OBAT
Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt.
TOPIK KULIAH
BAHAN BAKU SEDIAAN FITOFARMASI :
• SIMPLISIA
– Pembuatan simplisia
– Kontrol kualitas simplisia
• EKSTRAK
– Pembuatan ekstrak
– Kontrol kualitas ekstrak
MATERI KULIAH
• Budidaya tanaman obat (GAP)
• Pengumpulan tanaman obat (GCP)
Quality Control of Herbal Medicines
(Bandaranayake, 2006)
BAHAN BAKU SIMPLISIA
NABATI
• Tumbuhan Liar
– tumbuh dengan sendirinya di hutan/tempat
lain, atau sengaja ditanam dengan tujuan lain,
misal: sbg tanaman hias, tanaman pagar,
tetapi bukan untuk simplisia
• Tanaman Budidaya
– sengaja ditanam untuk tujuan produksi
simplisia
– kebun, tumpang sari, TOGA
(Depkes , 1985)
Tumbuhan Liar
• Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan
yang dipanen tidak tepat dan berbeda-beda
• Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen
seringkali kurang diperhatikan sehingga
simplisia yang diperoleh tidak sama
• Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda,
sering mengakibatkan perbedaan kadar
kandungan senyawa aktif
Tanaman Budidaya
• Bahan baku dari tanaman budidaya
variasi lebih kecil daripada bahan baku
dari tumbuhan liar
• Senyawa aktif pada tanaman budidaya
lebih mudah dimonitor waktu panen
optimum
• Ketidakajegan kualitas karena kondisi
lingkungan yg bervariasi dapat
dikendalikan disisihkan/disortir
WHO Guidelines on good
agricultural and collection practices
for medicinal plants
GAP GCP
GACP
(WHO, 2003)
Good agricultural practices
(GAP)
A. Identification/authentication of
cultivated medicinal plants
B. Seeds and other propagation
materials
C. Cultivation
D. Harvest
E. Personnel
A. Identification/authentication
of cultivated medicinal plants
• Selection of medicinal plants
• Botanical identity
• Specimens
Pemilihan tanaman obat
• Spesies/varietas untuk penanaman harus
sesuai farmakope atau dokumen lain yg
mengikat
Misal: FI, EFI, MMI, dll.
• Jika tidak tersedia data, dapat mengacu pada
farmakope atau dokumen negara lain
Misal: USP, BP, BHP, EP, dll.
Identitas botani
• Nama ilmiah tanaman obat harus dicatat
& diverifikasi (genus, species,
subspecies/variety, author dan family)
• Nama lokal, nama umum harus dicatat
• Informasi lain yg relevan juga perlu dicatat
(cultivar name, ecotype, chemotype atau
phenotype)
Spesimen
• Jika ada keraguan identitas botani
voucher botanical specimen
didaftarkan ke herbarium nasional
• Jika perlu, pola gen (genetic pattern)
dibandingkan dgn spesies otentik
• Identitas botani dilampirkan dlm
registrasi
B. Benih & media pembibitan lainnya
Ketinggian
Sifat fisika,
kimia &
Lama
penyinaran
biologi Nutrisi
tanaman
obat
1. Suhu
• Kondisi kering (curah hujan atau irigasi
) pe biosintesis minyak atsiri
– Lavandula spica, Cymbopogon citratus, dll.
• Papaver somniferum budidaya pada
kondisi kering kandungan alkaloid me
14%
2. Curah Hujan
Musim hujan alkaloid
• Alkaloid tropan pd Datura stramonium,
Hyoscyamus niger me pd musim hujan
• Alkaloid kinin pada Cinchona sp tidak terbentuk
pd musim hujan
• Curah hujan tinggi kelembaban relatif
jamur Pleospora pe alkaloid secara
signifikan pada P. somniferum & P. bracteatum
3. Lamanya Penyinaran
• Mentha piperita yg
tumbuh di lokasi dgn
penyinaran sepanjang
hari senyawa mayor:
menton, mentol,
mentofuran ; penyinaran
½ hari mentofuran
Kadar
Lingkungan Umur
tumbuh senyawa tanaman
aktif
Waktu
panen
(Depkes, 1985)
Atropa belladona hiosiamina
• Awal : akar
• Tahun I: batang yg masih hijau
• Tahun II: batang (berlignin), daun
• Berbunga: pucuk daun
• Berbuah:
• Buah makin tua:
Pedoman pemanenan
(Depkes, 1985)
21/H3.1.5/D
A Cibodas (Java) 1325.0 17.4-24.3 2500.00 B
T/2013
15/H3.1.5/D
B Gempol (Java) 314.0 24.0-35.0 139.18 E
T/2012
Surabaya 17/H3.1.5/D
C 8.0 23.6-33.8 165.30 D
(Java) T/2012
Surabaya 22/H3.1.5/D
D 8.0 23.6-33.8 165.30 D
(Java)b T/2013
Purwodadi 19/H3.1.5/D
E 323.0 24.0-32.0 2000.00 C
(Java) T/2012
18/H3.1.5/D
F Pacet (Java) 700.0 24.0 2343.00 C
T/2012
Makassar 20/H3.1.5/D
G 6.0 26.5-28.5 275.90 D
(Sulawesi) T/2013
a
Data were obtained from Provincial Irrigation Service, Surabaya (East Java)
(January 15, 2013)
b
The plants are originated from Papua and growing in Surabaya
Metabolite Profiling from different locations
(Ningsih et al., 2015)