An
Oleh : Gita Millati Azka
Kepaniteraan Klinik Senior
Bag. Anestesi RSUD Raden Mattaher
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2017
Anestesiologi pemberian anestesi,
penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian
bantuan hidup dasar, pengobatan intensif
pasien gawat, terapi inhalasi dan
penanggulangan nyeri menahun.
Pada operasi TURP dilakukan anestesi
spinal
Nama : Tn. M
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
BB : 66 Kg
Agama : Islam
Alamat : RT 20 Talang Bakung
Tanggal masuk : 26 Mei 2017
Buang air kecil tidak puas sejak ± 2
tahun
Paru-Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : tactil
fremitus simetris Jantung
Perkusi : sonor di
kedua lapangan Auskultasi : BJ I dan II
paru Reguler, Murmur (-),
Auskultasi : vesikuler Gallop (-)
(+/+) normal, ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
8
Abdomen
Inspeksi :
Datar
Auskultasi : Bising
usus (+) normal
Palpasi : , nyeri
tekan (-), nyeri lepas
(-) organomegali (-) Ekstremitas
Perkusi : Timpani di Akral hangat, CRT <
keempat kuadran 2 dtk,
9
Darah lengkap
• Hb : 12,4 gr/dl
• Lekosit : 6.200 /ml
• Hematokrit : 37,7 %
• Eritrosit : 4,04 juta/ mm³
• Trombosit : 233.000/ mm³
• SGOT : 20 u/l
• SGPT : 16 u/l
• Ureum : 32,9 mg/dl
• Kreatinin : 1,2 mg/dl
22
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relative
Pasien menolak Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)
Infeksi pada tempat suntikan Infeksi sekitar tempat suntikan
Hipovolemia berat, syok Kelainan neurologis
Koagulopati atau mendapat Kelainan psikis
terapi antikoagulan Bedah lama
Tekanan intrakranial meninggi Penyakit jantung
Fasilitas resusitasi minim Hipovolemia ringan
Kurang pengalaman atau tanpa Nyeri pinggang kronis
didampingi konsultan
anesthesia
23
24
Lidokaine (xylobain, lignokain) 2%: berat jenis 1.006, sifat
isobarik, dosis 20-100mg (2-5ml)
25
26
27
Hipotensi berat
Bradikardia
Hipoventilasi
Trauma pembuluh darah
Trauma saraf
Mual-muntah
Gangguang pendengaran
Blok spinal tinggi atau spinal total.
28
Kunjungan pra anestesia dilakukan
kurang dari 24 jam sebelum operasi,
untuk memberi penjelasan mengenai
masalah pembedahan dan anestesi yang
dilakukan penilaian tentang keadaan
pasien secara umum
Dimana didapatkan keadaan pasien
secara umum baik.
Berdasarkan The American Society of
Anesthesiologists (ASA), pasien Tn. M
merupakan ASA II
Pasien Tn.M, 75 tahun, dirawat dengan
diagnosa BPH. Tatalaksana pada pasien
ini adalah dengan tindakan TURP.
Pada saat kunjungan pemeriksaan
(anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang), didapatkan
status fisik pada pasien ini adalah ASA
II, yaitu pasien dengan penyakit
sistemik ringan atau sedang tanpa
pembatasan aktivitas.
Sebagai obat premedikasi, yaitu:
ondansentron 4 mg, ranitidin 50 mg
Induksi regional. Induksi pada pasien ini
dengan injeksi Bupivacain 0,5 %
(hiperbarik) 20 mg.
Kebutuhan total cairan pada pasien ini,
yaitu 1749 ml selama operasi, terdiri
dari jumlah cairan pengganti puasa 924
ml, maintenance 132 ml, stress operasi
369 ml dan perdarahan 300 ml. pada
jam I dibutuhkan 990 ml, jam II 759 ml.
Cairan yang telah masuk adalah RL
sebesar 990 cc. Kebutuhan cairan pada
pasien ini tercukupi.
Pasien bernama Tn. M didiagnosis BPH dan pada
pemeriksaan penunjang didapatkan status ASA
II, sebab penyakit yang dideritanya merupakan
penyakit sistemik ringan sampai sedang, yang
tidak mengganggu aktifitas rutinnya.
Selama proses berlangsung baik dari proses pre
anestesi maupun sampai akhir proses anestesi
berlangsung tidak ditemukan penyulit. Pre
anestesi dilakukan tanggal 30 Mei 2017. Operasi
dan anestesi pada tanggal 31 Mei 2017 pada
pikul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.45
WIB dengan operator dr. Hendra, Sp.U dengan
ahli Anestesi dr. Sulistyowati, Sp. An
Selama operasi baik pada saat premedikasi
maupun medikasi selama sampai proses anestesi
selesai tidak ditemukan penyulit. Dosis yang
diberikan pada saat proses anestesi sesuai dosis.
Efek samping pemberian obat minimal tanpa
ada permasalahan yang berarti.
Setelah selesai proses anestesi pasien langsung
pindah ke ruang recovery, kesadaran pasien
compos mentis dan tanda vital baik. Alderate
score 9. Pukul 10.30 WIB pasien dipindahkan ke
ruangan kelas III. Dapat disimpukan proses
anestesi berlangsung baik tanpa ditemukan
komplikasi.
Snell RS. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2007
Latief s, Suryadi KA, Dahlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi.
Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Indonesia. 2001. Hal 30-45.
Sadikin, Z.D. & Elysabeth. Anestetik Umum. Dalam: Farmakologi
dan Terapi. G.G, Sulistia. Ed. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2009. Hal: 122-160.
S.M, Darto. & Thaib, R. Obat Anestetik Intravena. Dalam:
Anestesiologi. Muhiman, M. Thaib, . Eds.Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif FKUI. Jakarta: FKUI. 1989. Hal: 65-71.
Keat S, Bate ST, Bown A, dan Lanham S. Anaesthesia On The Move.
Matthews P, editor. Jakarta: Indeks. 2013.
Jong, Wime De, Sjamsuhidayat, R, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi
Revisi, EGC, Jakarta, 1998, Hal : 664-670
Sabiston D.C, Fr, Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1992, Hal :
262