Anda di halaman 1dari 80

CURICULUM VITEA

 Nama : H. M. Basoir, S. Kep. Ns


 SPK Soepraoen Malang Tahun 1997
 AKPER RSI Surabaya tahun 2004
 S-1+ Ners STIkes PPNI Mojokerto Tahun 2013
 Bergelut dibidang Luka selama ± 20 tahun (1997 – Sekarang)
 Pelatihan Luka di RS Siloam 2012
 Pelatihan CBWC dari Rumah Luka Indonesia di Surabaya 2013
 Pelatihan CHHC dari Rumah Luka Indonesia di Cirebon 2013
 Narasumber Pelatihan CBWC Rumah Luka Surabaya Angkatan 1 – 4
 Narasumber Seminar Luka Dinkes Kab. Nganjuk 2014
 Owner Rumah Luka Surabaya
Alamat Jl. Raya Pilang RT 23 RW 11 Wonoayu- Sidoarjo dll.
PERAWATAN LUKA DIABETES
DENGAN DRESSING MODERN
OLEH:
H. M. BASOIR, S. KEP. NS
TIM RUMAH LUKA SURABAYA

Facebook: Rumah Luka Surabaya


Email:rumahlukasurabaya@yahoo.co.id
HP. 08123262068
KOMPLIKASI
±

www.idf.org
PENGERTIAN

Suatu penyakit pada penderita


diabetes bagian kaki, dengan
Kelainan pada tungkai bawah gejala dan tanda sebagai
yang merupakan komplikasi berikut:
kronik diabetes mellitus
• Sering kesemutan/gringgingan
(asmiptomatis).
• Jarak tampak menjadi lebih pendek
(klaudilasio intermil).
• Nyeri saat istirahat.
• Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
FAKTOR PENYULIT
 Gangguan Pembuluh darah
 Gangguan Persyarafan
 Infeksi
• Nekrotik
• Di ujung jari kaki
• Proses penyembuhan
lebih lama
• Indikasi untuk konsultasi
ke bagian vaskuler
B. Gangguan Persyarafan
 Callus
 Di area yang ditekan (Misal: telapak kaki)
 Deformitas kaki
C. Infeksi
• Penurunan fungsi sel-sel
darah putih
DIABETES MELLITUS

Pembuluh darah perifer Neuropati otonom Neuropati perifer

Penurunan Otosimpetektomi
Aterosklerosis
reaksi panas
Sensorik Motorik
Emboli
Keringat < Peningkatan
aliran darah Kelemahan dan
Perubahan atropi otot
oksigenasi

Kulit kering Kekakuan


Nutrien AV shunting
gerak sendi
Hilang rasa
Trombus dan Imunologi Penurunan
oklusi pembuluh Kolap
nutrisi jaringan sendi
Penyembuhan Trauma
Luka >> Deformitas
Aliran darah kaki
Infeksi
Titik tekan
baru

Jari biru Gangren sedang Ulkus

Gangren luas
AMPUTASI
ANATOMI FISIOLOGI KULIT
Stadium Luka

Stadium I : lapisan epidermis utuh (ada warna


kemerahan)
Stadium II : epidermis hilang
Stadium III: luka robek sampai dermis
Stadium IV: kedalaman luka hingga nampak
tendon atau tulang
(stadium luka ditentukan dari kedalaman luka)
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
Proses penyembuhan luka :
# Fase Inflamasi
terjadi dari mulai terjadinya luka sampai
kira-kira hari ke 5
kemerahan,panas,nyeri dan bengkak
# Fase Proliferasi
berlangsung dari akhir fase inflamasi
sampai kira-kira akhir minggu ke 3
# Fase Maturasi/ Remodeling
Pada fase ini terjadi proses pematangan
yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai
dengan gaya gravitasi, dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk.
Dimulai dari akhir minggu 3 sampai 2 -3tahun
1. Kontrol Diabetes
2. PERAWATAN LUKA

3. Off Loading

4. Pencegahan
2. Perawatan Luka
1. Membersihkan  2. Topikal Terapi
 a. Cleansing  Menciptakan suatu
 Swabing
kondisi fisiologis pada
 Bathing
 irigasi
luka.
b. Debridemen
 Mekanik  3. Dressing
Enzym
Autolitik
Biologi
3. Off Loading
A. Non bedah B. Bedah
 Alas kaki yang tepat Konsul ke ortopedist
 Alat bantu jalan
 Bed rest
PENCEGAHAN

EDUKASI
A. Manajemen Diabetes
Diet
Olahraga
Obat
B. Perawatan kaki
Managemen Luka Kaki Diabetic
 Asessment
 cleansing
 wbp
 Topical therapy
 Dressing
WOUND ASSESSMENT
 Lokasi anatomis luka  Exudates (jenis, jumlah,
 Kedalaman / luasnya viskositas)
kehilangan jaringan (stage)  Bau
 Karakteristik dasar luka  Tepi Luka
 Jenis Jaringan  Kulit periwound
 Persentase jaringan luka  Ada / tidak adanya tanda
dari setiap jenis luka infeksi lokal.
Diimensi luka dlm  Nyeri luka
centimeter - CM
(panjang, lebar, dalam;
tunneling, undermining)
Lokasi anatomis
(cont’)
Luas Kehilangan Jaringan
Stadium kerusakan /
kedalaman kerusakan
jaringan

• Superfisial-epidermis
• Partial-thickness :
epidermis & dermis
• Full-thickness : epidermis,
dermis & jaringan
subcutan, otot, fascia,
bahkan tulang.
• Unstageable
Warna Dasar Luka
Black - Yellow - Red - Pink
KAJI LUKA & KULIT SEKITAR
Panjang Lebar

Diameter Dalam
Frekuensi pengkajian luka
• Frekuensi Re-assessment tergantung pd banyak variable.

• In long term care: kulit pasien beresiko tinggi harus


dimonitor setiap hari; tapi pengkajian luka menyeluruh t
harus dilakukan saat MRS & mingguan.

• Pasien di rumah: tergantung frekuensi kunjungan perawat


home care atau saat k unjungan pasien ke klinik.

• Pressure ulcer harus dikaji & dimonitor setiap Ganti Balutan,


atau jika luka atau kondisi pasien memburuk (WOCN
SOCIETY, 2003)
Proses membersihkan permukaan luka
dgn mengalirkan cairan scr lembut guna
melepaskan benda asing organik &
inorganik & material inflamasi sebelum
aplikasi balutan.
• Memudahkan Pengkajian Luka.
• Memfasilitasi proses Phagositosis.
• Memisahkan eschar dr jar fibrotik & jar fibrotik dr
jar granulasi.
• Membuang benda asing organik & inorganik dr
permukaan luka.
• Mengurangi jumlah Koloni bakteri & infeksi.
• Rehidrasi permukaan luka dg memberi
lingkungan lembab.
• Meminimalkan trauma pd luka saat pelepasan
balutan yg lengket.
Irigation
• Tekanan rendah (menetes/mengalir) pd
jaringan granulasi.
• Tekanan (8-15 psi): u/ cavity, jar. nekrotik,
debris, infeksi ~ syringe 35ml +needle 19G or
fedding tube (5-8 Fr).
Bathing

Swabbing
• Gentle method (menggosok luka scr lembut) ~
jangan pakai kasa.
• U/ eschar dpt digosok, tapi hati2 dg jaringan
granulasi yg ada di sekitar luka.
WBP is A Dynamic Proccess
 Mencapai suatu kondisi luka yang stabil,
mempunyai jaringan granulasi yang sehat,
yang salah satunya dikarakteristikkan dengan
vaskularisasi luka yang baik
Hilangkan semua penghalang proses
penyembuhan
JARINGAN NEKROTIK

PERTUMBUHAN KUMAN/
INFEKSI

EKSUDAT BERLEBIHAN

EPITEL TIDAK BERJALAN


E-DGE OF WOUND – NON
ADVANCING
 TUJUAN
 MEMBUANG JARINGAN TEKNIK
MATI
• SURGICAL DEBRIDEMENT

 MEMBUANG MATERIAL • MECHANICAL


ASING
DEBRIDEMENT
 MEMBERSIHKAN
JARINGAN YG • ENZYMATIC DEBRIDEMENT
TERKONTAMINASI
• MAGGOT
 MEMPERTAHANKAN DEBRIDEMENT
STRUKTUR PENTING THERAPY
SEMAKSIMAL MUNGKIN
• AUTOLYTIC DEBRIDEMENT
 Menggunakan
kemampuan macrophage
untuk memfagositosis
jaringan mati.
► Berikan suasana
lembab untuk
mengaktifkan
macrophage.
 Surgical debridement
(bedah)
 Conservative Sharp
Wound Debridement/
CSWD
 Wet to dry dressing
 Collagenase-based debridement (Clostridium
 histolyticum)
 Papain-based debridement (Carica papaya)
 Cleansing
 Debridement
 Topical Therapy

Penangan Infeksi Systemik


KOLABORASI TIM MEDIS
DIRECT INDIRECT
 Absorben dressing ►Mengatasi penyebab
 Bag system misal infeksi
 Compression

 Negative Pressure
Therapy
Tidak terjadi migrasi/ penyeberangan sel-sel
epitel pada permukaan luka
 Tidak ada aktivitas mitosis pada tepi luka→
 tidak ada migrasi sel-sel epitel
 Senescence cell (Sel tidak berespon)
 Aktivitas protease meningkat →
menghancurkan protein-protein penting untk
penyembuhan (growth faktor dan receptornya,
extraceluler matrix protein)
 Re-assess (Kaji ulang) penyebab dan koreksi
 terapi yang diberikan
 Debridemen (buat luka akut)
 Skin Graft
 Terapi tambahan
CARE CYCLE
PASIEN TENTUKAN
BARU PENYEBAB

TIDAK

PENCEGAHAN
YA SEMBUH?
PENGKAJIAN
TIME

APLIKASI
&
EVALUASI
Patient Assessment

Wound Diagnosis

Wound Bed Preparation

Management of necrosis
Bacterial Balance Exudates management

Antimicrobial Therapy Debridement


Absorptive Dressing

Clean Wound Bed

Moist Wound
Healing
Primary Secondary Graft Flap

Healing Wound
Topical
therapy
Pengertian
 Yang dibutuhkan oleh luka adalah
lingkungan fisiologis, sehingga proses
penyembuhan luka bisa berjalan
optimal.
 Muncullah istilah topikal therapy yang
bisa diartikan sebagai intervensi lokal
pada luka untuk mengoptimalkan
proses penyembuhan.
TUJUAN
 Mencegah dan mengatasi infeksi
 Membersihkan luka
 Mengangkat jaringan nekrotik
 Mempertahankan kelembaban
 Mengontrol bau
 Menghilangkan/ meminimalkan nyeri
 Melindungi kulit sekitar luka
WET DRY
WOUND MOIST WOUND

Absorbent • Hydrocolloid
Dressing • Transparent • Hydrogel
• Hydro-fiber dressing
• Calcium
Alginate
• Foam

Provide a moist
Absorb exudates to Maintain a moist
environment
promote moist balance environment
Transparent film
 Transparent film
Terbuat dari
polyurethane film
yang tipis, melekat
pada kulit, bisa
sebagai balutan
sekunder atau
primer. Mengurangi
rasa nyeri, support
autolysis.
contoh:opsite,
tegaderm, suprasorb
F dll
Hydroactive gel
 Berbahan dasar
gliserin atau air yang
diperlukan untuk
memberikan
kelembapan pada
luka (rehidrasi) Untuk
luka bakar derajat I-II
memberikan efek
dingin.
contoh : duoderm
gel, intrasite gel,
suprasorb G, dll
hydrocolloid
 Terbuat dari
carbocymethylcellulo
sa yang lentur,
lengket dan bisa
berubah menjadi gel.
Untuk
mempertahankan
kelembaban luka.
Menyerap eksudat
sedikit hingga
sedang.
contoh:comfeel, extra
thin, duoderm pasta,
dll
FOAM
 Berbahan
poliurethanefoam,
yaitu sel-sel foam
yang terbuka shg
mampu menyerap
eksudat sedang
hingga banyak dan
menahannya dg baik.
contoh : allevin non
adhesive, allevin
cavity, dll
Calcium Alginate
 Terbuat dari
polisakarida alami yg
berasal dari rumput
laut, punya efek
hemostasis shg
mampu
menghentikan
perdarahan minor,
berubah menjadi gel
jika bercampur dg
eksudat. Menyerap
eksudat sedang.
Metronidazol cream
 Bahan aktif zinc,
metronidazole dan
nistatin. Bentuknya
salep dalam pot.
 Support autolisis
debridement,
menghindari trauma
saat buka balutan,
mengurangi bau,
mempertahankan
kelembaban.
 Indikasi WBP : RYB
Hydrofiber
 Selulose yang
mempunyai daya
serap sangat tinggi
melebihi ca.
alginate. Untuk
eksudate sedang
hingga banyak.
Mudah dilepas,
gampang larut dg
eksudat dan dapat
mengikat bakteri.
contoh : aquacel
Wound absorben
 Gauze
 Cotton wool
steril dan single
secondary dressing
DRESSING
(BALUTAN)
PEMBALUTANLUKA
Tujuan pembalutan & pemilihan balutan
1. Mempertahankan Moist Environtment pd luka
2. Mempertahankan pH asam (5,6 – 6,7) u/ penyembuhan
3. Mengangkat jaringan nekrotik.
4. Absorbsi exudates & bau.
5. Mencegah, mengurangi & mengontrol infeksi
6. Menjaga luka dari injury lebih lanjut.
7. Proteksi kulit sekitar luka.
8. Steril u/ kondisi immunocompromise.
9. Biaya efektif.
10. Nyaman digunakan.
APLIKASI DRESSING
(maintenance moist balance)
Cuci Luka
• Cuci scr lembut dgn cairan
Normal Saline (NaCl 0,9%.)

• Jika exudat supuratif ~


antibiotika dicampur dg NS jika
hasil Kultur ada indikasi (mis:
gentamicin).

• Bersihkan tepi luka & kulit sekitar


luka (minimal radius 5 cm) dgn
kasa alkohol 70% scr hati-hati
atau dg NS & keringkan (jika tdk
ada maserasi).
• Tutup luka dg calcium
alginate (Kaltostat) /
hidrofiber (Aquacel /
Aquacel Ag) (jika exudates
banyak)
• Calcium alginate (Kaltostat
rope) / hidrofiber (Aquacel
rope, Aquacel Ag rope) dpt
dimasukkan dlm rongga
luka (undermining, sinus
tract).
 Dressing membantu mempercepat proses
penyembuhan luka.
 Dressing mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing yang menjadi
sifatnya.
 Kemampuan para spesialis dalam memilih
dressing menjadi salah satu penentu
keberhasilan perawatan luka.
Gambar Perkembangan Luka
KEGIATAN DI RUMAH LUKA SURABAYA
SAFARI GANGGREN PESERTA PELATIHAN CWM 2015
RUANG PERAWATAN PASIEN LUKA
PERAWATAN LUKA
KONSELING PASIEN LUKA

Anda mungkin juga menyukai