Anda di halaman 1dari 23

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja
serta Lingkungan
Hidup (K3LH)
Ferianto Fratama
Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa. "Setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
Pasal 27 ayat (2) itu mengilhami pasal 9 UU No. 14/ 1969 yakni: Setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama“

Selanjutnya UU No. 1/1970 “memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang
bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan aman bagi
mereka.”
Khusus untuk Keselamatan Kerja pada usaha Pertambangan ada beberapa dasar
hukum yang perlu menjadi rujukan bagi pihak manajemen usaha, antara lain:

1. UU No. 11 / 1967 terutama pasal 29 dan PP No. 32/1969 pasal 64, dan 65.
2. UU No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. PP No. 19/ 1973 tentang pendelegasian wewenang pengawasan Keselamatan Kerja
dari Menaker kepada Mentamben.
4. Peraturan Umum Tenaga Listrik (PUIL)
5. Peraturan Menteri Tamben No. 1/P/M/Pertamb/1978 tentang pengawasan
Keselamatan Kerja Kapal Keruk
6. Kepmen No. 555.K/26/M.PE/ 1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Keija
Pertambangan Umum.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimaksudkan sebagai suatu


strategi pengaturan proses dan prosedur kerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang pekerja dapat memberikan keselamatan, baik secara fisik atau non
fisik (lingkungannya). Tugas-tugas manajemen secara umum, antara lain
perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan sebagainya.
Tujuan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga dengan
demikian perusahaan dapat:
b. Menghindari kemungkinan terhambatnya proses produksi serta
baik secara langsung atau tidak langsung hal itu akan dapat:
c. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Hakekat Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Sesungguhnya inti dari usaha keselamatan kerja adalah


berupa pengelolaan dan pengawasan terhadap unsur-unsur produksi.
Unsur-unsur produksi dari suatu perusahaan adalah :
1. Manusia
2. Material
3. Mesin,
4. Metode
5. Lingkungan.
Definisi kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak terkendali, dan tidak
dikehendaki (unplanned, uncontrolled, and undesired) pada saat bekerja, yang disebabkan, baik secara
langsung atau tidak Langsung, oleh tindakan tidak aman dan atau kondisi tidak aman, sehingga
terhentinya kegiatan kerja.

Secara tegas dalam PP No. 32/1969 disebutkan bahwa kecelakaan kerja tambang adalah:

1. Kecelakaan kerja itu memang terjadi.


2. Kecelakaan kerja itu menimpa pekerja tambang.
3. Kecelakaan terjadi akibat dari pekerjaan tambang.
4. Kecelakaan terjadi pada jam kerja atau giliran kerja.
5. Kecelakaan terjadi pada daerah tarnbang, yaitu daerah kontrak karya atau KP.
Negara Indonesia menetapkan kategori kecelakaan kerja tambang , antara lain:

a) Meninggal akibat kecelakaan kerja, bila korban meninggal dalam tempo 24 jam
terhitung mulai saat terjadinya kecelakaan kerja tersebut.
b) Luka berat, bila korban kecelakan itu tidak dapat bekerja lebih dari 3 minggu.
c) Luka ringan kalau korban kecelakaan itu tidak dapat bekerja kurang dari 3
minggu.
Penyebab Langsung Kecelakaan Kerja
88% Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 10 %

1. Bekerja tanpa 1. Mesin tanpa pengaman.


memperhatikan tanda- 2. Alat pengaman kurang
tanda. sempurna.
2. Bekerja dalam kecepatan 3. Mesin rusak atau aus.
yang berbahaya. 4. Desain mesin kurang baik.
3. Tidak memfungsikan 5. Tata letak mesin tidak
pengaman alat yang dipakai. aman.
4. Menggunakan alat yang tidak 6. Pencahayaan tidak
aman. sempurna.
5. Penempatan barang tidak 7. Ventilasi tidak baik.
aman. 8. Plat proteksi diri tidak
6. Posisi kerja yang berbahaya. berfungsi dengan baik.
7. Mengganggu orang lain yang 9. dll.
sedang bekerja.
Faktor
Bentuk Kejadian
Penunjang
1. Tidak hadir.
Pengawas 2. Tidak melakukan tugas dengan berbagai
alasan.
1. Sakit
Fisik Pekerja
2. Lelah
1. Mengantuk
2. Mabuk
Mental Pekerja 3. Marah, sedih, atau takut.
4. Tidak dapat bekerja dengan konsentrasi
penuh karena berbagai sebab.
Faktor
Bentuk Kejadian
Penunjang
1. Tidak hadir.
Pengawas 2. Tidak melakukan tugas dengan berbagai
alasan.
1. Sakit
Fisik Pekerja
2. Lelah
1. Mengantuk
2. Mabuk
Mental Pekerja 3. Marah, sedih, atau takut.
4. Tidak dapat bekerja dengan konsentrasi
penuh karena berbagai sebab.
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Pengeluaran-pengeluaran langsung itu dapat berupa:

1) Premi asuransi kecelakaan masing-masing pekerja.


2) Tunjangan/santunan bagi korban kecelakaan kerja.
3) Biaya pengobatan/perawatan korban kecelakaan kerja.
4) Biaya penggantian atau perbaikan alat/mesin yang rusak karena
kecelakaan kerja.
Beberapa bentuk kerugian tidak langsung dari suatu kecelakaan kerja adalah:

1) Biaya karena kehilangan waktu kerja dari korban kecelakaan kerja.


2) Biaya karena kehilangan waktu kerja dari pekerja lain yang berhenti bekerja karena adanya kecelakaan
kerja atau karena menolong orang yang mengalami kecelakaan kerja.
3) Biaya atas hilangnya waktu pengawas untuk menangani kecelakaan dan ekses-eksesnya.
4) Biaya karena menurunnya produktivitas karyawan lain sebagai efek psikologis (trauma) atas kecelakaan
yang telah terjadi.
5) Biaya rekrutmen dan pelatihan untuk tenaga pengganti korban kecelakaan.
6) Biaya atas keterlambatan produksi.
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dalam bentuk:
1) Pencegahan secara teknis

Pencegahan kecelakaan kerja secara teknis dapat dilakukan dengan membuat aturan-
aturan tertulis tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Pencegahan secara psikologis


Mencegah kejadian kecelakaan secara psikologis adalah dengan membangkitkan
semangat, memelihara minat dan partisipasi pekerja dan pihak terkait lainnya dalam menerapkan
norma keselamatan dan kesehatan kerja tersebut.
Beberapa metoda yang dapat digunakan, antara lain:

a) Memperagakan atau mendemonstrasikan bagaimana bekerja yang memenuhi kaedah


keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam peragaan kerja tersebut diberikan penekanan-
penekanan terhadap poin-poin penting yang harus diperhatikan oleh audiennya.
b) Membuat poster atau slogan-slogan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
c) Membuat dan menayangkan slide atau film tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
d) Safety talk and safety meeting, misalnya sekali seminggu setiap akan mulai kerja diadakan
diskusi atau pertemuan yang membicarakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
e) Latihan keterampilan keselamatan kerja.
f) Perlombaan atau kontes penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja dengan memberi
hadiah-hadiah.
The end

Anda mungkin juga menyukai