Anda di halaman 1dari 48

REHABILITASI PASIEN

OSTEOARTHRITIS
Oleh
Vidia Hikmana
Resty Dwi Fitri
Khaidarni
2 PENDAHULUAN

▹ Osteoarthritis merupakan bentuk artritis paling sering


ditemukan dimasyarakat
▹ OA merupakan penyakit degenerative dan progresif
▹ Prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita
3
4 TINJAUAN PUSTAKA

▹ Osteoarthritis  jenis arthritis yang disebabkan oleh


kerusakan dan hilangnya tulang rawan dari satu atau
lebih sendi, sehingga menyebabkan penurunan dari
fungsi persendian.

▹ Timbul akibat  penuaan, trauma, atau akibat kelainan


lain
Patogenesis dan Patologis

• Terjadi penurunan kadar proteoglikan, kolagen masih normal


• Chondrosit  MMP  kerusakan matrik
1
• Rawan sendi rusak  celah sendi
• Celah makin dalam (mendekati subchondral)
2
• Celah mecapai subchondral  pecah
3 • Rawan sendi tidak rata

• Serpihan sendi masuk sinovial


• Aktivasi sinoviosit  inflamasi
4
• Chondropsit mati  Matrik tidak terbentuk
Patologis
Kelainan Yang Dapat Ditemukan
Tulang Rawan Sendi
Tulang
Membran Sinovial
Kapsul Sendi
Badan Lepas
Efusi
Nodus heberden dan Bouchard
7 Faktor Resiko

faktor risiko penyebab terjadinya OA lutut (genu) :


▹ faktor predisposisi , merupakan faktor yang dapat
meningkatkan resiko seseorang mengalami OA lutut
▹ faktor biomekanik, ditinjau dari pembebanan oleh
pergerakan tubuh yang menyebabkan terjadinya OA
8 Faktor predisposisi

▹ Faktor demografi ▹ Faktor gaya hidup


▸ Usia
▸ Jenis kelamin ▹ Faktor metabolik
▸ Ras atau etnis ▸ Obesitas
▸ Osteoporosis
▹ Faktor genetik ▸ Penyakit Lain
▸ Histerektomi
▸ Menisektomi
9 Faktor biomekanik

▹ Riwayat trauma lutut.


▹ Kelainan Anatomis
▹ Pekerja fisik berat
▹ Aktivitas fisik
Gejala Klinis
Keluhan
Utama

Sendi Bertambah
penopang Nyeri Dengan
tubuh Gerakan

Malam
hari
11 Gejala Klinis

▹ Kekakuan sendi, sering timbul pagi hari dan keluhan


dapat hilang dalam 15 menit. Kekakuan dapat berubah
permanen, yang diduga disebabkan oleh karena
terjadinya kerusakan permukaan sendi dan fibrosis
kapsul.

▹ Edema persendian dapat berasal dari efusi cairan


sinovial serta dapat disertai eritema ringan.
12 Staidum osteoartritis

Stadium 1 celah sendi mulai menyempit dan tulang rawan


sendi mulai kasar

Stadium 2 celah sendi semakin menyempit dan permukaan


tulang rawan kasar berserabut

Stadium 3 celah sendi semakin menyempit, khususnya sisi


dalam lutut dan permukaan tulang rawan kasar
serta menipis

Stadium 4 celah sendi menghilang, tulang paha dan tulang


kering saling menempel serta lapisan tulang rawan
menipis dan hilang di beberapa bagian
13 PENILAIAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS)

▹ Visual Analog Scale (VAS)  alat ukur yang digunakan untuk


memeriksa intensitas nyeri

▹ intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan
diberi tanda “bad pain”(nyeri hebat).
14 Skala VAS

Skala 1 tidak ada nyeri

Skala 2-4 nyeri ringan, dimana pasien belum mengeluh nyeri, atau masih dapat ditolerir
karena masih dibawah ambang rangsang.

Skala 5-6 nyeri sedang, dimana pasien mulai merintih dan mengeluh, ada yangsambil
menekan pada bagian yang nyeri

Skala 7-9 termasuk nyeri berat, pasien mungkin mengeluh sakit sekali dan pasien
tidak mampu melakukan kegiatan biasa

Skala 10 termasuk nyeri yang sangat, pada tingkat ini pasien tidak dapat lagi mengenal
dirinya
15 Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Pembengkakan
Hambatan
Sendi yang
Gerak
Seringkali Asimetris

Tanda Deformitas Perubahan


Krepitasi
Peradangan Sendi Gait
16 PEMERIKSAAN FISIK

LOOK
Hal yang dinilai adalah melihat ;
▹ apakah kedua sendi simetris
▹ apakah terdapat atropi otot-otot
▹ apakah terdapat pembengkakan
▹ apakah terdapat tanda-tanda inflamasi
▹ apakah terdapat deformitas.
17

FEEL & MOVE


18 Manual Muscle Testing (MMT)
▹ Manual Muscle Testing (MMT) adalah salah satu usaha
untuk menentukan atau mengetahui kemampuan
seseorang dalam mengontraksikan otot atau group otot
secara voluntary.
19 SKALA MMT
20 Pemeriksaan Spastisitas dengan Skala Aswort
21 Pemeriksaan luas sendi lutut (Range Of Motion)

Parameter nilai ROM normal Knee Joint


a. Fleksi : 0 – 135o +
b. Ekstensi : 0o

Range of Motion (ROM) Sendi Lutut


22 Pengukuran ROM Knee Joint

▹ ROM fleksi : memposisikan pasien tidur tengkurap, meletakkan goniometer


di epicondylus lateral, kemudian meminta pasien untuk melakukan
gerakan fleksi

▹ ROM ekstensi : memposisikan pasien tidur terlentang, meletakkan


goniometer di epicondylus lateral, kemudian meminta pasien untuk
melakukan gerakan ekstensi
Pemeriksaan Lokalis pada Sendi Lutut
23
▹ Pemeriksaan pada sendi lutut untuk menilai adanya tanda-tanda
osteoartritis

Pemeriksaan Lokalis pada Sendi Lutut


▹ Tes fluktuasi mendeteksi cardinal sign inflamasi pada lutut
▹ Palpasi pada garis lateral sendi pada pasien dengan osteoartritis lutut
24 Tes Brush
▹ Efusi minimal dapat dinilai dengan
tes Brush, stroke atau wipe.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
cara menempatkan satu tangan
dengan jari di sisi distal lateral
tungkai danmedial dari patella,
kemudian tangan yang lainnya
menekan dari arah atas (dari sisi
proksimal lateral) ke arah distal. Pada
efusi minimal dapat dirasakan
gelombang cairan yang bergerak dari
jari telunjuk ke ibu jari.
25 Tes Dancing Patella

▹ dilakukan untuk menilai efusi lutut.


Pemeriksaan ini dilakukan dengan
cara menempatkan satu tangan
lekukan di atas patella kemudian
menekan patella dari arah
proksimal ke distal dangan tangan
yang lain bergerak pada sisi medial
dan lateral dengan sedikit tekanan.
Adanya tahanan menunjukkan
efusi lutut.
26 Tes-tes provokasi sendi lutut

▹ Tes McMurray
▹ Anterior Drawer Test
▹ Posterior Drawer Test
▹ Lachman Test
▹ Apley Compresion Test
▹ Apley Distraction Test
Tes-tes provokasi sendi lutut

Tes McMurray

• Untuk mengetahui adanya lesi meniskus


• Posisi pasien supinasi
• Tangan pemeriksaan memegang lutut pasien dan
tangan satu lagi memegang tumit pasien
• Tungkai di tekuk dan dilakukan eksorotasi dan
endorotasi
• (+) jika terdengar bunyi “klek” atau teraba saat
meniscus diluruskan
Anterior Drawer Test
Anterior dan Posterior Drawer
28 Test

• Untuk medeteksi ruptur lig. curciatum lutut


• Pasien posisi terlentang dan posisi pemeriksaan
didepan kaki penderita
• Lutut pasien di fleksikan kemudian dengan cara
menggerakan tibia keatas maka akan terjadi
gerakan hiperekstreksi sendi lutut dan sendi
lutut akan terasa kendor
• (+) jika terdorong lebih

Pada Posterior Drawer Test sama dengan


anterior namun lutut didorong ke arah
posterior
Posterior Drawer Test
Lachman Test
29

• Posisi pasien terlentang


• Lutut pasien difleksikan kira-kira 30º dan tungkai di
putar secara eksternal
• Satu tangan dari pemeriksaan menstabilkan tungkai
bawah dengan memegang bagian akhir atau ujung
distal dari tungkai atas,
• tangan yang lain memegang bagian proksimal dari
tulang tibia, kemudian usahakan untuk digerakkan ke
arah anterior
Apley Compresion Test
30
• Untuk menentukan nyeri lutut yang disebabkan
oleh robeknya meniskus
• Pasien dalam posisi berbaring tengkurap
• lalu tungkai bawah ditekukkan pada sendi lutut
kemudian dilakukan penekanan pada tumit pasien
• Penekanan dilanjutkan sambil memutar tungkai ke
arah dalam (endorotasi) dan luar (eksorotasi)
• (+) jika pasien merasakan nyeri di samping medial
atau lateral garis persendian lutut maka lesi pada
meniskus medial dan lateral sangat mungkin ada.
Apley Distraction Test
31

• Tes ini dilakukan untuk membedakan lesi meniskal


atau ligamental pada persendian lutut
• Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari Appley
Comppresion Test
• Lakukan distraksi pada sendi lutut sambil memutar
tungkai bawah keluar dan kedalam dan lakukan
fiksasi.
• (+) jika pada pasien saat dilakukan distraksi
eksorotasi dan endorotasi itu terdapat nyeri maka
hal tersebut disebabkan oleh lesi di ligamen
Pemeriksaan Penunjang
32 ▹ Pada OA terdapat gambaran radiografi yang khas,
yaitu osteofit. Selain osteofit, juga dapat ditemukan
penyempitan celah sendi, sklerosis, dan kista
subkondral.
▹ Menurut Kellgren dan Lawrence membagi OA menjadi
empat grade
• Derajat 0 : normal.
(A) (B)

• Derajat 1 : penyempitan celah sendi


meragukan.
• Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah
sendi yang jelas.
• Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel,
penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan
kemungkinan deformitas kontur tulang.
• Derajat 4 :osteofit yang besar, penyempitan
celah sendi yang nyata, sklerosis yang berat dan
deformitas kontur tulang yang nyata.
(C) (D)
33 Tatalaksana

Terapi

Non-
Farmakologis Bedah
Farmakologis
34 Terapi non farmakologis

▹ edukasi
▹ terapi modalitas  terapi panas (Short wave
diathermy, micro wave diathermy, ultrasound
diathermy), terapi dingin, TENS, dan terapi laser
▹ terapi latihan
▹ pemberian alat bantu/ortesa
Berdasarkan ACR (American Colleague Rheumatoid) terapi
35 non farmakologis yang disarankan

Terapi Non-farmakologi yang Sangat Direkomendasikan ACR

1. Latihan kardiovaskular (aerobik)

2. Mengikuti latihan aquatik

3. Menurunkan berat badan (untuk orang yang overweight)


36 Terapi Non-farmakologi yang disarankan secara kondisional oleh ACR

1. Program self-management
2. Mendapat terapi mandiri dengan disertai terapi yang terawasi
3. Mendapatkan intervensi psikososial
4. Menggunakan pelindung lutut bagian medial (taping)
5. Menggunakan pengganjal dibagian lateral jika penderita menderita OA pada
kompartemen medial
6. Menggunakan pengganjal dibagian medial jika penderita menderita OA pada
kompartemen lateral
7. Diinstruksikan untuk menggunakan agen termal
8. Mendapatkan alat bantu jalan yang dibutuhkan
9. Mengikuti latihan tai-chi
10. Diterapi dengan akupuntur tradisional cina
11. Diinstruksikan dalam menggunakan stimulasi elektrik transkutaneus
Latihan aerobik
37
▹ Manfaat latihan aerobik antara lain meningkatkan kapasitas aerobik,
kekuatan otot, daya tahan, serta pengurangan berat badan.

▹ Jika latihan jalan kaki atau jogging menyebabkan gejala yang dikeluhkan
pasien bertambah berat, intensitas latihan harus dikurangi atau bentuk
latihan dirubah.

▹ Untuk dapat meningkatkan kapasitas aerobik heart rate yang harus dicapai
adalah 60-80% dari target heart rate untuk latihan selama 20-30 menit, 3-4
kali seminggu.
38 ▹ Naik turun tangga menyebabkan jointloading yang maksimal pada
hip dan lutut sehingga tidak dianjurkan untuk pasien OA lutut dan
hip.

▹ Latihan dengan sepeda statik dilakukan dengan setting lutut


ekstensi saat pedal sepeda berada di bawah. Tingkat beban diatur
bertahap mulai dari minimal sampai sedang.

▹ Latihan dilakukan 5 menit dengan beban ringan selama 2 hari,


kemudian beban dinaikkan dan waktu ditambah 5 menit. Setiap
peningkatan level dilatih selama 3 hari sampai waktu latihan 20-30
menit.
39 Latihan aquatik

▹ Latihan aerobik bisa dilakukan di darat dan di air (aquaterapi).

▹ Berenang dan latihan di kolam menimbulkan stress sendi yang lebih


ringan dibandingkan bentuk latihan aerobik yang lain.

▹ Setiap sesion latihan aerobik harus diawali oleh latihan pemanasan


yang terdiri dari latihan ROM dan diikuti oleh pendinginan dan
peregangan.
40 Latihan untuk Pasien OA Lutut

Latihan Fleksibilitas (ROM)


▹ Untuk pasien OA, latihan fleksibilitas ditujukan untuk
mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas
sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak.

▹ Latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode


pemanasan atau tergabung dalam laithan ketahanan
atau aktivitas aerobik
41
42 Latihan Kekuatan

Latihan kekuatan :
▹ latihan isometric
▹ latihan isotonik
▹ latihan isokinetik.

Latihan dapat mengurangi nyeri


dan disabilitas serta memperbaiki
kecepatan berjalan pada pasien
osteoartritis.
43 Latihan Fungsional

Latihan ini berupa latihan penguatan dengan modifikasi


aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah:
▹ Latihan step-up dan step down (latihan naik turun tangga)
▹ Wall slides dan mini squat sampai 90˚ atau sebatas toleransi:
bertujuan melatih aktivitas duduk dan berdiri dari duduk dengan
bantuan lengan, serta menentukan perlu tidaknya adaptasi tinggi
kursi untuk fungsi yang lebih aman.
▹ Partial lunge, bertujuan melatih mekanika tubuh yang efektif untuk
44 mengambil benda di lantai dengan konsentrasi pada kontrol otot
trunk saat melakukan gerakan

▹ Latihan keseimbangan dan proprioseptif, dimulai bila pasien


mempunyai kemampuan kontrol yang baik, misalnya dengan
berjalan sepanjang garis sempit, latihan dengan bola Swiss, atau
latihan keseimbangan dengan wobble board.

▹ Latihan ambulasi : penggunaan alat bantu jalan dikurangi ketika


kekutan otot quadrisep membaik (MMT 4/5) atau nyeri berkurang.
Latihan ambulasi dilakukan pada permukaan yang bervariasi, naik
turun ramp, pertama dengan bantuan kemudian mandiri.
45 Edukasi dan Home Excercise Program

▹ Edukasi yang diberikan terutama tentang penyakit OA, prinsip


perlidungan sendi, bagaimana manajemen gejala OA, dan program
latihan di rumah.

▹ Program yang diberikan adalah latihan yang aman dilakukan di


rumah berupa latihan penguatan otot, latihan luas gerak sendi, dan
latihan enduran/daya tahan.
46
▹ Pada pasien OA genu dengan disertai obesitas atau nyeri akut, tidak
disarankan untuk melakukan excersice

▹ Sedangkan pada pasien nyeri akut, tidak disarankan untuk


melakukan excersice karena pasien akan semakin kesakitan.

▹ pada pasien dengan OA tidak disarankan untuk melakukan kegiatan


yang bertumpu pada lutut, seperti naik-turun tangga, beraktivitas
jongkok (disarankan penggunaan kloset duduk), membawa beban
yang berat
Komplikasi
47

▹ Gangguan pada waktu berjalan karena adanya pembengkakan


akibat peradangan
▹ Terjadi kekakuan pada sendi lutut karena peradangan yang
berlangsung lama sehingga struktur sendi akan mengalami
perlengketan,
▹ Terjadi atrofi otot karena adanya nyeri
▹ Menurunnya fungsi otot akan mengurangi stabilitas sendi terutama
sendi penumpu berat badan, sehingga dapat memperburuk
keadaan penyakit dan menimbulkan deformitas.
48

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai