Anda di halaman 1dari 11

KONFLIK DALAM

HEALTH CARE SETTING


Disusun Oleh:
 Dian Alvionita
 Ega Indah Sari
 Magfirah Aslam
A. Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan
yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk
tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik)
sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah
hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal
positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Fisher dkk (2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum
dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan.

1. Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras. 


2. Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui
persetujuan damai.
3. Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan
dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
4. Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun
hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang
bermusuhan.
5. Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik
yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan
menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam


mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap
sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan
penyelesaian konflik.
B. Teori-teori Konflik
Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:
 Teori hubungan masyarakat
 Teori kebutuhan manusia
 Teori negosiasi prinsip
 Teori identitas
 Teori kesalahpahaman antarbudaya
 Teori transformasi konflik
DEFINISI KONFLIK

Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa jadi disebabkan oleh perbedaan pandangan dan setting
dimana konflik terjadi. Dibawah ini bisa terlihat perbedaan definisi tersebut:
Conflict is a process in which one party perceives that its interests are being opposed ora negatively
affected by another party . Konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa pihak yang
berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan .

Konflik adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih banyak anggota organisasi atau kelompok, karena
harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status,
tujuan, penelitian, atau pandangan yang berbeda. Para anggota organisasi atau sub-unit yang sedang
berselisih akan berusaha agar kepentingan atau pandangan mereka mengungguli yang lainnya .
Konflik merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut
persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh
kedua belah pihak .
Konflik adalah perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain,
prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu
yang ada kaitan dengan dirinya atau hanya jika ada kegiatan yang tidak cocok .
PANDANGAN MENGENAI KONFLIK

Terdapat tiga pandangan mengenai konflik, yaitu:


1) Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik
dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini,
konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality.

2) Pandangan Hubungan Manusia (The Human Relations View). Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan
peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga
bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.
3) Pandangan Interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas
dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis,
tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan
pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-
critical), dan kreatif.
SUMBER KONFLIK

Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Agus M. Hardjana


mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik , yaitu:
1. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikas.
2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang.
3. Rebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan
jabatan.
4. Masalah wewenang dan tanggung jawab.
5. Penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama
6. Kurangnya kerja sama.
7. Tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada.
8. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan.
9. Pelecehan pribadi dan kedudukan.
10. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak
jelas tentang apa yang diharapkan darinya.
B. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya

Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik,


Stoner membagi konflik menjadi lima macam , yaitu:
1. Konflik dalam diri individu (conflict within the individual).
2. Konflik antar-individu (conflict between individuals).
3. Konflik antara individu dan kelompok (conflict between
individuals and groups).
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict
among groups in the same organization).
5. Konflik antar organisasi (conflict among organizations).
PENERAPAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI

Upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena setiap
jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Perubahan
institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada
perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan
pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik. Di samping itu, jika konflik
tidak ditangani secara baik dan tuntas, maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya,
dan menegangkan hubungan antara orang-orang yang terlibat.

Untuk itulah diperlukan upaya untuk mengelola konflik secara serius agar
keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu. Stoner mengemukakan tiga cara dalam
pengelolaan konflik, yaitu:

1. Merangsang konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena
tingkat konflik yang terlalu kecil.
2. Meredakan atau menumpas konflik jika tingkatnya terlalu tinggi atau kontra-produktif
3. Menyelesaikan konflik.
JENIS KONFLIK

A. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi


Jenis konflik ini disebut juga konflik intra keorganisasian. Dilihat dari posisi
seseorang dalam struktur organisasi, Winardi membagi konflik menjadi empat
macam. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki
kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan
bawahan.
2. Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjadi antara mereka yang memiliki
kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar
karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
3. Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang
biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya
berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
4. Konflik peranan, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih
dari satu peran yang saling bertentangan.
SEKIAN&&TERIMA
SEKIAN TERIMAKASIH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai