Anda di halaman 1dari 19

DIVISI PTERIDOPHYTA

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan


tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di
Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-
jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan
paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias,
sayuran dan bahan obat-obatan. Tumbuhan paku juga turut
memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain
dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta
membantu proses pelapukan serasah hutan.
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama
yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun.
Sedangkan organ generatif terdiri atas spora, sporangium, anteridium,
dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya berada di
bagian bawah daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau
coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus
terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam
klasifikasi tumbuhan paku.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan komophyta berspora
yang dapat hidup di mana saja (cosmopolitan). Kelimpahan dan
penyebaran tumbuhan paku sangat tinggi terutama di daerah hujan
tropis. Tumbuhan paku juga banyak terdapat di hutan pegunungan.
Tumbuhan paku mempunyai nlai ekonomi yang cukup tinggi, tertama
pada keindahannya dan sebagai tanaman holtikultura. Menurut Polunin
(1994) beberapa jenis Lycopodiinae yang suka panas digunakan
sebagai tanaman hias dalam pot, dan paku kawat yang merayap
digunakan dalam pembuatan karangan bunga
Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu,
menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang
lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa
tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku
mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma.
Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya
dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku
tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang.
Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada
perkembang biakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase
sporofit dan fase gametofit. Gametofit tumbuhan paku memiliki
beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada
tumbuhan paku dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat
haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Bentuk
dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada
substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada
bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan
bagian yang lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di
antara rizoidnya
Sporofit pada tumbuhan paku sangat berbeda dengan sporofit
pada lumut, yaitu jika terjadi pembuahan, maka protalium akan segera
binasa, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka protalium dapat
bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah
jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun.
Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti
warga divisi–divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat
perkembang–biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Divisi Pteridophyta dapat dikelompokkan ke dalam
empat kelas yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae, Equisetinae dan
Filiciane.
Divisi
Pteridophyta

Kelas Kelas Kelas Kelas


Psilophytanae Lycopodiinae Equisetinae Filicinae
Kelas Psilophytanae
Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang
sebagian besar telah punah. Jenis-jenis yang sekarang
masih ada hanya sedikit saja, dan lazimnya dianggap
sebagai relik suatu golongan tumbuhan paku yang semula
meliputi jenis-jenis yang lebih banyak. Warga paku purba
merupakan paku telanjang(tidak berdaun) atau
mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum
terdeferensiasi. Ada diantaranya yang belum mempunyai
akar. Paku purba bersifat homospor. Kelas psilophytanae
dibagi menjadi 2 bangsa yaitu bangsa Psilophytales dan
bangsa Psilotales
Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)
Paku telanjang merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat
perkembangannya.Yang paling sederhana masih belum berdaun dan
belum berakar. Batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-
cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung-ujung cabang tadi.
Di dalamnya termasuk antara lain:
1. Suku Rhyniaceae
Dapat mencapai tinggi 1,5 meter, batang dalam tanah
membentuk cabang tegak lurus, tumbuh horizontal, tidak mempunyai
akar melainkan hanya rizoid, bercabang-cabang menggarpu, tidak
berdaun. Contoh : Rhynia major, Taeniocrada deeheniana.
2. Suku Asteroxylaceae
Dapat mencapai tinggi 1 m, batangnya mempunyai garis
tengah 1 cm, mempunyai penonjolan-penonjolan yang sering
disebut dengan mikrofil. Contoh : Asteroxylon mackei,
Asteroxylon elberfeldense.

Rhynia major Asteroxylon mackei


3. Suku Pseudosporochnaceae
Pada golongan ini dari ujung sumbu pokok yang tidak beruas
munculah sejumlah dahan-dahan yang hanya sedikit bercabang
menggarpu, dan kadang –kadang melebar pada akhir percabangan. Pada
ujungnya terdapat sporangium yang menebal membentuk gada. Warga
Pseudosporochnaceae kebanyakan tidak lebih tinggi dari 1 m, dengan
tipe daun yang berbeda-beda merupakan kelompok induk tumbuhan
paku yang kemudian melahirkan golongan-golongan pterophyda
lainnya. Contoh Pseudosporochnus krejcii.
4. Suku Psilotales
Suku Psilotales merupakan terna kecil rendah, dan bercabang-
cabang menggarpu. Tumbuhan ini sama sekali tidak berakar, hanya
mempunyai tunas-tunas tanah dengan rizoid, dan pada batangnya
terdapat mikrofil berbentuk sisik, tidak bertulang dan tersusun jarang-
jarang dalam garis spiral. Contohnya Psilotum nudum,Psilotum triquetrum,
Tmesipteris tannensis.
Psilotum nudum biasanya dimanfaatkan
sebagai tanaman hias.

Psilotum nudum
Kelas Lycopodiinae (Paku Kawat atau
Paku Rambat)
Paku kawat atau paku rambat ini tumbuh baik pada kondisi lembab
dan merambat. Meliputi golongan yang sudah punah dan yang
sekarang masih ada. Golongan yang sekarang masih ada hanya terdiri
dari 4 suku, yaitu Lycopodiales, Selaginellates, Lepidodendrales, dan
Isoetales, yang keseluruhannya meliputi 900 jenis. Sporofit dapat
dibedakan dengan adanya batang, akar dan daun. Batang kecil seperti
kawat dan bercabang-cabang. Daunnya berukuran kecil seperti
rambut yang terdapat di seluruh batang. Sporangiumterdapat di
ketiak daun atau pangkal sisi atas daun dan biasanya terkumpul di
ujung cabang atau batang, dilindungi oleh daun-daun steril yang
lembut seperti rambut(strobilus). Ada yang bersifat homospor dan
ada yang heterospor. Pada yang heterospor gametofit dibentuk di
dalam spora (endosporik), sedang yang homospor gametofitnya di
bentuk di luar spora (eksosporik).
Lycopodiinae dibedakan dalam 4 bangsa, yaitu
1. Bangsa Lycopodiales
Bangsa ini terdiri atas kurang lebihi 200 jenis tumbuhan yang
hampir semua tergolong dalam suku Lycopodiaceaw dari marga
Lycopodium. Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil yang
seringkali dipakai untuk pembuatan buket bersama dengan bunga.
Batang mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana, tumbuh
tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas.
Daun-daun berambut membentuk garis atau jarum, dan hanya
mempunyai satu tulang yang tidak bercabang.Akar bisanya bercabang-
cabang menggarpu. Bagian-bagian batang yang berdiri tegak, di atas
bagian yang agak jarang daun-daunnya, mempunyai rangkaian sporofil.
Di daerah trpoika banyak pula terdapat warga Lycopodium, di antaranya
ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L.. Nummularifolium.
Yang banyak dikenal di indonesia adalah
- L..cernuum, yang di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan
karangan bunga.
- L..clavatum, yang sporanya dikumpulkan sebagai serbuk likopodium
yang dipergunakan sebagai pembalut pil

L..cernuum L..clavatum
2. Bangsa Selaginellales (Paku rane, paku lumut)
habitus paku rane dalam beberapa hal memperlihatkan
persamaan dengan Lycopodiiane. Sebagian mempunyai batang berbaring
dan sebagian berdiri tegak, bercabang-cabang menggarpu anisotom,
tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang
tumbuhnya memmbentuk rumpun, ada yang memanjat dan
tunasnyadapat mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang
terdapaat daun-daun kecil yang tersusun dalam garis spiral atau
berhadapan dan tersusun dalam 4 baris. Cabang-cabang seringkali
mempunyai susunan dorvisentral.Dari 4 baris daun itu yang dua baris
terdiri atas daun-daun yang lebih besar dan tersusun ke samping, yang
dua baris lagi terdiri atas daun-daun yang lebih kecil terdapat pada sisi
atas cabang-cabang dan mengahadap ke muka.
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae dan satu marga
Selaginella. Di Indonesia antara lain dapat kita dapati Selaginella caudata,
S plana, S. wildenowii.

Manfaat Selaginella plana:


1. Sebagai bahan baku obat potensial,
yang mengandung beragam metabolit
sekunder seperti alkaloid, fenolik, dan
terpenoid.
2. Secara tradisional digunakan untuk
menyembuhkan beberapa penyakit
terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid.
3. secara ekologis tumbuhan menggunakan
biflavonoid untyk merespon kondisi
lingkungan seperti pertahanan terhadap
hama, sedangkan manusia menggunakan Selaginella plana
biflavonoid secara medis terutama untuk
antioksidan, anti-inflamasi, dan anti
karsinogenik
3. Bangsa Lepidodendrales
Lepidodendrales berbentuk pohon-pohon yang mencapai tinggi
30 m dengan garis tengah batang sampai 2 m. daun-daunnya bangun
jarum atau bangun garis dan mempunyai lidah-lidah . Dalam daun
tersebut terdapat berkas pengangkut yang sederhana dan jarang sekali
memperlihatkan percabangan menggarpu.
Bangsa ini dapat dibedakan dalam beberapa suku, yaitu:
- Suku Sigillariaceae
Batangnya penuh dengan bekas-bekas daun yang berupa
bantalan berbentuk segi enam dan terussun berderet-deret menurut
poros bujur batang. Daun mencapai 1 m dengan lebar hanya 1 cm,
mempunyai satu tulang daun, tersusun pada ujung batang yang
bercabang-cabang menggarpu atau tidak lagi bercabang-cabang. Pada
bagian bawah tajuk pohon tampak bergantung kumpulan sporofitl
berbentuk kerucut yang besar-besar. Contohnya Sigillaria elegans, S.
micaudi.
- Suku Lepidodendraceae
Daun-daunnya panjang sampai beberapa dm, tersusun menurut
garis spiral. Batangnya memperlihatkan lebih banyak percabangan
dikotom dan pada ujung cabang-cabang terdapat kerucut-kerucut
sporofil. Dalam suku Lepidodendraceae termasuk antara lain
Lepidodendron vasculare, L. aculeatum, Lepidostrobus major.

Lepidodendron
4. Bangsa Isoetales
tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini berupa terna, sebagian
hidup tenggelam dalam air, sebagian lagi hidup pada tanah-tanah yang basah.
Pada bagian atas terdapat suatu rozet daun , terdiri atas daun-daun yang
berbentuk lancip, panjang 1 m. tiap daun mempunyai 4 salura udara dan hanya
satu ibu jari tulang yang tidak bercabang daun pada pangkalnya melebar,
mempunyai mesofil sederhana, dan pada sisi atas mempunyai suatu cekungan
yang dinamakan foveum. Daun-daun kebanyakan adalah sporofil dengan satu
sporangium dalam foveum.
Isoetales terdiri atas satu suku saja yaitu Isoetaceae. Contoh jenis
jenis yang termasuk di dalamnya antara lain Isoetes lacustris, I. echinasporum, I.
duvieri.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Irawati, Diah Dwi Arini dan Julianus Kinho. 2012. Keragaman Jenis
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar Alam Gunung Ambang
Sulawesi Utara. Jurnal Info BPK Manado. Vol 2. No 1.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Widhiastuti, Retno. 2006. Struktur dan Komposisi Tumbuhan
Paku-Paku di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten
Karo. Jurnal Biologi Sumatra. Vol 138. No 2.

Anda mungkin juga menyukai