Anda di halaman 1dari 39

OBAT ANTI

DIABETIK/HIPOGLOKEMIK
IWAN SAIN
PENGGOLONGAN ANTIDIABETIK
ORAL/HIPOGLIKEMIK ORAL
– Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat
hipoglikemik oral dapat dibagi menjadi 5
golongan, yaitu:
• Golongan Sulfonilurea
• Golongan Biguanid
• Golongan analog Meglitinid
• Golongan Thiazolidindion
• Golongan penghambat alphaglukosidase
1. Golongan Sulfonilurea
• Bekerja dengan cara merangsang sekresi insulin
di pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta
pankreas masih dapat berproduksi.
• Terdapat beberapa jenis sulfonilurea yang tidak
terlalu berbeda dalam efektivitasnya. Perbedaan
terletak pada farmakokinetik dan lama kerja.
• Termasuk dalam golongan ini adalah:
Klorpropamid, Glikazid, Glibenklamid, Glipizid,
Glikuidon, Glimepirid, Tolazalim dan Tolbutamid.
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat
golongan ini :
• Golongan sulfonil urea cenderung meningkatkan berat badan.
• Penggunaannya harus hati-hati pada pasien usia lanjut,
gangguan fungsi hati dan ginjal. Klorpropamid dan
glibenklamid tidak dianjurkan untuk pasien usia lanjut dan
pasien insufisiensi ginjal. Pada pasien insufisiensi ginjal dapat
digunakan glikuidon, gliklazid atau tolbutamid yang kerjanya
singkat.
• Wanita menyusui, porfiria dan ketoasidosis merupakan
kontraindikasi bagi pemberian sulfonilurea.
• Insulin kadang-kadang diperlukan bila timbul keadaan
patologis tertentu seperti infark miokard, infeksi, koma dan
trauma. Insulin juga diperlukan pada keadaan kehamilan.
• Efek samping, umumnya ringan dan frekuensinya rendah
diantaranya gejala saluran cerna dan sakit kepala.
• Gejala hematologik termasuk trombositopenia,
agrunolositosis dan anemia aplastik dapat terjadi tetapi jarang
sekali.
• Hipoglikemi dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet
terlalu ketat, juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada
orang usia lanjut.
• Hipoglikemia sering ditimbulkan oleh ADO kerja lama.
• Interaksi, banyak obat yang berinteraksi dengan sulfonilurea
sehingga risiko terjadinya hipoglikemia dapat meningkat.
Dosis, sebaiknya dimulai dengan dosis lebih rendah dengan 1
kali pemberian, dosis dinaikkan sesuai dengan respons
terhadap obat.
2. Golongan Biguanid
• Bekerja dengan cara menghambat
glukoneogenesis dan meningkatkan
penggunaan glukosa di jaringan. Termasuk
dalam golongan ini adalah Metformin,
Fenformin, Buformin.
• Efek samping yang sering terjadi (20% dari
pemakai obat) adalah gangguan saluran cerna
seperti anoreksia, mual, muntah, rasa tidak
enak di abdomen dan diare.
3. Golongan analog Meglitinid
• Bekerja dengan cara mengikat reseptor
sulfonilurea dan menutup ATP-sensitive
potassium chanel. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah Repaglinid.
4. Golongan Thiazolidindion
• Bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas
jaringan perifer terhadap insulin. Berikatan
dengan PPARγ (peroxisome proliferators
activated receptor-gamma) di otot, jaringan
lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi
insulin.
• Golongan ini merupakan golongan baru dari
ADO. Termasuk kedalam golongan ini adalah
Pioglitazone, Rosiglitazone.
5. Golongan penghambat alphaglukosidase

• Yang termasuk dalam golongan ini adalah


Akarbosa dan Miglitol yang bekerja dengan
cara menghambat alphaglukosidase yang
mengubah di/polisakarida menjadi
monosakarida, sehingga memperlambat dan
menghambat penyerapan karbohidrat.
Tabel 1.Penggolongan obat
hipoglikemik oral
Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja
Sulfonilurea Klorpropamid Merangsang sekresi
Glibenklamida insulin di kelenjar
Glipizida pankreas, sehingga
Glikazida hanya efektif pada
Glimepirida penderita diabetes
Glikuidon yang sel-sel β
Tolazalim pankreasnya masih
Tolbutamid berfungsi dengan
baik
Golongan Contoh Senyawa Mekanisme
Kerja
Biguanid Metformin Bekerja langsung
Fenformin pada hati
Buformin (hepar),mengha
mbat
glukoneogenesis
di hati dan
meningkatkan
penggunaan
glukosa di
jaringan.
Golongan Contoh Mekanisme
Senyawa Kerja

Meglitinid Repaglinid Bekerja dengan


cara mengikat
reseptor
sulfonilurea
dan menutup
ATP-sensitive
potassium
chanel.
Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja

Tiazolidindion Rosiglitazone Meningkatkan


Pioglitazone kepekaan
tubuh/sensitivitas
terhadap insulin di
jaringan perifer.
Berikatan dengan
PPARγ (peroxisome
proliferators
activated receptor-
gamma) di otot,
jaringan lemak, dan
hati untuk
menurunkan
resistensi insulin
Golongan Contoh Senyawa Mekanisme
Kerja

Penghambat Akarbosa Menghambat


enzim Miglitol kerja enzim
alfaglukosidase alfaglukosidase
yang mengubah
di/polisakarida
menjadi
monosakarida,
sehingga
memperlambat
absorpsi glukosa
kedalam darah
TERAPI KOMBINASI OBAT ANTIDIABETIK
• Pada keadaan tertentuORAL
diperlukan terapi kombinasi
dari beberapa obat anti diabetik oral (ODA) atau ODA
dengan insulin.
• Kombinasi yang umum adalah antara golongan
sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan
mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang
memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida
bekerja efektif. Kedua golongan obat antidiabetik oral
ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin,
sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling
menunjang.
• Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua
golongan ini dapat efektif pada banyak penderita
diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila
dipakai sendiri-sendiri.
PEMAKAIAN INSULIN
• Insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada
tubuh kita, hormon insulin yang diproduksi oleh
tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin
endogen.
• Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami
gangguan sekresi guna memproduksi hormon
insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan
hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa
obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai
sebutan insulin eksogen.
Keadaan Memerlukan Insulin Eksogen
• Semua diabetes tipe 1 memerlukan insulin
eksogen karena produksi insulin oleh sel beta
pada kalenjar pankreas tidak ada ataupun
hampir tidak ada.
• Diabetes tipe 2 mungkin membutuhkan
insulin eksogen apabila terapi jenis lain tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
KEADAAN LAIN MEMERLUKAN INSULIN
EKSOGEN

• Keadaan stress berat, seperti pada infeksi


berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke.
• DM gestasional dan penyandang DM
yang hamil membutuhkan insulin bila
diet saja tidak dapat mengendalikan
kadar glukosa darah.
• Ketoasidosis diabetik.
• Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
• Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau
yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara
bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal selama periode resistensi insulin atau ketika
terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
• Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi
oral.
Bagaimana insulin berfungsi
Pemberian insulin kepada penderita diabetes
hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan, jika
diberikan melalui oral insulin akan rusak
didalam lambung. Setelah disuntikan, insulin
akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa
ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja
menormalkan kadar gula darah (blood glucose)
dan merubah glucose menjadi energi.
Efek metabolik terapi insulin
• Menurunkan kadar gula darah puasa dan post
puasa.
• Supresi produksi glukosa oleh hati.
• Stimulasi utilisasi glukosa perifer.
• Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.
• Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.
• Mengurangi glucose toxicity.
• Perbaiki kemampuan sekresi endogen.
• Mengurangi Glicosilated end product.
Tipe - Jenis Insulin
Insulin dapat dibedakan atas dasar:
1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai
timbulnya efek insulin sejak disuntikan.
2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya
puncak kerja insulin.
3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari
timbulnya efek insulin sampai hilangnya efek
insulin.
1. Insulin Eksogen kerja cepat.
• Bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai
onset cepat dan durasi pendek.
• Yang termasuk di sini adalah insulin regular
(Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2
macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam
dan netral. Preparat yang ada antara lain :
Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini
diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai
puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat
bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin Eksogen kerja sedang.
• Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk
hablur-hablur kecil, dibuat dengan
menambahkan bahan yang dapat memperlama
kerja obat dengan cara memperlambat
penyerapan insulin kedalam darah.
• Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine
Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ, InsulatardÒ. Jenis
ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya
tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat
bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja
sedang (Insulin premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan
insulin kerja sedang. Insulin ini mempunyai onset
cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya:
Mixtard 30 / 40

4. Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam).


Merupakan campuran dari insulin dan protamine,
diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan
sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar
24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ),
Ultratard
Cara pemberian insulin
• Insulin kerja singkat :
• IV, IM, SC
• Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )
• Jangan bersama darah ( mengandung enzim
merusak insulin )
• Insulin kerja menengah / panjang :
• Jangan IV karena bahaya emboli.
• Pemberian insulin secara sliding scale
dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien
dan tepat karena didasarkan pada kadar gula
darah pasien pada waktu itu. Gula darah
diperiksa setiap 6 jam sekali.
Dosis pemberian insulin tergantung
pada kadar gula darah, yaitu :
Gula darah
< 60 mg % = 0 unit
< 200 mg % = 5 – 8 unit
200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
300 – 350 mg% = 20 unit
> 350 mg% = 20 – 24 unit
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat
dijadikan tempat menyuntikkan insulin.

• Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan


di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat.
• Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah,
hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
• Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat
adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan
lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak-
gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang
sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
• Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang
sama dapat merangsang terjadinya
perlemakan dan menyebabkan gangguan
penyerapan insulin. Daerah suntikkan
sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari
daerah sebelumnya.
• Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama
satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang
lain.
Untuk mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikkan
dapat ditempuh usaha-usaha sebagai berikut

 Menyuntik dengan suhu kamar


 Pastikan bahwa dalam alat suntik tidak terdapat
gelembung udara
 Tunggulah sampai alkohol kering sebelum menyuntik
 Usahakanlah agar otot daerah yang akan disuntik tidak
tegang
 Tusuklah kulit dengan cepat
 Jangan merubah arah suntikkan selama penyuntikkan
atau mencabut suntikan
 Jangan menggunakan jarum yang sudah tampak tumpul
Penyimpanan Insulin Eksogen
Bila belum dipakai :
• Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan
sampai beku), di dalam gelap (seperti di
lemari pendingin, namun hindari freezer.
Bila sedang dipakai :
• Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk
menyimpan selama beberapa minggu, tetapi
janganlah terkena sinar matahari.
• Sinar matahari secara langsung dapat
mempengaruhi percepatan kehilangan aktifitas
biologik sampai 100 kai dari biasanya.
• Suntikkan dalam bentuk pena dan insulin dalam
suntikkan tidak perlu disimpan di lemari
pendingin diantara 2 waktu pemberian suntikkan.
• Bila tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah
insulin eksogen di tempat yang teduh dan gelap.
Efek samping penggunaan insulin
• Hipoglikemia
• Lipoatrofi
• Lipohipertrofi
• Alergi sistemik atau lokal
• Resistensi insulin
• Edema insulin
• Sepsis
• THANKS

Anda mungkin juga menyukai