VIBRASI
4 SKS
END
SHOW
MATA KULIAH : AKUSTIK
KODE : RF 1354
BOBOT : 2 SKS
SISTEM PENILAIAN :
UJIAN AKHIR SEMESTER : 50 %
UJIAN TENGAH SEMESTER : 40 %
TUGAS/QUIZ : 10 %
FLASH
BAB I : PENDAHULUAN
EX-
ILMU AKUSTIK : PLORER
Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta
segala gejalanya. PDF
FLASH
ILMU AKUSTIK :
Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta EX-
segala gejalanya PLORER
AKUSTIK SLIDE
AKUSTIK ELEKTRO SHOW
BAWAH AIR
AKUSTIK
ARSITEKTUR/RUANG
AKUSTIK
UDARA
AKUSTIK
AKUSTIK END
LINGKUNGAN ULTRASONIC
SHOW
FLASH
FLASH
EX-
PLORER
Medium : Gas, Padat, Cair Ruang hampa
PDF
SLIDE
SHOW
FLASH
SLIDE
SHOW
Frekuensi sedang
GELOMBANG AKUSTIK
END
Frekuensi rendah
GELOMBANG AKUSTIK SHOW
PREV NEXT
FLASH
GELOMBANG AKUSTIK MEMPUNYAI AMPLITUDO ATAU
SIMPANGAN MAKSIMUM
EX-
PLORER
Amplitudo
GELOMBANG AKUSTIK lebih rendah
PDF
SLIDE
SHOW
Amplitudo
lebih tinggi
GELOMBANG AKUSTIK END
SHOW
PREV NEXT
FLASH
Perambatan gelombang bunyi (longitudinal)
EX-
Muka gelombang PLORER
SLIDE
SHOW
Jumlah terbentuknya muka
Gelombang/detik =
Jumlah getaran/detik =
Frekuensi, f
END
SHOW
PANJANG
GELOMBANG, λ
PREV NEXT
Po = tekanan udara
cp panas spesifik pada tekanan tetap
= =
cv panas spesifik pada volume tetap
MESIN END
HITUNG = rapat massa udara SHOW
Kecepatan rambat bunyi, c, di dalam medium udara seperti dituliskan
pada rumus di atas ditentukan oleh tekanan udara, panas spesifik, dan
PREV rapat massa udara (rapat massa udara juga ditentukan oleh temperatur NEXT
udara).
FLASH
Tekanan Bunyi :
EX-
Apabila ada gelombang bunyi yang melewati suatu medium, PLORER
maka tekanan di dalam medium tersebut akan berubah.
Perbedaan atau selisih perubahan ini disebut sebagai PDF
tekanan bunyi. Di dalam medium udara, tekanan bunyi
terendah yang dapat diindera oleh telinga manusia (dewasa SLIDE
muda pada frekuensi bunyi 1000 Hz) adalah 20 Pa dan SHOW
FLASH
FLASH
EX-
PLORER
Intensitas Bunyi :
PDF
Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi
SLIDE
persatuan luas yang ditembus oleh gelombang bunyi SHOW
(satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi,
intensitas bunyi sangat tergantung pada jarak dari
sumber bunyi dan luasan dimana intensitas bunyi
tersebut dihitung. Semakin jauh dari sumber atau
semakin besar luasan yang ditembus, maka intensitas
END
bunyi semakin kecil. Semakin jauh dari sumber, SHOW
besarnya daya bunyi selalu tetap, walaupun intensitas
PREV bunyi berubah menjadi semakin kecil. NEXT
FLASH
1.3. TINGKAT dan DECIBEL
EX-
Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), Lp PLORER
Telah disebutkan di atas bahwa tekanan bunyi terendah yang dapat
diindera oleh telinga manusia adalah 2.10-5 Pa sampai dengan PDF
2.102 Pa., yaitu dengan rentang orde 10-5 Pa sampai 102 Pa.
Secara matematis, definisi Tingkat Tekanan Bunyi, disimbulkan SLIDE
SHOW
dengan Lp, dapat dituliskan sebagai :
p2
Lp 10 log 2 dB
p ref
dengan : p = tekanan bunyi (rms), Pa
pref = tekanan bunyi referensi = 2.10-5 Pa
MESIN END
HITUNG Pada tekanan p = 2.10-5 Pa, maka tingkat tekanan bunyi, Lp = 0 SHOW
dB, sedangkan pada tekanan p = 2.102 Pa, maka tingkat tekanan
PREV bunyi Lp = 140 dB, sehingga rentang Tingkat Tekanan Bunyi yang NEXT
dapat ditoleransi oleh telinga manusia adalah 0 dB sampai 140 dB.
FLASH
Tingkat Intensitas Bunyi (IL = Intensitas Level), LI
I EX-
L I 10 log dB PLORER
I ref
I = Intensitas Bunyi , watt/m2
PDF
Iref = Intensitas Bunyi Referensi, watt/m2 = 10-12 watt/m2
2
I1 P1
SLIDE
I ref Pref SHOW
FLASH
Tingkat Daya Bunyi (PWL = Power Level), Lw
Tingkat daya bunyi didefinisikan sebagai 10 kali logaritma dari perbandingan antara EX-
PLORER
daya bunyi dan daya bunyi referensi,
W W = Daya Bunyi (watt)
L W 10 log dB PDF
Wref Wref = Daya Bunyi Referensi = 10-12 watt.
FLASH
1.4. PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI
Secara fisis, besaran yang diterima oleh membran telinga manusia atau EX-
sensor alat ukur bunyi bukan tingkat tekanan bunyi, Lp, melainkan PLORER
LP2 10 log
P2
atau 2
antilog 10 10 sehingga,
2 Pref 10
Pref
P2 P1
2
P2
2
LP LP2
t
1
diperoleh, L pt 10 log 10 10 10
10
P 2 ref 2 2
MESIN Total Pref Pref
END
HITUNG SHOW
Untuk sumber bunyi yang banyak dapat dikembangkan menjadi :
Lpi
n
PREV
L pt 10 log 10 10 NEXT
i 1
2
Terbesar
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Selisih (dB) Antara Dua Tingkat Tekanan Bunyi Yang Akan Ditambahkan
FLASH
1.5. PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI
Pengurangan tingkat tekanan bunyi ini sering dihubungkan EX-
dengan kebisingan latar belakang ( background noise). PLORER
Dengan cara yang sama dengan penjumlahan tingkat tekanan
bunyi, maka dapat dituliskan : PDF
2
Pt
Lpt 10 log 2
Pref SLIDE
L pt L pB
SHOW
Lp Lpt LpB 10 log (10 10 10 10 )
p2
LpB 10 log 2
pref
FLASH
PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI DENGAN GRAFIK
EX-
PLORER
3
Dikurangkan Pada Tingkat
Koreksi (dB) Yang Harus
2
1,7 SLIDE
1.5 SHOW
0.5
0
3 4 5 6 7 8 9 10
Selisih (dB) Antara Tingkat Tekanan Bunyi Total Dengan
MESIN
Tingkat Tekanan Bunyi Latar Belakang END
HITUNG SHOW
n
PDF
1
L prata rata L pi dB
n
MESIN Bila Lpmax - Lpmin terletak antara 5 dan 10, maka tingkat tekanan bunyi dapat END
HITUNG didekati dengan rumus : . SHOW
1
PREV L pratarata L pi 1 dB NEXT
n
FLASH
1.7. PITA FREKUENSI OKTAF
Frekuensi yang bisa didengar : 20 Hz sampai dengan 20 kHz dapat dibagai menjadi
pita-pita frekuensi yang lebih sempit, seperti frekuensi satu oktaf, sepertiga oktaf, EX-
PLORER
setengah oktaf dan sebagainya. Masing-masing pita mempunyai frekuensi tengah.
1 oktaf (1/1 octave)
Sering dipakai untuk PDF
1/3 oktaf (1/3 octave) penilaian kebisingan
Pembagian frekuensi lainnya adalah : ½ oktaf, 1/5 oktaf; 1/10 oktaf, dan sebagainya. SLIDE
SHOW
BATAS ATAS, BATAS BAWAH, DAN FREKUENSI TENGAH DARI SUATU PITA
Suatu pita frekuensi dibatasi oleh frekuensi cutoff bagian bawah dan bagian atas
dan diwakili oleh frekuensi tengah. Sebagai ilustrasi suatu pita dapat digambarkan
sebagai berikut :
f1 f0 f2
MESIN Lower cut off frequency Center of END
Higher/upper cut off
HITUNG (frek batas bawah) freq(frek tengah) SHOW
frequency (frek batas atas)
PREV NEXT
FLASH
Hubungan antara batas bawah dan batas atas pita frekeuensi dengan frekuensi
tengahnya dapat dinyatakan dengan : EX-
Rumus Umum : PLORER
f1 = 2–(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2(m/2) f0 . . . Hz PDF
f2 = 2m f1 . . . Hz
f0 = (f1. f2)1/2 . . . Hz
m = 1, ½, 1/3, . . . , 1/10 . . . 1 oktaf, ½ oktaf, 1/3 oktaf …., 1/10 oktaf SLIDE
SHOW
Lebar suatu pita frekuensi dinyatakan oleh :
bw
% bw = x 100%
MESIN 0
f
END
HITUNG SHOW
= (2m/2 – 2–m/2) x 100 %
PREV Pembagian pita frekuensi tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui NEXT
karakteristik akustik dari suatu sumber bunyi atau penjalarannya.
FLASH
Contoh Soal :
EX-
PLORER
Tentukan frekuensi cutt off f1 dan f2 dan lebar pita, BW dari pita
1 oktaf yang berfrekuensi tengah fo = 1000 Hz. PDF
Jawab :
f1 = 2-1/2 f0 = 2-1/2 .1000 = 707 Hz SLIDE
f2 = 21/2 f0 = 21/2 .1000 = 1414 Hz SHOW
PREV NEXT
FLASH
1.8. TINGKAT BUNYI
Tingkat bunyi adalah tingkat tekanan bunyi yang telah dibebani EX-
sesuai dengan kurva beban tertentu, misalnya beban A, B, C, D. PLORER
Satuan tingkat bunyi disesuaikan dengan beban jaringannya,
misalnya dBA, dBB, dBC, dBD. Kurva jaringan beban tersebut PDF
-10 C
-20 B
-30
A
-40
-50
MESIN -60 END
HITUNG -70
SHOW
-80
10
16
25
40
63
100
160
250
400
630
1,000
1,600
2,500
4,000
6,300
10,000
PREV 16,000
Frekuensi (Hz)
NEXT
FLASH
EX-
RESPONS FREKUENSI UNTUK PEMBEBANAN JARINGAN PLORER
A, B, C
10 PDF
0
Respons relatif (dB)
-10 C SLIDE
SHOW
-20 B
-30
A
-40
-50
-60
-70
MESIN -80 END
HITUNG
10
16
25
40
63
100
160
250
400
630
1.000
1.600
2.500
4.000
6.300
10.000
16.000
SHOW
FLASH
EX-
Faktor Keterarahan, Q, didefinisikan sebagai :”Perbandingan PLORER
antara intensitas bunyi pada suatu arah dan intensitas bunyi rata-
rata, keduanya diukur pada jarak tertentu. Secara matematis PDF
dapat dituliskan sebagai berikut :
SLIDE
I SHOW
Q tanpa satuan
I r r1
dengan Iθ adalah intensitas bunyi pada arah sudut sebesar θ dan I adalah
intensitas bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
Untuk gelombang spheris (muka gelombang berbentuk bola),
I p2
MESIN p
2
Sehingga, Q 2 tanpa satuan END
HITUNG 0c p SHOW
r r1
dengan pθ adalah tekanan bunyi pada arah sudut sebesar θ dan
PREV NEXT
p adalah tekanan bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
FLASH
Dan Indeks Keterarahan, DI, didefinisikan sebagai :
DI = 10 log Q dB EX-
PLORER
p 2
DI = 10 log dB
p2 r r1 PDF
DI = Lpθ - Lp dB SLIDE
SHOW
MESIN END
HITUNG SHOW
PREV NEXT
FLASH
EX-
PLORER
SLIDE
SHOW
MESIN END
HITUNG SHOW
PREV NEXT