Anda di halaman 1dari 23

Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019

Terbentuknya insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan


yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3


Penguatan pelaku pendidikan Peningkatan mutu dan akses Pengembangan efektivitas
dan kebudayaan birokrasi melalui perbaikan tata
kelola dan pelibatan publik

 Menguatkan siswa,  Meningkatkan mutu  Melibatkan publik dalam


pendidikan sesuai lingkup seluruh aspek pengelolaan
guru, kepala sekolah, Standar Nasional Pendidikan kebijakan dengan berbasis
orangtua dan untuk mengoptimalkan data, riset dan bukti
pemimpin institusi capaian Wajib Belajar 12
lapangan.
pendidikan dalam tahun.
 Membantu penguatan
ekosistem pendidikan.  Meningkatkan ketersediaan
kapasitas tata kelola pada
serta keterjangkauan
 Memberdayakan layanan pendidikan, birokrasi pendidikan di
pelaku budaya dalam khususnya bagi masyarakat daerah.
pelestarian dan yang terpinggirkan.  Mengembangkan koordinasi
pengembangan  Fokus kebijakan didasarkan dan kerjasama lintas sektor di
pada percepatan tingkat nasional.
kebudayaan. peningkatan mutu dan
 Fokus kebijakan dimulai dari
 Fokus kebijakan akses untuk menghadapi
mewujudkan birokrasi
persaingan global dengan
diarahkan pada pemahaman akan Kemdikbud RI yang menjadi
penguatan perilaku keberagaman, penguatan teladan dalam tata kelola
yang mandiri dan praktik baik dan inovasi. yang bersih, efektif dan
berkepribadian. efisien serta melibatkan
publik.
Peningkatan Kualitas Guru
1. UKA - UKG
2. Pengembanga
n Perbaikan
Keberkelanjut Pendidikan
Penyediaan Guru Baru
an Guru

Perbaikan Pendidikan Guru (UU


14/2005 Pasal 23 Ayat (1)):
• Seleksi Khusus
Peningkata Pengukuran kinerja • Berasrama (untuk memperkuat
kompetensi kepribadian dan
n Mutu sosial)
• Kemampuan mengampu mata
pelajaran ganda (mayor-minor)
• Beasiswa

2,9 juta guru

Pensiun
33 ribu/tahun

3
Analisis Hasil TIMSS dan PIRLS
(TIMSS:Trends in International Mathematics and Science Study;
PIRLS: Progress in International Reading Literacy Study)

4
Results of Mathematics (8th Grade)
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Turkey
Malaysia

Malaysia
Thailand

Iran

Thailand
Iran
Japan

Japan
Singapore

Morocco

Singapore

Morocco
Indonesia
Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Indonesia
Chinese Taipei

Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara Chinese Taipei
hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan
keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

5
Results of Science(8th Grade)
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Turkey
Chinese Taipei

Iran

Chinese Taipei

Iran
Singapore

Japan

Singapore

Japan
Morocco

Morocco
Korea, Rep. of

Korea, Rep. of
Malaysia

Malaysia
Thailand

Thailand
Indonesia

Indonesia
Saudi Arabia

Saudi Arabia
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara
hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan
keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

6
Model Soal TIMSS

TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi


empat katagori:
– Low mengukur kemampuan sampai level knowing
– Intermediate mengukur kemampuan sampai level
applying
– High mengukur kemampuan sampai level reasoning
– Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning
with incomplete information

7
Proses Pembelajaran yang Mendukung
Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: intelejensia tidak akan
- Observing [mengamati] memberikan hasil siginifikan
- Questioning [menanya] (hanya peningkatan 50%)
- Associating [menalar] Personal dibandingkan yang berbasis
- Experimenting [mencoba] kreativitas (sampai 200%)
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang


mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja
8
dalam jejaringan melalui collaborative learning 8
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we
learn from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar],
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif

Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang


menekankan pada proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis
portofolio (pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi
jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian
9
spontanitas/ekspresif, dll) 9
Perspektif Global
• Perspektif adalah cara pandang atau cara
berpikir seseorang tentang suatu obyek.

• Perspektif global adalah suatu cara pandang


dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan
global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau
internasional. Oleh karena itu, sikap dan
perbuatan kita juga diarahkan untuk
kepentingan global.
• Perspektif global adalah suatu pandangan yang
timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini
adalah untuk kepentingan global yang lebih luas.
Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir
global, dan dalam bertindak dapat secara lokal
(think globally and act locally).

• Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu


pendekatan yang akan menolong siswa untuk
mengarahkannya kepada kehidupan yang
kompleks dan menjauhi pengertian yang sempit
tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan
kebudayaaan
• Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit
seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur,
putih-hitam, dapat memunculkan benih-benih
konflik sehingga memunculkan pertentangan
dunia

• Olah karena itu, guru harus menanamkan


nilai-nilai yang baik kepada peserta didik dan
pemahaman bahwa kehidupan dia dan kita
adalah merupakan bagian dari kehidupan
dunia.
• Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai
kebaikan adalah sebagai komunikator atau
penghubung antara peserta didik dengan dunia
luar. Untuk itu seorang guru harus :
1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan
kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional
dan internasional).
3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan
kebutuhan budaya Indonesia.
Pendidikan Global
• Pendidikan global merupakan upaya sistematis
untuk membentuk wawasan dan perspektif
mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui
pendidikan global siswa dibekali materi secara
utuh dan menyeluruh berkaitan dengan masalah
global.

• Pendidikan global menawarkan suatu makna


bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia,
dimana perkampungan global dimana manusia
saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas
Negara tidak menjadi penghalang dan merupakan
komunitas dari perbedaan diantara orang-orang
yang berbeda bangsa.
• Pendidikan global mempersiapkan siswa untuk
memahami dan mengatasi adanya
ketergantungan global dan keberagaman budaya,
yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan
yang tidak dapat diisikan kedalam batas-batas
negara dan budaya (Hoopes,1997).

• Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:


1. Memberikan pengalaman yang mengurangi rasa
kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat
dicapai melalui mengajarkan bahan dan
menggunakan metode yang memberikan
relatifisme budaya.
2. Memberikan pengalaman yang
mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri
dengang keragaman global. Kegunaan dari
tujuan ini adalah untuk mendiskusikan
tentang relatifisme budaya dan keutamaan
etika.

3. Memberikan pengalaman tentang mengajar


Bagaimana siswa untuk berpikir tentang
mereka sendiri sebagai individu, warga negara
dan masyarakat secara keseluruhan.
• Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa
dengan memberikan keterampilan analisis dan evaluasi
yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa
untuk memahami dan memberikan reaksi terhadap isu
internasional dan antar budaya.
• Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan
berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal,
nasional dan internasional.
• Harus menyajikan informasi yang relevan untuk
meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan
publik.
• Pendidikan global mengkaitkan isu global dengan
kepentingan lokal. Dengan demikian pendidikan global
adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk
meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup
pada area global yang saling berkaitan
Tujuh elemen ekosistem pendidikan :

1. Sekolah yang Kondusif


Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan untuk membuat sekolah yang efektif.
Sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan
antara manusia dengan lingkungannya.

2. Guru sebagai Penyemangat


Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang mumpuni meliputi
kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan berkepribadian.

3. Orangtua yang Terlibat Aktif


Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya sejak masa sebelum
dan sesudah mereka bersekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki
beberapa fungsi, seperti: membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan anak di
rumah dan mendukung pendidikan di sekolah.

4. Masyarakat yang Sangat Peduli


Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian masyarakat.
Salah satu alasannya ialah keterbatasan sumber daya pemerintah. Partisipasi dan
kepedulian masyarakat itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan mandiri
atau mendukung satuan pendidikan mandiri milik pemerintah.
Tujuh elemen ekosistem pendidikan : ....lanjutan

5. Industri yang Berperan Penting


Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama
program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa. Bahkan di beberapa
negara peran industri menjadi kewajiban sesuai undang-undang yang
mengaturnya.

6. Organisasi Profesi yang Berkontribusi Besar


Organisasi profesi diharapkan dapat meningkatkan peran dalam penyelenggaraan
pendidikan. Organisasi profesi dapat memberikan masukan bahkan menentukan
arah kebijakan pendidikan

7. Pemerintah yang Berperan Optimal


Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 IV (keempat) tahun 2002 yaitu tentang
pendidikan, bentuk dukungan pemerintah telah dituangkan dalam pasal 31 ayat 1,
2, 3, 4, dan 5. Pemerintah memegang peranan penting dalam peningkatan akses,
kualitas, dan relevansi pendidikan serta daya saing anak-anak Indonesia, terutama
dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), pemberian Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
Misi renstra dilihat sebagai tujuh jalan revolusi mental yang
mengintegrasikan pengelolaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan,
yaitu :

1) Menerapkan paradigma pendidikan untuk membentuk manusia mandiri


dan berkepribadian;
2) Mengembangkan kurikulum berbasis karakter dengan mengadopsi
kearifan lokal serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan
geografis daerah serta bakat dan potensi anak;
3) Menciptakan proses belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk
menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak;
4) Memberi kepercayaan besar kepada kepala sekolah dan guru untuk
mengelola suasana dan proses belajar yang kondusif agar anak nyaman
belajar;
5) Memberdayakan orangtua untuk terlibat lebih aktif pada proses
pembelajaran dan tumbuh kembang anak;
6) Membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani
warga sekolah;
7) Menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi
pendampingan dan pengawasan yang efektif.
Tren Permintaan terhadap Tenaga Terampil
di Negara Maju
.... Permintaan terhadap tenaga terampil di negara maju terus meningkat ....

Demand for Skilled and Unskilled Workers, reflected in employment rates, 1980-2000

Sumber: Yidan Wang, 2012. Education in a Changing World: Flexibility, Skills, and Employability
21
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai