Manusia Dan Alam Semesta
Manusia Dan Alam Semesta
Aktivitas Gempa:
• Jika lebih besar, terjadi bencana terus menerus bagi makhluk
hidup.
• Jika lebih kecil, sumber makanan di dasar laut tidak bisa
menyebar di dalam air. Akibatnya, kehidupan di laut dan
samudra serta seluruh makhluk di bumi akan terancam.
Sudut Kemiringan Bumi:
• Sumbu bumi memiliki kemiringan 23 derajat terhadap bidang orbit.
Sudut kemiringan inilah yang memungkinkan terjadinya musim-
musim. Jika sudut ini lebih besar atau lebih kecil, perbedaan
temperature antar-musim akan menjadi ekstim dengan musim
panas yang terik taktertahankan dan musim dingin membekukan.
Ukuran Matahari:
• Firman Allah:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab
neraka."(QS. Ali 'Imran/3: 190-191).
Penciptaan Manusia
• Sungguh terdapat banyak hal yang dapat membuat
manusia beriman kepada Allah SWT. Bahkan seluruh alam
semesta beserta isinya, jika manusia mau menggunakan
akalnya, pastilah mereka beriman kepada Allah (3:190-191).
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa,
menjadi ayat-ayat (tanda-tanda) yang amat penting bagi
manusia untuk mengakui adanya Pencipta Alam Semesta,
yaitu Allah SWT.
Manusia
Jasmani: Ruhani:
Makan, minum, Ketengan hati (jiwa).
“Ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia
pakaian, tempat itu ada segumpal daging. Jika segumpal
tinggal, seks, sehat, daging itu baik, maka akan baiklah seluruh
udara yang segar, jasadnya. Jika segumpal daging itu rusak,
maka akan rusaklah seluruh jasadnya,
keamanan dan lain- ketahuilah bahwa ia adalah hati.”(HR.
lain. Bukhari dan Muslim).
• Namun ketenangan hakiki itu tidak akan bisa diperolehnya tanpa
diri manusia itu sendiri mengenal pemilik ruh, yaitu Allah SWT.
Manusia tidak akan mampu mengenal Allah SWT tanpa wahyu
(Agama). Bahkan manusia tidak akan tahu untuk apa hidup di
dunia ini dan ke mana manusia akan pergi.
• Mengenal Allah sesungguhnya merupakan fitrah manusia,
karena ruh manusia berasal dari Allah. Dan ruh itu telah
mengakui Allah sebagai Tuhannya pada saat ruh ditiupkan Allah
ke dalam bayi yang telah berusia 120 hari ( 4 bulan) dalam
kandungan ibundanya. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
• “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),
Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)".(QS. Al-A’raaf/7: 172).
2 Kebutuhan Terhadap Agama
• Penjelasan tersebut di atas sebenarnya menunjukkan bahwa
manusia itu membutuhkan Agama. Mengapa? Karena Agama
memberikan jawaban pasti terhadap kebutuhan yang sangat
dihajatkan manusia, baik kebutuhan ruhani maupun jasmani.
• Karena itu dusta jika ada manusia tidak membutuhkan Agama.
Tanpa Agama, kehidupan di muka bumi ini akan hancur. Sebagai
bukti, kini kerusakan terjadi di mana-mana, kekejian dan
kezhaliman merajalela akibat manusia amenjauhi agama.
• Dari sisi ruhani, Agama mengenalkan kepada manusia tentang
Tuhannya yang sebenarnya, yaitu Allah SWT (QS. 21: 25 & 29,
QS. 2: 255). Tuhan Yang Maha Benar inilah sesungguhnya yang
dicari oleh ruhani manusia sehingga apabila ia telah mengenal-
Nya ia akan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan yang
hakiki. Bukan hanya itu, manusia pun akan tahu dari mana ia
berasal, untuk apa ia diciptakan di muka bumi ini dan ke mana
sebenarnya ia akan kembali.
• Dari sisi jasmani, Agama mengenalkan konsep hidup
yang benar, baik dalam hidup beragama,
bermasyarakat dan bernegara.
• Konsep hidup yang benar tersebut membimbing
manusia menuju kehidupan yang sejahtera dan damai
(QS. 5: 16,QS. 16: 97, QS. 34: 15). Mengapa demikian?
• Karena Agama yang benar (Al-Haqq) itu datang dari
Allah SWT yang menciptakan manusia dan alam
semesta, maka Dia-lah yang Maha Tahu bagaimana
membangun kehidupan yang benar, baik dan maslahat.
• Manusia yang telah mengenal Allah SWT dengan benar
pasti ia akan tunduk kepada Agama-Nya. Manusia yang
tunduk kepada-Nya pasti bahagia di dunia dan di
akhirat.
BAB II
Agama Islam
• Pengertian Agama
• Kata agama berasal dari bahasa Sanskerta. Menurut suatu pendapat ia
terdiri dari kata-kata: a = tidak, dan gama = kacau atau kocar-kacir. Agama
pada hakikatnya memang mengajarkan kehidupan yang baik dan teratur.
• Ada yang mengartikan agama sebagai teks/kitab suci dan juga tuntunan.
Memang agama itu memiliki kitab suci yang bersisi aturan-aturan hidup.
• Dalam bahasa Arab dipakai kata Din. Menurut Prof M. Naquib Al-Attas,
mempunyai banyak arti, yaitu: Kepatuhan, kekuasaan yang bijaksana,
keadaan berhutang dan kecenderungan alamiah. Dalam bahasa Semit
berarti undang-undang atau hukum.
• Al-Quran mengungkapkan kata din dengan berbagai derivasinya, yakni
mengandung makna antara lain: Pembalasan (1:4), agama
(3:83/9:29/109:9), aturan (98:5), undang-undang (12:76), ketundukan
atau kepatuhan (4:125), dan hutang (4:11).
• Agama berarti sebuah system nilai, aturan-aturan yang diyakini
kebenarannya oleh manusia serta diyakini sebagai jalan untuk mencapai
keselamatan dan kedamaian hidup.
1. Unsur-unsur Agama
• Unsur-unsur penting dalam agama adalah:
• Kekuatan ghaib; dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan
larangannya.
• Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan di akhirat
tergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan ghaib yang
dimaksud.
• Respons yang bersifat emosional dari manusia; bisa berbentuk perasaan
takut dan atau cinta, kemudian mengambil bentuk pemujaan,
penyembahan/pengabdian serta cara hidup tertentu.
• Paham adanya yang quddus (sacred) atau suci; dalam bentuk kekuatan
ghaib, kitab dan tempat-tempat tertentu dan lain-lain.
2. Ruang Lingkup Agama
• Ruang lingkup agama mencakup tiga tatanan utama yaitu:
• Tata keyakinan atau credial.
• Tata peribadatan/ritual, yaitu aturan-aturan tentang hubungan ritual
manusia dengan Dzat yang diyakin.
• Tata aturan, kaidah atau norma yang mengatur hubungan manusia
sesama manusia dan manusia dengan alam.
3. Sejarah Agama
• Pada awalnya tuntunan Agama yang benar dari Allah
SWT sudah ada, yakni tuntunan yang diberikan Allah
kepada Nabi Adam as ketika beliau turun ke bumi,
sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
• “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. Kami berfirman: ‘Turunlah kamu semuanya
dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati’.”(QS.
Albaqarah/2:37-38)
• Namun anak turun Adam kemudian melupakan tuntunan Allah SWT
yang diberikan kepada Nabi Adam as. sehingga petunjuk Allah SWT
tersebut hilang. Lalu manusia yang secara fitrah memang dibekali
jiwa ketuhanan mencari Tuhannya dan petunjuk-petunjuk Tuhan.
• Karena keterbatasan akal manusia, mereka mencari Tuhan
berdasarkan akal mereka dan keyakinan-keyakinan batin mereka.
Dalam perkembangan berikutnya dan dalam kurun waktu yang
lama serta dipengaruhi oleh tempat dan lingkungan yang berbeda,
maka muncul agama-agama yang disebut dengan Agama Budaya.
• Demikian pula pada setiap zaman dan kaum, Allah SWT mengutus
para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia,
mengajak mereka mengabdi kepada Allah dan menjauhi
syirik/thaghut (QS. A-Nahl/16: 36).
• Tetapi ajaran para Nabi dan Rasul Allah itu pun kemudian ada yang
diselewengkan dan dilupakan sehingga hilang keasliannya. Kecuali
Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw, hingga sekarang
masih terjaga keasliannya. Agama yang dibawa para Nabi dan Rasul
itu sering disebut sebagai Agama Wahyu.
II. Pengertian Islam
• Kata Islam merupakan bentuk dasar
(mashdar/infinitive) dari kata aslama-yuslimu yang
berarti “memelihara dalam keadaan selamat/damai”
atau “menyerahkan diri, tunduk, patuh atau taat,
damai”. Kata aslama berakar dari kata salima yang
berarti selamat, sentosa, damai.
• Secara sederhana Islam adalah ketentuan-ketentuan
Allah, berupa takdir dan sunnah-Nya terhadap semua
makhluk ciptaan-Nya agar terpelihara dengan baik
sehingga semua berjalan selamat-sentosa.
• Berdasarkan istilah tersebut maka kata Islam
mengandung dua pengertian: Pertama, Islam sebagai
Sunnatullah dan kedua Islam sebagai dinullah.
Islam sebagai sunnatullah, berarti seluruh alam tyunduk
kepada aturan Allah, Perhatikan Firman Allah:
• “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya),
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan/25: 2)
• “Sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah
terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati
perubahan pada sunnah Allah.”(QS. Al-Ahzab/33: 62).
• “Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah
mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran/3: 83)
• “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang
ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?
dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan
Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
(QS. Al-Hajj/22: 18)
• Islam resmi menjadi nama Agama Allah setelah Nabi
Muhammad saw diutus oleh Allah SWT sebagai nabi
terakhir. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
”...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu...”(QS. Al-
Maidah/5:3).
• Fungsi Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw
terhadap Agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu ada
tiga:
1. Membenarkan ajaran mereka.
2. Meluruskan ajaran-ajaran yang diselewengkan oleh
pengikutnya.
3. Menyempurnakan ajaran-ajaran yang lalu, karena
merupakan Agama terakhir, berlaku untuk seluruh umat
manusia dan untuk sepanjang zaman.
• Maka definisi Agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad dapat didefinisikan sebagai berikut:
Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw untuk diteruskan kepada seluruh
umat manusia, sebagai Agama yang paling benar
dan sempurna,yang diterima dan diridhai oleh
Allah, menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang di
dalamnya mengandung ketentuan keimanan,
syrai’ah dan akhlak yang dapat membentuk
pribadi yang paling mulia dan menjamin
pengikutnya selamat di dunia dan di akhirat.
• Dari definisi tersebut dapat disimpulkan:
1. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah
untuk seluruh manusia (QS. Saba/34:28).
2. Merupakan rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiyaa/21: 102).
3. Agama yang paling benar. Dan sebuah agama dapat teruji
kebenarannya jika;
a) telah diuji keaslian kitabnya,
b) kebenaran isinya,
c) tidak saling bertentangan,
d) sesuai dengan fitrah manusia,dan
e) kesesuaiannya dengan ilmu pengetahuan.
4. Agama yang paling sempurna.
5. Agama tauhid yang tercermin dalam keimanan, syari’ah dan
akhlak.
1. Agama yang menjamin keselamatan kepada para pemeluknya baik
di dunia maupun di akhirat.
III. Karakteristik Agama Islam
1. Islam , agama dari Allah SWT yang paling maslahat (QS. Al-Mulk/67:14)
2. Islam menjelaskan awal dan akhir kehidupan serta tujuan penciptaan (QS. 4:1,
QS. 20:55, QS.51:56).
3. Islam adalah Agama Fitrah,(QS. 30:30, QS. 39:9, QS. 3:190-191).
4. Islam adalah ilmu syar’i yang mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya
ke derajat yang paling tinggi.(QS. 58:11).
5. Allah SWT menjamin kebahagiaan dunia-akhirat bagi yang mengikuti
petunjuknya(QS. An-Nuur/24:55).
6. Dalam Agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika.
7. Syari’at Islam paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling tepat
memberikan solusi, memperhatikan kemaslahatan dan memperhatikan hak-hak
manusia.
8. Islam adalah agama yang fleksibel, mudah dan cocok untuk di segala zaman.
9. Islam adalah agama cinta dan kasih sayang,.(QS. 49:10).
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.(QS. 94:7-8,QS.9:105).
11. Islam itu sangat jelas dan mudah.
12. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
13. Islam menjaga kesehatan.
14. Islam seiring dengan penemuan ilmiah.
15. Islam agama dakwah.
IV.Salah Paham terhadap Islam
Meskipun Agama Islam sebagai Agama yang paling benar dan
kitabnya masih asli, tetapi kenyataannya kenyataannya masih
banyak umat Islam yang salah paham terhadap Agama Islam
sehingga mereka mudah terlibat kedalam aliran dan paham-paham
sesat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal itu bisa terjadi karena:
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam) dan mengingkari
rukun Islam yang 5 (lima).
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan syar'i (al-
Qur`an dan as-Sunnah).
3. Meyakni turunnya wahyu setelah al-Qur`an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Qur`an.
5. Menafsirkan al-Qur`an tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh syari'ah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat
fardhu tidak 5 (lima) waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i, seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.