Anda di halaman 1dari 54

ANGIOSPERMAE

Mikrosporogenesis
 Intan Permata Sari
 Khoirun Najah
 Faradisa Fauzi
 Nur Hikmah
Bagian bunga yang Steril:
1. Petal (Corolla)
2. Sepal (Calyx)

Bagian bunga yang Fertil:


1. Androecium Stamen:
Anthera , Filamen.
2. Gynoecium
Pistillum (Carpel) :
Stigma, Stilus, dan
Ovarium.
• Terdiri dari :
1. Kepala sari ( anthera )
2. Tangkai sari

Benang sari, umumnya terdiri dari 4 ruang


berisi pollen mikrosporangium ( tempat
penghasil mikrospora ) mikrospora tumbuh
membentuk buluh gamet jantan.
Gambar penampang lintang anthera lilium
(www.upload.wikimedia.org)
• Pada umumnya anthera terdiri atas 4
mikrosporangia ( 4 lokuli ). Pada waktu masak, dua
sporangia dari masing-masing sisi akan menyatukan diri
menjadi 2 teka sehingga ada 2 teka.
ANTERA MUDA
Perkembangan Antera
• Antera muda terdiri dari masa sel homogen
yang dikelilingi oleh lapisan epidermis
• Selama perkembangan dihasilkan 4 lobi dan
masing-masing terdapat beberapa sel
hipodermal yg berukuran besar, memanjang
ke arah radial dan intinya jelas. Sel-sel ini
disebut sel-sel arkesporium.
• Sel-sel arkesporium membelah secara
periklinal menghasilkan sel-sel parietal
primer di sebelah luar dan sel-sel sporogen
primer di sebelah dalam.
• Sel-sel parietal primer membelah secara
periklinal menghasilkan lapisan parietal
sekunder. Lapisan parietal sekunder ini yg
nantinya akan menghasilkan dinding antera
MIKROSPOROGENESIS
Antera

Arkesporiu
Epidermis
m

Sel parietal Sel sporogen


primer primer

Sel parietal
Sel parietal Sel sporogen
sekunder
sekunder sekunder

Lapisan
Lapisan tengah bwh
Sel induk
endotesium tapetum
tengah atas mikrospora

mikrospora
Dinding Antera terdiri dari :
1. Epidermis (eksotesium)
– Mrpk lapisan terluar, terdiri dari 1 lapis sel. Pada antera
yg masak epidermis memipih dan membentuk tonjolan
(papila). Disebut eksotesium jika mengalami penebalan
berserabut
2. Endotesium
– Pada antera masak, endotesium mengalami penebalan
tak teratur dan menunjukkan struktur berserabut shg
juga disebut lamina fibrosa.
– Fungsi untuk membantu membukanya antera
– Di dalamnya terdpt RER, polisom dan plastida
3. Lapisan Tengah
– Terdiri dari 2-3 lapis sel atau lebih
– Dgn berkembangnya antera, sel-selnya menjadi tertekan
dan memipih karena terdesak endotesium (pada saat sel
induk mikrospora mengalami meiosis)
4. Tapetum
– Mrpk lapisan terdalam dari antera dan berkembang
maksimum pada saat terbentuk tetrad mikrospora
– Fungsi sebagai sumber nutrisi untuk perkembangan
mikrospora.
Lapisan Dinding Antera
Berdasar asal lapisan parietal sekunder, Bhandari (1984)
membagi dinding antera dalam beberapa tipe:
• tipe dasar; lapisan parietal terluar dan terdalam membelah
secara periklinal dan membentuk endotesium, dua lapisan
tengah dan tapetum,
• tipe dikotil; lapisan parietal terluar membelah membentuk
endotesium dan lapisan tengah, sedangkan lapisan terdalam
langsung berfungsi sebagai tapetum,
• tipe monokotil; lapisan parietal paling dalam membelah
menghasilkan lapisan tengah dan tapertum, sedangkan
lapisan terluar membentuk endotesium,
• tipe reduksi; lapisan parietal terluar dan dalam berturut-turut
menjadi endotesium dan tapetum, dan tidak terdapat lapisan
tengah.
Anther Wall Development
PERKEMBANGAN GAMETOFIT JANTAN
Sel induk Meiosis Meiosis
mikrospora I
mitosis
II

inti vegetatif

inti generatif

Butir Serbuk Sari


(gametofit jantan)
PERKEMBANGAN
POLLEN

Pollen yang baru dibentuk


umumnya mempunyai
sitoplasma yang padat.
Selnya secara cepat
bertambah volumenya,
diikuti oleh vakuolisasi
dan perpindahan inti dari
bagian tengah menuju
kebagian yang
berdekatan dengan
dinding sel.
PERKEMBANGAN
POLLEN

Dinding pollen berlapis-lapis.


Dinding terluar disebut eksin dan
dinding dalam disebut intin. Eksin
terdiri atas ekteksin dan
endeksin. Ekteksin tersusun oleh
1) tektum dibagian luar,
2) bagian dalam adalah lapisan
kaki (foot layer) berbatasan
dengan endeksin, dan
3) bakulum lapisan yang
terdapat antara tektum dan
lapisan kaki.
Ada 2 macam tapetum, yaitu :
1. Tapetum amoeboid (plasmodial)
→tapetum mengeluarkan seluruh masa protoplasnya ke
dalam lokulus (ruang sari), dan dinding sel mengalami lisis.
Kmdn protoplas tapetum ini menggabungkan diri dg protoplas
yg ada di dalam lokulus, selanjutnya protoplas tersebut
bergerak menyelubungi sel induk mikrospora
→Terdpt pada tumbuhan Monocotyledonae dan
Dicotyledonae tingkat rendah
2. Tapetum glandular (sekresi)
→tapetum mengeluarkan isi selnya secara berkala, sedikit
demi sedikit. Dinding sel tdk mengalami lisis, dan sisa selnya
masih dapat dilihat selama perkembangan mikrospora
→Dijumpai pada Angiospermae yg telah maju tingkatannya
Tapetum type
Angiosperms: Production of Male Gametophyte

Meiosis pada antera Lilium menghasilkan 4 sel


anakan yang haploid , juga disebut tetrad polen

Haploid Haploid

Haploid Haploid
Angiosperms: Production of Male Gametophyte
Masing-masing bagian dari tetrad pollen =
mikrospora

Haploid Haploid

Pollen tetrads = microspores

Haploid Haploid
Angiosperms: Production of Male Gametophyte

Haploid Haploid

Setelah antera masak, 4


mikrospora dalam tetrad saling
memisahkan diri
Haploid
Inti haploid tiap mikrospora
kemudian membelah secara
Haploid mitosis, lalu membentuk dinding
Mitosis
sel yang tebal dan resisten.
Produk akhirnya disebut dengan
butir polen

Pollen Grain
The Anther
Anther Type

bithecal
monothecal
monothecal

Canna Hibiscus
Mikrogametogenesis
Megasporogenesis
Ada 3 tipe perkembangan gametofit betina :
1. Monosporik
Hanya ada 1 inti megaspora yg berperan selama perkemb
gametofit
Ada 2 tipe :
a. Tipe Polygonum atau tipe normal, dimana inti
megaspora yg berfungsi membelah 3 kali berturut-turut
menghasilkan 8 inti (4 inti di khalaza, 4 inti di mikropil)
b. Tipe Oenothera, terjdi 2 kali pembelahan inti
megaspora shg hanya ada 4 inti di bagian mikropil
(terdiri dari 2 inti sinergid, 1 sel telur dan 1 inti kutub).
Hanya ada pd famili Onagraceae
2. Bisporik
Ada 2 inti megaspora yg berperan selama perkemb
gametofit
 Setlh meiosis I pd megasporogenesis terbetkk 2 sel,
1 melanjutkan meiosis II, 1 mengalami degenerasi
 Pd pembelahan meiosis II tdk tjd pembentukan
dinding sekat, dan kedua inti megaspora berperan
dalam pembentukan embryo sac . 2 inti kemudian
bermitosis 3 kali menghasilkan 8 inti (spt tipe
normal/polygonum)
 Ada 2 tipe :
a. tipe allium, dimana megaspora yg berfungsi yg
berada di bagian khalaza, sedang yg di bagian
mikropil terdegenerasi setelah meiosis I
b. tipe Endymion, dimana megaspora yg berfungsi
yg berada di bagian mikropil, sedang yg di bagian
khalaza terdegenerasi setelah meiosis I
3. Tetrasporik
• Pembelahan meiosis sel induk megaspora selama
megasporogenesis tdk diikuti pembentukan dinding
sekat, sehingga pada akhir meiosis, 4 inti sel
haploid tetap di dalam sitoplasma sel yg sama
(terjadi pembelahan inti bebas)
• Pola organisasi embryo sac tetrasporik sangat
bervariasi. Susunan embryo sac sblm mengalami
mitosis sbb :
a. Terdiri dari 4 inti yg tersusun 1+1+1+1, masing-
masing di bagian mikropil, khalaza dan bagian
lateral lembaga
b. Terdiri dari 4 inti yg tersusun 1+3, 1 di bagian
mikropil, 3 di bagian khalaza
c. Terdiri dari 4 inti yg tersusun 2+2, 2 inti di bagian
mikropil, 2 di bagian khalaza
Selected monosporic (A), bisporic (B) and tetrasporic (C–G) patterns of female gametophyte development
from Maheshwari (1950).

Madrid E N , Friedman W E Ann Bot 2009;aob.mcp011

© The Author 2009. Published by Oxford University Press on behalf of the Annals of Botany Company. All
rights reserved. For Permissions, please email: journals.permissions@oxfordjournals.org
Mature Megasporocyte

Copyright © McGraw-Hill Companies Permission Required for Reproduction or Display


Fig. 38-3b
(b) Development of a female
gametophyte (embryo sac)

Megasporangium (2n)

Ovule Megasporocyte (2n)


MEIOSIS Integuments (2n)

Micropyle

Surviving
megaspore (n)

MITOSIS

Female gametophyte
Ovule
3 antipodal cells (n)

(embryo sac)
2 polar nuclei (n)
1 egg (n)
Integuments (2n)
2 synergids (n)

Embryo
100 µm

sac
Polinasi dan fertilisasi
Polinasi atau
penyerbukan terjadi
ketika butir sel jantan
dari benangsari masuk
ke kepala putik bunga
lalu turun ke tangkai
putik untuk bergabung
dengan bakal biji.
Penyerbukan pada angiospermae
(tumbuhan biji tertutup) adalah peristiwa
menempelnya serbuk sari pada kepala
putik.

Penyerbukan pada gymnospermae


(tumbuhan biji terbuka) adalah peristiwa
menempelnya serbuk sari pada mikropil
(liang bakal biji).
Autogami

Cross polination
- Bertambahnya Perkecambahan Pollen
ukuran pollen
- Suatu buluh
kecil tumbuh
memanjang
- Menembus
jaringan stigma
dan stilus
- Setelah buluh
muncul dari
butir pollen,
buluh mencari
jalan pada
papila stigma
 Gymnospermae tidak memiliki stigma sehingga
butir pollen langsung menuju ovulum

 Perpindahan pollen dari antera ke stigma pada


Angiospermae ada dua cara:
A. Autogami
B. Cross pollination
- Geitonogami
- Xenogami
PEMBUAHAN
PEMBUAHAN
• Setelah berkecambah, buluh menembus
jaringan stilus, kemudian masuk kedalam
jaringan stilus. Dan buluh didalam
ovarium dan segera menuju ovulum.
• Masuknya buluh pollen kedalam ovulum
ada beberapa kemungkinan :
A. porogami
B. Khalazogami
c. Mesogami
Setelah buluh pollen yang membawa sperma sampai di
mikropil, kemudian masuk ke dalam kandung lembaga.

- Jika, langsung menuju sel sinergid, buluh menembus


aparatus filiformis. Isi sel buluh kelua bergabung
dengan sitoplasma sel sinergid. Dua sel sperma
berubah bentuk dan keluar dai sinergid.

setelah sperma masuk ke dalam sel telur terjadilah fusi


antara inti sel telur dengan inti sperma (peristiwa ini
disebut singami). Sperma yang lain berfusi dengan sel
sentral (peristiwa ini disebut fusi tripel)
Tumbuhan homospora menghasilkan satu jenis
gametofit yang mengandung organ reproduksi
jantan dan betina
Tumbuhan homospora
menghasilkan satu jenis
spora Gametofit
(n)
Arkegonium (n)
Anteredium (n)
Spora (n)

Haploid (n) Sel telur (n)


Generasi Sperma (n)
gametofit
Meiosis Fertilisasi
Diploid (2n)
Sel spora induk (2n) Generasi Zigot (2n)
sporofit

Sporangium (2n) Embrio (2n)

Sporofit
(2n)

Siklus hidup tumbuhan homospora


DIPLOID (2n)

Kepala putik Kepala sari


Tangkai putik Serbuk sari
Putik Tangkai sari
Ovarium
Ovulum Mikrogametofit
berkembang dari
mikrospora di dalam
Megagametofit
kotak serbuk sari
berkembang dari
megaspora di dalam
ovulum Sel induk megaspora
(2n)
Meiosis Zigot berkembang Meiosis
menjadi sporofit
dewasa Nukleus
Megaspora (n) endosperm Serbuk sari
(3n) (mikrogametofit (n)
Fertilisasi ganda
menghasilkan zigot 2n Zigot (2n)
dan endosperm 3n

Fertilisasi ganda
Serbuk sari
8 nukleus haploid berkecambah di
kepala putik. Buluh
Megagametofit (n) serbuk sari tumbuh
sampai mencapai
megagametofit

HAPLOID (n) Inti buluh Megagametofit


Buluh serbuk sari
Sperma

Anda mungkin juga menyukai