Slide Lapkas Nur Sulmi
Slide Lapkas Nur Sulmi
Indonesia
• WHO dalam • RISKESDAS 2013:
Global Status of 4,3% terjadi di
Non-communicable Aceh
Diseases 2010: • DEPKES RI 2004: 5 RS perbandingan
urutan ke-4 provinsi urutan pertama, antara laki-laki dan
memiliki angka diikuti asma bronkial perempuan 4:1
kematian tertinggi (33%), kanker paru (30%)
setelah penyakit dan lainnya (2%)
KV, keganasan dan
• RISKESDAS 2013:
diabetes
Peringkat ke-6 dari 10
penyebab kematian.
Prevalensi 5,6% (4,8 juta
pasien)
Dunia Aceh
• Kebiasaan merokok
Faktor Resiko • Polusi Udara
Eksaserbasi akut → bila kondisi ini mengalami perburukan yang bersifat akut
dari keadaan sebelumnya yang stabil. Gejala: sesak napas bertambah, produksi
sputum meningkat, serta perubahan warna sputum.
Nama : Tn. MN
Umur : 80 tahun
Alamat : Lampriet
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Status : Menikah
CM : 0-02-35-65
Masuk : 09 September 2017
Pemeriksaan : 10 September 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Sesak napas
Keluhan Tambahan
• Batuk berdahak, nyeri dada dan demamdada
• Tidak ada
Riwayat Sosial
Palpasi
Atas Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Atas Sonor Sonor
Tengah Sonor Sonor
Bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Atas
vesikuler (+), rhonki (+), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (+), wheezing (+)
Tengah
vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+)
Bawah
vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+)
Pemeriksaan F
isik Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Paru
Inspeksi
Statis : Simetris, barrelchest
Dinamis : Simetris saat statis dinamis, jejas (-)
THORAX POSTERIOR
Palpasi
Atas Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Atas Sonor Sonor
Tengah Sonor Sonor
Bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Atas
vesikuler (+), rhonki (+), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (+), wheezing (+)
Tengah
vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+)
Bawah
vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+) vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (+)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
BJ I > BJ II, regular (+) bising (-)
ABDOMEN
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, organomegali (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
EKSTREMITAS
-Superior : sianosis(-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-), CRT
<2”
-Inferior : sianosis(-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-), CRT
<2”
Pemeriksaan 09
Laboratorium September 2017
HEMATOLOGI
Darah Rutin
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin 14,6 14-17 gr/dl
Hematokrit 42 45-55 %
Eritrosit 4,6 4,7-6,1. 103/mm3
Leukosit 18,9 4,5-10,5. 103/mm3
Trombosit 252 150-450. 103/mm3
MCV 91 80-100 fL
MCH 32 27-31 pg
MCHC 35 32-36 %
RDW 12,2 11,5-14,5%
MPV 8,5 7,2-11,1fL
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 1 0-2%
N. Batang 0 2-6%
N. Segmen 84 50-70%
Limfosit 4 20-40%
Monosit 10 2-8%
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 193 <200 mg/dL
Natrium (Na) 127 135-145 mmol/L
Kalium (K) 3,8 3,5-4,5 mmol/L
Clorida (Cl) 98 90-110 mmol/L
Kesan: Pneumonia
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
O2 2L/i (k/p)
Inj. Ceftriaxone 1 g /12 jam (IV)
Inj. Metilprednisolon 12 mg (ekstra)
Nebule Combiven 1 resp/ 20 menit selama 1 jam (3x) selanjutnya 1
resp/ 8 jam
Nebule pulmicort 1 resp/ 12 jam
Vectrin 3x1
Curcuma 3x1
Neurodex 3x1
Paracetamol 500 mg 3x1
Diet MBRKTP
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
• PPOK penyakit yang umum, dapat dicegah dan ditangani,
memiliki karakteristik gejala pernafasan yang menetap dan
keterbatasan aliran udara yang disebabkan abnormalitas
saluran nafas dan/atau alveolus akibat pajanan gas atau
Definisi partikel berbahaya
• Asap rokok
• Polusi udara
• Stres oksidatif
• Infeksi saluran napas bawah berulang
Faktor • Sosial ekonomi
Risiko • Tumbuh Kembang Paru
• Gen
KLASIFIKASI
Faal paru
Derajat VEP1/KVP < 70%
Derajat III: PPOK berat 30% < VEP1 < 50% prediksi
Sesak
Pajanan
Batuk
faktor
kronik
resiko
DIAGNOSIS
• Riwayat merokok/bekas perokok dengan/ tanpa gejala pernapasan
• Riw. infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi
udara.
Anamnesis • Batuk berulang dengan/ tanpa dahak
• Sesak dengan/ tanpa bunyi mengi
• Inspeksi: Barrel chest, penggunaaan otot bantu napas, pelebaran sela iga
• Palpasi: fremitus melemah
• Perkursi: hipersonor, batas jantung mengecil
PF • Auskultasi: ves normal /melemah, ronki /wheezing, ekspirasi memanjang
• Spirometri: Nilai VEP1 pasca bronkodilator <80% prediksi serta nilai VEP1/KVP
<0,70
• Uji bronkodilator: Perubahan nilai VEP1 atau APE, dimana perubahan nilai <
P. Rutin 20% dan < 200 ml dari nilai awal setelah pemberian bronkodilator inhalasi
TATALAKSANA
Obat- Terapi Ventilasi
Edukasi Rehabilitasi
obatan oksigen mekanis
BAB IV
ANALISA KASUS
Teori
Anamnesis: • Indikator kunci mendiagnosis
• Sesak napas . PPOK:
• Batuk berdahak 1. Sesak: progresif, persistent,
•Riwayat merokok (+) bertambah berat dengan
aktivitas, berat/sukar
bernapas/terengah-engah
2. Batuk kronik dengan atau tanpa
dahak
3. Riwayat terpajan faktor risiko
terutama asap rokok, debu dan
Kasus baha kimia di tempat kerja, asap
dapur
Teori
Pemeriksaan fisik:
Auskultasi: . • Pada auskultasi akan ditemukan:
• Vesikular 1. Vesikuler normal atau melemah
• Rhonkhi pada kedua 2. Ronkhi atau wheezing pada
lapangan paru atas pernapasan biasa atau ekspirasi
• Wheezing pada seluruh paksa
lapangan paru 3. Ekspirasi memanjang
Kasus
Teori
• Penderita PPOK di Indonesia didominasi
oleh laki-laki perokok pria lebih banyak
Laki-laki, 80 tahun, 2 kali. dibandingkan dengan perokok wanita.
riwayat merokok (+)
• Umumnya: usia >40 tahun paru-paru s
udah mengalami penurunan fungsi.
Kasus
Teori
Terapi yang diberikan: .
Prinsip penatalaksanaan PPOK
• O2 2L/i (k/p)
eksaserbasi mengatasi segera
• Nebule Combiven 1 resp/ 20 eksaserbasi dan mencegah
menit selama 1 jam (3x) terjadinya gagal napas. Terapi
selanjutnya 1 resp/ 8 jam oksigen adekuat, pemberian obat-
• Nebule pulmicort 1 resp/ 12 obatan bronkodilator,
jam kortikosteroid, dan antibiotik.
Kasus
BAB V
KESIMPULAN
PPOK : umum, dapat dicegah dan ditangani; karakteristik gejala
pernafasan yang menetap dan keterbatasan aliran udara yang
disebabkan abnormalitas saluran nafas dan/atau alveolus akibat
pajanan gas atau partikel berbahaya.
Wawancara dan
pemeriksaan klinis
Fisher’s test
Hasil
Kesimpulan
PPOK tidak hanya terjadi pada perokok namun juga
pada orang yang memiliki faktor risiko seperti, terkena
paparan gas, uap, debu, serta usia .
TERIMA KASIH