pusat yang dapat menyerang semua jenis binatang dan manusia. Penyakit ini ditandai dengan disfungsi hebat susunan saraf pusat da hampir selalu berakhir dengan kematian ETIOLOGI
Adapun penyebab dari rabies adalah
a. Virus rabies. b. Gigitan hewan atau manusia yang terkena rabies. c. Air liur hewan atau manusia yang terkena rabies. PATOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang
terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan dan kadang melalui jilatan. Secara patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus akan tetap tinggal pada tempat masuk dan disekitrnya. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies akan menghindari penghancuran oleh sistem imunitas tubuh melalui pengikatannya pada sistem saraf. Setelah inokulasi, virus ini memasuki saraf perifer GEJALA RABIES PADA MANUSIA
a. Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit
kepala, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut) b. Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara. c. Air liur dan air mata keluar berlebihan. d. Pupil mata membesar. e. Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan. f. Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia PENANGANAN TERKENA RABIES
Luka gigitan dicuci dengan air sabun (detergen) 5 –
10 menit kemudian dibilas dengan air bersih. a) Alkohol 40-70 % b) Berikan yodium atau senyawa amonium kuartener 0,1 % c) Penyuntikan SAR secara infiltrasi di sekitar luka. Menunda penjahitan luka, jika penjahitan diperlukan gunakan anti serum lokal. d) Dapat diberikan Toxoid Tetanus, antibiotik, anti inflamasi, dan analgesik PENGKAJIAN
SISTEM PERNAFASAAN STATUS NUTRISI
Sulit menelan makanan
Peningkatan tingkat Penurunan berat badan pernapasan pasien Jalan nafas : Bersih Mual dan muntah Bentuk dada : Simetris Porsi makanan dihabiskan setengah porsi Gerakan otot bantu nafas : Nafsu makan berkurang Tidak ada Badan lemas Ekspansi paru : Simetris PENGKAJIAN FISIK C) Sistem Jatung dan a) Tanda – tanda vital Pembuluh darah Suhu : 37, 9º C Pernapasan : 22 x/menit Inspeksi : Tidak pucat Nadi : 88 x/menit Palpasi : Akral teraba panas, Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi radialis : Teraba kuat b) Sistem Jatung dan Pembuluh darah Perkusi : Pekak Inspeksi : Tidak pucat Auskultasi : S1 & S2 Tunggal Palpasi : Akral teraba panas, Nadi radialis : Teraba kuat Perkusi : Pekak Auskultasi : S1 & S2 Tunggal Sistem persyarafan Umunya suhu tubuh meningkat mengigil DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan faktor infeksi
2. resiko infeksi berhubuaga dengan luka terbuka 3. gangguan pola nafas berhubungan dengan disfungsi sensoik 4. cemas (keluarga dan pasie ) berhubunga dengan disfungsi sensosik 5. resiko cedera berhubungan dengan peradanga inflamasi RENCANA KEPERAWATAN N Dx Tujuan dan kriteria intervensi Rasional o keperawat hasil an 1 Hipertermi Setelah dilakukan 1.Observasi TTV 1.Untuk berhubung tindakan keperwatan pasien (Suhu, mengetahui an dengan selama 1x24jam Nadi, Pernafasan kondisi umum peningkata diharapkan demam dan Tekanan pasien n pasien teratasi dengan Darah) 2.Agar metabolis criteria hasil : 2.Observasi akral mengetahui me 1.Pasien mengatakan pasien perkembagan badan sudah tidak 3.Observasi suhu pasien panas keluhan pasien 3.Untuk 2.Pasien mengatakan mengetahui badan tidak lemas perkembagan 3.Wajah tidak tampak pada pasien pucat 4.Akral teraba hangat N Dx Tujuan intervensi Rasional o keper dan Lanjutan awata kriteria n hasil 4.Berikan tindakan 4.Kompres dingin bekerja kompres dingin pada area secara konduksi di frontal frontal dan aksila menghilangkan kegelisahan 5.Anjurkan pasien untuk dan di aksila untuk menggunakan pakaian menurunkan suhu lebih cepat tipis dan menyerap karna ada kelenjar apokrin keringat 5.Agar pasien lebih nyaman 6.Jelaskan kepada pasien dan tidak kegerahan sehingga tentang penyebab membatu atau mempercepat hipertermi proses evaporasi 7.Kolaborasi dengan 6.Supaya pasien dapat dokter dalam pemberian mengetahui penyebab dari obat antipiretik hipertermi yag berhubungan dengan peningkatan metabolism 7.Untuk menurunkan suhu tubuh pasien n Dx Tujuan dan kriteria intervensi Rasional o keperawata hasil n 2 Resiko Setelah dilakukan 1.Observasi TTV 1.Untuk mengetahui infeksi tindakan 2.Observasi tanda- perkembangan berhubunga keperawatan selama tanda infeksi pasien n dengan 2x24 jam diharapkan 3.Ajarkan teknik 2.Untuk mengetahui luka terbuka tidak terjadi tanda- aseptik pada pasien terinfeksi dan tanda infeksi dengan pasien untuk menentukan kriteria hasil : 4.Lakukan tindakan 1.Pasien mengatakan perawatan luka yg keperawatan sudah tidak nyeri steril berikutnya pada luka 3. Untuk 2.Tidak terdapat meminimalisasi infeksi terjadinya infeksi 3.Pasien tampak 4.Untuk tidak kesakitan meminimalisasi 4.TTV terjadinya infeksi S: 36,5º C-37,5º C N: 60-100 x/menit RR: 16-20 x/menit TD: 120/80 mmHg No Dx Tujuan dan intervensi Rasional kepera kriteria hasil watan 5.Lakukan cuci tangan 5.Untuk mencegah sebelum dan sesudah terjadinya infeksi perawatan luka nosokomial 6.Kolaborasi dengan 6.Untuk mengurangi dokter dalam adanya infeksi pemberian obat antibiotik Tanggal dan Dx Implementasi 1 jam keperawa tan 02/05/2018 1 1. mengobservasi ttv: Respon : s = 37,3 nadi : 82x/menit rr:20x/menit td:120/90
4.memeberikan tindakan kaompres dingin padaa arean
frontal dan aksila dengan meletakkan kain kedalam air dingin dan meletakkannya pada area frontal Respon: pasiean menerima pemberian kompres dingin pada area frontal Tangg Dx Implementasi 1 al dan kperaw jam atan 1. 5.mengajurkan pasien untuk memakai yang tipis dan mudah menyerap keringat Respon: pasien menerima anjuran yang diberikan oleh perawat
6.menjelaskan kepada pasien mengenai penyeba hipertermi,
bahwa hipertermi merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh meningkat drastis dari suhu normal Respon:pasien dapat menerima penjelasan dai perawat dan pasien dapat mengulangi beberapa kata
7.memberikan obat pada pasien parasetamol(500mg) 1x
peroral Respon:obat tidak dimuntahan Tangga Dx Implementasi l dan keperawata jam n 2 1. mengobservasi ttv: Respon : s = 37,3 nadi : 82x/menit rr:20x/menit td:120/90 mmhg mengobservasi tanda-tanda infeksi respon: terdapat infeksi pada bagian metacarpal sinistra mengajarkan teknik aseptik pada pasien dengan cara kasa seril yang dibasahi dengan aquaades dan menempelkan pada bagian luka respon : pasien menolak ajaran dari perawat Melakukan perawatan pada luka pasien dengan cara membasahi kassa steril dengan akuades dan memberikan betadine pada bagian luka sehingga luka tidak terinfeksi dan dibalut dengan kassa. Respon : pasien menerima perawatan luka yang dilakukan oleh perawat Memberikan obat amoxillin 500mg 1x per oral Respon : pasien menerima pemberia obat dari perawat dan tidak dimuntahkan Tanggal Dx Evaluasi dan jam keper awata n 1 S= Pasien mengatakan badan sudah tidak panas Pasien mengatakan badan tidak lemas O=Wajah tidak tampak pucat Akral teraba hangat TTV : s : 36,3 nadi : 88x/menit td:120/90mmhg rr:20x/menit A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan 2 S= Pasien mengatakan nyeri pada luka O =terdapat infeksi Pasien tampak kesakitan TTV s : 36,3 nadi : 88x/menit td:120/90mmhg rr:20x/menit A: masalah belum teratasi P: intervensi 2 dan 3 dilanjutkan LANJUTAN IMPLEMENTASI DX 2 Tangg Dx Implementasi 2 al dan keperaw jam atan 2 mengobservasi tanda-tanda infeksi respon: infeksi pada bagian metacarpal sinistra berkurang
mengajarkan teknik aseptik pada pasien dengan cara kasa
seril yang dibasahi dengan aquaades dan menempelkan pada bagian luka respon : pasien menerima ajaran dari perawat dan pasien dapat melakukan sebagian dengan benar Tangg Dx keperawatan Evaluasi al dan jam 2 S= Pasien mengatakan nyeri berkurang pada luka O = tidak terdapat infeksi Kesakitan pasien berkurang TTV s : 36,3 nadi : 88x/menit td:120/90mmhg TERIMA KASIH