Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ONKOLOGI

OSTEOSARKOMA

OLEH

ALBINA JENITA
131711123005
AJ1 B20

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. KONSEP PENYAKIT
OSTEOSARCOMA
A. PENGERTIAN

o Sarkoma adalah tumor dari jaringan penyambung.


o Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari
sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cendrung
bermetastase sampai ke sisi jauh dalam tubuh
o Osteosarcoma adalah tumor ganas tulang primer yang
berasal dari sel mesenkiman primitif yang
memproduksi tulang dan matriks osteoid dan bisa
menyebar ke organ lain.

B. ETIOLOGI
Osteosarcoma termasuk semua kanker belum tahu
secara pasti tentang penyebabnya, tetapi ada beberapa
faktor resiko terjadinya osteosarcoma yaitu:
o Keturunan(genetik) : Sindrome Li-Fraumeni,
Retinoblastoma, sindrom werner.
LANJUTAN ETIOLOGI....

o Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi ( dihubungkan


dengan sarcoma sekunder pada orang yang pernah
mendapatkan radiasi untuk terapi kanker.
o Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti
penyakit paget ( akibat pajanan radiasi)
o Senyawa kimia : senyawa antrasiklin dan senyawa
berylium dan methylcholanthrene menyebabkan
perubahan genetik.
o Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan
osteosarcoma baru dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah
usaha untuk menemukan oncogenik virus pada osteosarcoma
manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan
menyatakan adanya partikel seperti virus pada sel
osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan kimia, virus,
radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan
besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya
osteosarcoma selama masa pubertas. Hal ini menunjukkan
bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas bagaimana
hormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma
C. EPIDEMIOLOGI

o Menurut WHO sekitar 4-5 per 1.000.000 penduduk,


perkiraan meningkat menjadi 8-11 per 1.000.000
penduduk pertahun pada usia 15-19 thn.
o Sering terjadi pada pria daripada wanita dengan
perbandingan 3:2, hal ini disebabkan masa pertumbuhan
tulang pada pria lebih lama daripada wanita.
o Paling sering diderita oleh anak-anak usia decade ke 2
kehidupan.
o Didistribusikan secara bimodal karena pertumbuhan
osteosarcoma puncak awalnya pada usia 10 dan 14
tahun selama anak mengalami pertumbuhan pubertas
dan diikuti puncak kedua yang lebih kecil setelah usia 60
tahun.
o Lokasi munculnya osteosarcoma sering terjadi di daerah
lutut: distal femur, proksimal tibia, proksimal humerus,
terutama pada daerah metafisis tulang panjang dengan
rasio pertumbuhan yang cepat meskipun tidak menutup
kemungkinan dapat terjadi pada semua tulang.
D. MANIFESTASI KLINIS

o Nyeri lokal yang semakin progresif


o Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas
massa serta adanya pelebaran vena
o Odema pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
o Fraktur patologis (5-10 % pasien osteosarcoma)
o Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada,
batuk, demam, berat badan menurun dan malaise..
o Anemia

E. KALSIFIKASI HISTOLOGI DAN STADIUM


1. Klasifikasi Histologi

Intramedullary Surface Extraskele


tal

o High grade a. Parosteal


ntramedullary osteosarcomas
osteosarcoma. b. Periosteal
o Low grade osteosarcomas
intramedullary c. High grade surface
2. Penentuan stadium ada dua yaitu Muskuloskeletal Tumor
Sociaty (MSTS ) dan American Joint committee on Cancer
(AJCC).

Stadium berdasarkan Muskuloskeletal Tumor Sociaty (MSTS )

No Stadiu Derajat
m
1 1A Derajat keganasan rendah, lokasi
intrakompartemen tanpa metastase

2 1B Derajat keganasan rendah, lokasi


ekstrakompartemen, tanpa metastase

3 IIA Derajat keganasan tinggi, lokasi


intrakompartemen, tanpa metatasis

4 IIB derajat keganasan tinggi, lokasi


extrakompartemen tanpa metatasis
5 III Ditemukan adanya metastasis.
Stadium berdasarkan American Joint committee on Cancer
(AJCC)
No Stadiu Derajat Ukuran
m
1 IA Derajat keganasan rendah ≤8

2 IB Derajat keganasan rendah > 8 atau adanya


diskontinuitas

3 IIA derajat keganasan tinggi ≤8

4 IIB derajat keganasan tinggi >8

5 III derajat keganasan tinggi adanya


diskontinuitas
6 IVA Metastase paru

7 IVB Metastese lainnya


F. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 pemeriksaan dignostik pada osteosarkoma yaitu
radiologi, Labolatorium dan Biopsi.

1. Pemeriksaan Radiologi
N Jenis pemeriksaan Tujuaan
o
1. Foto sinar (Rongten) foto sinar-x lokal pada lokasi lesi atau foto
survei seluruh tulang ( bone survey )
apabila ada gambaran klinis yang
mendukung adanya tumor ganas/
metastasis.
2 Pemindaian Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan
radionuklida. pada lesi yang kecil seperti osteoma.

3 CT-scan Memberikan informasi tentang lokasi


tumor, apakah intraoseus atau
ekstraoseus.
4 MRI Dapat memberikan informasi tentang
apakah tumor berada dalam tulang,apakah
tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke
jaringan lunak.
2. Pemeriksaan Labolatorium

No Pemeriksaan Jenis
1 Darah pemeriksaan laju endap darah,
haemoglobin,fosfatase alkali serum,
elektroforesis protein serum, fosfatase
asam serum yangmemberikan nilai
diagnostik pada tumor ganas tulang.

2 Urine pemeriksaan protein Bence-Jones.

3. Biopsi

Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material


yang cukup untuk pemeriksaan histologist, untuk
membantu menetapkan diagnosis serta grading tumor. Ada
2 jenis biopsi yaitu: biopsi tertutup dan bipsi terbuka.
Biosi Tertutup Biopsi Terbuka
Menggunakan jarum halus ( fine Metode biopsi melalui tindakan
needle aspiration, FNA) dengan operatif.
menggunakan sito diagnosis,
merupakan salah satu biopsi
untuk melakukan diagnosis pada
tumor.

G. Komplikasi

o Akibat langsung : Patah tulang.


o Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia,
penurunan kekebalan tubuh.
o Akibat pengobatan : Gangguan saraf tepi, penurunan
kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi.
2. WOC OSTEOSARCOMA
3. PENATALAKSANAAN
OSTEOSARCOMA
Protokol penanganan osteosarkoma adalah;

1. Pemberian kemoterapi 3 siklus neoadjuven.


2. Pembedahan
o Apabila ukuran tumornya mengecil tanpa disertai
keterlibatan struktur neurovaskuler utama didukung
oleh pemeriksaan radiologi hasilnya restaging maka
lakukan pembedahan Limb Salvage Surgery (LSS).
o Apabila setelah dilakukan kemoterapi pertumbuhan
tumor yang progresif disertai keterlibatan struktur neuro
vaskuler utama atau ekstensi jaringan yang sangat luas
maka segera dilakukan amputasi.
3. Setelah pembedahan , pasien siapkan untuk pemberian
kemoterapi adjuvant 3 siklus dgn regimen yang sama
( bila hasil Huvos minimal 3). Bila Huvos < 2, maka
regimen kemotherap harus diganti dengan obat anti
kanker lain (second line).
Penatalaksaan osteosarcoma

1. Pembedahan , terdiri dari LSS dan Amputasi.

a. Limb Salvage Surgery (LSS),: suatu prosedur


pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan
tumor, pada ekstremitas dengan tujuan untuk
menyelamatkan ekstremitas.

Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan LSS:


o Rekurensinya (Muncul kembali tumor pada tempat yang
sama post operasi) dan survival rate pasien tidak buruk
daripada amputasi.
o Prosedur yang dilakukan tidak boleh menunda terapi
adjuvant.
o Fungsi ekstremitas harus lebih baik dari amputasi. Fungsi
ekstremitas pascarekonstruksi harus mencapai functional
outcome yang baik, mengurangi morbiditas jangka
panjang dan mengurangi/meminimalkan perlunya
pembedahan tambahan.
o Rekonstruksi yang dilakukan tidak boleh menimbulkan
komplikasi yg menimbulakan pembedahan ulang atau
Kontraindikasi LSS :

o Ada keterlibatan pembuluh darah ataupun struktur saraf,

• Pathologial Fracture (kontra indikasi relatif)

• Contaminated biopsy

• Infeksi

• Immature skeletal age. Diskrepensi(ketidaksesuaian) panjang tidak


boleh > 8 cm

• Ekstensi tumor yang sangat luas ke jaringan lunak.

Ada 3 metode LSS yaitu :

1) Limb Salvage Surgery dengan Megaprostesis .


2) Limb Salvage Surgery dengan Biological Reconstruction .L
3) imb Salvage Surgery dengan metode lainnya
b. Amputasi, dilakukan apabila :
o Kontra indikasi LSS
o Pemberian kemotherapi neoadjuvan tidak memungkinkan
karena derajat keganasan osteosarcoma tinggi , misalnya
adanya ulkus, peradarahan, tumor dengan ukuran yang
sangat besar

2.. Kemoterapi, dilakukan apabila pasien menolak untuk


amputasi dan osteosarcoma sudah metastase ke organ lain.

Regimen standar kemotherapi pada osteosarcoma ada 2 yaitu

a. Neoadjuvant chemotherapy (kemoterapi preoperative) :


merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya,
sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan
pengobatan secara dini terhadap terjadinya mikro-metastase
b. Adjuvant chemotherapy (kemoterapi postoperative ), paling
baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah
operasi.
Beberapa obat dan protokol kemotharapi dapat dibagi dalam 2
kelompok yaitu Firs line therapy dan second line therapi
Firs Line therapy Second Line therapi
(primary/neoadjuvant/adjuvant (relapsed/ refractory or
therapy or metastatic disease) metastatic disease

1 Cisplatin dan doxorubicin 1. Docetaxel dan gemcitabine.


2 MAP ( High-dose 2. Cyclophosphamide dan
Methotrexate, cisplatin dan etoposide.
doxorubicin ). 3. Gemcitabine
3 Doxorubicin, cisplatin, 4. Ifosfamide dan etoposide
ifosfamide dan high dose 5. Ifosfamide, carboplatin dan
methotrexate . etoposide .
4 Ifosfamide, cisplatin dan 6. High dose methotrexate,
epirubicin etoposide dan ifosfamide
3. Radiotherapi, prinsip radiotherapi pada osteosarkoma
dapat dibedakan untuk lokasi tumor primer dan lesi
metastase.

Radiasi pada tumor primer meliputi

o Radiasi eksterna dipertimbangkan pada kasus batas sayatan


positif pasca operasi, reseksi subtotal, dan kasus yang tidak
dapat dioperasi.
o Dosis radiasi pasca operasi: 54-66 Gy.
o Dosis radiasi pada kasus unresectable: 60-70 Gy, bergantung
pada toleransi jaringan sehat.

Radiasi juga dapat diberikan sebagai terapi paliatif pada kasus


metastasis, misalnya nyeri hebat atau perdarahan. Dosis paliatif
biasanya 40 Gy yang dapat terbagi dalam fraksinasi konvensional,
2Gy per hari atau hipofraksinasi
4. ASKEP KASUS

Anda mungkin juga menyukai