Anda di halaman 1dari 36

PROBLEMATIKA PENYAKIT JANTUNG

DAN PEMBULUH DARAH DI


MASYARAKAT (FOKUS PADA HIPERTENSI )

Dr Wahyu Widjanarko SpJP FIHA


PENDAHULUAN

• Penyakit jantung dan pembuluh darah penyebab


kematian tertinggi di dunia termasuk di indonesia

• Ketidakseimbangan manusia – penyebab –


lingkungan → penyakit ( termasuk panyakit
jantung dan pembuluh darah ).
• Sistim KV ( jantung, pblh darah dan komponen

darah ) → respon → jaga keseimbangan (


Autoregulasi ).

• Respon ↑ atau fungsi auto regulasi terganggu (


pada usia lanjut ) → penyakit KV ( Hipertensi,
penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal
Ginjal, stroke, penyakit pblh darah tepi ).

• Penyakit KV : penyebab – , faktor-faktor resiko +


• Pengelolaan : utama adalah pencegahan primer
dengan pengendalian faktor-faktor resiko yang bisa
dimodifikasi. Pengobatan terus menerus → cegah
komplikasi dan terjadinya serangan ulang (
pencegahan sekunder ).
Program rehabilitasi → perbaiki kwalitas hidup

• Perlu biaya tidak sedikit, perlu kesabaran antara


penderita – masyarakat - petugas kesehatan.
Terpenting adalah kerja sama multidisipliner serta
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

“ JADIKAN SEHAT SEBAGAI GAYA HIDUP “


PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI ( HT )

• Angka kesakitan HT di indonesia cukup tinggi 20 –


28 % ( data kunjungan pasien di pusat pelayanan
kesehatan ), di masyarakat mungkin >>.

• 90 – 95% HT adalah essential / primer / idiopatik yg


penyebabnya –, perjalanan penyakitnya lambat,
Tanpa keluhan → kurang perhatian & enggan periksa

• Pasien datang o.k keluhan akibat komplikasi HT →


Stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung,
gagal ginjal, perdarahan retina mata ( fenomena
gunung es ) → resiko tinggi → kompleks → ↓
kwalitas hidup → ↑ angka kematian
• HT pada usia lanjut ( 45 – 74 th ) → ↓ resiko
kejadian KV ( stroke, serangan jantung, kematian
mendadak ) 3x pada pria dan 4x pada wanita.

• TD diastolik tetap dan ↓ setelah usia 50 th


sebaliknya TD sistolik ↑.
“ Apakah bapak/ibu saya kena HT? atau
tekanan darahnya tidak stabil? “

• Diagnosa HT berdasarkan WHO –ISH tahun 1999


dan JNC VII tahun 2003.
• Diagnosa HT : > 2x pemeriksaan pada waktu yang
berbeda dan pemeriksaan TD sudah sesuai dengan
prosedur yang telah baku → TD ≥ 140 / 90
mmHg.
♥ WHO – ISH 1999
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

HT DERAJAD 1 140 - 159 90 - 99

HT DERAJAD II 160 - 179 100 - 109

HT DERAJAD III ≥ 180 ≥ 110

ISOLATED ≥ 140 < 90


SYSTOLIC HT
JNC VII 2003

KLASIFIKAS SYSTOLIC DIASTOLIC LIFESTYLE Tx Tx


I BP MODIFICATIO COMPELING - COMPELING
N +

NORMAL < 120 < 80 + - -

PRE HT 120 - 139 80 - 89 + - TX COMP.

STAGE I HcT,ACEI,
ARB,CCB IDEM
140 - 159 90 - 99 +
OR COMB.
STAGE II ≥ 160
≥ 100 + ≥ 2 DRUG IDEM
COMB
• Prosedur baku sesuai dengan British Hypertension
Society yaitu :
- Alat ukur dengan spygmomanometer air raksa,
manset hrs pas, posisi alat setinggi jantung.
- Pasien dipersiapkan setenang mungkin, setelah
istirahat 15’, tidak habis aktifitas, merokok atau
minum kopi 30’ sebelumnya.
- Monitor idealnya sesuai dg pola TD selama 24 jam
dg ABPM
“ Bioritme kehidupan → pola TD yang
bervariasi selama 24 jam “

• Kenaikan TD dimulai menjelang bangun tidur pagi → saat


rawan terjadi serangan stroke, PJK dan kematian
mendadak.

• Variasi TD siang hari ditentukan oleh tingkat aktifitas


mental dan fisik. Malam hari TD turun sampai 15% saat
tidur
Chronobiology and
Chronotherapeutics
Biologic functions are
precisely organized in
space and time
Most Likely Time for
Occurrence of Symptoms*
*Symptoms of chronic medical conditions or life-threatening events
Peptic Ulcer Disease
Exacerbation
Congestive Heart Failure
Epilepsy
Apnea
Intractable pain
Midnight Prinzmetal’s angina
Cutaneous reactivity
Asthma
Osteoarthritis

Epistaxis 6PM 6AM


Myocardial infarction / Angina
Sudden cardiac death
Hemorrhagic & Thrombotic / hemorrhagic stroke
Perforated Ulcer Rheumatoid arthritis
Hospitalization Noon
Allergic rhinitis / Migraine
Sickle Cell Epilepsy
Anemia Crisis
Bronchitis / Emphysema
Epistaxis

Smolensky MH, et al. Am Heart J. 1999;137:S14-S24.


“ Tetapi kok gak pernah ada keluhan ya dok?”

• 90 – 95% adalah HT essensial, penyebabnya –,


perjalanan penyakitnya lambat, sering tanpa
keluhan.
“ Tiba-tiba bapak kok kena stroke/serangan jantung
tadi pagi? Padahal sebelumnya gak pernah ada
keluhan apapun.”
• HT essensial sering tanpa keluhan → enggan periksa →
penanganan terlambat dan tidak optimal → komplikasi /
kerusakan target organ
• Target organ HT :
- Otak : Stroke
- Jantung : PJK, gagal jantung
- Ginjal : Gagal ginjal
- Mata : Perdarahan → ggn penglihatan
- Pblh darah tepi : Sumbatan → kesemutan, luka sulit
sembuh
“Apakah penyakit bapak parah/berat nggak?

• Stratifikasi HT ( ringan , sedang, berat ) ditentukan


oleh :
- Derajat HT ( I, II, III )
- Faktor-faktor resiko yang ada
- Komplikasi / kerusakan target organ
- Penyakit penyerta ( diabet, hiperkolesterol dll )
Faktor – faktor resiko utama :

-----------------------------------------------------------
Dapat dimodifikasi │ tidak dapat dimodif.
Obesitas umur (♂ > 55 th, ♀ > 65 th)
Merokok riwayat keluarga dg peny.jant
Physical inactivity
Dislipidemia
DM
makroalbuminuri
“ Apa larangannya dan apa yang harus
dilakukan ?”
• Pencegahan primer bagi individu dengan resiko tinggi (
faktor resiko + ) dengan mengendalikan faktor resiko yang
ada :
“ Modification life style “(perub.gaya hidup)
- S-top merokok
- E- xercise teratur, terprogram dan aman
- H- indari stres
- A- supan garam, kolesterol jenuh,tinggi kal. Batasi
- T- urunkan Berat Badan
“ Kapan mulai minum OAH dan sampai kapan
? Apakah tidak ketergantungan obat ?”
• Bila dalam evaluasi ( mingguan, bulanan ) selama 6 bulan TD ≥
140/90 mmHg → OAH
• OAH disesuaikan dengan :
- Individu ( umur, jenis kelamin, ras )
- Stratifikasi ( resiko ringan, sedang atau berat )
ringan → obat tunggal, sedang - berat →
kombinasi.
- Dapat mengontrol TD selama 24 jam dg stabil
- Proteksi organ vital ( otak, jantung, ginjal, mata dan pblh
darah )
- Efek samping obat dan biaya pengobatan.
• Sampai target TD tercapai, yaitu : (mmHg)
♥ HT tanpa komplikasi : < 140 / 90

♥ HT + DM, peny. ginjal : < 130 - 80

♥ HT + proteinuria : < 125 / 75

♥ HT + aortic disection : < 120 / 80


Indications and Contraindications for the major classes of AHD
Contraindications
Class Coditions favouring
the use Compelling Possible
Diurretics Congestive HF Gout Pregnancy
(thiazides) Elderly
hypertensive
ISH
Hypertensive
African
Diuretics (loop) Renal Insufficiency
Congestive HF

Diuretics (anti - Congestive HF Renal failure


aldosteron) Post-MI Hyperkalemia
Beta - blocker Angina pectooris Asthma Peripheral Vascular
Post-MI COPDA-V block D
Congestive HF (up (grade 2 or 3) Glucose
titration) intolerance
9/18/2018 Active patients Athletes and 25
ESH-ESC 2003 physicallydyslipide
Indications and Contraindications for the major classes of AHD

Coditions favouring Contraindications


Class Compelling Possible
the use
Calcium Elderly patients Tachyarrythmia
antagonist Isolated SH s
(dihydropyridines Angina pectoris Congestive HF
)
Peripheral vascular D
Carotid atherosclerosis
Pregnancy
Calcium Angina pectoris A-V block (grade
antagonist Carotid atherosclerosis 2 or 3)
(verapamil, Supraventricular Congestive HF
diltiazem) tachycardia
ACEI Congestive HF Pregnancy
LV dysfunction Hyperkalemia
Post-MI Bilateral renal
Non-diabetic artery stenosis
nephropathy
9/18/2018 26
ESH-ESC 2003
Type-1 diabetic
Indications and Contraindications for the major classes of AHD
Contraindications
Class Coditions favouring
the use Compelling Possible
ACEI Congestive HF Pregnancy
LV dysfunction Hyperkalemia
Post-MI Bilateral renal
Non-diabetic artery stenosis
nephropathy
Type-1 diabetic
nephropathy
Proteinuria
ARB Type-2 diabetic Pregnancy
nephropathy Hyperkalemia
Diabetic Bilateral renal
microalbuminuria artery stenosis
Proteinuria
LVH
ACEI cough
Alfa-blocker
9/18/2018 BPH ESH-ESC 2003 Orthostatic Congestive
27
D

BB ARB

AB CCB

ACEI

Possible combination of different classes of AHD


The most rational combinations
(2003 ESH _ ESC Guideline)
“ Kalau TD sudah normal apakah masih
minum obat terus ?”

• Tujuan pengobatan HT bukan hanya ↓ TD, tetapi yang


lebih penting adalah mencegah komplikasi / kerusakan
target organ, memperbaiki kwalitas hidup dan akhirnya
dapat ↓ kematian.

• Diminum terus sampai batas yang dapat ditoleransi oleh


individu tsb.
“ Bisa sembuh nggak dok ?”

• Penyebabnya sering tidak diketahui → tidak bisa


sembuh, tetapi dapat dikontrol.

• Pengendalian faktor-faktor resiko dan pemberian


OAH dilakukan terus menerus sepanjang hidupnya.
Sampai saat ini hasil terapi HT belum memuaskan,
akhir abad 20 di negara maju spt AS hanya 8- 30%.
Bagaimana indonesia ?
Ada beberapa faktor :

• Kesadaran dan ketaatan pasien,

• Pengetahuan HT oleh petugas kesehatan,

• Sistim pelayanan kesehatan atau kebijakan yang


diterapkan.
Factors Influencing BP
Control

Patient +
Compliance Efficacy

Convenience Adverse Events


TATALAKSANA KRISIS HT :
EMERGENSI DAN URGENSI

Definisi
Krisis HT adalah ↑ TD, diastolik >120 mmHg.
Emergensi : ↓ TD sesegera mungkin ( ↓ MAP tidak
lebih dari 25% dalam 2 jam atau ↓ TD sampai
160/100 mmHg dalam 2-6 jamuntuk membatasi
atau menghindari TOD.

Urgensi : ↓ TD dalam 24 – 48 jam, TOD -


Keadaan yang dapat menyertai HT emergensi

• HT ensefalopati,
• Kejadian intrakranial akut,
• Diseksi aorta akut,
• SKA,
• Gagal jantung kiri akut,
• Krisis Feokromositoma,
• Eklamsia
Obat-2 parenteral untuk tx HT emergensi ( di
indonesia ) :

• Nitrogliserin, 5–100mg/mnt, 1–5 mnt, 3–5 mnt


• Nikardipin, 5-15 mg/jam, 5-15 mnt, 30-40 mnt
• Herbesser 10mg/50mg, 1 – 15 μg/BB/mnt,
cc/jam atau tts/mnt

Anda mungkin juga menyukai