PARU
Oleh:
Anitya Mareta Barus (130100396)
Geby Rut Abaginna Ginting (130100181)
Aisyah Mutiara LBD (130100219)
Ananda R S Siregar (130100112)
Durairaaj Chandrasegar (130100485)
Pembimbing :
dr. Qadri f. Tanjung, Sp.An, KAKV
Anak ( 1 tahun- pubertas) Bayi (usia <1 tahun tidak termasuk bayi
baru lahir)
Kedalaman Minimum sepertiga dari Minimum sepertiga dari diameter AP dada
Kompresi diameter AP dada sekitar 2 sekitar 1,5 inci (4cm)
inci ( 5cm ).
Penempatan 2 tangan atau 1 tangan berada 1 penolong = 2 jari ditengah dada tepat
Tangan di separuh bagian bawah dibawah baris puting.
tulang dada (sternum) 2 penolong/lebih= 2 tangan dengan ibu jari
bergerak melingkar dibagian tengah dada,
tepat dibawah baris puting.
A- Airway
Airway
Pengelolaan jalan nafas
Membuka dan mempertahankan jalan nafas
untuk membantu ventilasi dan memperbaiki O2
tubuh
Komplikasi
•Obstruksi total jalan
napas
•Laringospasme
•Muntah
Nasopharingeal Airway
Indikasi :
Pasien tidak sadar
Napas spontan (+/-)
Ada refleks gag
Kesulitan dg OPA
Kontraindikasi
Fraktur basis kraniii
B- Breathing
Breathing
• Pemberian nafas bantuan
• Diberikan setelah jalan nafas terlihat aman
• Untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat
• Dilakukan setelah 1 siklus kompresi (30 kali kompresi)
Oksigen terhantar
(DO2)
Kebutuhan Oksigen
Hipoksia
Jaringan
Pengelolaan
Cara pemberian napas bantuan :
• Mouth to mouth
• Mouth to nose
• Mouth to mask
• Mouth to tracheostomy
• Mouth to mouth
Mouth to nose
Mouth to mask
Mouth to tracheostomy
Ventilasi
• Hindari hiperventilasi
•10 x/ menit saat RJP
(10 – 12x/menit tanpa henti jantung)
Ventilasi dengan Alat Bantu Tingkat Lanjut
Intubasi dengan Endotrakeal Tube Intubasi dengan LMA
Defibrilasi
• Stand clear
• Deliver shock
Defibrilasi
ANALYSING RHYTHM
DO NOT TOUCH VICTIM
RJP Setelah Defibrilasi
Drug
Adrenalin
Amiodaron
Sulfas Atropin
Lidokain
Fibrinolisis
Natrium Bikarbonat
Cairan Intravena
EKG
Shockable
VT
VF
Non-Shockable
PEA
ASISTOLE
BAB 3
STATUS PASIEN
• Nama : Ny. HS
• Umur : 80 tahun
• Suku : Batak
• Agama : Kristen Protestan
• Pekerjaan : Pensiunan
• Alamat : Jl. Danau Toba No.4, Siantar
• Tanggal Masuk : 30 Juli 2018
• Berat Badan : 56 kg
• Tinggi Badan : 155 cm
Laporan Pasien
KU : Penurunan Kesadaran hingga Henti Jantung
Telaah:
Hal ini dialami pasien sejak 7 jam yang lalu.
Awalnya pasien sedang beraktivitas di halaman rumah,
kemudian tiba-tiba jatuh ke tanah. Muntah tidak
dijumpai, kejang juga tidak dijumpai. Riwayat sakit darah
tinggi dijumpai sejak 15 tahun yang lalu. Riwayat minum
obat pengencer darah tidak dijumpai.
Pada tanggal 3 agustus pukul 13.15 WIB, pasien
mengalami henti jantung. Pada saat dilakukan
pemeriksaan pada pasien, didapati pasien tidak respon
pada panggilan dan rangsangan nyeri, dijumpai napas
gasping. Nadi dan tekanan darah tidak terukur. Pasien
sudah dirawat di ICU Pasca Bedah dan sudah dilengkapi
dengan monitor. Pada monitor tampak HR: 30-40x/i dan
tampak gambaran EKG berupa PEA.
Dilakukan RJPO diatas tempat tidur yang datar dan
keras dengan posisi penolong berdiri disamping kanan tempat
tidur pasien. RJPO dilakukan sebanyak 5 siklus dan diikuti
dengan pemberian bantuan napas dengan mengunakan bag
valve mask perbandingan kompresi dengan napas adalah
30:2. RJPO dilakukan pada pertengahan dada yaitu kira-kira
2/3 bawah sternum dengan tangan penolong saling
bertumpu. Kedalaman dilakukan +/- 5 cm. RJPO diikuti dengan
pemberian epinefrin sebanyak 2 mg.Dilakukan pemeriksaan
nadi,napas, dan irama EKG setiap akhir siklus. Setelah 5 siklus
pasien tidak mengalami ROSC dan keluarga meminta tidakan
diberhentikan.
RJP atau Cardiopulmonary Resuscitation adalah Pada tanggal 3 agustus pukul 13.15 WIB,
usaha untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan pasien mengalami henti jantung. Pada saat
atau sirkulasi akibat terhentinya fungsi dan atau dilakukan pemeriksaan pada pasien,
denyut jantung. didapati pasien tidak respon pada panggilan
dan rangsangan nyeri, dijumpai napas
Henti jantung primer (cardiac arrest) ialah
gasping. Nadi dan tekanan darah tidak
ketidaksanggupan curah jantung untuk memberi
terukur.
kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya
secara mendadak dan dapat balik normal, kalau
dilakukan tindakan yang tepat atau akan
menyebabkan kematian atau kerusakan otak.
DISKUSI KASUS
Resusitasi jantung paru dibagi menjadi 3 fase Dilakukan RJPO diatas tempat tidur
diantaranya:1,4,5 yang datar dan keras dengan posisi
Fase I : Tunjangan Hidup Dasar (Basic Life penolong berdiri disamping kanan
Support) yaitu prosedur pertolongan darurat tempat tidur pasien. RJPO dilakukan
mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan sebanyak 5 siklus dan diikuti dengan
henti jantung, dan bagaimana melakukan RJP pemberian bantuan napas dengan
secara benar. mengunakan bag valve mask
Terdiri dari : perbandingan kompresi dengan napas
C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan adalah 30:2. RJPO dilakukan pada
dengan kompresi jantung paru. pertengahan dada yaitu kira-kira 2/3
A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka. bawah sternum dengan tangan penolong
B (breathing) : ventilasi paru dan oksigenisasi saling bertumpu. Kedalaman dilakukan
yang adekuat. +/- 5 cm. RJPO diikuti dengan pemberian
epinefrin sebanyak 2 mg.
Bantuan sirkulasi atau kompresi jantung luar
dengan cara: