Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS COMMUNITY

DEVELOPMENT
PERTAMBANGAN

Oleh:

D i by K r i s t r ia 71 0 016 0 6 7
B ay u A d h i t ya 71 0 016171
R a e d e l we i ss B o n ava r te M o n a l u 71 0 0161 5 9
A r i e f P ur wa n to 71 0 016 0 8 8
Husni Mubarak 71 0 016 0 6 9
B r a m a n t h i o R a n g g a S y a p ut r a 71 0 016 0 6 8
Septiadi Pratama 71 0 016 0 6 6
Nur Hanif 71 0 016 0 97
G l a d y s S h a k i n a h G l o r ia 71 0 016176
Yu l in us K w a li k 71 0 016 0 3 2
PENDAHULUAN

 Pertambangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting


dalam perekonomian Indonesia. Dalam komponen Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) pertambangan merupakan komponen ketiga
terbesar dalam komponen PDB setelah pertanian dan industri non
migas. Pada tahun 2013, pertambangan memberikan share sebesar
11.24 persen yang terdiri dari sektor migas (7.35 persen) dan non
migas (3.88 persen) dimana angka tersebut terus mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Sektor pertambangan tersebar hampir
diseluruh provinsi di Indonesia, baik sektor migas maupun non
migas. Dari sektor non migas, barang tambang yang menjadi sektor
unggulan adalah batubara. Batubara merupakan barang tambang
non migas dengan total produksi terbesar di Indonesia.
DEFINISI COMDEV

 Comdev adalah kegiatan pengembangan komunitas yang


diarahkan untuk meningkatkan kemampuan komunitas dalam
mencapai kondisi sosial, ekonomi, serta budaya yang lebih baik
bila dibandingkan dengan sebelumnya (Budimanta et al. 2004).
Komunitas menjadi fokus pengembangan karena komunitas
dapat menjelaskan mekanisme sosial budaya yang akan
berdampak pada distribusi kesejahteraan (Smith 1980).
Komunitas diharapkan menjadi lebih mandiri dan memiliki
kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
 Pemberdayaan terhadap komunitas akan lebih mudah
dilaksanakan apabila disesuaikan dengan potensi yang dimiliki
serta melibatkan peran aktif masyarakat sejak proses
perencanaan, implementasi serta evaluasi kegiatan.
 Hal tersebut sejalan dengan rumusan PBB (1955) yang
mendefinisikan comdev sebagai “suatu proses yang dirancang
untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi
warga komunitas dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin
menumbuhkan prakarsa komunitas itu sendiri”.
STUDI KASUS COMDEV

 Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yang menjadi


objek pelaksanaan kegiatan comdev di Kabupaten Tanah
Bumbu, yaitu kecamatan Satui, Angsana, Sungai Loban, dan
Simpang Empat. Keempat kecamatan tersebut merupakan
wilayah yang telah menerima program comdev secara rutin
dan intensif dari perusahaan tambang yang telah memiliki
PKP2B dan IUP batubara. Selain itu, pemilihan wilayah juga
didasarkan pada karakteristik wilayah dimana masing-masing
kecamatan terpilih memiliki karakteristik wilayah yang
berbeda sehingga diharapkan akan dapat memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan comdev di Kabupaten Tanah
Bumbu.
KECAMATAN ANGSANA
 Kecamatan Angsana beribukota di Kelurahan Angsana.
Kecamatan ini dibatasi dengan Kecamatan Satui di sebelah
utara, Laut Jawa di sebelah selatan, Kecamatan Sungai Loban
di sebelah timur serta Kecamatan Satui di sebelah barat.
 Luas Kecamatan Angsana adalah sebesar 151 .54 km2 dengan
jumlah penduduk sebanyak 18,693 jiwa.
 Produksi batubara di Kecamatan Angsana terus mengalami
penurunan dari tahun ketahun.
 Pada tahun 2013, tercatat jumlah batubara yang dihasilkan di
kecamatan ini sebanyak 1 ,296,957 MT.
 Kegiatan pertambangan di Kecamatan Angsana dikelola oleh
9 perusahaan/koperasi.
PT BORNEO INDOBARA
 Dasar hukum operasional PT Borneo Indobara adalah Perjanjian Kar ya
Pengusahaan Per tambangan Batubara (PKP2B) yang ditandatangani
oleh Menteri Per tambangan dan Energi tanggal 15 A gustus 1994, SK
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral RI tentang Permulaan Tahap
Kegiatan Konstruksi No.354.K/40.00/DJG/2005 tanggal 27Juli 2005
dan Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor
10.K/40.00/DJB/2006 tentang Permulaan Tahap Kegiatan Produksi
PKP2B PT Borneo Indobara selama 30 tahun.
 PT Borneo Indobara dalam penambangannya menggunakan sistem
tambang terbuka (open pit ). Sebelum memulai kegiatan operasi
penambangannya , perusahaan telah membuat revisi analisis
lingkungan yang meliputi AMDAL, RKL dan RPL dan telah mendapatkan
per setujuan dari Gubernur Kalsel dengan SK. No.
1 88.44/0283/KOM/201 2 tanggal 11 Juni 201 2, dimana disetujui
untuk peningkatan kapasitas produksi sebesar 13 juta ton. Selain itu
PT Borneo Indobara juga mendapat izin lingkungan atas kegiatan
peningkatan kapasitas produksi 13 juta ton per tahun
STUDI KASUS MENGENAI COMMUNIT Y
DEVELOPMENT DI
PT BORNEO INDOBARA

 Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat


merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan harkat hidup masyarakat di
sekitar tambang melalui program Corporate Social
Responsibilty (CSR). Untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat di sekitar lokasi PKP2B, PT Borneo Indobara
melakukan identifikasi melalui social mapping yang dilakukan
oleh Universitas Lambung Mangkurat
STUDI KASUS MENGENAI COMMUNIT Y
DEVELOPMENT DI
PT BORNEO INDOBARA

 P ada tahun 2011 , pemerintah menyetujui peningkatan produksi


batubara PT Borneo Indobara. Sejalan dengan peningkatan produksi
batubara, perusahaan membuat kebijakan dalam peningkatan
alokasi dana untuk CSR. Desa-desa di sekitar tambang yang
termasuk dalam rencana program pengembangan masyarakat.
 Bentuk comdev yang telah dilakukan oleh PT Borneo Indobara
antara lain: pembuatan sumur bor air ber sih, pelatihan guru,
bantuan beasiswa pendidikan, pembuatan sekolah lingkungan
hidup, pembuatan sanggar baca, transplantasi terumbu karang.
STUDI KASUS MENGENAI COMMUNIT Y
DEVELOPMENT DI
KECAMATAN ANGSANA
Saat ini, kegiatan pertambangan di
kecamatan ini dioperasikan oleh lima
perusahaan tambang. Kegiatan comdev di
kecamatan ini lebih banyak dialokasikan
untuk pembangunan infrastruktur, seperti
pembangunan jalan, tanggul, sarana air
bersih, maupun pembangunan sarana dan
prasarana umum lainnya.
STUDI KASUS MENGENAI COMMUNIT Y
DEVELOPMENT DI
KECAMATAN ANGSANA
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan
comdev di Kecamatan Angsana memiliki CDi
sebesar 11.7, yang berarti masyarakat di
kecamatan tersebut cukup merasakan
comdev yang telah dilakukan oleh perusahaan
tambang batubara. Manfaat yang paling besar
dirasakan oleh masyarakat adalah comdev
dibidang infrastruktur dengan nilai CDi
sebesar 3.3.

Anda mungkin juga menyukai