AUTOIMUN
Pimpinan sidang :
OLEH :
Berdasarkan ada atau tidaknya penyakit yang mendasari AHA dibagi menjadi 2, yaitu:
• Primer
• Sekunder
• AHA merupakan penyakit yang jarang ditemukan
dengan perkiraan insiden kasus 1 per 100.000
penduduk pada populasi umum pertahun.
• Pada sebuah rumah sakit jarang dijumpai lebih dari
5-6 kasus AHA baru dalam setahun, namun di pusat
rujukan yang besar dapat ditemukan 15-30 kasus
baru setiap tahun.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Evan’s syndrome
Sferositosis herediter
TATALAKSANA
Farmakologi
Pengobatan Warm AHA
Farmakologi
Pengobatan Warm AHA
Pengobatan Cold AHA
Terapi kortikosteroid
Intravenous Gammaglobulin (IVIG) digunakan dengan dosis 5 g/kgBB/hari
Agen sitotoksik
Antimetabolites: azathioprine (125 mg/hari), 6-merkaptopurin dan thioguanine.
Alkylating agents: Klorambusil dan siklofosfamid (1 g/m 2 setiap 28 hari)
Mitotic inhibitors: Vincristine dan Vinblastine.
Terapi imunosupresif
Terapi hormonal
Farmakologi
Pengobatan
Warm AHA
Pengobatan Cold AHA
Transfusi
darah mungkin diperlukan dengan pemanasan
darah pada suhu 37oC selama pemberian dengan cara
pemanasan koil atau air mandi bertujuan untuk
menghindari aktivasi suhu lebih lanjut dari antibody.
Terapi cytotoxic agents dengan alkylating agents
seperti siklofosfamid dan klorambusil mungkin mampu
menurunkan titer cold agglutinins dan mengurangi
tingkat hemolisis.
Pengobatan dengan kortikosteroid atau splenektomi
umumnya tidak efektif. Plasmapheresis mengurangi
tingkat cold agglutinins.
Terapi Suportif
Transfusi Darah
Pasien dengan warm AIHA maupun cold AIHA kemungkinan akan sering membutuhkan
transfuse eritrosit untuk mempertahankan kadar hemoglobin, setidaknya sampai perawatan
khusus memberi respon.
Tujuan terapi eritrosit terutama untuk memperbaiki oksigenasi jaringan.
o Splenektomi
• Splenektomi merupakan terapi lini kedua diindikasikan jika proses
hemolitik terus terjadi secara cepat meskipun terapi kortikosteroid dan
IVIG dengan dosis tinggi selama 3-4 minggu dan kebutuhan transfuse
eritrosit untuk mempertahankan tingkat hemoglobin yang wajar.
o Plasmapheresis
• Plasmapheresis telah berhasil memperlambat laju hemolisis
pada pasien dengan severe IgG induced immune hemolytic
anemia.
KOMPLIKASI
Tromboemboli
Kelainan Limfoproliferatif
PROGNOSIS
Prognosisbaik pada anemia hemolitik autoimun
akibat obat yaitu dengan penghentian obat
penyebab yang mengakibatkan resolusi dari proses
hemolitik yang terjadi.
STATUS ORANG SAKIT
Tanggal Masuk : Dokter Ruangan :
31/01/2018 Co-Ass I : Fannia dr. Indah/ dr. Evi
Jam : Co-Ass II : Raina Dokter Chief of Ward :
12.59 WIB Co-Ass III : Sarah dr. Lily
Co-Ass IV : Paran
Ruang : XIV PD Wanita. Co-Ass V : Fauzi Dokter Penanggung Jawab
Pasien :
dr. M. Gusti, Sp. PD
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Pn. YY
Umur : 16 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Tembung, Deli Serdang
ANAMNESIS PENYAKIT
Telaah : Wajah pucat disadari pasien dan keluarga pasien sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Lemas sejak 1 minggu ini. Mual dijumpai, muntah dijumpai, dikeluarkan isi
apa yang dimakan dan diminum dengan frekuensi 3x/hari. Volume ½ gelas aqua. Muntah
darah tidak dijumpai, muntah kehitaman tidak dijumpai. BAB kesan normal dengan
frekuensi 1x per hari dengan warna cokelat. Konsistensi lunak. BAB hitam tidak dijumpai.
BAB berdarah tidak dijumpai. BAB seperti berlemak tidak dijumpai. BAK kesan normal
dengan jumlah lebih dari 1 liter per hari. BAK berdarah tidak dijumpai, berpasir tidak
dijumpai, nyeri BAK tidak dijumpai. Mimisan dan gusi berdarah tidak dijumpai. Bintik-bintik
pada ekstremitas tidak dijumpai. Lebam-lebam tidak dijumpai. Riwayat haid berupa
bercak dijumpai yang dialami selama 2 bulan.. Sesak nafas dijumpai. Sesak tidak
dipengaruhi aktivitas dan cuaca. Demam tidak dijumpai. Batuk tidak dijumpai. Penurunan
nafsu makan dijumpai. Penurunan berat badan tidak dijumpai. Riwayat badan kuning tidak
jelas. Pasien sebelumnya pernah dirawat di RS luar dengan diagnosa kelainan darah dan
menerima transfusi sebanyak ±15 bag karena kekurangan darah.
RPT : -
RPO : -
ANAMNESIS ORGAN
Jantung
Sesak Nafas :(+) Edema : ( - )
Angina Pectoris : ( - ) Palpitasi :(-)
Lain-lain : ( -)
Saluran Pernapasan
Batuk-batuk :(-) Asma, bronchitis :(-)
Dahak : ( - ) Lain-lain :(-)
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : (+) ↓ Penurunan BB : ( - )
Keluhan Mengunyah :(-) Keluhan Defekasi :(-)
Keluhan Perut :(-) Lain-lain :(-)
Saluran Urogenital
Nyeri BAK :(-) BAK Tersendat : ( - )
Batu :(-) Keadaan Urin :(-)
Haid :(-) Lain-lain :(-)
Nyeri Pinggang : ( - ) Keterbatasan Gerak : ( - )
Sendi danTulang
Keluhan Persendian : ( - ) nyeri Lain- lain : ( - )
Endokrin
Haus/Polidipsi :(-) Gugup : ( - )
Poliuri : ( - ) Perubahan suara : ( - )
Polifagi : ( - ) Lain-lain :(-)
Saraf Pusat, SakitKepala : ( - ) Hoyong :(-)
Lain- lain :(-)
Sirkulasi Perifer
Claudicatio Intermitten : ( - ) Lain-lain :(-)
LIMFA
Pembesaran : Tidak dijumpai
GINJAL
Ballotement :(-)
PERKUSI
Pekak Hati : -
Pekak Beralih : -
AUSKULTASI
Peristaltik usus : Normoperistaltik
Lain-lain : (-)
PINGGANG
Nyeri ketuk Sudut KostoVertebra (-)
SUPRAPUBIK
Nyeri tekan suprapubik (-)
INGUINAL : (-)
Telaah : Pallor disadari pasien dan keluarga pasien sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Malaise sejak 1 mingu ini. Nausea (+), Vomitus (+). BAB
kesan normal. BAK kesan normal. Riwayat perdarahan (+).
RPT : -
RPO : -
STATUS PRESENS Keadaan Umum : Sedang
Keadaan Penyakit : Sedang
Keadaan Gizi :
PEMERIKSAAN FISIK TANDA VITAL
Sensorium : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88x reg t/v: cukup
Pernafasan : 20x/menit
Temperatur : 36 .7⁰C
STATUS LOKALISATA
Kepala : dbn
Leher : dbn
Thorax : Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : SF ki=ka
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Abdomen : dbn
Pinggang : dbn
Inguinal : Tidak teraba benjolan
Genital luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Colok dubur : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas: dbn
LABORATORIUM Darah : Hb : 2.3 g/dl
RUTIN : Eritrosit : 0.59 x 106/mm3
: Leukosit : 4.490/mm3
: Trombosit : 157.000/μL
: Ht : 6.4%
Kemih : Warna : kuning keruh
: P/R/B/U = +1/-/+/-
Tinja : Warna : cokelat
: Konsistensi : lunak
1. Anemia autoimun hemolitik + Dyspepsia
2. Anemia ec penyakit kronis + Dyspepsia
3. Anemia sidroblastik + Dyspepsia
DIAGNOSA BANDING 4. Anemia ec defisiensi besi
5. Malaria + Dyspepsia
DIAGOSIS - Anemia autoimun hemolitik + Dyspepsia
SEMENTARA
PENATALAKSAN Aktivitas : Tirah Baring
AAN
Diet : MB TKTP
Tindakan Supportif :
Medikamentosa :
• IVFD Nacl 20 gtt/i makro
• Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
• Inj. Metoclropiramide 10mg/8jam/IV
• Inj. Metilprednisolon 125mg/8jam/IV
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK / TINDAKAN LANJUTAN