Anda di halaman 1dari 14

Assalamualaikum

Pengantar Pendidikan
Ranisa Junita, S.Pd, M.Pd

Memahami Aliran atau Pandangan Klasik Dalam Pendidikan

Kelompok 5
Vira Ramadani : A1C218023
Frianti Silitonga : A1C218086
ALIRAN ATAU PANDANGAN KLASIK
PENDIDIKAN
A. Pengertian Aliran Atau Pandangan Pendidikan

Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran


yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori”
dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan
hipotesis -hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan
kebenaran-kebenaran melalui eksperimentasi dan observasi
serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya.
Dengan demikian, “teori” dalam arti pertama terbatas pada
penjelasan mengenai persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan batas-batas ilmiah. Kedua, “teori” menunjuk kepada
bentuk asas-asas yang saling berhubungan yangmengacu
kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya
mencangkup pemindahan- pemindahan eksplanasi fenomena
yang ada, namun termasuk di dalamnya mengontrol atau
membangun pengalaman.
B. Macam-macam Aliran Atau
Pandangan Pendidikan
1. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan
pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari
dunia sekitarnya. Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-
stimulan dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa
dalam bentuk program pendidikan. Tokoh utama aliran ini adalah
filsuf Inggris bernama John Lock yang mengembangkan paham
Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini mengatakan bahwa anak
yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang
kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa” (a
blank sheet of paper).
Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak
yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran
ini anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan
pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh
karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan orang dewasa yang memberikan warna
pendidikannya. Menurut pandangan Empirisme (atau dikenal
juga sebagai environmentalisme), pendidikan memegang
peranan yang sangat penting sebab pendidikan menyediakan
lingkunganyang sangat ideal kepada anak-anak. Lingkungan
itu akan diterima oleh anak sebagai sejumlah pengalaman
yang kesemua pengalaman itu telah disesuaikan dengan
tujuan pendidikan.
2. Nativisme
Paham ini menentang paham Empirisme yang
dikemukakan John Lock. Nativs (dari bahasa latin) memiliki
arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang
filsuf Jerman Schopenhauer (1788-1860), dikatakan bahwa
anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan
atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya
masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada
pula yang buruk. Oleh karena itu, menurut paham
ini perkembangan anak tergantung dari pembawaannya sejak
lahir. Berdasarkan aliran ini,keberhasilan pendidikan anak
ditentukan oleh anak itu sendiri. Aliran ini pun berkeyakinan
bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan
sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
3.Naturalisme
Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J.
Rousseaue yang muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin
memiliki makna Alam. Berbeda dengan Schopenhaeuer, Rousseaue
berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya
memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat
pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh
lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat di sekitar dimana anak
tumbuh dan berkembang. Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini
dikenal juga dengan sebutan Negativisme. Selanjutnya Rousseaue
mengatakan, anak yang telahir dalam keadaan baik tersebut biarkan
berkembang secara alami. Ini artinya bahwa perkembangan anak yang
dipengaruhi oleh pendidikan apakah pendidikan di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat sebagai urun rembuk orang-orang dewasa
malah akan merusak pembawaan anak yang baik.
4.Konvergensi
Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran
Konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli
ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa
seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan
pembawaan buruk. Ia pun mengakui bahwa proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat
penting. Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang
dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya lingkungan yang sesuai dengan perkembangan
bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit
mengembangkan potensi anak secara optimal apabila tidak
terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang
diharapkan anak tersebut.
5. Aliran Progresivisme

Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini


berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-
kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta
mengatasi masalahyang bersifat menekan, ataupun masalah-
masalah yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini
memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan
kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia
mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.Manusia
memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan
masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama
pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta
didiknya.
6. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh
Giambatista Vico, seorang epistemiolog Italia. Ia
dipandang sebagai cikal bakal lahirnya
konstruktivisme. Ia mengatakan bahwa Tuhan
adalah pencipta alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti
mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya
Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu
karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Manusia
hanya dapat mengetahui sesuatu yang
dikonstruksikan
Rekrontuksioinisme
• Rekontruksionisme berpandangan bahwa sekolah semestinya
diabdikan kepada pencapaian tatanan demokratis yang mendunia.
Aliran ini percaya bahwa teori pada puncaknya tak terpisahkan
dari latar belakang dalam suatu era kesejarahan terntentu. Pikiran,
dengan begitu,adalah sebuah keluaran atau produk dari
kehidupan disebuah masyarakat tertentu di suatu waktu (O`Neil,
2002:23). Aliran ini bercita cita untuk mewujudkan suatu dunia
dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau
subordinat kedaulatan dan otoritas internasional. Aliran ini juga
bercita cita mewujudkan dan melaksanakan satu sintesis, yaitu
perpaduan ajaran agama(Kristen) dengan demokrasi dan teknologi
modern, serta seni modern didalam satu kebudayaaan yang dibina
bersama sama oleh bangsa bangsa dunia ( indra, 1994: 140)

c.Kesimpulan
Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaruan pendidikan. Pemikiran tentang pendidikan sejak
dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang.
Aliran / gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh
dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu
setiap calon tenaga kependidikan, harus memahami berbagai
aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak
dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu. Dari
aliran – aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan
bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab
penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi
dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki
dasar – dasar pemikiran sendiri.
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai