Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

BRONKITIS

Disusun oleh :
Fawzia Devi Fitriani
1102013110
Pembimbing :
dr. H. Edy Kurniawan Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK PARU


RSUD ARJAWINANGUN-KAB. CIREBON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2017
BAB I. PENDAHULUAN

 Penyakit dan gangguan saluran napas masih merupakan masalah terbesar di


Indonesia pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran
napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut, tuberkulosis asma dan bronkitis
masih menduduki peringkat tertinggi. Infeksi merupakan penyebab yang tersering.
 Bronkitis kronik termasuk kelompok penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Di
negara maju penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang besar, karena
bertambahnya jumlah penderita dari tahun ke tahun.
 Bronkitis asmatis yaitu suatu peradangan bronkus yang ditandai dengan adanya
mengi, ditemukan secara integral pada asma dan eksaserbasi asma umumnya dipicu
oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
 Definisi
 Bronkitis digambarkan sebagai inflamasi dari
pembuluh bronkus. Inflamasi menyebabkan
bengkak pada permukaannya, mempersempit
pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan
inflamasi. Bronkitis kronis merupakan suatu
gangguan klinis yang ditandai oleh
pembentukan mucus yang berlebihan dalam
bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk
kronik dan pembentukan sputum selama
sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-
kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut (Davey,
2006)
 Etiologi dan Faktor Risiko
Akut : infeksi virus, bakteri, dan mikroorganisme lain.
Kronis :
1. Kebiasaan merokok merupakan penyebab kausal yang utama
2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
3. Hipereaktivitis bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
 Klasifikasi
 Bronkitis Akut
 Bronkitis akut biasanya terjadi dalam waktu yang cepat (kurang dari 3 minggu) dan
membaik dalam beberapa minggu. Bentuk dari bronkitis akut ini sering menyebabkan
serangan batuk dan produksi sputum yang dapat juga disertai oleh infeksi saluran nafas
atas.
 Bronkitis Kronik
 Secara klinis didefinisikan sebagai batuk harian dengan produksi sputum selama paling
kurang selama 3 bulan dalam periode waktu 2 tahun.
 Patofisiologi
 Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa
bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltraasi sel-sel
radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk kronis. Faktor etiologi utama adalah
merokok dan polusi udara yang lazim di daerah industri. Polusi udara yang terus
menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat
aktivitas silia dan fagositsis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan
mekanisme pertahanannya sendiri melemah. (Price dan Wilson, 2006)
 Manifestasi Klinis
1. batuk berdahak
2. sesak napas terutama saat batuk
3. sering menderita infeksi pernapasan
4. Ronchi, wheezing, atau sesak
5. pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
6. wajah, telapak tangan
7. selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. pipi tampak kemerahan
9. sakit kepala
10. gangguan penglihatan.
11. Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,
lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
12. Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau
kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
13. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
14. Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas mengi,
terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia
 Manifestasi Klinis
 Gejala klinis dibagi menjadi dua yaitu, gejala respirasi dan gejala sistemik.
1. Gejala respirasi berupa sesak napas yang semakin bertambah berat, peningkatan
volume dan purulensi sputum, batuk yang semakin sering, dan napas yang
dangkal dan cepat.
2. Gejala sistemik ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut
nadi, serta gangguan status mental pasien.
DIAGNOSIS

Anamnesis
1. Batuk berdahak
2. Sesak nafas
3. Sering mengalami infeksi pernafasan
Pemeriksaan fisik
1. Bisa terdengar ronki pada waktu ekspirasi maupun inspirasi disertai wheezing
2. Suara nafas berkurang dengan expirasi panjang
Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen thorax : corakan paru yang bertambah
 Diagnosa Banding
1. Asma
2. Gagal jantung kongestif
3. Bronkiektasis
4. TB
5. Sindrom obstruksi pasca TB
6. Bronkiolitis Obliterasi
7. Diffuse Bronkiolitis
 Penatalaksanaan
1. Mukolitik dan ekspektoran
2. Beta 2 agonis
3. Glukokortikosteroid
4. Antioksidan
5. Antibiotik
BAB III LAPORAN KASUS

 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S
 Usia : 59 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Perangkat desa
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Alamat : Gegesik
 MRS tanggal : 14-07-2017
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
 Keluhan Tambahan: Batuk berdahak sejak 4 hari SMRS
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD pada tanggal 14 Juli 2017 pada pukul 04.15 dengan keluhan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu, Pasien mengatakan sesak sepanjang hari dan terus
menerus. Disertai dada terasa berat. Keluhan disertai batuk berdahak. Sesak dan batuk
berdahak dirasakan semakin memberat satu hari sebelum masuk rumah sakit ketika pasien
selesai mandi pada malam hari. Sesak dan batuk terutama saat cuaca dingin. Pasien sering
mengalami batuk, baik kering maupun berdahak, namun tidak sampai mengganggu
aktivitas. Sebelumnya pasien pernah mempunyai riwayat merokok yaitu 10 tahun yang lalu,
dan sekarang sudah berhenti. Pasien memiliki penyakit asma sejak kecil. Menurut
keterangan pasien dan keluarga, asma pasien jarang kambuh, serangan terjadi yaitu sekitar
tiga bulan sekali. Menurut keterangan keluarga, pasien sering terpapar polusi di tempat
kerjanya dan selalu pulang malam dengan mengendarai motor.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat tekanan darah tinggi (+), kencing manis (-), penyakit hati kronis (-)
asthma (+), keganasan (-).
 Riwayat Penyakit Keluarga
Terdapat anggota keluarga pasien dengan riwayat asma, yaitu ibu, kakak,
dan adik pasien.
Riwayat tekanan darah tinggi (-),kencing manis (+), asthma (+), keganasan
(-), TB (-)
 Riwayat Pengobatan
Riwayat alergi obat (-), alergi makanan (-), alergi dingin (+)
 Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien tinggal di rumah bersama keluarga.
Pasien menggunakan asuransi BPJS
Kesan ekonomi : menengah kebawah
Pasien bekerja sebagai perangkat desa
PEMERIKSAAN FISIK (17-07-2017)

 Keadaan Umum
 Keadaan umum : Tampak sakit
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan Darah : 170/100 mmHg.
 Nadi : 100 kali per menit, reguler.
 Pernafasan : 40 kali per menit
 Suhu : 37,7oC.
 Status Lokalis
 Kepala : dalam batas normal
 Mata : dalam batas normal
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
 Leher : dalam batas normal
 Jantung: dalam batas normal
 Abdomen: dalam batas normal
 Ekstremitas atas dan bawah : dalam batas normal
 Thorax
 Inspeksi :
 Bentuk: simetris.
 Ukuran: normal, barrel chest (-)
 Pergerakan dinding dada : simetris, retraksi sela iga (-), retraksi suprasternal
(+)
 Permukaan dada : petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi (-), massa
(-), sikatrik (-) hiperpigmentasi (-).
 Fossa supraclavicula dan fossa infraclavicula : cekungan simetris
 Penggunaan otot bantu napas: sternocleidomastoideus (+), otot intercosta(-).
 Palpasi :
 Pergerakan dinding dada : simetris
 Fremitus taktil : simetris
 Nyeri tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
 Perkusi :
 Sonor (+/+).
 Nyeri ketok (-).
 Auskultasi :
 Suara napas vesikuler (-/-)
 Suara tambahan rhonki (-/-).
 Suara tambahan wheezing inspirasi dan ekspirasi (+/+).
RESUME
 Pasien 59 tahun datang ke IGD RSUD Arjawinangun dengan keluhan utama sesak
nafas sejak 4 hari sebelum masuk RS, keluhan disertai batuk berdahak. Sesak dan
batuk berdahak dirasakan semakin memberat setelah pasien mandi pada malam
hari, dan semakin memberat hingga dini hari saat pasien dibawa ke IGD RSUD
Arjawinangun pada pukul 04.15.
 Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan seperti ini. Pasien memiliki
penyakit asma dan setiap kali pasien sesak, pasien selalu mengonsumsi salbutamol,
dan sesaknya berkurang. Terdapat riwayat keluarga yang mempunyai penyakit
serupa. Pasien sering mengalami batuk, baik batuk kering maupun berdahak, namun
tidak sampai mengganggu aktivitas
 Pemeriksaan fisik didapatkan. kesadaran : komposmentis, Tekanan darah : 170/100
mmHg, pada perkusi terdengar sonor pada seluruh lapang paru, tidak terdengar
suara nafas vesicular, serta terdengar wheezing inspirasi dan ekspirasi pada seluruh
lapang paru dekstra dan sinistra, frekuensi pernafasan 40x/menit, dan suhu 37,7C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hasil pemeriksaan Darah Lengkap (14/07/17)


Parameter Hasil Nilai normal
Hemoglobin 14,7 13,0 – 18,0
Hematokrit 44,9 39,0 – 54,0
Leukosit 9200 4000 – 11000
Trombosit 208 150000 - 450000
Eritrosit 5,62 4,4 – 6,0
Eosinofil 0 0-3
Basofil 0 0-1
Segmen 79,4 50 - 70
Limfosit 15,2 20 – 40
Monosit 5,4 2–8
MCV 79,9 79-99
MCH 26,2 27-31
MCHC 32,7 33-37
 Pemeriksaan Radiologi (14/07/2017)
 EKG
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa:
1. Metilprednisolon 2x125 mg IV
2. Ranitidin 2x1 IV
3. Ambroxol 3x30 mg PO
4. Amlodipin 1x10 mg PO
5. Candesartan 1x8 mg PO
6. O2 3 Lpm via nasal canule
7. Nebulisasi meptin ½ amp + NaCl 0,9 % / 3 cc/ 8 jam
8. IVFD RL 20 Lpm
 Non Medikamentosa:
1. Tirah baring.
2. Pasien dan keluarga diberi edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien dan
penatalaksanaannya serta pencegahannya.
DISKUSI

 Diagnosis bronkitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang.

 Pada penderita ini dari anamnesis didapatkan adanya gejala bronkitis dan asma, tapi yang
lebih berperan yaitu gejala asma berupa sesak napas yang berulang disertai batuk berdahak
sejak 4 hari yang lalu. Sehari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa sesak napas dan
batuk semakin berat setelah pasien mandi pada malam hari. Pada pasien juga didapatkan
gejala sesak napas episodik, mengi (wheezing berulang), rasa dada tertekan, dimana gejala
timbul bila penderita terpajan dengan faktor pencetus yaitu udara dingin
 Pada riwayat penyakit dahulu didapatkan pasien sudah sering mendapat serangan asma sejak
kecil. Pasien hanya sekali dalam tiga bulan mendapat serangan asma dan biasanya terjadi
bila pasien terpapar udara dingin.

 Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi traktus respiratorius bagian atas oleh virus.
Umumnya pasien datang dengan gejala infeksi saluran napas atau yang tidak spesifik seperti
rinitis. Tiga sampai 4 hari kemudian timbul batuk kering yang cukup sering. Timbulnya
batuk menunjukkan adanya perluasan infeksi kearah trakea dan bronkus. Batuk merupakan
gejala klinis pasien, batuk kemudian menjadi produktif. Setelah beberapa hari sputum
mungkin menjadi purulen.
 Pada pemeriksaan fisik dinding toraks terlihat retraksi suprasternal, gerakan pernapasan
sama kiri dan kanan dan tidak tampak pelebaran sela iga, stem fremitus sama di kedua
lapangan paru, sonor pada perkusi paru dan pada auskultasi didapatkan wheezing inspirasi
dan ekspirasi pada kedua paru.

 Pemeriksaan foto toraks berupa corakan corakan paru yang meningkat bisa terjadi
hiperaerasi (hiperinflasi pada serangan asma kronik dan pada bronkitis biasanya normal)
atau kadang-kadang terlihat penebalan peribronkial. Hiperinflasi menunjukkan adanya
keterlibatan saluran napas yang lebih perifer.

 Pada pasien ini hasil foto toraks cor dalam btas normal dan pulmo terlihat corakan paru
meningkat dengan hiperaerasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Davey, Patrick, 2006. At a Glance Medicine, Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal; 89


 Harrison, T.R. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th edition, USA: The Mac Graw-Hill
Companies. 1671-73
 Mansjoer, Arif, dkk., ed. 2005. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi ke-3 . Jakarta: Media Aesculapius. Hal ; 224
 PDPI., 2003. Bronkitis Kronis. Available in www.klikpdpi.com Sudoyo, Aru W., dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Hal : 1111-13
 Price., et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses penyakit Ed 6. Jakarta:EGC. Hal 165-168
 West, John B., 2003. Pulmonary Pathophysiology, The Essential Sixth Edition. USA: Lippincott Williams &
Wilkins, a Wolters Kluwers Company. Hal : 156-59
 Baliga, Ragavendra R., . 2003. 250 Cases In Clinical Medicine. New York : W.B. Saunders Company Ltd. Hal;
202-03
 Black S. Epidemiology of pertussis. Pediatr Infect Dis J. Apr 1997;16(4 Suppl):S85-89. [Medline].
 Sethi S, Murphy TF. Infection in the pathogenesis and course of chronic obstructive pulmonary disease. N Engl J
Med. Nov 27 2008;359(22):2355-65. [Medline].

Anda mungkin juga menyukai