikut ini:
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN RENTAL OFFICE

Tujuan usaha kantor sewa yaitu menuju suatu keberhasilan dan kelancaran kegiatannya membutuhkan sarana
administrasi dan pengelolaan yang tetap. Pengamatan dari berbagai rental office di dapatkan bahwa dalam
setiap divisi struktur organisasi pengelolaan rental office terdiri atas:

1) Divisi teknik, yang meliputi bidang


– bidang mekanikal dan elektrikal, kontruksi dan perawatan bangunan.

2) Divisi keuangan dan umum yang meliputi bidang


– bidang akutansi dan administrasi umum.

3) Divisi pemasaran yang meliputi bidang


– bidang periklanan, perjanjian sewa (fix rental) dan pelayanan pada penyewa. Rental office di Indonesia dalam
melakukan kegiatan administrasi dan pengelolaannya memiliki kecenderungan untuk menggunakan jenis
organisasi fungsional. Di dalam organisasi fungsional ini digunakan tenaga – tenaga ahli untuk memberikan
pengarahan kepada pelaksana. Pekerja dipimpin oleh beberapa atasan dan melaksanakan pengawasan kepada
pekerja secara terpisah menurut keahlian masing – masing.
APARTMENT
- Apartemen merupakan tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang lengkap dengan ruang duduk, kamar
tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi yang terletak pada satu lantai, bangunan bertingkat
yang terbagi atas beberapa tempat tinggal. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994, hal : 69 )

- Apartemen merupakan bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia
hunian yang berdiri sendiri dan mencakupbangunan bertingkat rendah atau bangunan tinggi, dilengkapi
berbagai fasilitas yang sesuai dengan standar yang ditentukan. ( Ernst Neufert, 1980, hal : 86 )

- Apartemen diartikan sebagai


“...several dwelling units share a common(usually an indoor) access and are enclosed by a common
structuralenvelope...”
yang artinya adalah beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur
kulit bangunan yang sama(Kevin Lynch dan Gary Hack ,1984 : 252 )

- Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau rumah
petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian
dan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan. (Endy Marlina, 2008)

Jadi, secara umum, Apartemen dapat diartikan sebagai suatu bangunan yang terdiri dari beberapa unit
hunian yang disusun secara bertingkat, serta memiliki kebutuhan ruang dan fasilitas yang sama, untuk
mengatasi masalah kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan di perkotaan.

http://www.academia.edu/13167018/Definisi_apartemen_2
KLASIFIKASI APARTEMEN
A. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Pengelolaan

Ada dua jenis apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya yaitu:

• Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah


• Apartemen yang dibiayai oleh swasta/investor

Perbedaan antara kedua jenis apartemen ini umumnya berpengaruh pada status kepemilikan unit-unit
dalam apartemen tersebut. Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah umumnya berharga murah dan
memiliki sistem sewa atau sistem beli dengan tipe kepemilikan bersama (cooperative), dan seringkali
dibangun untuk menampung masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki tempat tinggal, disebut pula
dengan istilah rumah susun. Sementara apartemen yang dibiayai oleh investor swasta umumnya
diperuntukkan bagi kalangan menengah dan kalangan atas, dengan sistem sewa atau sistem beli dalam
bentuk condominium.

B. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sistem Kepemilikan

Ada dua jenis apartemen berdasarkan kepemilikan antara lain

(Apartments:Their Design and Development, 1967 : 39-42) :

• Apartemen dengan sistem sewa


Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar biaya sewa unit yang ditempatinya kepada pemilik
apartemen dan biasanya biaya itu dibayarkan per bulan ataupun per tahun. Biaya utilitas seperti listrik, air,
gas, telepon ditanggung sendiri oleh penghuni. Sementara biaya maintenance dan gaji pegawai pengelola
apartemen ditanggung oleh pemilik. Penghuni yang tidak ingin tinggal lagi di apartemen tersebut harus
mengembalikan apartemen tersebut kepada pemiliknya, kemudian pemilik akan mencari lagi orang baru
untuk mengisi unit-unitnya yang kosong.
Apartemen dengan sistem beli
Apartemen dengan sistem beli dapat terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu:
Apartemen dengan sistem kepemilikan bersama (cooperative ownership). Pada
apartemen ini, setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik apartemen
serta menempati satu unit tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya
bisa menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap cocok oleh penghuni apartemen
lainnya. Bila terdapat unit apartemen yang kosong, maka sahamnya akan dibagi rata
diantara penghuni dan mereka harus menanggung semua biaya maintenance unit yang
kosong tersebut, sampai unit tersebut ditempati oleh penghuni baru.
Condominium. Pada apartemen ini, setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya sendiri
dan memiliki kepemilikan yang sama dengan penghuni lainnya terhadap fasilitas dan
ruang publik. Penghuni bebas untuk menjual, menyewakan ataupun memberikan
kepemilikannya kepada orang lain. Jika terdapat unit apartemen yang kosong, maka biaya
maintenance unit itu ditanggung oleh badan pengelola apartemen itu.
C. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tinggi Dan Besar Bangunan

Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen terdiri atas :
• High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah
tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih komplekssehingga desain unit apartemen
cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.
• Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini
lebih sering dibangun dikota satelit. Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan
menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk golongan menengah ke bawah.
• Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai sampai dengan enam lantai. Apartemenini
kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti
ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga unit apartemen
• Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman
disekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak- anak dapat
mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.

D. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi horizontal pada apartemen adalah berupa koridor. Berdasarkan macam bentuk koridor, apartemen dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Single-loaded corridor apartment
Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua yaitu :
Open corridor apartment. Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap ruang luar berupa tembok
atau railing yang ketinggiannya tidak lebih dari 1 – 1,5 meter.
Closed corridor apartment. Koridor bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun
jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama sekali.
Double-loaded corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali terletak ditengah-tengah
bangunan (central corridor).
E. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal

Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (Site Planning, 1984 : 280 –
281) :
• Walk-up Apartment Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian
bangunan apartemen ini maksimal hanya 4 lantai. Apartemen ini dirancang dengan koridor seminimal
mungkin dan kebanyakan unit hunian dekat dengan tangga sirkulasi. Apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi
dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu :
• Core – type walk up apartment. Pada apartemen tipe ini tangga sirkulasi (stair core) dikelilingi oleh unitunit
hunian. Berdasarkan jumlah unit hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi 3 tipe
yaitu :
Duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit hunian
Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian
Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi empat unit hunian
Corridor – type walk up apartment. Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung
koridor. Dengan menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu lantai.
• Elevator Apartment. Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift dan memiliki sirkulasi vertikal
sekunder berupa tangga yang seringkali juga merupakan tangga darurat. Umumnya apartemen ini dilengkapi
dengan lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai. Ada dua macam sistem
lift yang dapat digunakan pada tipe apartemen ini yaitu:
Lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan
Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya pada lantai- lantai tertentu pada bangunan
(Skip – floor elevator system). Umumnya system ini digunakan pada apartemen dengan sistem
penyusunan lantai Duplex. Kelebihan sistem ini antara lain dapat mengurangi koridor publik dan
memperluas ukuran unit hunian pada lantai dimana lift tidak berhenti. Kelemahannya terletak pada
perlunya menambah tangga pada setiap unit hunian.
F. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Unit

Klasifikasi pada apartemen berdasarkan tipe unitnya ada empat (Akmal,2007), yaitu :
• Studio Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk,
kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya
hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau
pasangan tanpa anak. Luas minimal 20-35 m2.
Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa.
Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang bias terbuka dalam satu ruang
atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya.
Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4
kamar tidur 140 m2.
• Loft Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen.
Caranya adalah dengan menyekat- nyekat bangunan besar ini menjadi beberapa hunian. Keunikan
apartemen adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk
bangunannya pun cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan
istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru.
Sesungguhnya ini salah kaprah karena kekhasan loft justru pada konsep bangunan bekas pabrik dan
gudangnya.
• Penthouse Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan apartemen. Luasnya lebih besar
daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang- kadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja.
Selain lebih mewah, penthouse juga sangat privat karena memiliki lifty khusus untuk penghuninya. Luas
minimumnya adalah 300 m2.
G. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan

Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya yaitu (Apartments:Their Design and
Development, 1967 : 46) :
• Apartemen berbentuk Slab Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan lebar/panjang
bangunan hampir sebanding, sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki
koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi koridor.
• Apartemen berbentuk Tower Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil
dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti tiang. Biasanya ketinggian bangunannya
diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan sistem core karena menggunakan lift. Ada berbagai
variasi bentuk tower antara lain :
• Single tower Apartemen dengan hanya satu massa bangunan. Core umumnya terletak di tengah. Ruang
koridor dapat diminimalkan. Unit-unit hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift. Berdasarkan
bentuk massa, apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower plan, expanded tower plan,
circular plan, cross plan, dan five wing plan.
• Multi tower Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan. Antara massa bangunan dapat
dihubungkan oleh suatu massa penghubung ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila
massa bangunan dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya massa penghubung terletak di
tengah dengan massa lain mengelilinginya. Lift dan tangga diletakkan pada massa penghubung tersebut.
Sementara untuk massa yang hanya dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan tangga
masing-masing.
• Apartemen dengan bentuk Varian (campuran antara Slab dan Tower)
H. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Golongan Sosial
Berdasarkan golongan sosial (Savitri & Ignatius & Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa, 2007) pada pembangunan apartemen, dibagi menjadi
empat yaitu :

• Apartemen Sederhana
• Apartemen Menengah
• Apartemen Mewah
• Apartemen Super Mewah

Yang membedakan keempat tipe diatas adalah fasilitas yang terdapat dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah
apartemen, maka semakin mewah apartemen tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan system apartemen juga berpengaruh. Semakin
baik kualitas material dan semakin banyak pelayannya, semakin mewah apartemen tersebut.

I. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Penghuni


Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni (Savitri & Ignatius & Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa, 2007), jenis apartemen dibagi menjadi
empat, yaitu :
Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur
pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya tinggal bersama teman. Mereka menggunakan apartemen sebagai
tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.
Apartemen Bisnis / Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri diluar apartemen ini. Biasanya
terletak dekat dengan tempat kerja sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya.
Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bias dibilang tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Diluar
negeri seperti Amerika, Cina, Jepang dan lain-lain, telah banyak ditemui apartemen untuk hunian manusia usia lanjut. Desain apartemen
disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.

http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/02/perancangan-apartemen.html

Anda mungkin juga menyukai