Sitasi :Haryanto, J. T. (2015). Relasi Agama Dan Budaya. Smart Journal, Vol.1 nomo(2015), 41–54.
Jujun S. Suriasumantri. 2005. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
2. Apa persamaan dasar dan tujuan Humaniora,
diskusikan !
Semua cabang dari humaniora mempunyai persamaan
dalam tujuan, yaitu untuk membantu manusia agar
bersifat lebih manusiawi dan lebih beradab.
3. Mengapa kedokteran dianggap merupakan cabang
Humaniora yang paing ilmiah dan sekaligus paling
manusiawi? Diskusikan!
Karena ilmu kedokteran makin bertambah luas dan makin
pesat dalam upaya mempelajari manusia secara ilmiah dan
dipihak lain ilmu kedokteran juga secara langsung
berhubungan dengan manusia, penderitaannya dan
peningkatan kualitas hidup manusia.
Ilmu kedokteran memiliki 2 aspek:
1. aspek pendekatan manusia sebagai objek (yaitu yang
mempelajari manusia dan alat/sistem tubuhnyadari segi
ilmiah)
2. aspek pendekatan manusia sebagai subjek (yaitu
pendekatan yang memperlakukan orang itu sebagai manusia
yang utuh, unik dan khas dirinya. Atau bisa juga disebut
pendekatan yang bersifat manusiawi.
4. Jelaskan “the Five Qualities of Mind” dari Donner
Clauser, Jleaskan secara rinci. Berikan Contoh-contoh
Pelaksanaannya dalam kehidupan, ilmu kedokteran dan
hubungan antar manusia!
Sumber :Empati.Hubungan Antar Manusia dan kesehatan jiwa mental (revisi 2010).oleh dr. Lukas
Mangindaan, SpKJ
Kemampuan Berpikir Kritis
Merupakan proses berpikir untuk memberi makna dari suatu
temuan klinik (Higgs J., Jones M.,1995; University of Washington,
2005).
Setiap tindakan yang dilakukan seorang dokter seperti
menentukan diagnosis, pilihan terapi, atau membuat prognosis
merupakan hasil dari proses pemahaman terhadap fenomena
masalah kesehatan. Dalam proses pemahaman yang terjadi pada
manusia, bagian vital yang diperlukan adalah cara berpikir logis dan
berpikir kritis (Jenicek M., 2006).
Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang harus menjadi
pertimbangan seorang dokter sebelum membuat suatu keputusan
klinik.
.
Sumber : jurnal Fk Undip Semarang.2003
Mempunyai Perspektif yang Fleksibel
Maksudnya adalah sebagai dokter harus memiliki
perspektif berpikir. Perspektif berpikir nya harus secara
menyeluruh tidak boleh terpaku pada satu situasi saja.
Misal seorang pasien mengeluh sakit kepala. Kita tidak
boleh melihat satu penyebab saja. Tetapi lihat juga dari aspek
psikis, sosial, bio, dll.
Non Dogmatisme
Bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik
sama sekali( KBBI )
Sebagai seorang dokter kita tidak boleh terpaku pada suatu
ajaran tanpa melihat alternatif lain. kita tidak boleh terlalu
yakin dengan perspektifnya sendiri
Misal kita mendapatkan pasien yang penyakitnya kurang kita
pahami, kita harus menyarankan agar pasien konsultasi
dengan dokter yang ahli di bidang penyakit tersebut.
Peka Terhadap Nilai-Nilai
Maksudnya adalah kita sebagai dokter harus memahami nilai-
nilai yang ada pada pasien kit. Kita tidak boleh melarang nilai-
nilai yang ada pada pasien kita karena setiap pasien memiliki
nilai-nilai pribadi sendiri
Misal pasien kita nyaman apabila berkonsul ke dokter di
temani dengan keluarganya. Maka kita harus peka, tidak
boleh melarang keluarganya untuk masuk ke ruang praktik.
Empati dan Sadar Diri
Adalah upaya dan kemampuan untuk mengerti, menghayati
dan menempatkan diri seseorang di tempat orang lain sesuai
dengan identitas pikiran, perasaan, keinginan, perilaku dari
orang itu tanpa mencampur-baurkan nilai - nilai atau selera
pribadi dari orang yang berempati dengan nilai atau selera
pribadi orang yang diempati
Misal ada pasien yang datang untuk berkonsultasi, maka kita
sebagai dokter harus peduli dengan apa yang dikatakan oleh
pasien tersebut hingga pasien tersebut merasa diperhatikan.
5. Mengapa bidang-bidang dari Humaniora seringkali
perlu bahkan berguna bagi perkembangan Kesehatan
Jiwa? Berikan beberapa contoh!
Sumber :Empati.Hubungan Antar Manusia dan kesehatan jiwa mental (revisi 2010).oleh dr. Lukas
Mangindaan, SpKJ
8. Diskusikan pentingnya pendekatan multikultural
sebagai landasan hubungan antar manusia, jelaskan
dampak dari “ke-Kami-an “ yang ekslusif (hubungan
monokultural yang ekslusif)!
Sumber : Haryanto, J. T. (2015). Relasi Agama Dan Budaya. Smart Journal, Vol.1 nomo(2015), 41–54.
Sinkretisme dalam Arsitektur: Metodologi (Ashadi). (n.d.), 23–30.
10. Mengapa empati harus berawal dari diri sendiri?
jelaskan.
Sumber :Buku Pedoman Kesehatan Jiwa: Departemen Kesehatan R.I., Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, 2003 ( hal. 5)
Faktor yang mempengaruhi terbinanya kesehatan jiwa/mental
seseorang yaitu :
perkembangan kondisi fisik
perkembangan mental-emosional
situasi rumah tangga
pendidikan
hubungan sosial
rasa tenteram, rasa keadilan, perlindungan hukum, dan
pelaksanaan hukum
kesejahteraan sosial ekonomi
pembuatan undang-undang yang bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat (bukan sebaliknya)
situasi politik yang kondusif
ekologi yang baik dan seimbang
hubungan antar negara yang baik
Hubungan faktor-faktor di atas dapat dengan lebih jelas
dilihat dari sudut pandang “General Systems Theory”
(Ludwig von Bertalanffy), Bertalanffy menjelaskan
bahwa dunia (dan antariksa / universe) terdiri dari sistem
sistem yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya baik
dalam hubungan horizontal maupun vertikal. Bagan
ini akan sangat membantu kita melihat bagaimana
keseimbangan dan perubahan pada satu sistem serta
antar sistem dapat mempengaruhi sistem yang lain.
Sehingga...
Empati adalah kerangka dasar essensial yang diperlukan
agar terjadi hubungan serta komunikasi antar manusia (antar
individu, antar kelompok dan antar sistem) yang adekuat dan
manusiawi.
Hal itu perlu diterapkan oleh tiap orang baik sebagai
individu (sebagai orang tua, anak, anggota keluarga, guru,
murid) yang memimpin dan yang dipimpin; maupun oleh
kelompok (sosial , politik, agama ), institut: terhadap orang
lain atau kelompok / masyarakat lain.
13. Diskusikan definisi kesehatan jiwa dan diskusikan
pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari!